Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bunyi Jantung Normal DN Tambahn

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

Bunyi jantung normal

1. Bunyi jantung S1
S1 merupakan bunyi yang timbul bersamaan dengan denyutan arteri karotis. S1
dihasilkan dari penutupan katup mitral dan trikuspid. Katup mitral menutup lebih
cepat daripada katup trikuspid, nsmun biasanya hanya bisa terdengar satu bunyi
jantung yang menandakan dimulainya fase sistolik ventrikel jantung.
2. Bunyi jantung S2
Komponen utama dari s2 adalah menutupnya katup aorta (A2), sedangkan komponen
kedua adalah menutupnya katup pulmonal (P2). Semakin tua seseorang, S2 hanya
terdengar sebagai satu suara.

Bunyi jantung tambahan

1. Split
- Splitting S1
Kadang bisa terdengar dibatas kiri bawah sternum, ketika penutupan katup
trikuspid tertunda karena RBBB
- Splitting S2
Splitting meerupakan karakteristik dari S2 karena katup aorta dan pulmonal
menutup disaat yang bervariasi mengikuti siklus respirasi.
 Splitting fisiologis
A2 dan P2 terpisah saat inspirasi karena inspirasi memperlambat P2.
Splitting ini disebabkan karena pada saat inspirasi, aliran venous return ke
ventrikel kanan bertambah sehingga penutupan katup pulmonal melambat,
sedangkan aliran venous return ke jantung kiri, sehingga penutupan katup
aorta bertambah cepat.
 Wide physiologic splitting
Splitting yang terjadi selama inspirasi dan ekspirasi meskipun interval A2
dan P2 bertambah lebar saat inspirasi.
 Wide Fixed splitting
Splitting yang terjadi selama inspirasi dan ekspirasi, namun interval A2
dan P2 tetap konstan.
 Paradoxical splitting atau reserved splitting
Splitting yang terjadi saat ekspirasi dan menghilang saat inspirasi. Hal ini
terjadi karena komponen S2 terbalik, A2 mengikuti P2 dan seiring P2
melambat saat inspirasi, suaranya mencul bersama. Sedangkan pada saat
ekspirasi, penutupan katup pulmonal bertambah cepat sehingga semakin
menjauh dari aorta.
2. Bunyi jantung S3
Bunyi jantung S3 yaitu bunyi jantung yang terdengar saat fase awal diastolik (early
diastole), sekitar 0,12-0,18 setelah S2. Bunyi S3 memiliki nada rendah dan tumpul
(dull) atau halus. S3 dihasilkan akibat pengisian darah diventrikel kiri dari atrium kiri
yang berlangsung dengan cepat dan mendadak berhenti pada fase awal diastole. S3
dianggap fisiologis jika ditemukan pada anak dan dewasa muda hingga usia 35-40. S3
juga sering ditemukan pada kehamilan trimester akhir.
3. Bunyi jantung S4
Bunyi jantung S4 yaitu bunyi jantung yang terdengar sesaat sebelu S1, pada fase akhir
diastolik (late diastolik) atau presistolik. Bunyi S4 memiliki nada rendah dan tumpul
(dull) atau halus. S4 dihasilkan akibat kontraksi atrium yang lebih kuat dari biasanya
untuk memompakan darah ke ventrikel yang mengalami peningkatan resistensi.
Peningkatan resistensi di ventrikel mungkin terjadi karena adanya hipertropi atau
fibrosis di ventrikel. Oleh karena itu, bunyi S4 dapat juga disebut atrial gallop. Bunyi
S4 dapat ditemukan pada orang normal terutama pada atlet profesional dan orang tua.
4. Opening snap
Merupakan bunyi patologis yang keras, snapping, pendek, bernada tinggi dan
biasanya ditemukan pada fase awal diastolik. Opening snap terjadi akibat terbukanya
katup mitral yang kaku dan mendadak, oleh karena itu paling sering ditemukan pada
kasus stenosis mitral. Pada pasien dengan stenosis trikuspid juga dapat terdengar
opening snap, namun seluruh pasien tersebut juga memiliki stenosis mitral.
5. Aortic click
Bunyi yang dihasilkan karena katup aorta yang membuka secara cepat dan didapat
pada kelainan stenosis aorta.
6. Pericardial Rub
Bunyi ini didapatkan pada kasus perikarditisnkonstriktiva, terjadi gesekan antara
pericard lapis visceral dan parietal. Bunyi ini tidak dipengaruhi oleh pernapasan.
Bunyinya kasar dan dapat didengar di area trikuspidal dan apikal dan bisa terdengar
pada fase sistolik atau diastolik atau keduanya.
7. Bising jantung atau murmur
Beberapa karakteristik yang harus diperhatikan antara lain :
- Waktu
 Murmur sitolik
 Murmur early sistolik : menyamarkan bunyi S1, namun
mempertahankan S2
 Murmur midsystolik : mulai setelah bunyi S1 dan berhenti sebelum
S2, sehingga suara jantung tidak disamarkan.
 Murmur late sistolik : menyamarkan bunyi S2, namun
mempertahankan bunyi S2
 Murmur holosistolik : mulai dengan S1 dan berhenti saat S2 tanpa
adanya gap antara murmur dan bunyi jantung.
 Murmur diastolik
 Murmur early diastolik : mulai segera setelah S2, tanpa adanya
gap, namun kemudian menghilang sebelum S1
 Murmur mid diastolik : mulai tidak lama setelah bunyi S2
 Murmur late diastolik (presystolic) : mulai diakhir diastolik dan
biasanya berlangsung hingga S1.
 Murmur continuous
 Murmur yang dimulai saat sistol dan berlanjut tanpa jeda
melewati S2 hingga melewati diastol.
- Bentuk
 Crescendo : semakin keras
 Decrescendo : semakin lembut/pelan
 Crescendo-decrescendo : intensitas meningkat di awal kemudian menurun
 Plateu : memiliki intensitas yang sama disepanjang murmur
- Lokasi intensitas maksimal
Pada sela iga atau posisi yang berhubungan dengan sternum, apeks, atau pada
garis midsternal, midclavicular, atau aksilaris
- Penjalaran atau transmisi dari titik intensitas maksimal
Periksa didaerah disekitar murmur dan tentukan lokasi dimana pemeriksa juga
dapat mendengar murmur.
- Intensitas
 Derajat 1 (intensitas paling rendah)
 Derajat 2 ( intensitas rendah)
 Derajat 3 ( intensitas medium)
 Derajat 4 (intensitas medium)
 Derajat 5 (intensitas keras)
 Derajat 6 (intensitas paling keras)
- Perubahan murmur akibat maneuver hemodinamik
 Inspirasi
 Manuver valsava
 Latihan isometrik
 Posisi berjongkok (squatting)

Anda mungkin juga menyukai