Pengembangan Sistem Agribisnis Dalam Rangka Agri16.Doc1111111111
Pengembangan Sistem Agribisnis Dalam Rangka Agri16.Doc1111111111
Pengembangan Sistem Agribisnis Dalam Rangka Agri16.Doc1111111111
DISUSUN OLEH :
HAIDAR AZWAN 168220034
RIZAL FAHMI 168220074
RAPI J SIMANULLANG 168220038
U
M
A
1. Pendahuluan.
Strategi pembangunan ekonomi bangsa yang tidak tepat pada masa lalu ditambah
ketidaktahanan pangan, deplesi sumber daya alam yang menyebabkan kemerosotan mutu
Indonesia.
kompleks diperlukan strategi pembangunan ekonomi yang mampu memberi solusi. Strategi
1) memiliki
perekonomian Indonesia yang lebih cerah dan menjadi sinergis (interdepency economy)
dengan perekonomian dunia.
pembangunan industri hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa yang terkait di
luar negeri, berorientasi ekspor maka strategi pembangunan sistem agribisnis akan bergerak
menuju pembangunan agribisnis yang digerakkan oleh barang modal dan SDM yang lebih
terampil (capital driven) sehingga mampu beralih pada proses pembangunan agribisnis yang
sehingga diyakini mampu mengantarkan perekonomian Indonesia memiliki daya saing yang
tinggi.
2. Sistem Pengembangan Agribisnis
Davis, H.J. and R.A. Golberg (1957), dalam tulisannya yang berjudul “A concept of
Agr=Agriculture artinya pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang
kehutanan) yang berorientasi pasar dan peningkatan nilai tambah. Antara, M (2000),
menyampaikan bahwa agribisnis merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif dan
a) kegiatan yang berbasis pada keunggulan sumberdaya alam (on farm agribusiness) dengan
penerapan
teknologi dan sumberdaya manusia bagi perolehan nilai tambah (off-farm agribusiness),
b) kegiatan yang memiliki spektrum yang luas, dari skala usaha kecil, rumahtangga hingga skala
usaha raksasa. Sehingga usaha mempercepat pertumbuhan sektor agribisnis dengan kondisi
petani yang lemah (modal, skill, pengetahuan dan penguasaan lahan yang terbatas) akan
Pengembangan sistem agribisnis adalah merupakan suatu bentuk (model, sistem, pola) yang
mampu memberikan keuntungan bagi pelaku-pelaku agribisnis (petani/ peternak/ pekebun/
nelayan/ pengusaha kecil dan menengah/ koperasi), dalam bentuk peningkatan pendapatan,
potensi pasar atas produk-produk agribisnis, maka Indonesia memiliki prospek untuk
pembangunan sistem agribisnis, yang didukung oleh; a) Keputusan politik yang dimuat dalam
Indonesia sebagai negara agraris dan maritime, b) Amanat konstitusi yaitu UU No. 22 tahun
1999, UU No. 25 tahun 1999 dan PP 25 tahun 2000 tentang pelaksanaan Otonomi Daaerah.
mendayagunakan sumberdaya daerah seperti agribinsis, dimana saat ini beberapa daerah di
disumbang oleh agribinsis, c) Kekayaan keragaman hayati (biodivercity) daratan dan perairan
yang terbesar di dunia, lahan yang relatif luas dan subur, dan agroklimat sebagai keunggulan
based, high local content) tidak memerlukan impor dan pembiayaan eksternal (utang luar
agribisnis, seperti barang-barang dari karet, produk turunan CPO (detergen, sabun,
Disamping itu, isu krisis pangan dunia pada saat ini memberi peluang bagi
bangunan dan kayu) yang menguntungkan Indonesia ke depan. Kesadaran masyarakat dunia
masyarakat dunia mengkonsumsi barang-barang yang bersifat bio-degradable. Hal ini akan
menggeser penggunaan produk petro-fiber baik dalam industri tekstil maupun dalam industri
barang-barang dari karet akan digantikan oleh bio-fiber (serat tanaman) seperti rayon.
Di bidang energi juga sedang terjadi perubahan yang fundamental, dimana sumber
energi utama dunia adalah sumberdaya mineral (petroleum). Namun cadangan minyak dunia
makin tipis, sementara alternatif energi seperti energi nuklir terbukti beresiko tinggi (kasus
Rusia, Jepang). Kelangkaan energi dunia ini memberi kesempatan untuk mengembangkan
bio-energi seperti palmoil-diesel (dari minyak sawit), ethanol (dari tebu). Hal ini memberi
prospek baru bagi Indonesia sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Kelangkaan petro-energi tersebut juga akan berdampak pada industri-industri yang berbasis
pada petro kimia, seperti pupuk, pestisida, detergent. Industri petro-pesticida akan bergeser
kepada bio-pesticide, industri petro-detergent akan beralih pada bio-detergent dan industri
Untuk bidang farmasi dan kosmetika juga sedang terjadi proses perubahan yang
(fittness), hidup sehat dan cantik, akan meningkatkan permintaan akan produk-produk
farmasi, toiletries (sabun kecantikan; shampo, detergent). Indonesia yang memiliki kekayaan
keragaman biofarmasi terbesar seperti tanaman, obat-obatan, tanaman minyak atsiri dan
penghasil minyak olein (minyak sawit, minyak kelapa) cenderung akan menjadi satu global
pemerintah (Departemen terkait) harus mengembangkan sistem dan usaha agribisnis berdaya
mencakup;
tanaman, ternak, ikan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat, vaksin ternak/ikan),
industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti industri
transportasi dan pergudangan, Litbang, Pendidikan SDM, dan kebijakan ekonomi (lihat Davis
yang dicirikan dengan keterlibatan rakyat dalam sistem dan usaha agribisnis, berlandaskan
sumber daya yang dimiliki rakyat baik sumberdaya alam, teknologi (indigenous
technologies), kearifan lokal (local widom), budaya ekonomi lokal (local culture, capital
Disamping itu pengembangan sistem dan usaha agribisnis juga harus berkelanjutan,
baik dari segi ekonomi, teknologi maupun dari segi ekologis. Dari sisi ekonomi,
pembangunan sistem dan usaha agribisnis harus berakar pada sumberdaya dan organisasi
ekonomi lokal dan menjadikan inovasi teknologi ramah lingkungan dan kreativitas (skill)
rakyat sebagai sumber pertumbuhan, untuk menghasilkan sistem dan usaha agribisnis yang
berkelanjutan.
5. Pertanian Berkelanjutan.
Turner et al. (1993) mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai upaya
mempertahankan dan meningkatkan jasa, kualitas dan kuantitas sumber daya alam sepanjang
berkelanjutan sebagai pertanian yang pada waktu mendatang dapat bersaing, produktif,
konservasi basis sumberdaya alam, dan orientasi perubahan teknologi dan kelembagaan guna
menjamin tercapainya dan terpuaskannya kebutuhan manusia generasi saat ini maupun
genetik tanaman maupun hewan, tidak merusak lingkungan, tepat guna secara teknis, layak
dasar pelaksanaan (rules of conduct) “Praktek Pertanian yang Baik” (good agricultural
menjadi salah satu acuan bagi konsumen atas produk pertanian. Karena itu, setiap perusahaan
agribisnis harus mematuhi prinsip Praktek Pertanian yang Baik (PPB) agar dapat memperoleh
dalam perumusan kebijakan perdagangan suatu negara. Hal ini menunjukkan bahwa
kepatuhan terhadap standar pertanian berkelanjutan merupakan salah satu kunci akses bagi
pasar produk pertanian. Gerakan pertanian berkelanjutan juga didorong oleh lembagalembaga
satu persyaratan pemberian bantuan oleh lembaga donor, maka pada gilirannya, kebijakan
Negara penerima bantuan tersebut akan mengarahkan dan memaksa pengusaha agribisnis
memiliki tiga tujuan yaitu; tujuan ekonomi (efisiensi dan pertumbuhan), tujuan sosial
(kepemilikan/ keadilan), dan tujuan ekologi (kelestarian sumber daya alam dan lingkungan).
Ketiga tujuan tersebut saling terkait dimana proses pembangunan pertanian berkelanjutan
Sejak dilaksanakannya proses pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia
telah diterapkan beberapa sistem pengembangan pertanian berskala usaha, baik untuk
komoditi pangan maupun non pangan. Tujuan dan sasaran sistem pengembangan pertanian
adalah pengembangan secara menyeluruh dan terpadu, yakni tidak hanya peningkatan
produksi, tetapi juga pengadaan sarana produksi, pengolahan produk, pengadaan modal usaha
pertanian semacam ini adalah pengembangan pertanian berdasarkan agribisnis dan di antara
sistem-sistem tersebut telah diterapkan pemerintah berupa kebijakan nasional antara lain:
Unit Pelaksana Proyek (UPP), Insus dan Supra Insus, Sistem Inkubator, Sistem Modal
Ventura, Sistem Kemitraan (Contract Farming) dalam berbagai bentuknya seperti Pola PIR,
8. Penutup
Proses pembangunan ekonomi yang keliru pada masa lalu dan munculnya krisis
yang tepat. Pembangunan agribisnis merupakan suatu strategi pembangunan ekonomi yang
pertanian serta sektor jasa yang terkait di dalamnya. Strategi pembangunan sistem agribisnis
keragaman kualitas sumberdaya manusia, tidak mengandalkan impor dan pinjaman luar
negeri yang besar, namun berorientasi ekspor sehingga mampu memecahkan sebagian besar
Selain itu, strategi pembangunan sistem agribisnis secara bertahap akan bergerak
dinamis menuju pembangunan agribisnis yang digerakkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
memiliki daya saing dan bersinergis dalam dunia internasional. Jika dilihat dari berbagai
aspek, seperti potensi sumberdaya yang dimiliki, arah kebijakan pembangunan nasional,
potensi pasar domestik dan internasional produk-produk agribisnis, dan peta kompetisi dunia,