Jurnal Kromium
Jurnal Kromium
Jurnal Kromium
Abstrak
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah. Laporan Riskesdas (2007), menunjukkan bahwa prevalensi DM di
Jawa Timur sebesar 6,8%. Salah satu pencegahan DM yaitu perencanaan makan.
Hal yang bisa diperhatikan dalam perencanaan makan adalah asupan maknonutrien
dan mikronutrien. Salah satu mikronutrien yang penting yaitu kromium. Kromium
membantu hormon insulin berfungsi lebih efisien dengan membantu pengambilan
glukosa dari aliran darah ke dalam sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pola konsumsi makanan sumber kromium terhadap kadar gula darah
puasa pasien DM tipe 2. Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling dan besar sampel 90
orang. Asupan kromium responden di bawah Recommended Dietary Allowance
(RDA) yaitu laki-laki <30 mcg/hari, perempuan <20 mcg/hari, kadar gula darah
puasa responden rata-rata tinggi yaitu ≥126 mg/dL (70%) dan hasil korelasi pearson
p=0,228, r=0,128. Kesimpulan penelitian ini, tidak ada hubungan yang bermakna
antara pola konsumsi makanan sumber kromium dengan kadar gula darah puasa,
tetapi kekuatan hubungannya positif menunjukkan sangat lemah.
Kata Kunci: DM Tipe 2, Makanan Sumber Kromium, Kadar Gula Darah Puasa
Abstract
Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by elevated blood sugar
levels. Riskesdas (2007), showed that the prevalence of DM in East Java is 6,8%.
One of diabetes prevention is by meal planning. It could be considered in meal
planning is intake of macronutrient and micronutrient. One of the important
micronutrient is chromium. Chromium promote insulin to more efficient with taking
glucose from the bloodstream into the cells. This study purposed to determine the
correlations between food consumption source of chromium and fasting blood
glucose levels of patients with type 2 diabetes. The cross sectional study was
conducted. Samples have been selected 90 person by purposive sampling. The
result revealed that chromium intake from responden below the Recommended
Dietary Allowance (RDA). The average consumption of chromium is <30 mcg/day
and <20 mcg/day in male and female respectively. The average of fasting blood
glucose levels are ≥126 mg/dL (70%). The analysis of correlation by pearson
showed p=0.228 ,r=0.128. The conclusion of this study, there was no significant
correlations between the food consumption sources of chromium with fasting blood
glucose levels, but the strength of the positive correlations is very weak .
Keywords: Type 2 DM, Food Sources of Cromium, Fasting Blood Glucose Levels
* Program Studi Ilmu Gizi FK
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal
60
Jenis Kelamin n % Kurang
40
Laki-laki 33 36,7 24,44
Baik
Perempuan 57 63,3 20 7,78 Lebih
Tingkat Pendidikan n % 0
SD 25 27,8 Kategori Asupan Energi
SMP 13 14,4
SMA 23 25,6 Gambar 1. Rata-Rata Asupan Energi Pada
Perguruan Tinggi 29 32,2 Kelompok Sampel Berdasarkan Perkeni
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal
Prosentase (%)
60 Baik
60
Prosentase (%)
60 Sedang
Kurang 40
18,9 Buruk
40 31,1 Baik 20 11,1
Lebih
20 8,89 0
Gambar 2. Rata-Rata Asupan Protein Pada Gambar 4. Rata-Rata Kadar Gula Darah
Kelompok Sampel Berdasarkan Perkeni Puasa Pada Kelompok Sampel Berdasarkan
Perkeni
Gambar 2. menunjukkan bahwa
asupan protein pada laki-laki dan perempuan Gambar 4. menunjukkan bahwa
dalam kategori baik yaitu sesuai pada penelitian ini didapatkan kadar gula
kebutuhannya sebanyak 10-20%. darah puasa responden DM tipe 2 dominan
pada kategori buruk/≥126 mg/dL yaitu
sebesar 70%.
80
66,67
Analisis Hubungan Pola Konsumsi
Prosentase (%)
Hasil uji statistik menunjukkan nilai tipe 2 karena secara fisik perempuan
signifikansi =0,228 (p>0.05) yang artinya memiliki peluang peningkatan indeks masa
terdapat hubungan korelasi yang tidak tubuh yang lebih besar. Hal ini dipengaruhi
bermakna antara pola konsumsi makanan oleh adanya premenstrual syndrome dan
sumber kromium dengan kadar gula darah pasca-menopouse yang membuat distribusi
puasa pasien DM tipe 2, dan nilai kekuatan lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi
korelasinya sangat lemah (r=0,128). Hasil akibat proses hormonal tersebut sehingga
penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh wanita berisiko menderita DM tipe 2(14).
pola konsumsi makanan sumber kromium Tingkat pendidikan responden yang
dengan kadar gula darah puasa, tetapi paling dominan adalah lulus perguruan tinggi
hubungannya tidak bermakna dan kekuatan yaitu sebanyak 29 orang (32,2%). Tingkat
hubungannya sangat lemah. pendidikan mempunyai pengaruh terhadap
kejadian DM tipe 2(14). Berdasarkan
PEMBAHASAN penelitian Rusimah (2011), menunjukkan
bahwa sebagian besar (52,9%) responden
Karakteristik Responden mempunyai pendidikan dengan kategori
Berdasarkan hasil pengolahan dan tinggi (>tamat SMP)(15). Tingkat pendidikan
analisis data diketahui bahwa rata-rata ini terkait dengan salah satu pilar DM yaitu
responden berusia ≥50 tahun (86,7%). Hal edukasi yang berhubungan dengan
ini sesuai dengan teori yang mengatakan kepatuhan terhadap diet(16). Kepatuhan diet
bahwa mereka dengan usia lebih dari 50 dipengaruhi oleh kepribadian seseorang,
tahun adalah kelompok yang rentan lingkungan keluarga dan lingkungan
terhadap DM(10). Lebih lanjut dikatakan sosial(17). Walaupun tingkat pendidikan pada
bahwa DM tipe 2 merupakan penyakit yang penelitian ini rata-rata tinggi tetapi kadar gula
terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh tinggi bisa dipengaruhi oleh perilaku dan
(degeneratif) terutama gangguan organ peran keluarga(18).
pankreas dalam menghasilkan hormon Responden pada penelitian ini yang
insulin sehingga DM tipe 2 akan meningkat pernah mendapatkan konsultasi gizi
kasusnya sejalan dengan pertambahan sebanyak 58 orang (64,4%). Pemberian
usia(11). Hasil penelitian Martha (2012), edukasi gizi dapat mengontrol gula darah
menunjukkan bahwa hasil uji statistik
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal
puasa responden (0,76%) sedangkan tanpa responden yaitu jalan kaki 45 orang (50%)
pemberian edukasi gizi, gula darah puasa dengan frekuensi setiap hari (24,4%) dan
yang terkontrol hanya (0,26%)(19). Edukasi lama 30 menit (28,9%). Hasil penelitian
gizi bertujuan untuk membantu individu, Rachmawati (2010), terdapat hubungan
kelompok atau masyarakat dalam antara latihan jasmani berupa jalan kaki
meningkatkan pengetahuan dan selama 3-4 kali perminggu selama 30 menit
kemampuan responden menuju konsumsi dengan perubahan kadar gula darah
pangan yang sehat dan bergizi sesuai sewaktu(24). Aktivitas fisik seperti olahraga
dengan kebutuhan tubuh(20). Edukasi dapat mengontrol gula darah. Glukosa akan
berhubungan dengan kepatuhan responden diubah menjadi energi pada saat beraktivitas
terhadap diet(16). Berdasarkan teori tersebut fisik. Aktivitas fisik mengakibatkan insulin
walaupun mayoritas responden pernah semakin meningkat sehingga kadar gula
mendapatkan edukasi gizi tetapi hasil gula dalam darah akan berkurang. Pada orang
darah masih tinggi. Hal ini disebabkan yang jarang berolahraga, zat makanan yang
karena selain edukasi yang bisa masuk ke dalam tubuh tidak dibakar tetapi
mempengaruhi peningkatan kadar gula ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan
dilihat dari empat pilar DM tipe 2 adalah dari gula. Jika insulin tidak mencukupi untuk
perencanaan makanan, latihan jasmani dan mengubah glukosa menjadi energi maka
konsumsi obat(21). akan timbul DM(25).
Rata-rata responden mempunyai
riwayat keluarga menderita DM tipe 2 Asupan Zat Gizi
sebanyak 48 orang (53,3%) yang dominan Hasil analisis energi pada penelitian
diperoleh dari Ibu (18,9%). Responden yang ini menunjukkan bahwa rata-rata asupan
memiliki keluarga dengan DM tipe 2 harus energi pada laki-laki dan perempuan dalam
waspada. Risiko menderita DM bila salah kategori kurang 67,78%. Kategori energi
satu orang tuanya menderita DM adalah didasarkan pada tingkat konsumsi yang
sebesar 15%. Jika kedua orang tua memiliki dikelompokkan oleh Widya Karya Pangan
DM maka risiko untuk menderita DM adalah dan Gizi (26). Asupan energi pada laki-laki
75%. Risiko untuk mendapatkan DM dari ibu dan perempuan berbeda untuk perhitungan
lebih besar 10-30% dari pada ayah dengan kebutuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh
DM. Hal ini dikarenakan penurunan gen perhitungan kebutuhan energi basal yang
sewaktu dalam kandungan lebih besar dari besarnya 25-30 kkal/kgBB ideal, ditambah
ibu. Jika saudara kandung menderita DM atau dikurangi bergantung pada beberapa
maka risiko untuk menderita DM adalah 10% faktor seperti: jenis kelamin, umur, aktivitas,
dan 90% jika yang menderita adalah berat badan(21).
saudara kembar identik(22). Orang yang Asupan energi tidak berhubungan
memiliki riwayat keluarga menderita DM 5 secara signifikan dengan kadar gula darah
kali lebih berisiko menderita DM tipe 2 puasa pasien DM tipe 2. Hal ini dipengaruhi
dibandingkan dengan orang yang tidak oleh asupan energi yang kurang dari
memiliki riwayat keluarga menderita DM tipe kebutuhannya dimana asupan energi hanya
2(23). 10% dalam kategori cukup(27). Kekurangan
Rata-rata responden melakukan energi yang berkepanjangan bisa
aktivitas fisik seperti olahraga 65 orang menyebabkan keseimbangan energi negatif
(72,2%). Olahraga yang banyak dilakukan sehingga terjadi proses glukoneogenesis
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal
yaitu adanya pemecahan protein digunakan dampak perawatan dari obat misalnya
sebagai sumber energi(28). Keseimbangan steroid(34).
energi negatif yang lama mengakibatkan Mikromineral yang mempunyai
komplikasi seperti terjadinya penurunan peranan sebagai kofaktor dalam
berat badan pada DM(29). meningkatkan metabolisme glukosa adalah
Protein yang dianjurkan Perkeni kromium. Kromium bermanfaat dalam
(2011), sebanyak 10-20%(21). Hasil analisis meningkatkan massa otot, penurunan lemak
protein pada penelitian ini menunjukkan dan memperbaiki metabolisme glukosa dan
bahwa rata-rata asupan protein pada laki-laki kadar serum lemak pada pasien dengan
dan perempuan dalam kategori baik (10- atau tanpa DM(31).
20%) sebanyak 60%. Pada penelitian yang Hasil analisis kromium pada
dilakukan Agung (2013), menunjukkan penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata
bahwa tingkat asupan protein dengan kadar pola konsumsi kromium pada laki-laki dan
gula darah puasa diperoleh nilai p>0,05(30). perempuan dalam kategori kurang yaitu
Hal ini menunjukkan bahwa asupan protein sebesar 66,67%.Berdasarkan recommended
tidak secara langsung mempengaruhi daitary allowance (RDA) kromium pada laki-
perubahan kadar gula darah, akan tetapi laki usia <50 tahun sebesar 35 µg/hari, usia
asupan protein bisa mempengaruhi ≥50 tahun 30 µg/hari. Sedangkan pada
penyerapan kromium(31). Sejalan dengan perempuan usia <50 tahun sebesar 25
penelitian yang menyebutkan bahwa µg/hari, usia ≥50 tahun 20 µg/hari(35).
penyerapan glukosa pada tikus yang diberi Sumber kromium yang dikonsumsi
kromium dengan peningkatan protein responden rata-rata berasal dari nasi,
menunjukkan adanya perubahan kentang, mie, jagung, ayam, daging, ikan
penyerapan kromium(32). Pada DM tipe 2, tongkol, tahu, tempe, sawi, tomat, bayam,
protein akan dimanfaatkan untuk memenuhi wortel, buncis, kacang panjang, apel, jeruk,
kebutuhan zat gizi tubuh melalui proses pisang,teh, kopi. Konsumsi kromium dengan
deaminasi asam amino. Pemecahan protein frekuensi sering pada nasi, mie, tahu, tempe.
tersebut akan menyebabkan peningkatan Makanan yang dikonsumsi responden rata-
glukosa darah dan pembakaran asam lemak rata kandungan kromiumnya rendah seperti
yang tidak lengkap(33). pada nasi, tahu, tempe, wortel, buncis,
kacang panjang. Konsumsi makanan tinggi
Hubungan Asupan Kromium dengan kromium masih dalam frekuensi yang sedikit
Kadar Gula Darah Puasa seperti pada daging, roti, kentang, brokoli,
Hasil analisis kadar gula darah kacang-kacangan sehingga mempengaruhi
puasa responden DM tipe 2 dominan pada asupan kromium yang masih di bawah
kategori buruk/≥126 mg/dl yaitu sebesar RDA(36).
70% yang masih tinggi dibandingkan kadar Kromium dari makanan lebih efektif
gula darah puasa yang normal sebesar 80- dibandingkan suplementasi dalam hal
109 mg/dl. Faktor yang mempengaruhi pengendalian kadar gula darah DM tipe 2(37).
peningkatan kadar gula darah puasa adalah Konsumsi kromium dari makanan sebanyak
kurang berolahraga, bertambahnya jumlah 170 mcg/hari bisa membantu menurunkan
makanan yang dikonsumsi, pertambahan kadar gula darah DM sedangkan
berat badan, pertambahan usia serta suplementasi membutuhkan 200-600
mcg/hari untuk pengendalian gula darah(38).
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal
Suplementasi ragi 200 µg/hari menunjukkan tidak terdapat hubungan secara signifikan
adanya penurunan gula darah puasa dan antara asupan kromium dengan kadar gula
trigliserida. Sedangkan HDL, kolesterol dan darah puasa dikarenakan beberapa faktor
serum kromium mengalami peningkatan(39). yaitu kemungkinan periode waktu kritis yang
Hasil uji statistik antara asupan diteliti untuk penilaian konsumsi makanan
kromium dengan kadar gula darah puasa terlalu pendek atau terlalu dekat jaraknya
pada penelitian ini didapat nilai p-value yaitu dengan diagnosa DM yaitu sekitar 1 tahun
0,228 yang artinya bahwa terdapat sebelum diagnosis DM serta kurang
hubungan korelasi yang tidak bermakna lengkapnya jenis makanan yang dimasukkan
antara pola konsumsi makanan sumber dalam FFQ(40).
kromium dengan kadar gula darah puasa
pasien DM, dan nilai kekuatan korelasi KESIMPULAN
antara pola konsumsi makanan sumber
kromium dan kadar gula darah puasa pasien Tidak ada hubungan antara pola
DM memiliki kekuatan korelasi yang sangat konsumsi makanan sumber kromium
lemah (r =0,128). Hal ini dipengaruhi oleh terhadap kadar gula darah puasa pasien DM
konsumsi kromium pada responden laki-laki tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.
maupun perempuan rata-rata masih di Saiful Anwar Malang. Rata-rata responden
bawah RDA yaitu laki-laki usia <50 tahun dominan pada usia ≥50 tahun (86,7%), jenis
sebesar 35 µg/hari, usia ≥50 tahun 30 kelamin lebih banyak perempuan (63,3%),
µg/hari dan perempuan usia <50 tahun tingkat pendidikan perguruan tinggi (32,2%),
sebesar 25 µg/hari, usia ≥50 tahun 20 responden pernah mendapatkan konsultasi
µg/hari. Konsumsi kromium masih rendah gizi (64,4%), mempunyai riwayat DM tipe 2
disebabkan karena proses pengolahan pada dari keluarga (53,3%), responden sudah
bahan makanan kromium dengan proses melakukan aktivitas olahraga (72,2%). Rata-
penggilingan, dihambat oleh fitat(35), dan rata asupan energi dalam kategori kurang
karena asupan vitamin C responden rata- (67,78%), asupan protein dalam kategori
rata dibawah kebutuhan yaitu 71 mg/hari. baik (60%). Pola konsumsi kromium dalam
Asupan kromium itu baru terlihat bisa kategori kurang (66,67%). Kadar gula darah
menunjukkan perubahan kadar gula darah puasa dalam kategori buruk (70%). Hasil
puasa jika asupannya sebanyak 170 µg/hari penelitian ini menunjukkan terdapat
pada pasien DM. Sedangkan jika hubungan yang positif antara pola konsumsi
menggunakan suplementasi sebanyak 200- makanan sumber kromium dengan kadar
600 µg/hari bisa menurunkan kadar gula gula darah puasa tetapi hubungannya tidak
darah puasa(38). bermakna dan kekuatan hubungannya
Hasil penelitian ini tidak signifikan sangat lemah.
juga dipengaruhi oleh banyak faktor yang
mempengaruhi kadar gula darah puasa. Hal SARAN
ini bisa disebabkan oleh masih adanya
bahan makanan yang belum pernah diuji Bagi pasien DM tipe 2 hendaknya
kandungan kromiumnya sehingga memperhatikan pola konsumsi kromium
mempengaruhi jumlah asupan yang karena rata-rata pola konsumsi kromium
dikonsumsi pasien(31). Selain itu, terdapat masih di bawah RDA. Pola konsumsi
penelitian Aisyah (2010), menunjukan bahwa kromium 170 mcg/hari dapat diperoleh dari
Draft Manuscript ini Akan Di Kirimkan Untuk Di Publikasikan Di Journal
Mengetahui,
Pembimbing I