HELMINTHES
HELMINTHES
HELMINTHES
1. Platyhelminthes
A. Ciri Tubuh
C. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan cacing pipih disebut sistem gastrovaskuler,dimana peredaran
makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem pencernaan cacing pipih dimulai dari
mulut,faring,dan dilanjutkan ke kerongkongan. Dibelakang kerongkongan ini terdapat usus
yang memiliki cabang keseluruh tubuh. Dengan demikian,selain mencerna makanan usus
juga mengedarkan makanan keseluruh tubuh.
Selain itu cacing pipih juga melakukan pembuangan sisa makanan melalui mulut
karena tidak memiliki anus. Cacing pipih tidak memiliki sistem transpor karena
makanannya diedarkan melalui sistem gastrovaskuler. Sememtara itu,gas O2 dan CO2
dikeluarkan dari tubuh melalui proses difusi.
D. Sistem Syaraf
Ada beberapa macam sistem syaraf pada cacing pipih. Sistem syaraf tangga tali
merupakan sistem syaraf yang paling sederhana. Pada sistem tersebut,pusat susunan saraf
yang disebut sebagai gaylion otak terdapat dibagian kepala dan berjumlah sepasang. Dari
kedua gaylion otak tersebut keluar tali saraf sisi yang memanjang dibagian kiri dan kanan
tubuh yang dihubungkan dengan serabut saraf melintang.
Pada cacing pipih yang paling tinggi tingkatannya,sistem saraf dapat tersusun dari sel
saraf(neuron)yang dibedakan menjadi sel saraf sensorik(sel pembawa sinyal dari indra ke
otak),sel saraf motor(sel pembawa dari otak ke efetor),dan sel asosiasi(perantara).
E. Indera
Beberapa jenis cacing pipih memiliki sistem penginderaan berupa oseli,yaitu bintik
mata yang mengandung pigmen peka terhadap cahaya. Bintik mata tersebut biasanya
berjumlah sepasang dan terdapat dibagian anterior(kepala). Seluruh cacing pipih memiliki
indera peraba dan sel kemoresptor diseluruh tubuhnya. Beberapa spesies juga memiliki
indera tambahan berupa aurikula(telinga),statusista(pengatur keseimbangan),dan
reoreseptor(organ untuk mengetahui arah aliran sungai). Umumnya, cacing pipih memiliki
sistem osmoregulasi dan di sebut protonefridiah. Sistem ini terdiri dari saluran
berpembuluh yang berakhir di sel api. Lubang pengeluaran cairan yg di milikinya di sebut
protonefridiofor yang berjumlah sepasang atau lebih. Sedangkan, sisa metabolisme
tubuhnya di keluarkan secara difusi melalui dinding sel.
F. Reproduksi
Reproduksi platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi
seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam
tubuh(internal). Fertilisasi dapat di lakukan sendiri atau pun dengan pasangan lain.
Reproduksi aseksual tidak di lakukan oleh semua platyhelminthes. Kelompok
platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah
diri(fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
G. Cara hidup dan habitat
Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup
bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa
organisme. Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya.
Habitat platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat
yang lembab. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya(endoparasit)
pada siput air, sapi, babi, atau manusia.
Platyhelminthes dapat dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu turbellaria(cacing bulu
getar), trematoda(cacing hisap), monogenea, dan cestoda(cacing pita).
- Kelas turbellaria merupakan cacing pipih yang menggunakan bulu getar sebagai
alat geraknya, contohnya adalah planaria.
- Kelas trematoda memiliki alat hisap yang di lengkapi dengan kait untuk
melekatkan diri pada inangnya karena golongan ini hidup sebagai parasit pada
manusia dan hewan. Beberapa contoh trematoda adalah fasciolla(cacing hati),
clonerchis, dan schistosema.
- Kelas cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak tercemar oleh enzim
di usus inang. Cacing ini merupakan parasit pada hewan, contohnya adalah taenia
solium dan T.saginata. spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel pada
usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan telur yang telah dibuahi
dan di dalamnya terkandung larfa yang disebut onkosfer.
2. Nemathelminthes
Nemathelminthes atau Aschelminthes adalah filum yang pernah di pakai pada
kerajaan hewan(animalia). Anggota mencakup berbagai cacing yang di kenal sebagai cacing
gilig: hewan dengan tubuh berbentuk silinder memanjang, bahkan sangat panjang
sehingga muncullah nama nemathelminthes yg berarti”cacing berkas” (dari bahasa
yunani). Tubuhnya tidak beruas-ruas.
A. Pembagian
Dari semua hewan yang di golongkan sebagai nemathelminthes terdapat 8 sampai 10
filum yang di kenal pada masa kini, yaitu:
- Acanthocephala
- Chaetognatha
- Cycliophora
- Gastrotricha
- Kinorhyncha
- Loricifera
- Nematoda
- Nematophora
- Priapulida
- Rotifera
B. Ciri tubuh
Nemathelminthes memiliki tubuh berbentuk bulat panjang seperti benang dengan
ujung-ujung yang meruncing. Cacing ini memiliki rongga tubuh semu, sehingga disebut
sebagai hewan pseudoselomata. Nemathelminthes umumnya memiliki ukuran tubuh yang
mikroskopis, namun ada pula yang mencapai panjang 1 m. Individu betina berukuran lebih
besar dari pada ukuran individu jantan.
Permukaan tubuh nemathelminthes dilapisi kutikula untuk melindungi diri dari enzim
pencernaan yang berasal dari inangnya. Kutikula ini akan semakin menguat apabila cacing
ini hidup parasit pada usus inang dari pada hidup bebas. Sistem pencernaan cacing ini telah
lengkap,terdiri dari mulut,faring,usus dan anus. Mulut terdapat pada ujung
anterior,sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa jenis ada yang memiliki
kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah dan sistem respirasi.
Cairan pseudoselom yang akan mengalirkan makanan ke seluruh tubuh dan pernapasan
akan berlangsung secara difusi melalui permukaan tubuh.
C. Cara hidup dan habitat
Nemathelminthes ada yang hidup bebas,ada pula yang parasit pada manusia.
Nemathelminthes yang hidup bebas terdapat ditanah becek dan didasar perairan,berperan
untuk menguraikan sampah organik,sedangkan yang parasit akan hidup ditubuh inangnya
dan memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dan darah dari inangnya. Hampir
seluruh hewan dapat menjadi inang bagi nemathelminthes.
D. Reproduksi
Nemathelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem
reproduksinya bersifat gonokoris,yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada
individu yang berbeda fertilisasi dilakukan secara internal. Hsil fertilisasi dapat mencapai
lebih dari 100.000 telur perhari. Saat berada dilingkungan yang tidak
menguntungkan,maka telur dapat membentuk kista untuk pelindungan dirinya.
E. Klasifikasi
Terdapat sekitar 80 ribu spesies nemathelminthes yang telah diidentifikasi dan yang
belum teridentifikasi juga sangat banyak. Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas yaitu
nematoda dan nematophora. Beberapa nematoda yang menjadi parasit pada manusia
adalah:
- Ascaris lumbricoides(cacing perut),penyebab penyakit ascariasis.