Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

RPP Dasar Listrik Dan Elekttronika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan :
Program Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika
Kelas / Semester : X / Gasal
Alokasi Waktu : 2 x 5 JP (Pertemuan ke 6 s/d 7 )

A. KOMPETENSI INTI
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik
Instalasi Tenaga Listrik pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan.

B. KOMPETENSI DASAR
3.1. Menganalisis sifat elemen pasif rangkaian listrik arus searah dan rangkaian peralihan
4.1. Menunjukkan sifat komponen pasif dalam rangkaian listrik arus searah dan rangkaian peralihan

C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


3.1. menjelaskan pengertian resistor
3.2. menjelaskan pengertian induktor
3.3. menjelaskan pengertian kapasitor
3.4. menyebutkan sifat-sifat komponen pasif
4.1. menghitung nilai induktor
4.2. menghitung nilai kapasitor
4.3. menentuka menghitung nilai resistor
4.4. menghitung rangkaian seri,paralel,seriparalel

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah berdiskosi dan menggali informasi pesderta didik dapat :
1. menjelaskan pengertian resistor dengan detail.
2. menjelaskan pengertian induktor dengan detail.
3. menjelaskan pengertian kapasitor dengan detail.
4. menyebutkan sifat-sifat komponen pasif dengan teliti.
Diberikan resistor dan kapasitor peserta didik dapat :
5. menghitung nilai induktor dengan teliti.
6. menghitung nilai kapasitor dengan teliti.
7. menghitung nilai resistor dengan teliti.
8. menghitung rangkaian seri,paralel,seri-paralel dengan teliti.

E. MATERI PEBELAJARAN
Materi Pembelajaran Teralampir.

F. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE


Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning
Metode : Ceramah, Demonstrasi, Diskusi Kelompok, Problem solving

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan ke : 6
Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan  Melakukan pengecekan kebersihan ruang
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a
untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk
mengarahkan siswa kemateri yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti  Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang macam-macam
resistor, sambil memberikan contoh komponen resistor.
 Siswa mengamati macam-macam komponen resistor yang telah
diberikan guru, dilanjutkan mendiskusikan pengamatan dengan
kelompok.
 Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang resistor tetap yang
didalamnya memuat materi menghitung nilai hambatan resistor
dengan kode warna resistor serta penjelasan tentang resistor
dengan 4 dan 5 cincin warna.
 Siswa menghitung nilai resistor kode warna secara kelompok.
 Dengan tanya jawab siswa mengerjakan latihan soal menghitung
hambatan resistor dengan kode warna.
 Siswa mendengarkan penjelasan komponen resistor tidak tetap
/variable resistor dan mengamati contoh komponen resistor tidak
tetap.
 Siswa menjawab pertanyaan guru tentang perbedaan resistor
tidak tetap model trimpot dan model potensio.
 Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
tentang menghitung hambatan rangkaian seri, parallel, dan seri
parallel.
 Siswa mengerjakan soal pertanyaan dari guru di lembar jawaban
yang telah di sediakan oleh guru.

Penutup  Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang


telah dilaksanakan.
 Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari
dengan membuat catatan penguasaan materi.
 Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.
 Guru mengkhiri pembelajaran dengan sapaan dan salam.

Pertemuan ke : 7
Kegiatan Diskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan  Melakukan pengecekan kebersihan ruang
 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdo’a
untuk memulai pembelajaran
 Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
 Memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk
mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari.
Kegiatan Inti  Siswa mengamati macam-macam komponen kapasitor tetap
yang telah diberikan guru yang terdiri dari kapasitor polar dan
non polar, dilanjutkan mendiskusikan pengamatan dengan
kelompok, bersamaan dengan itu guru bertanya tentang
pengertian kapasitor dan macam-macam kapasitor berdasarkan
polaritas, dan masing-masing contohnya, menghitung nilai
kapasitas kapasitor dengan melihat kode angka yang ada di
bodinya.
 Siswa mencoba mengklasifikasi macam-macam kapasitor
menghitung kapasitansi dengan melihat kode angka yang tertera
pada badan kapasitor.
 Siswa mengamati macam-macam induktor yang telah diberikan
guru yang terdiri dari induktor inti udara, inti ferit dan inti besi,
dilanjutkan mendiskusikan pengamatan dengan kelompok,
bersamaan dengan itu guru bertanya tentang pengertian
induktor dan macam-macam induktor berdasarkan polaritas,
dan masing-masing contohnya, menghitung nilai induktansi
induktor.
 Siswa mencoba mengklasifikasi macam-macam induktor
menghitung reaktansi induktif dengan melihat induktansi yang
tertera pada badan induktor.
 Membuat catatan hasil diskusi dan mengkomunikasikan dengan
kelompok lain.
 Siswa mengamati induktor inti udara, ferit dan besi dilanjutkan
menjawab pertanyaan guru tentang macam induktor beserta
contonya. Siswa berusaha membuat catatan hasil diskusi dan
mengkomunikasikan dengan kelompok lain.
 Siswa mengerjakan soal pertanyaan dari guru di lembar
jawaban yang telah di sediakan oleh guru.

Penutup  Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang


telah dilaksanakan.
 Siswa merefleksikan penguasaan materi yang telah dipelajari
dengan membuat catatan penguasaan materi.
 Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya.
 Guru mengakhiri pembelajaran dengan sapaan dan salam.

H. PENILAIAN PEMBELAJARAN, REMIDIAL DAN PENGAYAAN


1. Teknik Penilaian : pengamatan, tes tertulis.
2. Prosedur penilaian

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian


1. Pengetahuan
a. Menghitung kembali Pengamatan dan tes Penyelesaian tugas individu dan
nilai hambatan resistor kelompok
dengan melihat kode
warna yang ada di bodi.
b. Menyatakan kembali
perhitungan resistor
dengan 4 dan 5 gelang
warna.
c. Menyatakan kembali
perbedaan resistor
variable model trimpot
dan potensio secara
tepat dan kreatif.
2. Keterampilan
a. Terampil menghitung Tes tertulis Penyelesaian tugas individu
nilai hambatan resistor
yang di hubung seri,
seri, parallel, dan seri
paralel.

3. Instrumen Penilaian Hasil belajar

1. Penilaian Pengetahuan
Kisi kisi penilaian

No Kisi-kisi Soal Tingkat Jenis


kesulitan
(skor)
1 Mengemukakan pengertian 1. Apakah yang anda ketahui Mudah essey
arus listrik, arus electron, tentang arus listrik, electron, (10)
tegangan dan bahan-bahan dan tegangan listrik?
listrik
2 Mengemukakan perbedaan 2. Apakah yang anda ketahui Sedang essey
arus listrik dan arus dengan perbedaan arus (10)
elektron listrik dan arus elektron,
jelaskan
3 Terampil mengemukakan 3. Jelaskan kronologi adanya Sukar essey
kronologi terjadinya arus arus listrik dan arus (20)
listrik dan arus elektron. elektron!
4. Menyebutkan macam- 2. Sebutkan macam-macam (10) essey
macam komponen kapasitor tetap dan tidak
kapasitor tetap dan tidak tetap !
tetap.
5. Menyebutkan macam- 3. Sebutkan macam-macam (10) essey
macam kapasitor polar dan jenis kapasitor polar dan
nonpolar. non polar !
6. Menghitung nilai 4. Hitunglah nilai (20) essey
kapasitansi kapasitor kapasitansi kapasitor
disusun seri. rangkaian seri berikut ini :

7. Menghitung nilai 5. Hitunglah nilai hambatan (20) essay


kapasitansi kapasitor resistor rangkaian parallel
disusun parallel. berikut ini :

a. SOAL
1. Hitunglah nilai hambatan resistor rangkaian seri berikut ini :

A B

2. Hitunglah nilai hambatan resistor rangkaian parallel berikut ini :

3. Hitunglah nilai hambatan resistor rangkaian seri parallel berikut ini :

4. Sebutkan macam-macam kapasitor tetap dan tidak tetap !


5. Sebutkan macam-macam jenis kapasitor polar dan non polar !
6. Hitunglah nilai kapasitansi kapasitor rangkaian seri berikut ini :
7. Hitunglah nilai hambatan resistor rangkaian parallel berikut ini :

b. Jawab
c. Jawab
1. D1 D2. Hitung R total AB:…….
R1= 100 Ohm D3. Resistor seri RS = R1 + R2 + R3
R2= 100 Ohm = 100 + 100 + 100
R3= 100 Ohm = 300 Ohm.
Jadi nilai hambatan total pada percababngan AB adalah 300 Ohm.
2. D1 R1 = 4 Ohm D2. Hitung R total AB :……
R2 = 3 Ohm D3. Resistor Paralel 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3
R3 = 2 Ohm maka 1/Rp= ¼ + 1/3 +1/2
= 3+4+2
12
= 9/12
Jadi R total pada AB adalah RP = 12/9 = 1,3 Ohm
3. D1. D2. Hitung R total AB:……
R1 500 Ohm D3. Resistor seri Paralel R total = R1 + R1//R3
R2 1K Ohm maka = 500 + 1K//1K
R3 1K Ohm = 500 + 1k X 1k
1k + 1k
= 500 + 1M
2K
= 500 + 500

Jadi hambatan total pad AB adalah = 1000 Ohm.

4. Kapasitor tetap : elco, tantalum, MKM, milar, keramik, kertas.


Kapasitor tidak tetap : varco, Kapasitor Trimer .
5. Kapasitor nonpolar : MKM, milar, keramik, kertas.
Kapasitor polar: tantalum dan elco.
6. Cs = C1 + C2+ C3+……Cn
Cs = C1 + C2
Cs = 100 µF + 220 µF
Cs = 320 µF
7. 1/Cp = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 ……1/Cn
1/Cp = 1/C1 + 1/C2
1/Cp = 1/100 + 1/100
1/Cp = 2/100
Cp = 100/2
= 50 µF

Jumlah Skor = 100


𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑷𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊𝒂𝒏
Penghitungan Nilai = 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐌𝐚𝐤𝐬𝐢𝐦𝐚𝐥
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Aspek yang dinilai :
a. Ketepatan menjawab pertanyaan macam-macam resistor
b. Kecepatan dan ketepatan menjawab menghitung nilai resistor 4 dan 5 gelang.
c. Ketepatan menjelaskan macam-macam kapasitor dan induktor
d. Ketepatan menghitung nilai resistor dan kapasitor yang disusun seri dan parallel.
e. Ketepatan menghitung soal hokum ohm dan kirchof arus.
Tabel penilaian keterampilan.
Aspek Penilaian Jumlah Nilai
No Nama Siswa
a b c d e Skor (Jumlah Skor x 4)
1
2
3
4
5

Keterangan:
Skala Penilaian dibuat dengan rentangan 1 s/d 5
Penafsiran angka :
1 : 60
2 : 70
3 : 80
4 : 90
5 : 100

I. MEDIA, ALAT DAN SUMBER BELAJAR


1. Media, Alat dan Bahan
 Resistor, Kapasitor, Induktor, gambar rangkaian resistor, kapasitor dan induktor.
 Ilustrasi tentang resistor dan kapasitor (program flas)
 IT dan proyektor.
2. Sumber Belajar
 Buku Rangkaian Arus Searah, Soeprapto
 Buku Dasar dan Pengukuran Listrik, MH. Sapto Widodo
 Artikel-artikel yang terkait

Sragen, Juli 2017


Mengetahui
a/n Kepala SMK Negeri 2 Sragen Guru Mata Pelajaran
WKS Kurikulum

SUHARNO, S.Pd. DARYANTO


NIP. 19670419 200312 1 002 NIP. 19650516 199512 1 OO1

Lampiran Materi Pembelajaran Pertemuan ke 7-8

Pertemuan ke 6
Memeriksa Sifat Elemen Pasif dalam Rangkaian Arus Searah dan
Peralihan
Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan
dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen atau komponen
yang akan dibahas pada mata kuliah Rangkaian Listrik terbatas pada elemen atau komponen yang memiliki
dua buah terminal atau kutub pada kedua ujungnya. Untuk elemen atau komponen yang lebih dari dua
terminal dibahas pada mata kuliah Elektronika. Pembatasan elemen atau komponen listrik pada Rangkaian
Listrik dapat dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif adalah elemen
yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan sumber arus, mengenai sumber ini
akan dijelaskan pada bab berikutnya. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat
menghasilkan energi.
Elemen pasif dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu elemen yang hanya dapat menyerap energi
dan elemen yang dapat menyimpan energi. Elemen yang hanya menyerap energi adalah resistor atau lazim
juga disebut sebagai tahanan atau hambatan dengan simbol R.
Komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu komponen atau
elemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam hal ini induktor atau sering juga disebut
sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan simbol L, dan komponen pasif yang menyerap energi dalam
bentuk medan listrik dalam hal ini adalah kapasitor atau sering juga disebut dengan kondensator dengan
simbol C.Pembahasan mengenai ketiga komponen pasif tersebut nantinya akan dijelaskan pada bab
berikutnya.

Elemen Pasif Rangkaian Listrik


Elemen atau kompoen listrik yang dibicarakan disini adalah elemen listrik dua terminal, yang
terdiri atas:Sumber tegangan, Sumber arus, Resistor ( R ), Induktor ( L ), Kapasitor ( C ).Berbicara
mengenai Rangkaian Listrik, tentu tidak dapat dilepaskan dari pengertian dari rangkaian itu sendiri, dimana
rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen atau komponen penyusunnya ditambah dengan
rangkaian penghubungnya dimana disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan
tertutup. Dengan kata lain hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu rangkaian.
Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari titik yang dimaksud
akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh atau dekat lintasan
yang kita tempuh.Rangkaian listrik merupakan dasar dari teori rangkaian pada teknik elektro yang menjadi
dasar atay fundamental bagi ilmu-ilmu lainnya seperti elektronika, sistem daya, sistem computer, putaran
mesin, dan teori control. Sebuah rangkaian (circuit) dan Jaringan (net work) terbentuk dari gabungan
elemen-elemen dua terminal baik elemen pasif maupun elemen aktif. Elemen-elemen aktif adalah sumber
tegangan atau sumber arus yang mampu menyalurkan energi ke rangkaian atau jaringan. Sedang elemen-
elemen pasif adalah resistor, induktor dan kapasitor yaitu elemen-elemen rangkaian yang menyerap
ataupun menyimpan energi dari sumber energi. Elemen-elemen tersebut dapat dihubungkan dalam
hubungan seri, parallel atau kombinasi keduanya.

(a) (b) (c)


Gambar 3.1 Elemen Aktif

Gambar 3.1 (a) memperlihatkan symbol elemen aktif, catu daya atau sumber tegangan arus bolak-balik
(AC), 3.1 (b) dan 3.1 (c) memperlihatkan symbol sumber tegangan searah (DC).
(a) (b) (c)
Gambar 3.2 Elemen Pasif (a) Resistor, (b) indusktor, (c) kapasitor

Kesepakatan Tanda
Bila suatu arus memasuki sebuah elemen rangkaian pada terminal bertanda positif (+) untuk tegangan U
pada elemen tersebut, maka daya yang diserap adalah perkalian antara tegangan dan arus atau P = U x I.
Dalam Gambar 3.3, diketahui tegangan pada elemen A adalah Ua = 20 V, tegangan pada elemen B adalah
Ub = -15 V dan tegangan pada elemen C adalah Uc = 5 V. Dapat diketahui besar daya yang diserap oleh
elemen A yaitu: P = Ua x I = - (20) x (3) = - 60 watt Penyerapan negatif adalah emisi positif. Akibatnya,
elemen A pastilah sebuah sumber tegangan. Daya yang diserap oleh elemen B adalah - (-15) x (3) = 45
watt dan pada elemen C adalah : +(5) x (3) = 15 watt.

Gambar 3.3 Kesepakatan Tanda arah arus


Resistor dan Resistansi
Hampir semua penghantar listrik terbuat dari metal atau logam. Tetapi tidak ada bahan yang
dapat menjadi penghantar murni. Tetapi beberapa logam merupakan penghantar listrik yang lebih baik
dibandingkan dengan lainnya. Perak, tembaga, dan alumunium merupakan penghantar yang bagus.
Besi, baja, dan arang juga dapat menghantarkan arus listrik, tetapi resistansinya sangat tinggi.
Arang (carbon) seringkali digunakan dalam rangkaian listrik, tetapi bukan penghantar yang
bagus. Penghantar yang sangat jelek lazim disebut sebagai resistor atau resistan atau tahanan atau
penghambat. Resistor tidak memiliki elektron bebas atau sangat sedikit elektron bebas pada atomnya.
Jadi sangat sulit bagi elektron bebas tersebut bergerak melewati ataom lainnya.
Resistor atau tahanan adalah bahan listrik yang mempunyai daya hantar listrik rendah atau
mempunyai resistansi tinggi. Karena nilai resitansinya tinggi maka resistor sering digunakan sebagai
pembatas arus listrik. Bahan listrik yang sering digunakan sebagai resitor adalah arang atau karbon,
dan nichrom.Dalam prakteknya untuk keperluan pengontrolan arus listrik digunakan resistor-resistor
praktis yang didesain dalam berbagai harga. Satuan praktis dari resistor adalah Ohm.
Resistansi listrik diukur dalam satuan ohm. Di mana satuan ohm menyatakan jumlah resistansi
pada suatu rangkaian listrik. Resistansi sebesar satu ohm memungkinkan adanya emf sebesar satu volt
yang menyebabkan terjadinya aliran arus melalui rangkaian tersebut sebesar satu amper. Simbol yang
digunakan untuk menyatakan satuan ohm adalah Ω. Nilai resistansi listrik pada suatu konduktor
tergantung pada empat aspek berikut:
 Bahan yang digunakan
 Diameter atau ukuran konduktor
 Panjang konduktor
 Suhu konduktor
Besarnya nilai resistansi suatu bahan konduktor dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
𝜌𝑥𝑙
R=
𝐴
dimana :
R : resistansi konduktor, diukur dalam satuan ohm
 : resistivitas bahan, dalam satuan ohm.mm 2/m
l : panjang konduktor, diukur dalam satuan meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, dalam satuan mm 2

Kode Warna dan Huruf pada Resistor


a. Kode Warna Resistor
Resistor disebut juga dengan tahanan atau hambatan, berfungsi untuk menghambat arus listrik
yang melewatinya. Satuan harga resistor adalah : 1 M (mega ohm) = 1000 K (kilo ohm) = 106 
(ohm) yang merupakan satuan nilai resistansi dari sebuah resistor. Resistor diberi lambang huruf R,
sedangkan gambar simbolnya dari rangkaian listrik adalah :

atau
Simbol Resistor
Resistor yang mempunya nilai tetap disebut fixed resistor dan yang dapat diatur disebut variabel
resistor.

Dimensi resistor tetap LDR PTC/NTC


Resistor yang dapat diatur :petensio; tripot; geser
Gambar 3.4 Macam dan bentuk resistor dapat dilihat berikut ini:
Kode warna pada resistor menyatakan harga resistansi dan toleransinya. Semakin kecil harga
toleransi suatu resistor adalah semakin baik, karena harga sebenarnya adalah harga yang tertera  harga
toleransinya. Misalnya suatu resistor harga yang tertera = 100  mempunyai toleransi 5%, maka harga
sebenarnya adalah:
Harga resistor = 100 – (5% x 100) s/d 100 + (5% x 100)
= 95  s/d 105 .
Terdapat resistor yang mempunyai 4 gelang warna dan 5 gelang warna seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini :
,
123 45
1234

Gambar 3.5. Resistor dengan 4 Gelang dan 5 Gelang Warna.

b. Kode Huruf Resistor


Resistor yang mempunyai kode angka dan huruf biasanya adalah resistor lilitan kawat yang
diselubungi dengan keramik/porselin, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

5W0,02  J

Gambar Resistor dengan Kode Angka dan Huruf


Arti kode angka dan huruf pada resistor ini adalah sebagai berikut :
- 5 W 0,02  J
5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt
0,22  berarti besarnya resistansi 0,22 
J berarti besarnya toleransi 5%
- 5 W 22 R J
5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt
22 R berarti besarnya resistansi 22 
J berarti besarnya toleransi 5%
- 5W1kJ
5 W berarti kemampuan daya resistor besarnya 5 watt
1 k  berarti kemampuan besarnya resistansi 1 k 
J berarti besarnya toleransi 5%
- 5WR1k
5 W berarti kemampuan daya resistor sebesar 5 watt
RIK berarti besarnya resistansi 1 k 

Pertemuan ke 7

Induktor dan Induktansi


Induktor adalah sebuah elemen pasif rangkaian yang dapat menyimpan energi. Induktor berbentuk
sebuah lilitan yang terbuat dari bahan konduktor (tembaga) yang dililitkan pada suatu bahan fero magnetik.
Sebagai contoh belitan transformator, belitan motor dan alat-alat lain yang serupa.
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus)
yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya.
Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya (L), yang diukur
dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi
kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam kumparan dikarenakan hukum
induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian
yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-
balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan hanya
menyerap daya disipatif relatif kecil. Sebuah induktor pada kenyataanya memiliki induktansi dan
resistansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya.
Selain menyerap daya disipatif pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga menyerap daya di
dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena adanya
kejenuhan magnetik.
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar
konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati konduktor
membuat medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan
medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat
menentang perubahan arus.
Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan
arus terhadap waktu. Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya
elektromotif sebesar 1 volt saat arus dalam indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon.
Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.
Induktor adalah elemen pasif yang berbasis pada variasi medan maknit yang ditimbulkan oleh arus.
Pada kumparan dengan jumlah lilitan N, dan dialiri arus sebesar iL , akan timbul fluksi magnit sebesar
= kNiL,
Dengan
k = adalah suatu konstanta tergantung pada sifat magentik dari bahan yang digunakan,
N = adalah jumlah lilitan ( lilit)
iL = adalah arus yang diterima induktor( A)
 = fluksi magnit (weber)
Gambar 3.6 Berbagai Tipe Induktor

Konstruksi Induktor
Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan penghantar, biasanya
kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau bahan feromagnetik. Bahan inti yang
mempunyai permeabilitas magnet yang lebih tinggi dari udara meningkatkan medan magnet dan
menjaganya tetap dekat pada induktor, sehingga meningkatkan induktansi induktor.
Induktor frekuensi rendah dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk menekan arus eddy.
Ferit lunak biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi tingi, dikarenakan ferit tidak
menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada inti besi. Ini dikarenakan ferit mempunyai
lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya yang tinggi mencegah arus eddy.
Induktor dibuat dengan berbagai bentuk. Sebagian besar dikonstruksi dengan menggulung kawat
tembaga email disekitar bahan inti dengan kaki-kaki atau terminal kawat keluar. Beberapa jenis menutup
penuh gulungan kawat di dalam material inti, dinamakan induktor terselubungi. Beberapa induktor
mempunyai inti yang dapat diubah letaknya, yang memungkinkan pengubahan induktansi.
Induktor yang digunakan untuk menahan frekuensi sangat tinggi biasanya dibuat dengan melilitkan
tabung atau manik-manik ferit pada kabel transmisi. Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan
rangkaian cetak dengan membuat jalur tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada
rangkaian terintegrasi menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil membatasi
induktansi. Dan girator dapat menjadi pilihan alternatif.

Gambar 3.7 Konstruksi Induktor


Macam-macam induktor umumnya dibedakan berdasar inti yg dipakainya, yaitu:
1) Induktor-inti-udara / air-core-inductor
2) Induktor-frekuensi-radio / radio-frequency-inductor
3) Induktor-inti-Feromagnetik / ferromagnetic-core-inductor
4) Induktor-Variabel / Variable-inductor
5) Induktor-inti-Laminasi / Laminated-core-inductor
6) Induktor-inti-toroida / Toroidak-core-inductor
7) Induktor-inti-ferit / Ferrite-core-inductor
Kemampuan sebuah induktor untuk melawan sembarang perubahan arus merupakan ukuran
induktansi diri suatu kumparan. Untuk keperluan praktis biasanya hanya disebut sebagai induktansi yang
disimbolkan dengan huruf L. Induktansi diukur dalam satuan Henry. Induktor adalah kumparan magnetik
dengan bermacam-macam ukuran yang dirancang untuk menghasilkan sejumlah nilai induktansi. Untuk
meningkatkan nilai induktansinya, lazimnya digunakan bahan feromagnetik. Kalau pada resistor, ia hanya
memiliki nilai resistansi maka pada induktor dia memiliki nilai resistansi ( R ) dan nilai induktansi ( L ). Di
mana besarnya nilai induktansinya tergantung pada jumlah lilitan (N), luas penampang lilitannya (A) dan
panjang sumbu lilitannya (l). Secara matematik hubungannya dapat dituliskan sebagai berikut :

Contoh Tentukan induktansi kumparan inti besi seperti gambar berikut:

Penyelesaian:

Jika induktor tersebut dipasang inti besi sedemikian rupa sehingga nilai µr =2000.
Maka nilai induktansinya menjadi:
L = µrLo = (2000)(1,58x10-6) = 3,16 mH.
Induktor merupakan elemen pasif yang mempunyai sifat dapat menyimpan energi seperti halnya
energi yang tersimpan pad pegas. Adalah M. Faraday sarjana ekperimentalis dari Inggris yang menemukan
gejala unik dari induktor dan induktansi. Bahwa medan magnetik yang selalu berubah setiap saat dapat
menginduksikan tegangan di dalam rangkaian yang berdekatan. Faraday dapat menunjukkan bahwa
besarnya tegangan induksi sebanding dengan laju perubahan arus terhadap waktu yang menghasilkan
medan magnet tersebut dan suatu konstanta yang kemudian disebut sebagai induktansi ( L ), sehingga

Kapasitor dan Kapasitansi


Kapasitan dapat didefinisikan sebagai suatu sistem kombinasi dari konduktor dan isolator yang
bisa menyimpan listrik (elektron bebas). Kemampuannya tersebut diindikasikan denga huruf C. Satuan
kapasitas dinyatakan dalam farad. Simbol farad adalah huruf F kapital. Satu farad dapat dinyatakan sebagai
pengisian listrik (charge) sebesar satu Coulomb pada permukaan kapasitor dengan perbedaan potensial
sebesar satu volt antara kedua pelat.

Satuan Kapasitansi
Satuan Farad merupakan satuan yang agak besar jika diterapkan pada suatu unit kapasitor.
Biasanya kapasitor yang digunakan di berbagai peralatan listrik dan refrigerasi dinilaikan dalam ukuran
mikrofarad (µF). Setiap perangkat yang memiliki kapasitan (menyimpan elekron bebas) disebut kapasitor.
Kapasitor berskala besar terbuat dari permukaan metal seperti aluminium foil yang dipisahkan oleh baha
isolasi (dielektrik). Kapasitor diklasifikasikan berdasarkan bahan yang digunakan sebagai dielektrikum.
Bahan dielektrikum yang lazim digunakan adalah udara, kertas, oli, keramik, dan elektrolit.
Kapasitor adalah komponen listrik/elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik,
dan secara sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik).
Kapasitor atau disebut juga kondensator adalah alat (komponen) listrik yang dibuat sedemikian rupa
sehingga mampu menyimpan muatan listrik untuk sementara waktu. Kapasitor yang paling sederhana
adalah kapasitor yang dibentuk oleh dua pelat konduktor.Pada prinsipnya sebuah kapasitor terdiri atas dua
konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering
disebut bahan (zat) dielektrik.Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar dapat
digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa kapasitor menggunakan bahan dielektrik berupa
kertas, mika, plastik cairan dan lain sebagainya.
Karena sifatnya yang dapat menyimpan energi, maka kapasitor lazim digunakan sebagai cadangan
energi ketika sikuit elektronika terputus secara-tiba-tiba. Hal ini karena adanya arus transien pada
kapasitor. Pada alat penerima radio,kapasitor bersama komponen elektronika lain dapat digunakan sebagai
penyaring frekuensi dan filter gelombang, selain dapat juga sebagaikomponen pada sirkuit penyearah
arus/tegangan ac menjadi dc atau disebut dengan penghalus riak sehingga alat-alat elektronik bisa
digunakandengan tegangan bolak-balik (PLN) tanpa baterai. Kapasitor juga dapat digunakan sebagai
komponen pemberi cahaya singkat pada blitz kamera. Kapasitor (yang pada awalnya disebut kondensator)
secara struktur prinsipnya terdiri dari dua buah pelat konduktor yang berlawanan muatan,masing-masing
memiliki luas permukaan A, dan mempunyai muatan persatuan luas σ. Konduktor yang dipisahkan oleh
sebuah zat dielektrik yang bersifat isolator sejauh d. Zat inilah yang nantinya akan memerangkap elektron-
elektron bebas. Muatan berada pada permukaan konduktor yang jumlah totalnya adalah nol. Hal ini
disebabkan jumlah muatan negatif dan positif sama besar. Bahan dielektrik adalah bahan yang jika tidak
terdapat medan bersifat isolator, namun jika ada medan listrik yang melewatinya, maka akan terbentuk
dipol-dipol listrik, yang arahmedan magnetnya melawan medan listrik semula.

Gambar 3.8 Plat Paralel Sebelum Terhubung dengan Sumber tegangan

Gambar 3.9 memperlihatkan dua plat paralel sebelum terhubung ke sumber tegangan. Sebelum
adanya muatan pada kedua pelat, bahan dielektrik memiliki dipole acak sehingga bersifat isolator. Setelah
plat bermuatan yg menghasilkan medanl istrik ke arah kanan,muatan pada dielektrik terpolarisasi oleh
medan listrik. Muatan positif perlahan-lahan menuju pelat negatif, dan muatan negatif ke pelat positif.
Akibatnya terdapat medan listrik baru pada dielektrik yang melawan medan listrik semula yang saling
menghilangkan,sehingga medan listrik total menjadi nol, dan arus berhenti mengalir.
Gambar 3.9 Plat Paralel sesudah terhubung dengan Sumber Tegangan

Bentuk dan jenis kapasitor beragam macamnya, namun untuk memudahkanpembahasan kita
fokuskan pada satu jenis kapasitor saja yakni kapasitor pelatsejajar. Dari aspek bahan isolatorpun, jenis
kapasitor beragam jenisnya, misalnya kapasitor berbahan keramik, poliester, polystyrene, teflon,
tantalum,mika, dan lain lain.

Kapasitas Kapasitor
Ketika kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan (misalnya baterai atau sumber tegangan
yang lain) kapasitor akan menyimpan muatan. Besarnya kapasitas muatan yang tersimpan dalam kapasitor
disebut kapasitas kapasitor. Besarnya kapasitas kapasitor disebut kapasitansi. Kapasitas kapasitor adalah
banyak muatan yang tersimpan dalam kapasitor ketika di hubungkan dengan beda potensial tertentu.
Kapasitansi kapasitor disimbolkan dengan huruf C kapital, secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut:

Di mana:
C = Kapasitas kapasitor, diukur dalam satuan farad
q = muatan yang tersimpan dalam kapasitor, diukur dalam satuan coulomb
U = beda potensial antar pelat kapasitor, diukur dalam satuan volt

Gambar3.10 Kapasitor Pelat Paralel

Untuk selanjutnya C disebut kapasitansi yang menyatakan kapasitas sistem kapasitor untuk
menyimpan muatan atau juga medan listrik. Harga kapasitansi tergantung pada bentuk sistem kapasitornya,
yaitu luas plat dan jarak antar plat. Satuan kapasitansi atau Farad (F).
Sistem kapasitif adalah sistem yang dapat menyimpan muatan atau medan listrik. Sedangkan
kapasitor adalah sistem kapasitif yang dibuat agar mempunyai harga kapasitansi tertentu. Contoh 1 Plat-
plat sejajar sebuah kapasitor yang diisi dengan udara berjarak 1 mm satu dengan yang lain. Tentukan luas
plat supaya kapasitansinya menjadi 1 F!
Jawab:

Ini adalah setara dengan bujur sangkar yang sisi-sisnya lebih panjang dari 9,5 km. Jadi di sini
satuan farad merupakan satuan yang sangat besar. Biasanya dalam praktek dipakai satuan mikrofarad (μF)
di mana .
Pada Umumnya besaran kapasitor C diukur dalam satuan mikrofarad ( F) atau pikofarad (pF).
Hubungan antara farad,mikrofarad dan pikofarad dapat dinyatakan sebagai berikut:

Contoh: Sebuah kapasitor dengan kapasitas 0,5 F dimuati dengan baterai 12 volt. Hitunglah besar
muatan yang tersimpan dalam kapasitor tersebut
Jawab:
Kegunaan kapasitor dalam berbagai rangkaian listrik adalah: a. mencegah loncatan bunga api
listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan, bila tiba-tiba arus listrik diputuskan dan dihubungkan.
b. menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala elektronik c. memilih panjang
gelombang pada radio penerima d. sebagai filter dalam rangkaian catu daya arus searah.

Gambar 3.11 Simbol Kapasitor

Macam-Macam Konstruksi Kapasitor


Kapasitor Pita Polimer.
Pada dasarnya kapasitor ini dibangun dari pita polimer sebagai dielektrik yang diletakkan diantara
dua pita aluminium (alluminium foil) sebagai elektroda dan digulung untuk memperoleh luas elektroda
yang diinginkan. Gulungan ini kemudiandimasukkan ke dalam tabung aluminium atau dilindungi dengan
epoxy resin. Konstruksi lain adalah menggunakan lapisan aluminium yang diendapkan (melalui proses
penguapan) langsung di permukaan pita polimer sebagai elektroda. Tebal pita polimer hanya beberapa
mikron sedangkan tebal lapisan elektroda yangdiendapkan di permukaan polimer adalah sekitar 0.025 mm;
dengan demikian efisiensi volume menjadi tinggi. Polimer yang biasa digunakan adalah polystyrene,
polypropylene,polyester, polycarbonate. Kapasitor jenis ini banyak dipakai. Kapasitor dengan dielektrikum
polystyrene mempunyai faktor kerugian (tand) yang sangat rendah ( < 10-3 ). Kapasitansi yang bisa dicapai
pada konstruksi ini adalah antara 10-5 - 102 mF. Kertas dengan impregnasi juga sering digunakan juga
sebagai dielektrik.

Gambar 3.12 Kapasitor Pita Polimer

Kapasitor Elektrolit Aluminium.


Kapasitor ini dibangun dari dua pita aluminium yang sangat murni dengan ketebalan sekitar 50
mm sebagai elektroda, dan diantara keduanya diletakkan kertas berpori,kemudian digulung membentuk
silinder. Salah satu elektroda (yaitu anoda) mempunyai lapisan alumina dengan tebal sekitar 0.1 mm,yang
dibentuk secara anodik. Gulungan ini dimasukkan ke dalamtabung silinder kemudian kertas berporinya di-
impregnasi dengansuatu elektrolit (misalnya amonium pentaborat).
Dengan demikiantersusunlah kapasitor yang terdiri dari anoda pita aluminium, lapisanalumina
sebagai dielektrik, serta elektrolit dan pita aluminium yanglain sebagai katoda. Dalam penggunaan anoda
harus tetapberpotensial positif. Kapasitor ini dibuat dalam rentang nilai antara10-1 sampai 104 mF.

Gambar 3.13 Kapasitor Elektrolit

Kapasitor Keramik.
Kapasitor keramik dibuat untuk penggunaan pada tegangan dan daya rendah maupun tegangan dan
daya tinggi.Untuk tegangan rendah kita mengenal konstruksi piringan, konstruksi tabung, dan konstruksi
multilayer.
Gambar 3.14 Kapasitor Keramik

Kapasitor Mika.
Konstruksi yang umum terdiri dari beberapa lempeng mika dengan ketebalan antara 0.25 sampai
50 mm sebagai dielektrik dengan lapisan perak sebagai elektroda yang disusun dan diklem membentuk
satu susunan kapasitor terhubung paralel.Susunan ini kemudian dibungkus dengan thermosetting resin
untuk melindunginya dari kelembaban. Kapasitor jenis ini dibuat dalam rentang 10-5 sampai 10-1 mF.

Gambar 3.15 Berbagai jensi Kapasitor

Rangkaian Seri Kapasitor


Sebagaimana hambatan, rangkaian kapasitor dapat diklasifikasikanmenjadi dua jenis konfigurasi
yakni, seri dan paralel, akan tetapi aturannyaberbeda dan bahkan kebalikan dari aturan resistor. Kapasitor
ekivalen (total/penggalnti dari sebuah rangkaian seri empat dapat dihitung sebagai berikut:

Gambar 3.16 Rangkaian Seri Kapasitor


Karena besarnya arus dalam sebuah rangkaian seri sama dalam setiapkapasitor sesuai dengan
hukum Kirchoff, maka dengan demikian jumlahmuatan yang mengalirpun sama sehingga muatan di C1,
C2 dan seterusnyakita sebut saja dengan Q1, Q2, dst akan sama besar:
Q1=Q2=Q3=Q4.
Beda potensial total pada keempat kapasitor tersebut tidak lainadalah jumlah beda potensial dari
masing-masing kapasitor yaitu :
U = U1+U2+U3+U4
Karena hubungan : U = Q/C
Sehingga tegangan total dapat dituliskan sebagai berikut:

Karena muatan pada tiap kapasitor sama, maka diperoleh besarnya kapasitorekivalen/total untuk
rangkaian seri, yaitu:
Rangkaian Seri Dua Kapasitor
Untuk memperjelas pembahasan di atas, berikut ini diulas lagi rangkaian seri dua kapasitor, dengan
ilustrasi yang lebih rinci.

Gambar3.17 Rangkaian Seri Kapasitor

Pada rangkaian seri kapasitor berlaku ketentuan sebagai berikut:


 muatan pada tiap-tiap kapasitor adalah sama, yaitu sama dengan muatan pada kapasitor pengganti qs = q1
= q2 = ....
 Beda potensial pada ujung-ujung kapasitor pengganti adalah sama dengan jumlah beda potensial ujung-
ujung tiap kapasitor
V s = V 1 + V 2 + ....
Besarnya kapasitas kapasitor pengganti rangkaian seri dari beberapa buah kapasitor dapat dihitung
sebagai berikut:
V s = V 1 + V 2 + ....

karena qs = q1 = q2 = .... maka:

Susunan Paralel Kapasitor

Gambar 3.18 Rangkaian Paralel Kapasitor

Pada rangkaian paralel kapasitor berlakuk ketentuan sebagai berikut:


 Beda potensial tiap-tiap kapasitor sama, yaitu sama dengan potensial sumber

 Muatan kapasitor pengganti sama dengan jumlah muatan tiap-tiap kapasitor qp = q1 + q2 ....
 Untuk menentukan besar kapasitas kapasitor pengganti susunan paralel CP dari beberapa buah kapasitor
dapat dihitung qs = q1 + q2 + ....
VpCp = C1V1 + C2V2 +.....
karena Vp = V1 = V2 = ....
Maka  Cp = C1 + C2 + ....

Anda mungkin juga menyukai