Laporan TABM Isolasi DNA Otot Mencit
Laporan TABM Isolasi DNA Otot Mencit
Laporan TABM Isolasi DNA Otot Mencit
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh
Kelompok 3/Offering G 2016
B. Tujuan
Praktikum ini dilakukan dengan tujuan :
1. Mengisolasi DNA dari darah, dan memahami teknik pengisolasian DNA
daridarah.
2. Menguji kualitas DNA dari darah
C. Dasar Teori
Didalam inti sel suatu organisme, terdapat materi genetik. Materi genetik
ini harus mempunyai kemampuan untuk mengkode suatu informasi secara
spesifik dan menggandakan suatu informasi secara tepat (NCBI-Griffiths dkk:
2000). Contoh dari materi genetic adalah DNA/RNA, gen dan kromosom. DNA
dan RNA dimiliki oleh organisme prokariotik, sedangkan eukariotik hanya
memiliki RNA. DNA/RNA adalah informasi genetik yang dibentuk oleh asam
deoksiribonukleat untuk DNA atau Ribosanukleat untuk RNA (Solomon dkk
2005: 38). DNA manusia dan hewan biasanya diperoleh dari darah dan jaringan
dalam. Namun DNA juga dapat diektraksi darisemen, saliva, akar rambut, urine,
dan gigi (Medical Genomics 2004: 1). Namun demikian, bahan yang paling sering
digunakan untuk tujuan isolasi DNA adalah darah karena bahan tersebut relatif
mudah diperoleh (Siswanto et al,2016)
Isolasi DNA merupakan teknik ekstraksi DNA dari suatu sel sebagai tahap
awal suatu analisis genetik. Secara umum, tahap isolasi DNA dimulai dari
pengambilan sampel sel, pelisisan membran dan/atau dinding sel, ekstraksi DNA,
presipitasi DNA, pemurnian DNA, dan pengawetan DNA (Gaikwad,2010: 2).
Kualitas DNA dapat diketahui dengan proses elektrophoresis gel
agarose,menggunakan pewarna Ethidium Bromida, sedangkan kemurnian DNA
dapatdiketahui berdasarkan hasil ba`gi nilai OD 260 terhadap nilai OD 280 yang
terbaca pada UV spektrophotometer (Sambrook, 1989).
D. Alat bahan
9. Inkubator
10. Vortex
12. Pinset
E. Prosedur
1. Prosedur larutan NTES Lysis Buffer
Sebanyak 0,3 gram sampel dipotong dan digerus dengan mortar dan pistil
Ditambahkan 500 µl NTES lysis bufer pada sampel dan sebaikanya diinkubasi pada
suhu 50 ºC-60 ºC selama semalam
Ditambahkan 500 µL 100% alkohol dan membolak balikkan tabung mikrotube secara
perlahan (5-10 kali)
Dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 13000 rpm selama 10 menit pada suhu ruang,
kemudian supernatan dibuang
Dicuci DNA pelet dengan 500 µL 70% alkohol dan disentrifugasi pada kecepatan
13000 rpm selama 10 menit pada suhu ruang
Dikeringkan tabung mikrotube setelah membuang sisa alkohol 70% dalam tabung
selama 20-30 menit
Dilarutkan DNA hasil isolasi dengan 10-20 µL dH2O atau TE buffer lalu dilanjutkan
dengan kuantifikasi DNA pada Nanodrop
3. Prosedur Nanodrop
Dinyalakan komputer
Diklik "blank" kemudian dibersihkan area kuvet dengan menggunakan kertas lensa
hingga bersih
Dianalisis grafik yang dihasilkan kemudian dibersihkan area kuvet dengan kertas lensa
hingga bersih
Nucle
Date 260 260 Samp
N Samp User ic Uni A26 A28 Facto
and /28 /23 le
o le ID name Acid t 0 0 r
Time 0 0 type
Conc.
1. DNA Nano 2/03/2 288,6 ng/ 5,77 4,67 1,2 1,4 DNA 50,00
_3 Drop 018 µL 1 5 3 4
2000 9:12:3
9 AM
G. Analisis Data
H. Pembahasan
Bedasarkan analisis data diperoleh bahwa hasil uji kuantitatif DNA hasil
isolasi didapatkan konsentrasi asam nukleat sebesar 288.6 ng/µl. DNA yang dapat
terukur yaitu sebesar 4,675 ng/µl yang terlihat pada panjang gelombang 280 nm
dan kontaminasi protein yang terukur yaitu sebesar 5,771 ng/µl pada panjang
gelombang 260 nm, sehingga didapatkan hasil kemurnian DNA sebesar 1,23
ng/µl. Bedasarkan hasil uji kuantitatif dengan Nanodrop Spektofotometer UV-Vis
bahwa DNA hasil isolasi terkontaminasi protein karena nilainya kurang dari 1,8
(Larasati,2011). Hasil konsentrasi dan kemurniaan DNA kurang dari rentangan
DNA murni karena konsentrasi hasil ekstraksi pada waktu ekstraksi dan
komposisi penambahan lisis buffer. Factor kecepatan ekstraksi merupakan factor
paling berpengaruh karena pada tahap lisis sel dan pada saat pengambilan
supernatant terdapat DNA yang mengendap. Selain itu, pada saat pemisahan DNA
dari protein dengan penambahan isoamyl alcohol dan proses sentifugasi protei
tidak benar-benar terlepas dari ikatan DNA sehingga pada saat pengukuran
konsentrasi DNA, DNA tetap terkontaminasi protein (Eknath et al, (1991) dalam
Wahyudi (2001). Faktor lain yang memicu hasil pada isolasi DNA menggunakan
Nanodrop kontaminasi protein adalah, karena Kontaminasi DNA oleh protein
yang tinggi disebabkan oleh kerusakan sampel darah yang akan digunakan
mengalami aglutinasi menurut (Kusumawaty, 2014).
I. Kesimpulan
Medical Genomics. 2004. What can be the source of DNA. 1 hlm. (online).
(http://www.medicalgenomics.co.uk/DNAsources.html.). Diakses 4
Desember 2017.
NCBI. 2000. Buku: An Introduction to Genetic Analysis. 7th ed. 1 hlm. (online).
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK22104/).Diakses 4 Desember
2017.
Siswanto, Jo Edy ., Berlian, Tiara ., Putricahya,Evira.,Lidya V. P, Yuniani,Luluk.
2016. Isolasi DNA pada Sampel Darah Tepi dan Swab Buccal pada Bayi
Penderita ROP: Perbandingan Hasil Uji Konsentrasi dan Indeks
Kemurnian
Sambrook, J .E .F, Fritisch and T. Maniatis, 1989 . Molecular Cloning. A
Laboratory manual 2nd Ed . Cold Spring Harbor Laboratory Press .
Analysis and Cloning of Eukaryotic Genomic DNA, 9 .19 .
Solomon, E. P., D. W. Martin, & L. R. Berg. 2005. Biology. 8th ed. Thomson
Corporation, Belmont, USA: 1379 hlm.
Wahyudi, D. 2001. Uji Kuantitatif DNA.(online), diakses tanggal 8 Maret 2018.
LAMPIRAN