Bab 1 Lokomotor
Bab 1 Lokomotor
Bab 1 Lokomotor
HEWAN PERCOBAAN
PROPOSAL PENELITIAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2018
PENGUJIAN AKTIVITAS LOKOMOTOR PADA
HEWAN PERCOBAAN
PROPOSAL PENELITIAN
PENDAHULUAN
Di dalam sel saraf energi dialihkan melalui proses elektrik murni dimana
proses hantaran sinaptik dari ujung cabang akson pada neuron satu ke neuron
yang lainya yang tidak saling berhubungan. Perubahan aktivitas listrik ini
disebabkan oleh adanya perubahan permeabilitias membrane sel pascasinaptik
oleh pelepasan transmitter. Dimana kerja transmitter menimbulkan peningkatan
dan penurunan secara selektif permeabilitas membrane terhadap ion (Sukandar,
2010).
Pada saat makhluk hidup dalam keadaan tidur ataupun mengantuk akan
mengalami penurunan aktivitas system lokomotor dalam tubuhnya dikarekanan
pada saat tertidur aktivitas cortex cerebri terderpresi tetapi tidak sepenuhnya
hilang (Houssay, 1955). Peristiwa ini akan terjadi pada penggunaan obat-obatan
golongan sedative. Dimana terjadi penurunan aktivitas yang disebabkan karna
kurang tidur atau mengonsumsi obat-obat yang dapat menekan system saraf pusat
seperti obat tidur dan obat anti cemas. (Nino&Murcia, 1992)
Obat lainnnya yang memiliki efek pada system saraf pusat adalah kafein.
Kafein digunakan sebagai stimulant dan mempercepat metabolisme. Kafein
sangat banyak ditemukan dalam lingkungan masyarakat seperti kopi, teh, soda,
dan coklat banyak mengandung kafein didalamnya. Kafein biasa digunakan
sebagai penenang maupun untuk mengurangi kelelahan fisik serta dapat
mengembalikan kewaspadaan mental saat lemah dan mengantuk. Bekerja dengan
menyekat reseptor adenosine dan menghambat enzim fosfodiesterasi yang
menginduksi kalsium intraseluler. Kafein dapat meningkatkan aktivitas dari
system saraf pusat yaitu dapat meningkatkan aktivitas mental seseorang dan
meningkatkan hormone adrenalin dalam darah. Namun perlu diperhatikan juga
bahwa kafein dapat berpengaruh terhadap reseptor GABA dan serotonin. (Orru
M., et al. 2013)
Universitas Padjadjaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat
(34 cm x 47 cm x 18 cm) yang berisi serutan kayu dan memiliki akses untuk
sumber makanan dan minuman, timbangan mencit, sonde oral mencit, alat suntik
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan dengan
berat 25 sampai 30 gram yang berumur 2 sampai 3 bulan, Diazepam, Kafein, dan
pengujian dan pengujian aktivitas lokomotor dengan metode roda putar (wheel
cage).
serutan kayu untuk tempat tidur dan kondisi kandang dikontrol dengan suhu yang
dijaga pada 24-25ºC, kelembaban relatif 60-70%, dan siklus gelap-terang setiap
12 jam. Kandang juga harus memiliki akses terhadap sumber makanan dan
minuman untuk mencit. Selain itu, dipilih tikus yang dapat berputar dengan rotasi
Cage)
dimana mencit berlari dan jumlah rotasi dicatat. Mencit dipilih berdasarkan berat
(20-30 gram) dan kemampuannya untuk memutar roda putar (wheel cage) sampai
300 kali dalam 30 menit. Tikus yang memenuhi syarat kemudian dibagi menjadi
kelompok yang diberi Diazepam (8 mg/kg-1), dan kelompok yang diberi Kafein
(16 mg/kg-1). Pemberian obat dilakukan secara oral. Diazepam dan Kafein
putar (wheel cage) dan setelah 5 menit, jumlah rotasi dicatat selama 75 menit
Sumber:
Neal, M,J., 2005. At A Glance Farmakologi Medis. Jakarta: Penerbit Buku EGC