Pidato Mencari Ilmu
Pidato Mencari Ilmu
Pidato Mencari Ilmu
MENUNTUT ILMU
Assalamu’aaikum wr.wb
سللممصللةم لواَل س ِ لواَل س،ستلنعييمن لعللىَ أممميونر اَلددينلياَ لواَلدديينن ِ لوبننه نل ي،ب اَيللعاَللنمييلن
اَيللحيممد ل لر د
صلحاَبننهِ نلبنيدلناَ مملحسمدد صلىَ ا عليه وسلم لولعللىَ آلننه لوأل ي،سلنييلن ف اَيلممير ل لعللىَ أل ي
شلر ن
ُ ألسماَ بليعمد؛.ساَدن نإللىَ يليونم اَلددييننلواَلستاَبننعييلن لولمين تلبنلعمهيم بنإ نيح ل
Robbi srahli sodri wa yasirli amri wakhlul nguqdataimmilisani yafkhahul khauli..........
Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat
Allah SWT. Yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa
bertatap muka di tempat yang cukup sederhana ini. Dua kenikmatan yang sering dilupakan
oleh manusia Yaitu: Nimat Kesehatan dan kesempatan, …………..
Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah
membebaskan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang, dari zaman Siti
Khodijah menuju Zaman Siti Nur Kholijah, dari zaman Ibu Fatimah menuju zaman Ibu Kita
Kartini, berkat jasa beliau Islam tersebar di penjuru dunia. Berkat Jasa beliau pula kita bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
ب اسلمعسللم فملرسي م
ضةة معملىَ مكلل مملسللةم موممسسللممةة م
طلم م
“Mencari ilmu itu wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan.”
Sebagaimana saya sebutkan di awal, bahwa ilmu pengetahuan sangat penting dalam
hidup ini, karena dengan ilmu pengetahuan kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia
maupun di akherat. Oleh karena itu, barang siapa yang menghendaki bahagia di dunia, maka
harus menguasai ilmu dunia, begitu juga barang siapa yang menghendaki bahagia di akherat,
jaga harus dengan ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Muhmmad SAW bersabda:
Artinya: “Barangsiapa yang menghendaki dunia maka hendaklah ia berilmu, dan barang
siapa yang menghendaki akhirat maka hendaklah ia berilmu dan barang siapa yang
menghendaki keduanya, hendaklah ia berilmu.” (Al Hadits).
Dari keterangan hadits ini kita bisa menyimpulkan, betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan
manusia. Karena itulah manusia akan tingi derajatnya di sisi Allah, dan Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang berilmu ke beberapa tingkat (derajat). Sebagaimana
Firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat : 11:
يمسرفملع ا م الللذ سيمن آممنمسوا لمسنمكسم موالللذ سيمن أمسوتمسوا اسللعسلمم مدمرمجاَ ة
ت
“… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan
beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah: 11)
Karena ilmu pula yang membedakan manusia dengan hewan. Begitu pentingnya ilmu
bagi kehidupan manusia, Allah mengisyaratkan dalam Al Qur’an bahwa pada wahyu
pertama, kata yang pertama dipakai adalah kata IQRA’, yang artinya bacalah. Membaca
adalah cara untuk mendapatkan ilmu, tanpa mau membaca seseorang sangat sulit
mendapatkan ilmu.
Sebagai manusia, kita memiliki akal atu intelegensi. Dengan akal inilah kita dapat
mencari ilmu pengetahuan, yang mana akan menjadikan kita berbeda dengan binatang.
Makhlukflora dan Fauna tidak mampu mencari ilmu, karena mereka tidak berakal. Itulah
sebabnya manusia lebih unggul ketimbang makluk lainya. Misalnya, manusia dapat
menaklukkan semua makhluk di dunia ini seperti gunung-gunung yang besar, pohon-pohon
raksasa, hewan-hewan buas dan lain-lain.
Dapat kita bayangkan, jikalau kita tidak memiliki ilmu, maka kita akan sama
derajatnya dengan makhluk lain, atau bahkan mungkin lebih hina. Menuntut ilmu tidak ada
batasannya, meskipun sudah tamat MI, MTs, MA atau sampai Sarjana. Kita wajib menuntut
ilmu dari buaian sampai keliang lahat. Sebagaimana sabda Nabi:
اَيطلمبميواَ اَيلنعيللم نملن اَيللميهند إنللىَ اَللسيحند
“Carilah ilmu sejak dari buaian sampai keliang lahat.”
Dan sabda beliau :
khusus untuk teman-teman sebaya, mumpung kita masih kecil ,mari kita mencari ilmu
dengan belajar dan belajar agar besar nanti menjadi orang yang berguna bagi bangsa, agama
dan orang tua.
Dan di usia kita banyak sekali keuntungannya, sebagaimana dalam syair lagu yang tentunya
teman-teman juga hafal
“Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu belajar sesudah dewasa bagaikan
mengukir di atas air”
Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, pidato ini saya akhiri dengan membaca
pantun.
Bila ada paku yang patah
Jangan simpan dalam lemari
Bila ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati
Bapak dan ibu guru yang saya hormati, teman – temanku yang saya sayangi dan saya hormati
pula,
Puja dan puji syukur marilah kita panjatkan kepada illahirobi, yang senantiasa memberikan
nikmat kepada kita semua, nikmat iman dan islam. setengah dari nikmat tersebut ialah nikmat
sehat wal’afiat . Sehingga kita bersama dapat berkumpul bermuajaha dalam acara ini.
Tak lupa solawat serta salam marilah kita sanjungkan kepada akhiruzzaman Nabiyullah
baginda rasul Muhammad saw.
Hadirin walhadirot yang dimuliakan Allah, dalam kesempatan yang berbahagia ini saya akan
mengangkat tema tentang “Berbakti kepada kedua orang tua”
Ayat tadi memerintahkan kepada kita agar senantiasa menyembah Allah, Tuhan Yang Maha
Esa, dan berbuat baik kepada kedua orangtua kita. Cobalah kita hitung jasa kedua orangtua
kita, tentu tidak akan mampu menghitungnya, karena jasa mereka sangat besar tiada terkira.
Saat hamil, ibu selalu dalam kepayahan karena mengandung kita, sementara bapak bekerja
siang dan malam untuk kelahiran kita. Begitu pula saat lahir, mereka pun mencurahkan
segala perhatian dan kasih sayang kepada kita. Bahkan sampai sekarang kasih sayangnya
tiada terkira. Subhanallah, betapa mulia jasa kedua orangtua kita!
Suatu hari, ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, “Siapakah yang patut
memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?”
“Ibumu,” jawab Nabi singkat.
”Lalu siapa lagi?” sahabat kembali bertanya.
“Ibumu,” Nabi tetap memberi jawaban yang sama.
“Lalu siapa?” sahabat itu terus bertanya.
“Ibumu,” lagi-lagi Nabi memberi jawaban yang sama hingga tiga kali.
“Lalu siapa, wahai Nabi?”
“Ayahmu.”
Assalamu’aaikum wr.wb
Pertama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat
Allah SWT. Yang telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa
bertatap muka di tempat yang cukup sederhana ini. Dua kenikmatan yang sering dilupakan
oleh manusia Yaitu: Nimat Kesehatan dan kesempatan, …………..
Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah
membebaskan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu
pengetahuan, dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang, dari zaman Siti
Khodijah menuju Zaman Siti Nur Kholijah, dari zaman Ibu Fatimah menuju zaman Ibu Kita
Kartini, berkat jasa beliau Islam tersebar di penjuru dunia. Berkat Jasa beliau pula kita bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
ب اسلمعسللم فملرسي م
ضةة معملىَ مكلل مملسللةم موممسسللممةة )رواه ابن عبد البر م
طل م م
“Mencari ilmu itu wajib bagi orang Islam laki-laki dan perempuan.”
Sebagaimana saya sebutkan di awal, bahwa ilmu pengetahuan sangat penting dalam
hidup ini, karena dengan ilmu pengetahuan kita akan mendapatkan kebahagiaan baik di dunia
maupun di akherat. Oleh karena itu, barang siapa yang menghendaki bahagia di dunia, maka
harus menguasai ilmu dunia, begitu juga barang siapa yang menghendaki bahagia di akherat,
jaga harus dengan ilmu. Sebagaimana sabda Nabi Muhmmad SAW bersabda:
Artinya: “Barangsiapa yang menghendaki dunia maka hendaklah ia berilmu, dan barang
siapa yang menghendaki akhirat maka hendaklah ia berilmu dan barang siapa yang
menghendaki keduanya, hendaklah ia berilmu.” (Al Hadits).
Dari keterangan hadits ini kita bisa menyimpulkan, betapa pentingnya ilmu bagi kehidupan
manusia. Karena itulah manusia akan tingi derajatnya di sisi Allah, dan Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang berilmu ke beberapa tingkat (derajat). Sebagaimana
Firman Allah dalam surat Al Mujadalah ayat : 11:
يمسرفملع ا م الللذ سيمن آممنمسوا لمسنمكسم موالللذ سيمن أمسوتمسوا اسللعسلمم مدمرمجاَ ة
ت
“… Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan
beberapa derajat.” (QS. Al Mujadalah: 11)
Karena ilmu pula yang membedakan manusia dengan hewan. Begitu pentingnya ilmu
bagi kehidupan manusia, Allah mengisyaratkan dalam Al Qur’an bahwa pada wahyu
pertama, kata yang pertama dipakai adalah kata IQRA’, yang artinya bacalah. Membaca
adalah cara untuk mendapatkan ilmu, tanpa mau membaca seseorang sangat sulit
mendapatkan ilmu.
Sebagai manusia, kita memiliki akal atu intelegensi. Dengan akal inilah kita dapat
mencari ilmu pengetahuan, yang mana akan menjadikan kita berbeda dengan binatang.
Makhlukflora dan Fauna tidak mampu mencari ilmu, karena mereka tidak berakal. Itulah
sebabnya manusia lebih unggul ketimbang makluk lainya. Misalnya, manusia dapat
menaklukkan semua makhluk di dunia ini seperti gunung-gunung yang besar, pohon-pohon
raksasa, hewan-hewan buas dan lain-lain.
Dapat kita bayangkan, jikalau kita tidak memiliki ilmu, maka kita akan sama
derajatnya dengan makhluk lain, atau bahkan mungkin lebih hina. Menuntut ilmu tidak ada
batasannya, meskipun sudah tamat MI, MTs, MA atau sampai Sarjana. Kita wajib menuntut
ilmu dari buaian sampai keliang lahat. Sebagaimana sabda Nabi:
Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan, jika ada kata-kata yang salah saya minta maaf
dan kepada Allah Swt. Saya mohon ampun. Wabillahit taufiq walhidayah.
Sebelum mengawali pembicaraan ini, marilah kita bersama-sama menyanjungkan puja dan
puji syukur kita kepada Allah swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada
kita sehingga kita masih di beri kesempatan untuk hidup di dunia ini, kita masih di berikan
kenikmatan yang begitu besar yang Allah berikan kepada kita sehingga kita masih bisa
merasakan kenikmatan jasmani dan rohani, subhanallah… nikmat yang Allah berikan kepada
kita jelas tiada terhitungkan…
Solawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Habibanna
Muhammad SAW, karena beliaulah penyelamat umat, karena beliaulah suri tauladan dalam
kehidupan ini. Dan semoga mkita menjadi umatnya yang senantiasa setia kepada ajran dan
sunahnya. Amiiin….
Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan menyampaikan sebuah pidato yang berjudul
“Menuntut Ilmu dan Keutamaannya”.
Ilmu mempunyai peranan penting dalam perjalanan kehidupan ini, karena dengan ilmu yang
dimilikinya, seseorang akan mampu membedakan mana yang hak dan mana yang bathil.
Dengan ilmu seseorang akan lebih mantap lagi dalam beribadah kepada Allah swt. Karena
tahu dasarnya dan tujuan yang sebenarnya. Namun sebaliknya, apabila seseorang yang buta
akan ilmu pengetahuan agama, maka segala sesutau yang di kerjakannya sia-sia karena tidak
tahu dasar dan tujuannya. Agar hal semacam ini tidak sampai pada diri orang Islam, maka
perlu kita ketahui bahwa orang Islam mempunyai kewajiban yaitu untuk menuntut ilmu.
Berkaitan dengan hal tersebut, rasulullah saw, bersabda: “Menuntut ilmu wajib bagi orang
Islam laki-laki dan perempuan”.
Banyak sekali jalan untuk mencari ilmu, ada yang mencari ilmu dengan cara melalui
mendengarkan ceramah-ceramah agama, ada yang mencari ilmu dengan cara membaca buku-
buku, ada yang mencari ilmu melalui lewat sekolahan, dan masih banyak lagi orang yang di
jadikan sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Perlu kita ketahui dan di ingat, bahwasannya mencari ilmu yang paling dominan adalah
ketika masa kanak-kanak. Karena pada masa itu, daya tangkapnya masih sangat kuat,
sehingga ilmu yang diperolehnya pun akan terus di ingat sampai akhir hayatnya. Menunut
ilmu pada masa kanak-kanak itu bagaikan mengukir di atas batu, sebagaimana telah kita
ketahui bahwa mengukir di atas batu sangatlah susah, namun setelah nampak terukir, selama
bertahun-tahun, puluhan tahun tetap masih nampak ukirannya dan tidak akan terhapus.
Namun sebaliknya menuntut ilmu di waktu dewasa, bagaikan mengukir di atas air. Kita
ketahui betapa sangat mudahnya mengukir di atas air tapi akan terhapus, belajar di waktu
dewasa sangatlah mudah untuk menghapal dan mudah melupakannya.
Setelah kita mecari ilmu dengan sungguh-sungguh, maka janganlah lupa untuk mengamalkan
ilmu kita kepada yang belum tahu, perlu di ingat jangan salah mendeskripsikan kata
“mengamalkan ilmu”, sebagai contoh ketika kita siswa sedang ulangan, kemudian teman kita
meminta sebuah jawaban karena tidak tahu, lalu kita memberikan sebuah jawaban tersebut.
Nah, ini yang di maksud salah mendeskripsikan kata “mengamalkan ilmu”, saya kira anda
pun sudah mengerti yang saya maksud. Janganlah salah untuk mengamalkan ilmu. Apabila
ilmu kita tidak di amalkan kepada yang belum tahu, maka ancaman Allah yang akan di
terima. Agar kita tidak termasuk orang yag di ancam Allah, maka kita harus mengamalkan
ilmu kita.
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita
semua, amiin…Imemang tidak pernah terlepas dari kesalahan, apabila dalam penyampaian
pidato ini banyak sekali salahnya, maka saya pun menyadari bahwa yang benar itu hanya
datangnya dari Allah, dan kesalahan itu datangnya dari insane. Kurang lebihnya mohon
ma’af.
Pidato ini pernah saya sampaikan di depan kelas, karena pada waktu itu tiap siswa di
wajibkan untuk menyampaikan sebuah pidato.
Naskah Pidato Untuk Anak
1. Mencari Ilmu Wajib
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin. Washshalatu wassalamu ala ashrofil ambiyai warmursalin
saidina muhammadin wa ‘ala alihi washahbihi wasallah.
Puji syukur kita panjatkan kepada Illahi Robbi ,sholawat dan salam senantiasa dicurahkan
kepada Rosululloh SAW, kepada keluarga , para shahabat dan para pengikut yang setia
mengikuti jejak langkahnya.
Hadirin rohimakumulloh
Mencari ilmu itu adalah wajib bagi kaum muslimin dan muslimat. Sebagaimana sabda
Rosululloh SAW.
Artinya : “Mencari ilmu itu wajib bagi kaum muslimin dan muslimat dari buaian hingga liang
lahat.
Hadirin yang saya hormati
Dengan demikian mungpung kita belum sakit, belum banyak kesibukan, belum dicabut
nyawanya oleh malaikat azroil. Mari kita mencari ilmu dengan sungguh-sungguh.
Hadirin yang berbahagia
Itulah yang bisa saya sampaikan. Kekurangan dan kelebihannya mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Wassalamu’alaikum
Bersilaturrahim dan berbuat baik kepada orang tua merupakan ajaran yang menjadi ketetapan
Kitabullah Al-Qur'an dan Al-Hadits. Allah Ta'ala berfirman: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya". (Al-Isra': 23)
Wa Qadha Rabbuka berarti suatu perintah yang lazim tidak bisa ditawar-tawar lagi dan Alla Ta'budu
Illa Iyahu berarti perintah ibadah yang bersifat individu.
Allah menghubungkan beribadah kepada-Nya dengan berbuat baik kepada orang tua menunjukkan
betapa mulianya kedudukan orang tua dan birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) di
sisi Allah.
Secara naluri orang tua dengan suka rela mau mengorbankan segala sesuatu untuk memelihara dan
membesarkan anak-anaknya dan anak mendapatkan kenikmatan serta perlindungan sempurna dari
kedua orang tuanya.
Seorang anak selalu merepotkan dan menyita perhatian orang tuanya dan tatkala menginjak masa
tua mereka pun tetap berbahagia dengan keadaan putra-putrinya, akan tetapi betapa cepat seorang
anak melalai-kan semua jasa-jasa orang tuanya, hanya disibukkan dengan isteri dan anak sehingga
para bapak tidak perlu lagi menasihati anak-anaknya hanya saja seorang anak harus diingatkan dan
digugah perasaannya atas kewajib-an mereka terhadap orang tuanya yang sepanjang umurnya
dengan berbagai kesulitan dihabiskan untuk mereka serta mengorbankan segala yang ada demi
kesenangan dan kebahagiaan mereka hingga datang masa lelah dan letih.
Maka berbuat baik kepada kedua orang tua menjadi keputusan mutlak dari Allah dan ibadah yang
menempati urutan kedua setelah beribadah kepada Allah: "Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliha-raanmu". (Al-Isra': 23)
Kibar atau kibarul sin artinya berusia lanjut, umur sudah mulai menua, punggung sudah mulai
membung-kuk dan kulit sudah mulai keriput. 'Indaka yang berarti pemeliharaan yaitu suatu kalimat
yang menggambarkan makna tempat berlindung dan berteduh pada saat masa tua, lemah dan tidak
berdaya.
Allah Ta'ala berfirman: "Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka". (Al-Isra': 23)
Seakan-akan Allah berfirman; Bersopan santunlah kamu kepada orang tua! Dengan demikian ayat
tersebut mengajarkan sikap sopan agar seorang anak tidak menunjukkan sikap kasar serta
menyakitkan hati atau merendahkan kedua orang tua. Allah Ta'ala berfirman: "Dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia".
Ini tingkatan yang lebih tinggi lagi yaitu keharusan bagi anak untuk selalu mengucapkan perkataan
yang baik kepada kedua orang tua dan memperlihatkan sikap hormat serta menghargai. Allah Ta'ala
juga berfirman: "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang".
Seolah-olah sikap rendah diri memiliki sayap dan sayap tersebut direndahkan sebagai tanda
penghormatan dan penyerahan diri dalam arti sikap rendah diri yang selayaknya diperintahkan
kepada kedua orang tua, seba-gai pengakuan tulus atas kebaikan dan jasa-jasanya.
Allah Ta'ala berfirman: "Dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku kasihilah me-reka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al-Isra': 24)
Penyebutan kondisi masa kecil yang lemah yang membutuhkan perawatan dari kedua orang tua
meng-ingatkan kepada kondisi yang sama yang sedang dialami orang tua tatkala menginjak lanjut
usia yang selalu membutuhkan kasih sayang dan perawatan semisal. Lalu memohon kepada Allah
agar bisa memberi belas-kasih kepada mereka berdua sebagai pengakuan atas kekurangan dalam
memberi kasihsayang secara sem-purna dan hanya Allahlah yang bisa memberi kasih-sayang atau
perawatan yang sangat sempurna serta hanya Dialah yang mampu membalas semua kebaikan
dengan sempurna yang tidak mungkin bagi anak untuk melakukannya.
Bukti kasih sayang Allah banyak sekali yang tampak pada makhluk lain. Suatu contoh cahaya mata-
hari yang menyinari alam semesta, udara yang dihirup manusia melalui proses paru-paru, air
berfungsi untuk minum, masak dan menyiram tanaman dan kasih sayang ibu terhadap anaknya yang
muncul secara fitrah sebagai bukti nyata kasih sayang Allah Rabb semesta alam.
Orang mulia dan baik kepada kedua orang tua akan selalu tahu kedudukan serta kemuliaan orang
tua, dia merasakan tatkala mencium tangan ibu atau bapak-nya seolah-olah dia bersujud dengan ruh
dan perasaan-nya laksana bersujud kepada Allah, dia mendapatkan jati diri yang sebenarnya sebagai
suatu rahasia dalam kehidupan. Semua itu menjadi bukti penghargaan dan penghormatan kepada
kedua orang tua. Allah Ta'la berfirman: "Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua
orang ibu-bapaknya . Dan jika kedua-nya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti ke-duanya". (Al-
Ankabut: 8).
Orang tua adalah kerabat terdekat yang mempu-nyai jasa yang tidak terhingga dan kasih sayang yang
besar sepanjang masa sehingga tidak aneh bila hak-haknya juga besar.
Seorang anak wajib mencintai, menghormati dan memelihara orang tua walaupun keduanya musyrik
atau berlainan agama, keduanya berhak untuk diberi kebaik-an dan pemeliharaan bukan mentaati
dan mengikuti kesyrikan atau agamanya. Allah Ta'ala berfirman: "Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang ber-tambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun." (Luqman : 14)
Disebutkan berulang-ulang serta banyak sekali wasiat untuk seorang anak agar berbuat baik kepada
kedua orang tuanya di dalam Al-Qur'an dan wasiat Rasul shallallahu 'alaihi wasallam dan tidak
disebutkan wasiat orang tua untuk berbuat baik terhadap anaknya kecuali sedikit.
Karena kebaikan dan pengorbanan orang tua berupa jiwa, raga dan kekuatan yang tak terhitung
tanpa berkeluh kesah dan meminta balasan dari anaknya, secara fitrah(naluri) sudah cukup sebagai
pendorong kedua orang tua untuk bersikap demikian tanpa ditekan dengan wasiat. Adapun anak
harus selalu diberi wasiat dan diingatkan agar senantiasa ingat akan jasa-jasa orang yang selama ini
telah mencurahkan jiwa dan raga serta seluruh hidupnya dalam membesarkan dan mendidiknya.
Apalagi seorang ibu selama mengandung mengalami banyak beban berat sebagaimana firman Allah
Ta'ala (ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah), ibu lebih
banyak menderita dalam membesarkan dan mengasuh anaknya, dan penderitaan di saat hamil tidak
ada yang bisa merasakan payahnya kecuali kaum ibu juga.
Al-Bazzar meriwayatkan hadits dari Buraidah dari bapaknya bahwa ada seorang lelaki yang sedang
thawaf sambil menggendong ibunya, lalu dia bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "
Apakah dengan ini saya sudah menunaikan haknya?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menjawab:
"Belum! Walaupun se-cuil".
Dari Al-Miqdam bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah
berwasiat agar kalian berbuat baik kepada ibu-ibumu, sesungguhnya Allah berwa-siat agar berbuat
baik kepada bapak-bapakmu dan sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian agar berbuat baik
kepada sanak kerabatmu". (Dishahih-kan oleh Al-Albani dalam Silsilah Shahihah)
Anak adalah bagian hidup dan belahan hati orang tua, kasih sayangnya mengalir di dalam darah
daging keduanya.
Dari 'Aqra' bin Habis sesungguhnya dia melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mencium
Hasan, lalu dia berkata: "Sesung-guhnya saya mempunyai sepuluh orang anak dan saya tidak pernah
mencium seorangpun di antara mereka. Beliau bersabda: "Sesungguhnya barangsiapa yang tidak
menyayangi maka tidak akan disayang". (Muttafaq 'alaih)
Al-Ahnaf bin Qais rahimahullah ditanya tentang masalah sikapnya terhadap anak, maka beliau
menjawab: Anak adalah buah hati, belahan jiwa dan tulang punggung, kita rela terhina bagaikan
bumi rela diinjak demi mereka dan bagaikan langit yang siap menaungi hidup mereka dan kita siap
menjadi senjata pelindung bagi mereka dalam menghadapi marabahaya. Jika mereka minta sesuatu
kabulkanlah dan bila marah cari sesuatu yang menye-nangkan hatinya, maka mereka akan membalas
kasih sayangmu dan berterimakasih atas setiap pemberian-mu. Janganlah kalian merasa berat dan
terbebani oleh anakmu, sebab mereka akan mengacuhkan hidupmu dan menghendaki kematianmu
serta segan mendekati-mu.
Apabila seorang anak di mata orang tua keduduk-annya seperti itu, seharusnya anak menempatkan
posisi orang tua tidak kurang dari itu dalam menghormati dan memuliakan orang tua mereka sebagai
bukti balas budi dan pengakuan terhadap kebaikan yang telah didapat dari orang tua. Di samping
tetap melestarikan kewajiban silaturrahim kepada mereka berdua sesuai ketentuan Kitabullah.
Dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga macam doa
yang pasti terkabulkan; doa orang tua untuk anaknya, doa orang musafir dan doa orang yang
teraniaya". (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, Al-Albani).
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa seorang laki-laki datang kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam meminta izin untuk ikut serta berjihad, maka beliau shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Dia berkata: "Ya, masih hidup". Beliau
bersabda: "Maka berjihadlah dalam (menjaga) keduanya".
Dari Abu Bakrah berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Maukah
kalian aku ceritakan tentang dosa yang paling besar?" Kami menjawab: "Ya wahai Rasu-lullah". Beliau
bersabda:
"Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua." Beliau waktu itu bersandar, maka terus
duduk dan bersabda: "Ketahuilah, dan perkataan dusta". (Shahihul Jami')
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
Apakah amal yang paling dicintai Allah? Beliau menjawab: "Shalat pada waktunya." Saya bertanya:
"Lalu apalagi?" Beliau bersabda: "Berbuat baik kepada orang tua". Saya bertanya: "Kemudian
apalagi?" Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersab-da: "Jihad di jalan Allah". (Muttafaq 'alaih)
Dari Jabir bin Abdullah sesungguhnya seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah sesungguhnya saya
mempunyai harta dan anak, dan bapak saya meng-inginkan hartaku. Maka beliau shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Engkau dan hartamu adalah milik bapakmu". (Muttafaq 'alaih).
Dan petunjuk birrul walidain yang terbaik adalah sikap yang telah ditunjukkan oleh para nabi
'alaihimus shalatu wa salam sebagai simbol anutan dan petunjuk bagi setiap manusia.
Nabi Ismail 'alaihi salam berkata dan ucapannya diabadi-kan dalam firman Allah Ta'ala: "Ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar". (Ash-Shafaat: 102).
Nabi Nuh 'alaihi salam berkata juga dan ucapannya dise-butkan dalam firman Allah Ta'ala: "Ya
Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman". (Nuh: 28)
Nabi Isa 'alaihi salam juga disifati oleh Allah Ta'ala dalam firman-Nya: "Dan berbakti kepada ibuku".
(Maryam: 32)
Nabi Yahya 'alaihi salam juga disifati oleh Allah Ta'ala demikian yang disebutkan dalam firman Allah:
"Dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi
durhaka". (Maryam: 14)
Betapa indahnya bila seorang muslim bisa mencontoh dan mengikuti jejak para nabi.
Wahai anakku siang malam sepanjang umurku, aku korbankan untukmu agar kalian berbahagia,
kedua orang tuamu letih dan menderita serta hati gundah bila engkau sedang sakit dan wajahmu
pucat. Anakku tercin-ta. Itulah kalimat yang sering diulang-ulang oleh seorang ibu atau bapak.
Wahai seorang anak! Ingatlah jasa kedua orang tuamu yang besar tatkala engkau masih berada
dalam kandungan, di saat kau masih bayi dan setelah kau menginjak remaja hingga engkau menjadi
orang dewasa. Sekarang tiba saatnya kedua orang tuamu membutuh-kan kasih sayang dan perhatian
darimu. Sementara engkau hanya sibuk mengurusi isteri dan anak-anakmu hingga orang tuamu
engkau abaikan, padahal orang arab jahiliyah dulu menganggap aib dan harga diri jatuh jika ada
seorang anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Peribahasa-peribahasa Arab
menceritakannya, menuduhnya dengan gambaran yang sangat jelek sekali bahkan memberinya
julukan dengan julukan-julukan yang sangat keji. Akan tetapi kita membaca banyak cerita di zaman
sekarang tentang cerita anak-anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
Abu Ubaidah At-Taimy dalam kitabnya, Al-'Aqaqah wal Bararah menuturkan beberapa contoh orang-
orang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya dan beberapa contoh orang-orang yang
durhaka kepada kedua orang tuanya. Seorang dari bani Qurai' bernama Murrah bin Khattab bin
Abdullah bin Hamzah pernah mengejek dan terkadang memukul orang tuanya, se-hingga bapaknya
berkata:
Saya besarkan dia tatkala dia masih kecil bagaikan anak burung yang baru lahir yang masih lemah
tulang-belulangnya. Induknya yang menyuapi makan sampai melihat anaknya sudah mulai berkulit
sempurna.
Dan contoh lain yang durhaka kepada orang tua-nya adalah putra Umi Tsawab Al-Hazaniyah, dia
durhaka kepada ibunya karena isterinya selalu menghalangi untuk berbuat baik kepada ibunya,
sehingga ibunya mengungkapkan kepedihan hati dalam sebuah syair:
Saya mengasuhnya di masa kecil tatkala masih seper-ti anak burung, sementara induknya yang
menyuapi makanan dan melihat kulitnya yang masih baru tumbuh.
Setelah dewasa dia merobek pakaianku dan me-mukul badanku, apakah setelah masa tuaku aku
harus mengajari etika dan adab.
Dan juga Yahya bin Yahya bin Said, suatu ketika dia pernah menyusahkan bapaknya lalu bapaknya
meng-hardiknya dengan menulis syair:
Semenjak lahir dan masa bayi yang masih kecil aku mengasuhmu, dan saya selalu berusaha agar
engkau menjadi orang tinggi dan berkecukupan.
Di malam hari engkau mengeluh sakit hingga tidak bisa tidur. Keluhan itu membuatku gundah dan
ketakutan.
Jiwa selalu gelisah memikirkan keselamatan untuk dirimu, sebab aku tahu setiap jiwa terancam oleh
ke-matian.
Contoh-contoh di atas merupakan sebagian dari beberapa kasus anak durhaka kepada kedua orang
tua-nya yang terjadi pada masa lampau dan sekarang.
Dan di dalam sebagian lagu-lagu masyarakat jahili-yah dahulu, yang sering para wanita lantunkan
adalah: Ya Allah, apa yang harus saya perbuat terhadap anakku yang durhaka, di masa kecil aku
dengan susah payah membesarkannya, setelah menikah dengan seorang putri Romawi dia berbuat
semena-mena terhadapku. Wanita ini mengadu kepada Allah terhadap sikap anaknya yang telah
diasuh dengan susah payah, tetapi setelah menikah dengan wanita nasrani Romawi, dia melupakan
ibunya.
Adapun contoh orang-orang yang berbuat baik kepada orang tua antara lain; cerita tiga orang yang
terjebak dalam gua, di antara mereka ada yang mengata-kan: "Tidak ada cara yang mampu
menyelamatkan kalian kecuali bertawassul dengan amal shalih kalian. Seorang di antara mereka
berdo'a: "Ya Allah saya mempunyai dua orang tua yang lanjut usia dan saya sekeluarga tidak makan
dan minum di malam hari sebelum mereka berdua, pada suatu saat saya pernah pergi jauh untuk
suatu keperluan sehingga saya pulang terlambat dan sesampainya di rumah saya mendapatkan
mereka berdua dalam keadaan tidur. Lalu saya memerah susu untuk malam itu, tetapi mereka
berdua masih tetap tidur pulas, sementara saya tidak suka jika makan dan minum sebelum mereka.
Akhirnya saya menunggu sambil memegang susu hingga mereka berdua ter-bangun, sampai fajar
terbit mereka berdua baru bangun lalu meminum susu. Ya Allah jika perbuatan yang telah aku
kerjakan tersebut termasuk perbuatan ikhlas karena mencari wajahMu, maka hilangkanlah kesulitan
kami dari batu besar ini, lalu batu itu pun bergeser dari mulut gua.
Masih banyak contoh-contoh lain tentang orang-orang yang berbakti kepada orang tua baik di masa
lampau maupun sekarang yang tidak mungkin kita ceritakan seluruhnya, kebaikan tersebut mereka
per-sembahkan kepada orang tua sebagai balasan atas jasa-jasa, perhatian dan pemeliharaan
mereka dan sebagai bukti pengakuan tulus dan akhlak mulia. Ini semua mengharuskan kepada setiap
anak untuk mengingat kebaikan yang selalu mengalir tak ada hentinya hingga akhir hayat.
Sebagian orang-orang shalih sebelum berangkat kerja ada yang menyempatkan diri singgah ke rumah
orang tuanya sambil mencium tangannya untuk memin-ta restu dan menanyakan keadaan serta
kesehatan mereka. Lalu berangkat ke tempat kerja. Sikap mulia dan terpuji ini, sangat baik jika
dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat.
Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hu-rairah bahwa dia berkata bahwasanya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Celakalah, celakalah". Beliau ditanya: "Siapa wahai
Rasulullah? Beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Seseorang yang mendapati orang tuanya,
dan salah satu atau keduanya berusia lanjut, kemudian tidak masuk Surga".
Dari Abdullah bin Umar berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga
orang tidak masuk Surga dan tidak dilihat Allah pada hari Kiamat; Orang yang durhaka kepa-da orang
tua, wanita yang menyerupai laki-laki dan dayyuts. (HR. Ahmad)
Durhaka kepada orang tua adalah perbuatan zhalim besar dan sikap tidak tahu diri.
Rasulullah yang mengajari umat manusia etika dan tata krama mengetahui kedudukan dan fungsi
seorang ibu dan bapak kemudian memberikan petunjuk kepada setiap orang mukmin agar menjadi
umat yang bertang-gung jawab.
Di antara bentuk birrul walidain setelah orang tuanya meninggal adalah dengan menyambung
hubung-an kerabat dengan teman dan sahabat orang tuanya.
Dari Abdullah bin Umar berkata sesungguhnya saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sesungguhnya perbuatan yang terbaik adalah me-nyambung hubungan kerabat
dengan sahabat orang tuanya". (Shahihul Jami', Al-Albani)
Bukti cinta dan berbakti kepada orang tua adalah menghormati dan menjaga hubungan
persahabatan orang tua dengan teman-temannya. Pada saat seseorang mempererat hubungan
persahabatan dengan teman bapaknya, merupakan bukti dalam berbakti kepada orang tua dan
pertanda hasil baik pendidikan orang tua kepada anak.
Imam Muslim dalam kitab shahihnya menyebutkan tentang bab keutamaan menyambung hubungan
persa-habatan dengan teman-teman bapak atau ibu. Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:
"Sesungguhnya perbuatan yang terbaik adalah menyambung hubungan persahabatan dengan saha-
bat orang tuanya".
Dan juga hadits tentang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam meng-hormati teman-teman
Khadijah setelah wafatnya.
Para ulama mengatakan bahwa al-birr bermakna menyambung silaturrahim, menyayangi dan
berbuat ke-baikan serta menjaga persahabatan. Seluruhnya termasuk bagian inti kebaikan. (Kholid Ar
Rasyid)
Khutbah Jum’at Maulid Nabi: Meneladani Rasulullah | Kita kini berada di Jum'at kedua
bulan Rabiul Awal 1433 H, tepatnya tanggal 10 Rabiul Awal. Artinya dua hari lagi bertepatan
dengan hari kelahiran Rasulullah SAW, yang biasa disebut maulid Nabi.
Oleh karena itu, khutbah Jum'at edisi 10 Rabiul Awal 1433 H bertepatan 3 Februari 2012 ini
mengambil teman Meneladani Rasulullah.
***
KHUTBAH PERTAMA
Berdasarkan hadits shahih, Rasulullah lahir pada hari Senin. Syaikh Shafiyurrahman Al
Mubarakfury di dalam Ar-Rakhiqul Makhtum berpendapat beliau lahir pada tanggal 9 Rabiul
Awal. Namun pendapat paling masyhur menyepakati beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul
Awal.
Kelahiran Rasulullah SAW adalah rahmat yang sangat besar. Beliau, setelah diutus menjadi
Nabi empat puluh tahun setelah kelahirannya, dipuji oleh Allah SWT dalam firman-Nya yang
menjelaskan karakter sang Nabi terakhir ini:
Dalam menjelaskan ayat ini, Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur'an mengatakan, "Allah
tidak mengatakan 'rasul dari kalian' tetapi mengatakan 'dari kaummu sendiri'. Ungkapan ini
lebih sensitif, lebih dalam hubungannya dan lebih menunjukkan ikatan yang mengaitkan
mereka. Karena beliau adalah bagian dari diri mereka, yang bersambung dengan mereka
dengan hubungan jiwa dengan jiwa, sehingga hubungan ini lebih dalam dan lebih sensitif."
Sedangkan Ibnu Katsir dalam Tafsir Qur'anil Adzim berkata, "Allah SWT menyebutkan
limpahan nikmat yang telah diberikan-Nya kepada orang-orangy mukmin melalui seorang
rasul yang diutus oleh-Nya dari kalangan mereka sendiri, yakni dari bangsa mereka dan
sebahasa dengan mereka."
Rasulullah merasakan beratnya penderitaan dan kesulitan umatnya, bahkan lebih berat bagi
Rasulullah daripada apa yang dirasakan oleh umatnya sendiri. Maka setiap saat yang
diperjuangkan adalah umat, yang dibela adalah umat, yang dipikirkan menjelang wafat
adalah umat. "Ummatii... ummatii...", kata Rasulullah yang selalu memikirkan umatnya
menjelang wafatnya.
Rasulullah juga sangat menginginkan umatnya memperoleh hidayah serta kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat. Maka segala hal yang diperintahkan Allah untuk disampaikan
kepada umatnya telah beliau sampaikan. Segala hal yang mendekatkan ke surga dan
menjauhkan dari neraka beliau paparkan. Bahkan Rasulullah menyimpan doa terbaiknya
untuk umatnya kelak di yaumul hisab agar umatnya beroleh syafaat. Itulah bentuk-bentuk
kasih sayang Rasulullah kepada umatnya.
Salah satu kewajiban kita terhadap beliau adalah meneladaninya. Menjadikannya sebagai
teladan sepanjang zaman.
Ayat ini menjadi pedoman bagi kita bahwa manusia terbaik yang harus kita teladani adalah
Rasulullah SAW. Teladan yang seharusnya kita contoh perilakunya, kita contoh kata-katanya,
kita contoh ibadah dan akhlaknya.
Dalam ayat yang lain Allah SWT menegaskan bahwa kecintaan kepada Allah baru dikatakan
benar jika seseorang meneladani Rasulullah dan mengikuti sunnahnya.
قفنل إمنن فكنتفنم تفمحيبوون اللنهو وفاَتنبمفعومنيِ يفنحبمنبفكفم اللنهف وويويغنمفنر لوفكنم ذففنوبوفكنم وواللنهف غوففوصر
ورمحيصم
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. Ali Imran : 31)
ك ومنن يومع ن
ش ضاَمء ونلييلفوهاَ وكنويوهاَمروهاَ ول يومزيفغ وعنيوهاَ بوينعمديِ إمنل وهاَلم ص
قوند تويورنكتففكنم وعولىَ انلبويني و
سيويورىً انختمولَدفاَ وكمثيدرا فويوعلونيفكنم بموماَ وعورفنيتفنم ممنن فسنمتيِ ووفسنمة النفخلووفاَمء منفكنم فو و
م
Mereka yang bersegera untuk mengikuti petunjuk Nabi yang diketahui melalui hadits-
haditsnya akan dijanjikan surga. Sementara mereka yang enggan mengikuti sunnah Nabi,
enggan mengikuti hadits Rasulullah dan lebih suka menyelisihinya akan menyesal di akhirat
nanti sebab ia menolak surga dan terseret ke neraka.
فكيل أفنممتيِ يوندفخفلوون النوجنةو إمنل ومنن أووبىَ وقاَفلوا وياَ ورفسوول اللنمه ووومنن يوأنوبىَ وقاَول ومنن
َصاَمنيِ فويوقند أووبى م
أووطاَوعنيِ ودوخول النوجنةو ووومنن وع و
“Setiap umatku masuk surga selain yang enggan,” Para sahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah, lantas siapa yang enggan?” Nabi menjawab: “Siapa yang taat kepadaku
(mengikuti aku) masuk surga dan siapa yang menyelisihi aku berarti ia enggan.” (HR.
Bukhari)
Semoga kita tergolong umat Muhammad yang berusaha mempelajari sunnahnya, lalu
mengikuti dan mengamalkannya. Semoga kita tidak tergolong orang-orang yang menyelisihi
dan hadits-hadits Nabi, baik dalam hal aqidah, ibadah maupun akhlak dan muamalah.
النوحنمفد لملنمه النمذيِ أونروسول ورفسولوهف مباَلنفهودىً وومديمن النوحلق لميفظنمهورهف وعولىَ اللديمن فك لمه وولونو
وكمروه النفمنشمرفكوون
وأشهفد أنن فموحنمددا عنبفده وورفسوفله،ك لوفه أونشوهفد أنن ل إلوهو إل الف وونحودهف ل وشمري و.
وياَأوييوهاَ النمذيون آومفنوا اتنيفقوا اللنهو وحنق تفيوقاَتممه وول توفموتفنن مإل ووأونيتفنم فمنسلمفموون
صلمنح لوفكنم أونعوماَلوفكنم وويويغنمفنر م م
وياَأوييوهاَ النذيون آومفنوا اتنيفقوا اللنهو ووفقوفلوا قوينول وسديددا * يف ن
لوفكنم ذففنوبوفكنم ووومنن يفمطمع اللنهو ووورفسولوهف فويوقند وفاَوز فوينودزا وعمظيدماَ
د د
ت وعولىَ ت ووس لنم و صلنني و صلل ووس لنم وعولىَ فموحنمد وووعولىَ آمل فموحنمد ،وكوماَ و اللنفهنم و
تمإبنيورامهنيوم وووعولىَ آمل مإبنيورامهنيوم ،وووباَمرنك وعولىَ فموحنمدد وووعولىَ آمل فموحنمدد ،وكوماَ وباَورنك و
ض اللنفهنم ك وحممنيصد وممجنيصد ،ووانر و وعولىَ مإبنيورامهنيوم وووعولىَ آمل مإبنيورامهنيوم ،مفيِ الوعاَلوممنيون إم ن و
ت الفمنؤممنمنيون ،وووعنن وساَئممر ال ن
صوحاَبومة وعن فخلووفاَئممه النرامشمدينن ،ووعن أونزوامجمه أفنموهاَ م
و و ن و ن
م أونجممعنين ،ووعن المنؤممنمنين والمنؤمموناَ م
ك وياَ أونروحوم ت إمولىَ يوينوم اللدينمن ،وووعنناَ وموعفهنم بمورنحومتم و و و و ن ف وو ف
.النرامحممنيون
م مم
اللنفهنم انجوعنل وجنموعوناَ وهوذا وجنمدعاَ ومنرفحنودماَ ،ووانجوعنل تويوفيرقويوناَ منن بوينعده تويوفيردقاَ ومنع ف
صنودماَ،
ع م نفييوناَ وول وموعوناَ وشمقيياَ وول ومنحفرنودماَ
.وول توود ن
ف ووالمغونىَ .اللنفهنم إمنناَ نونسأولف و
ك النفهودىً ووالتييوقىَ ووالوعوفاَ و
باللنفهنم وربنيوناَ انحوفنظ أونووطاَنويوناَ ووأومعنز فسنلوطاَنويوناَ ووأويلندهف مباَلنوحلق ووأويلند بممه النوحنق وياَ ور ن
الوعاَلوممنيون
ك فيِ اللونيمل ك النممندورامر ،ووانجوعنلوناَ ممون النذاكممرينون لو و ضو اللنفهنم ربنيوناَ اسمقوناَ ممن فويني م
ن و ن
ك مباَلنوعمشليِ ووالونسوحاَمر ووالنيوهاَمر ،النفمنستويغنمفمرينون لو و
ض ،وووباَمرنك لووناَ
ت الونر م خييرا م م اللنفهنم أونمزنل وع ونلييوناَ ممن بيروكاَ م
سوماَء ووأونخمرنج لووناَ منن و ون ت ال ن ن وو
.فيِ ثموماَمروناَ ووفزفرنومعوناَ وفكلل وأروزاقموناَ وياَ وذا النوجلَومل وواملنكورامم
ب النناَمر م م م م
سنوةد ووقوناَ وعوذا وسنوةد ووفيِ الخورة وح و .وربنيوناَ آتوناَ فيِ اليد نيوياَ وح و
تك أون وك ورنحومدة ،إم ن و ب لووناَ ممنن لوفدن و غ قفيلفنوبويوناَ بوينعود إمنذ وهودينيتويوناَ ،وووه ن
وربنيوناَ ل تفمز ن
ب
.الوونهاَ ف
سوناَ ووإمنن لونم تويغنمفنر لووناَ ووتوينروحنموناَ لونوفكنونونن ممون الوخاَمسمرينون
.وربنيوناَ ظولونموناَ أونيف و
ت ،الونحوياَمء ممنيفهنم ت ،والنمسلمممنين والنمسلمماَ م م م
اللنفهنم انغفنر لنلفمنؤمننيون ووالنفمنؤموناَ و ف ن و و ف ن و
م م مم
ب اليدوعاَمء ك سممنيع قومرين م
ب فمجني ف .ووالونمووات ،إم ن و و ص ص
م
شاَمء
ل :إمنن الو يوأنفمفر مباَلنوعندمل وواملنحوساَمن وومإينيوتاَمء مذيِ الفقنروبىَ وويوينيوهىَ وعمن النوفنح و معباَود ا م
و
ووالنفمنوكمر ووانلبويغنميِ يومعظففكنم لووعلنفكنم تووذنكفرنوون
CONTOH DAKWAH ISLAMI TEMA MENELADANI KISAH KISAH
ROSULALLAH
Assalamualaikum wr.wb
Segala puji hanya milik Allah, dan shalawat dan salam kepada Rasulullah beserta keluarganya dan
sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari pembalasan…
Berdirinya saya disini akan menyampaikan sedikit dakwah yang bertemakan meneladani kisah kisah
rasulullah, selanjutnya:
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Al-
Ahzab:21)
Ketika Allah SWT mengutus Rasul-Nya -saw-, maka bersatu suku-suku yang terpecah belah, lenyap
permusuhan antar kabilah dan kelompok serta sukuk, dan ditetapkan batasan-batasan dan hukum-
hukum dalam berperang, meletakkan dasar-dasar moralitas, menyempurnakan nilai-nilai
kemuliaannya, sehingga terbentuk darinya umat yang dibangun oleh dasar-dasar kebebasan,
menegakkan kebenaran, keadilan dan kesetaraan antara sesama manusia, tanpa perbedaan warna,
gender atau kelas dan tingkatan.. Dan tidak akan tegak suatu umat kecuali karena kebaikan yang
dilakukan pada masa awal dan akhirnya, sebagaimana tidak akan berdiri suatu umat kecuali dengan
meneladani Rasulullah saw.
Sesungguhnya umat Islam saat ini sangat membutuhkan untuk mengingat dan mengenang
perjalanan hidup nabi Muhammad saw yang telah menanggung beban menghadapi berbagai
cobaan, celaan dan siksaan, sabar dalam meniti jalan yang berat dan penuh onak dan duri demi
tegaknya ajaran Islam dan terbangunnya jati diri dan umat yang mulia sehingga mereka menjadi
teladan yang baik secara nyata, menghilangkan wahm (keraguan) dalam jiwa mereka dan
menghancurkan kesewenang-wenangan dan ketidakadilan di negeri mereka.
Setiap muslim dan muslimah memiliki kewajiban untuk meneladani Rasulullah saw dalam berbagai
aspek kehidupan mereka, karena hal tersebut merupakan jalan satu-satunya untuk mencapai
keamanan dan kebahagiaan di dunia, dan keberuntungan dan nikmat di akhirat.
Meneladani Rasulullah dapat ditinjau dari berbagai hal:
- Ibadah: Bahwa beliau adalah orang yang paling tahu dan mengenal Allah, orang yang paling takut
dan bertaqwa, namun beliau orang yang kadang puasa kadang berbuka, tidur dan bangun, dan
menggauli wanita (istri) dengan baik, namun tidak mempengaruhi posisi beliau sebagai orang yang
paling banyak beribadah.
“Jibril selalu mewasiatkan kepada saya tentang tetangga sampai aku menyangka bahwa tetangga
mendapat hak warisan”. (Muttafaq alaih)
– Berinteraksi dengan sesama manusia: Beliau kadang menjual dan membeli, sangat sopan jika
menjual dan sangat ramah jika membeli, ramah saat memutuskan hukum dan ramah pula saat
menuntut hukuman.
– Akhlaq dan perilaku secara umum: Nabi saw adalah sebaik-baik manusia dalam berakhlaq dan
beretika, orang yang paling mulai dan paling bertaqwa dalam berinteraksi. Allah berfirman sambil
memuji nabi saw:
ك لممعلىَ مخلم ة
ق معلظيةم موإلنل م
“… Allah serta Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan”. (At-Taubah:94)
Demikianlah dakwah singkat dari saya. Semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan
umumnya untuk kita semua. Kurang lebihnya saya mohon maaf..
Wassalamualaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah pada hari ini Allah masih memberikan nikmat kesehatan serta kesempatan sehingga
kita dapat hadir di sini untuk melaksanakan lomba………..
Tidak lupa Sholawat serta salam selalu kita kirimkan ke baginda besar Nabi Muhammad
SAW dengan mengucapkan Allahumma sholli alla sayyidina Muhammad, wa’ala ‘ali sayyidina
Muhammad mudah-mudahan kita mendapat syafaat nya kelak di yaumil akhir nanti.
Nabi Muhammad SAW adalah sosok seorang pemimpin yang patut kita teladani, yang mana Rasullah
SAW bersabda
ت للَمتملممم مممكاَ لرمم سالَم سخمل م
ق النلمماَ بملعسث م
Artinya: “sesungguh nya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”
Hadist ini menjelaskan bahwa Nabi Muhammad di utus Allah untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia. karena pada saat itu kemaksiatan meraja lela, kemunkaran dimana-mana, oleh sebab itu Allah
mengutus Nabi Muhammad untuk menyadarkan umat manusia akan perbuatan mereka selama ini.
Dan juga Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 21:
لمقمسد مكاَمن لممكسم لفىَ مرمسسو لل ال امسسموةة محمسنمةة
Artinya : ”Telah bagi kamu sekalian pada diri Rasulullah tauladan yang baik”
Ayat ini menegaskan bahwa di dalam diri Nabi Muhammad terdapat suri tauladan yang baik yang
patut kita teladani.
Hadirin rohimakumullah, apa saja hal yang patut kita teladani dari diri Rasullullah SAW?
Jawabannnya ada di cerita ini :
Pada suatu hari ketika akan Ujian, ada seorang anak yang namanya Agus, dia bangun kesiangan dan
tidak sempat sholat subuh. Karena bangun kesiangan maka dia pun terburu-buru.
Dia bertanya pada ibunya
Agus :“dimana buku abang ma?”
Ibu :“itu bukumu lagi dimainin sama adikmu, tetapi sudah di robek,robek”.
Agus :“aduh gimana sih…., sekarang dimana makanan abang?”,
Ibu :“lah bukannya tadi ada di meja”, ternyata makanan nya sudah dimakan kucing. Dan Agus
pun kesal dan berlari mengejarku kucing, tetapi ternyata kepala Agus terantuk meja.
Agus :”aduh!!!! Jadi sekarang abang mau pergi, mana uang jajan abang?”
Ibu :” maaf bang, ibu lagi gk ada uang”
Agus :” aduh gimana sih mama ini, udah gk di kasih makan gk dikasih uang jajan lagi”
Dengan perasaan kesal, agus pun pergi sambil merepet di dalam hati tanpa ada salam. Ketika dalam
perjalanan ke sekolah, ternyata Agus pun mengalami kecelakaan. Tetapi Alhamdulillah dia masih
selamat, hanya memar sedikit. Ketika sampai di sekolah ternyata Ujian sudah di mulai setengah jam.
Dengan hati gelisah, badan yang sakit, dan tidak ada perbekalan ilmu, agus pun mengerjakan soal
Ujian dengan filing. Akhirnya sampailah pada pengumuman kelulusan dan hasilnya Agus tidak lulus.
Dari cerita ini dapat kita ambil beberapa contoh akhlak dari Rasullullah SAW,
1. Rasullullah SAW tidak pernah melupakan sholat 5 waktu sehari semalam, jangankan yang fardhu,
yang sunah saja Nabi tidak pernah ketinggalan.
2. Beliau itu menghormarti orang yang lenih tua dari pada beliau. Walaupun beliau dari kecil sudah
yatim piatu.
3. Rasullullah SAW sangat menyayangi binatang.
4. Beliau adalah yang penyabar dan tidak pernah putus asa pekerja keras dan tidak malas.
Hadirin serta dewan juri yang saya muliakan, dengan adanya peringatan Maulid Nabi Muhammad
SAW, mari kita ciptakan generasi yang Islami dan berkarakter.
Kira itulah ceramah yang dapat saya sampaikan, mohon maaf jika ada kata yang kurang pantas, tutur
kata yang kurang teratur, dan ucapan yang kurang berkenan.