Uji Evaluasi Dan Aktivitas Sediaan Emulsi
Uji Evaluasi Dan Aktivitas Sediaan Emulsi
Uji Evaluasi Dan Aktivitas Sediaan Emulsi
Evaluasi fisik yang dilakukan pada emulsi minyak atsiri cengkeh ini di antaranya
pengamatan organoleptis, pH, dan viskositas
1. Uji organoleptis
Dilihat dari pengamatan organoleptis selama 28 hari, formula A dan B tidak mengalami
perubahan warna, bau, dan konsistensi selama masa pengamatan. Sedangkan formula C
dan D mengalami perubahan warna pada hari ke-14.
Hasil formulasi sediaan emulsi minyak atsiri cengkeh dengan emulgator PGA
(Formula C dan D) menghasilkan sediaan dengan konsistensi cair, berwarna coklat dan bau
khas cengkeh. Sedangkan sediaan dengan emulgator CMC (Formula A dan B) menghasilkan
sediaan dengan konsistensi cair, berwarna putih, dan bau khas cengkeh.
Hasil skrining fitokimia serbuk cengkeh dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan uji KHM
minyak atsiri cengkeh, pada konsentrasi 1% dihasilkan zona bening sebesar 1,12 cm sehingga
pada formulasi minyak atsiri yang digunakan sebanyak 1%.
Uji aktivitas sediaan emulsi minyak atsiri cengkeh (Tabel 6) terhadap jamur kayu
dengan menggunakan formula 4 memberikan zona hambat sebesar 2,8 cm dan 3,0 cm,
sedangkan pembanding yang digunakan, Klorpirifos, memberikan zona hambat sebesar
1,45cm.
Minyak atsiri cengkeh memiliki aktivitas antifungi dengan spektrum yang luas. Hal ini
mendukung hasil uji aktivitas sediaan yang menunjukkan bahwa emulsi minyak atsiri cengkeh
mampu menghambat pertumbuhan jamur kayu.