Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Modul Peledakan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

Persiapan peledakan adalah semua kegiatan, baik teknis maupun tindakan pengamanan,

yang ditujukan untuk melaksanakan suatu peledakan dengan aman dan berhasil. Dari

pengalaman menunjukan bahwa untuk mendapatkan peledakan yang aman dan berhasil,

hal ini sangat erat hubungannya dengan hasil pelaksanaan persiapan peledakan itu

sendiri. Pelaksanaan persiapan peledakan yang kurang baik (sembrono), akan

mengakibatkan hasil peledakan yang mengandung resiko bahaya keselamatan orang

maupun peralatan.

Hal ini dapat berupa :

1. Jumlah batu hasil peledakan sangat sedikit

2. Satuan atau beberapa lubangledak mangkir

3. Terjadi ledakan prematur

4. Bongkahan hasil peledakan terlalu besar atau terlalu kecil

5. Layangan batuan sangat jauh

6. Korban oarang atau kerusakan peralatan

7. Kebutuhan akan waktu untuk melaksanakan peledakan akan bertambah besar.

Dalam pengertian sederhana dapat dikatakan bahwa peledakan seperti diatas akan

menyebabkab biaya/ongkos yang besar untuk setiap ton batuan yang dihasilkan, bila

ditinjau dari segi perusahaan hal ini sangat merugikan. Untuk itu maka bagi para juru
ledak kelas II dituntut pemahaman akan teori-teori dasar peledakan yang memadai serta

ketrampilan praktis dalam mempersiapkan suatu peledakan. Persiapan peledakan itu

dapat dibagi atas beberapa bagian atau tahapan kerja.

Pengaman lapangan kerja selama pelaksanaan persiapan peledakan.

1. persiapan alat bantu peledakan, antar lain : Detonator, sumbu bakar atau sumbu ledak,

kabel pembantu, kabel utama blasting machine/eksploder.

2. Mempersiapkan primer.

3. Pengisisan lubang ledak.

4. Penyambungan rangkaian kabel atau sumbu .

5. Pemilihan tempat/posisi pemegang blasting machine.

6. Pengamanan lapangan peledakan dan sekelilingnya sebelum peledakan dilakukan.


BAB II

ALAT BANTU PELEDAKAN

Untuk dapat suatu bahan peledakan maka kita membutuhkan beberapa pelengkapan

(komponen), yangdisebut dengan alat bantu peledakan. Setiap bagian dari perlengkapan

peledakan ini masing-masing mempunyai fungsi tersendiri, secara umum jenis-jenis

fungsi terseut antar lain adalah :

1. Sumber nyala arus listrik. (Igniter, Blasting Machine)

2. Penghantarnyal/panas atau arus listrik (sumbu bakar, kabel listrik).

3. Peggalak awal (detonator, sumbu ledak).

4. Penggalak utama (primer/booster).

Beberapa bagian dari perlengkapan peledakan tersebut akan dijelaskan berikut ini.

A. Detonator

Dalam bidang teknik peledakan ada beberapa jenis detonator sesuai dengan cara

penyalaan dan kegunaannya.

Detonator biasa (plain detonator)

Adalah jenis detonator yang penyalaannya dengan api/panas yang dihantarkan melalui

sumbu bakar. Jadi boleh dikatakan detonator biasa selalu digunakan bersama-sama

dengan sumbu bakar.


Gambar 1. Isinya tabung yang terbuat dari logam ataupun alumunium tersebut adalah:

 Ramuan pembakar, yang berfungsi untuk meneruskan nyala/api dari sumbu bakar.

 Isian uatam, begitu tersentuh oleh nyal/panas akan menghasilkan gelombang

sentakan.

 Isian dasar, karena pengaruh gelombang sentakan dari “isian utama” sehingga “isian

dasar” meledak, dan kemudian menghentakan dinamit atau primer.

Isian dasar, biasanya dibuat dri jenis bahan peledak yang peka dan kut, seperti PETN

(Penta Erythrotol Tetra Nitrate), atau TNT (Tri Nitron Toluena). Demikian pekanya isisan

dari detonator ini sehingga jangan sekali-sekali memadatkan isisnya atau meperlakukan

secara kasr. Bagi merekan yang bekerja pada tanbang bawah tanah agar selalu

menghindari semua jenis detonator terkena jatuhan benda keras, seperti batu dan lain-

lain.

Paduan detonator biasa dengan sumbu bakar, biasanya dipakai apabila daerah-daerah

diman dtonator listrik dipertimbangkan tidak dapat dipergunakan. Sistem paduan sumbu

bakar dan detonator biasa ini, sangat cocok dan umumnya dipakai di stope tambang

bawah tanah, karena pada peledakan seperti ini, jumlah lobang yang diledakan relatif

sedikit (1-10 lobang) serta pola sambungan sumbu dapat dibuat melingkar atau radial.

Detonator biasa yang diproduksi (yang ada dipasaran) terdiri dari dua jenis kekuatan

(Strength), No.6 dan NO.8 kekuatannya 2 kali No.6.


Gambar 1 : Penampang Detonator Biasa
2. Detonator Listrik (Electric Detonator)

Adalah jenis detonator yang penyalaannya dengan arus listrik yang dihantarkan melalui

kabel khusus untuk itu. Pada kedua ujung kabel didalam tabung detonator listrik

dilengkapi dengan jenis kawat halus yang telanjang yang apabila dilewati arus listrik

akan berpijar.

Pada prinsipnya susunan dan jenis kandungan detonator listrik sama dengan detonator

biasa. Pijar dari kawat halus itu akan membakar “ramuan pembakar” dan kemudian

menyentuh “isian utama” sehingga menghasilkan gelombang sentak yang akan

meledakan “isian dasar”. Jadi terlihat disini bahwa prinsipnya detonator listrik sama

dengan detonator biasa, perbedaannya hanya pada cara penyalaannya (lihat gambar 2).

Keuntungan dankerugian pemakaian detonator listrik dibanding detonator biasa, adalah:

Keuntung:

1. Jumlah lobang ledak yang dapat diledakan sekaligus relatif lebih banyak.

2. Pola peledakan lebih leluasa.

3. Hasil peledakan lebih leluasa.

4. Penanganan lebih mudah dan praktis.

Kerugian :

1. Untuk daerah peledakan yang banyak kilat, pemakaian detonator listrik kurang aman.

2. Pengaruh gelombang radio, televisi dan sumber-sumber arus listrik lainnya harus

dipertimbangkan.

3. Membutuhkan perlengkapan tambahan, seperti sumber arus listrik,alat-alat pengetest

dan lain-lain.
Setiap detonator listrik dilengkapi dengan kabel listrik yang berhubungan langsung

kedalam tabung detonator. Panjang kabel ini bermacam-macam, sehingga dapat

disesuaikan dengan kedalaman lobang ledak.

Hindari sambungan-sambungan kabel sepanjang kolom ledak, untuk itu pilihlah

detonator yang panjang kabel listriknya (leg wire) sesuai dengan kedalaman lobang

ledak. Leg wire yang baik, harus cukup lentur dan tahan gesekan.

Tahanan dari suatu detonator listrik berfariasi sesuai dengan panjang leg wirenya, tetapi

biasanya berkisar antara 1,5 ohm (leg wire 1,8 meter) sampai 2,0 (untuk leg wire 3,6

meter).

Kekuatan arus listrik minimum yang diizinkan untuk dapat meledakan detonator listrik

adalah 1-1,5 Amphere, sehingga dengan demikian apabila ada arus listrik yang liar yang

tidak diinginkan, masuk kedalam detonator belum meledak. Seperti detonator biasa

detonator listrikpun diproduksi dalam dua jenis kekuatan (Sterngth), yaitu No.6 dan

No.8,dan biasanya bahan dasar tabung/kelongsong dibedakan antar tembaga dan

alumunium.

Detonator listrik terdiri dari beberapa jenis, didasarkan pada tenggang waktu penyalaan,

antar saat penyalaan dan timbulnya ledakan, dan juga kegunaan khusus dari pemakaian

detonator tersebut. Pembagian tersebut dilihat dalam skema berikut.

DETONATOR LISTRIK : a. Instantaneous

b. Delay : - Half Second Delay

- Quarter Second Delay

- Milisecond Delay

c. Khusus
a. Instantaneous Detonator

Pada Instantaneous detonator begitu arus listrik dilepaskandan mengalir dari sumber

arus (blasting machine/eksploder) maka serentak pada saat itu juga detonator

langsung meledak. Tepatnya kejadian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut ;

bagian dari blastim mechine/eksploder, dengan kecepatan rambat arus listrik yang

sangat tinggi, maka hampir seketika itu juga kawat alus didalam tabung detonator

berpijar dan membakar “ramuan pempakar” Selanjutnya ramuan pembakar yang telah

menyala seketika itu langsung membakar “isisan utama”dan menghasilkan

gelombang atau sentakan yang berfungsi untuk menghentakan “isian Dasar” sehingga

meledak, rangkaian kegiatan ini berlangsung begitu cepatnya. Instantaneous detonator

umumnya dipakai untuk pola peledakan yang hanya satu baris (singgle row), dan

jumlah primerdidalam kolom ledakan hanya ada satu (single primer) lihat gambar.

b. Delay Detonator

Pada delay detonator begitu arus listrik dilepaskan dan mengalir dari sumber arus,

maka kawat halus dalam detonator berpijar dan membakar “ramuan pembakar”

kemudian membakar “delay element” dan api/panas tersebut menjalar dulu sepanjang

delay element sebelum mencapai “ isian utama”.

Jadi disini kita lihat ada tenggang waktu dengan adanya delay element, kalau

dibanding dengan instntaneous detonator. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

skema berikut .
Instantaneous Detonator

Delay Detonator

Delay detonator, terdiri atas 3 janis sesuai dengan satuan tenggang waktunya :

- Half second delay

Selang (interval ) satuan waktunya adalah setiap ½ detik (second) misalnya ½ ; 1 ;

1 ½ ; 2… detik.

- Quarter second delay

Selang (Interval) satuan waktunya adalkah setiap¼ detik, misalnya : ¼; ½; ¾; 1;

1¼;… detik.

- Millisecond delay

Satuan waktu yang dipakai adalah milli detik atau 1/1000 detik. Selang (Interval)

waktu terkecil yang umum adalah 25 milli detik, misalnya : 25; 50; 75; 100; 125;

… milli second.
Gambar 2 : Penampang Detonator Listrik Instantaneous
c. Detonator Khusus

Adalah detonator yang khusus dirancang untuk kegiatan tertentu diluar kegiatan

peledakan untuk penambangan, misalnya :

- Peledakan untuk seismik.

Dalam hal ini tenggang waktu antara saat aliran listrik dilapas dari sumber arus

dengan saat timbulnya ledakan harus sekecil mungkin.

- Peledakan dibawah permukaan air.

Untuk itu detonator harus benar-benar kedap air dan tabung detonator harus kuat

menahan tekanan air, khususnya bila (daya tahan minimum 14 kg/cm2).

Hal-hal yang wajib diperhatikan dalam pemakaian detonator :

* Detonator Biasa

- Periksa apakah ada benda kecil lain masuk kedalam atau menyumbat tabung.

- Periksa keadaan ujung sumbu bakar sebelum dimasukkan kedalam tabung.

- Jangan mengorek-orek atau memadatkan isis tabung detonator.

- Ujung sumbu bakar harus benar-benar kontak dengan permukaan “ramuan

pembakar” didalam tabung.

- Untuk menjepit ujung tabung, pergunakanlah tang (criper)yang khusus untuk

itu, sehingga hasil jepitan benar-benar kuat tanpa merusak sumbu bakar.

- Jangan mengeluarkan detonator didalam kotak sebelum sumbu bakar siap

untuk dimasukan.

- Hindari tabung detonator kemasukan air.

- Jangan menjepit tabung terlampau jauh dari ujung lobang, paling jauh 1 cm.
Gambar 3 : Penampang Detonator Delay
* Detonator Listrik

- Selalu memakai detonator listrik yang sudah ditest keadaannya.

- Selalu memakai detonator yang panjang leg wirenya sedikit lebih panjang dari

kedalaman lobang ledak.

- Perika lebih dulu keadaan isolasi/pembungkus leg wire.

- Pada waktu memasukkan kedalam lubang ledak hindari agar leg wire tidak

terkelupas.

- Kedua ujung leg wire sebelumnya disambungkan ke kabel pembantu harus tetap

bersatu (dipilin).

- Hindari detonator dari pukulan atau benturan benda keras.

- Hindari detonator dari panas yang tinggi.

- Sambungan leg wire dengan kabel pembantu harus dihindari dari kontak dengan

tanah, kalau mungkin dibungkus dengan isolasi.

- Bila terpaksa ada sambungan leg wire didalam kotak peledak, maka sambungan

tersebut harus diisolasi dengan baik.

B. Nonel (Non Electric)

Ada sejenis detonator tetapi cara penyalaannya tidak dengan nyala api/panas (sumbu

bakar) atau arus listrik (kabel listrik), melainkan dengan gelombang detonasi yang

dihantarkan melalui suatu pipa plastik kecil (diameter 3 mm)) yang berisi suatu bahan

yang sangat mudah bereaksi. Bahan isisan pipa plastik ini dapat menghantarkan

gelombang detonasi sampai 2000 m/detik (6000 ft/second). Sumber gelombang detonasi

yang dihantarkan adalah dari sumbu ledak.


Beberapa keuntungan pemakaian Nonel adalah :

- Relatif aman terhadap kilat.

- Aman terhadap pengaruh listrik atau gelombang radio.

- Pipa plastik cukup kuat terhadap gesekan dan pukulan, cukup lentur.

Sebagaimana detonator lainnya, maka nonel juga dilengkapi dengan delay element.

Satuan perhitungan waktu yang dipakai adalah milli detik dan detik. Untuk milli detik

selang waktunya adalah setiap 25 milli detik, sedangkan untuk detik adalah setiap 0,1;

0,4; 0,6; 0,8; 0,9; 1,1 detik. Variasi panjang pipa plastiknya adalah 4; 5; 7 meter.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian nonel :

- Cara menyimpan dan pengangkatan sama dengan detonator lainnya.

- Dilarang memotong ujung pipa plastiknya.

- Hubungan pipa plastik dari nonel dengan sumbu ledak harus benar-benar baik.

- Pakailah nonel dengan panjang pipa plastiknya yang sesuai dengan kebutuhan.

- Dilarang menyambung pipa plastiknya.

Cara-cara penyambungan dan pemakaian nonel (lihat gambar berikut)

Gambar 4 : Cara Penyambungan Nonel


Gambar 5 : Nonel dan Conectors
Gambar 6 : Pemakaian Nonel
C. Sumbu Bakar

Adalah sumbu yang berfungsi untuk menghantarkan nyala/panas kedalam detonator

biasa. Sumbu bakar ini berisi bahan peledak berkekuatan lemah, seperti black powder,

yang dibungkus dengan bahan tekstil dan kemudian dilapisi dengan bahan kedap air,

seperti bitumen.

- Cukup kuat terhadap pengaruh gesekan.

- Kedap terhadap air dan minyak.

- Bila terdapat pengaruh tekanan dari luar, misalnya pengaruh steaming yang terlalu

padat, maka penurunan kecepatan rambat api didalam sumbu tidak labih dari 10%.

- Variasi cepat rambat : 85 – 160 detik/meter.

Apabila suatu peledakan menggunakan sumbu bakar dimaksudkan untuk beberapa

lobang ledak sekaligus, maka sebaiknya cara penyambungan memakai Igniter Cord

Conector, dan sumbu untuk permukaan pemakai Igniter Cord. Igniter Cord adalah sumbu

bakar yang berfungsi untuk meneruskan api keseluruh ujung-ujung sumbu bakar yang

muncul dipermukaan. Dengan Igniter Cord maka penyalaan untuk beberapa lobang hanya

dilakukan satu kali.

Kecepatan rambat Igniter Cord lebih cepat dari sumbu bakar biasa, yaitu 4,9 deti/meter

dan 33 detik/meter. Igniter Cord Conector adalah alat untuk menyambung sumbu bakar

dengan Igniter Cord. Bentuk lahiriah alat ini mirip dengan detonator biasa yang kedua

ujungnya terbuka.
Cara memasukkan sumbu bakar kedalam detonator biasa :

- Hindari sumbu dari kena air.

- Periksa keadaan ujung sumbu apakah lembab, basah atau sebagian bubuk isinya telah

keluar, irisan ujung sumbu tidak rata.

- Apabila sumbu sudah cukup lama terkena udara luar, maka sebelum dimasukan

kedalam detonator, sebaiknya dipotong sedikit (kira-kira 2 cm) ujungnya.

- Jangan memotong ujung sumbu dengan alat yang tumpul, sebaiknya menggunakan

alat potong yang khusus (Crimper).

- Pada waktu memotong sumbu, irisan harus benar-benar tegak lurus, bersih dan bubuk

isian tidak keluar.

- Sebelum dijepit , ujung sumbu harus benar-benar bersentuhan dengan ramuan

pembakar didalam detonator.

- Jangan menggunakan sumbu lebih pendek dari 60 cm.

D. Kabel Pembantu dan Kabel Utama

Adalah kabel-kabel listrik yang ada dipermukaan tanah yang berfungsi untuk

mendistribusikan arus listrik dari sumber arus kesetiap ujung legwire. Kabel-kabel listrik

ini dibagi dua jenis sesuai dengan fungsinya, yaitu kabel pembantu dan kabel utama.

1. Kabel pembantu

Berfungsi untuk :

- Menghubungkan antar dua legwire dalam rangkaian seri.

- Menyambung legwire yang terlalu pendek.


Kabel pembantu yang baik adalah :

- Isolasi/pembungkus tidak mudah terluka akibat goresan atau tahan gesekan .

- Tahan listrik tidak dari 6,5 ohm per 100 meter.

Gambar 7 : Cara Pemasukan Sumbu Bakar ke Dalam Detonator


Gambar 8 : Conector dan Cara Pemakaiannya
2. Kabel Utama (Lead Wire)

Berfungsi untuk menghubungkan kedua ajang rangkain peledak ke sumbu arus

(exploder). Dengan memakai kabel ini di bust jarak yang cukup aman dari pemegang

exploder ke daerah peledakan.

Kebel utama yang baik adalah :

- Isolasi/ pembungkus harus kedap air, dan cukup kuat terhadap pengaruh

gesekan/goresan

- Cukup kuat terhadap renggangan ( Tensille Strenght) dan tidak kaku

- Tahan listrik tidak lebih dari 1,8 ohm 100 meter

Cara Penyambungan kabel listrik

Dalam hal ini faktor yang harus diperhatikan adalah bahwa sambungan tersebut tidak

mudah lepas dan pelaksaannya cepat. Sambungan kabel kurang baik akan memperbesar

tahanan listrik.

Sambungan kabel harus dicegah dari kemungkinan konsleting dan kebocoran arus. Untuk

itu perhatikan hal-hal seperti berikut :

- Sambungan kabel harus dicegah dari sentuhan dngan benda yang bersipat penghantar

l;istrik, sperti tanah, pipa, raik, air dll. Hal ini dapat dilakukan dengan mengganjal

kabel dekat sambungan dengan batu atau kayu, sehingga dapat dibagian sambungan

tergantung diats tanah. Apabila hal ini tidak dapat dilakukan maka sambungan harus

disolasi.

- Sambungan yang ada dalam lobang ledak harus di isolasi

- Potonglah kabel sesuai dengan panjang yang di butuhkan, sehingga tidak kusut dan

tidak berlipat
- Hindari dari kemingkinan kabel dari tergores atau terluka khususnya waktu

memasukan kedalam lobang ledak

- Buatah rangkai kabel dengan pola hubungan yang efisien dan rapih

Cara Menyambung Dua Kabel Listrik

Dekatkan kedua ujung kabel dengan sejajar kira-kira setengah dari panjang kedua kabel

ditekuk dan bentuklah lingkaran, kemudian berpegangan kepada lingkaran dan ujung

kabel yang tersisa, kabel diputar sampai cukup kuat (lihat Gambar Berikut).

Gambar 9 : Cara Menyambung Kabel Listrik

E. Sumbu Ledak (Detonator Cord)

Adalah sejenis sumbu yang berfungsi untuk meledakan bahan peledak lain atau

menghantarkan gelombang ledakan (gelombang detonasi). Sumbu ledak berisi bahan

peledak yang sangat kuat dan peka, seperti PETN dan menhasilkan gelombang ledak

dengan kecepatan 6.700 m/detik.

Karena itu sumbu ledak harus diperlakukan seperti bahan peledak, baik dalam

penyimpanannya maupun dalam pengangkutannya.

Pembungkus sumbu ledak dibuat kedap air dan minyak, untuk itu hindari sumbu ledak

agar tidak bocor dan terluka.


Sumbu ledak dipakai untuk daerah-daerah peledakan yang pengaruh listrik luar cukup

kuat sehingga pemakaian detonator listrik tidak dapat dilakukan. Sumbu ledak ini

diledakan dengan detonator listrik atau detonator biasa.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian sumbu ledak :

- Hindari pemakaian sumbu ledak yang sudah lembab.

- Jika peledakan dimaksud untuk beberapa lobang, maka rangkaian penghubung jangan

salingmenyilang atau tumpang tindih sehingga bersentuhan.

- Sambungan antar sumbu ledak utama dan sumbu ledak cabang (kedalam

lobang ledak) harus benar-benar baik,dan membentuk sudut lebih dari 90º

terhadap arah datangnya ledakan (lihat gambar).

Gambar 10 : Cara Menyambung Sumbu Ledak


- Sumbu ledak utama jangan sampai tertekuk dan terpilin sehingga membentuk sudut

kurang dari 90º.

- Detonator dan sumbu ledak harus diikat dengan baik, dan arah ledakan detonator

dengan sumbu ledakan harus sama.

- Jalinan sambungan antar sumbu ledak harus benar-benar baik dan dapat dilakukan

seperti pada gambar berikut.

Gambar 11 : Beberapa Cara Penyambungan Sumbu Ledak


BAB III

PRIMER

Primer berfungsi untuk menghentakkan (shock) ANFO atau blasting agant lainnya,

sedangkan primer itu sendiri dihentakan (dishock) dengan detonator atau sumbu ledak.

Primer ada yang sudah dibuat langsung dipabrik, tetapi dapat juga dibuat sendiri dari

dinamit. Ukuran atau berat dinamit yang diperlukan, disesuaikan dengan diameter dan

dalamnya lobang ledak. Untuk diameter lobang ledak yang kecil (Ø 3 cm), primer dapat

dibuat dari 1/3 atau ½ dodol dinamit, dengan berat satu dodol 200 gram,sedangkan untuk

ukuran yang besar (Ø 10 cm), primer dapat dibuat dari3 atau 6 dodol yang disatukan.

Dalam hal ini detonator atau sumbu ledak hanya dimasukan kesalah satu dari dodol

dinamit.

A. Pembuatan Primer

Dalam pembuatan primer baik dengan detonator ataupun dengan sumbu, hal-hal seperti

di bawah ini harus diperhatikan :

- Detonator atau sumbu ledak harus benar-benar masuk dalam dinamit artinya

detonator atau sumbu bersentuhan langsung dengan dinamit.

- Detonator atau sumbu ledakharus terikat dengan dinamit sedemikian rupa, sehingga

tidak mudah lepas

a. Pembuatan Primer dengan Sumbu Bakar

- Salah satu ujung dodol di lubangi sedalam 5-7,5 cm, tongkat kecil dari kayu ukuran

diameter tongkat sama dengan ukuran diameter getonator


- selanjutnya detonator didorong kedalam lobang tadi sampai masuk penuh

- Kemudian sumbu di ikat ke dodol dengan benang, lihat gambar berikut.

Gambar 12

Primer Dari Dinamit dan Sumbu Bakar


b. Pembuatan Primer dengan Sumbu Ledak

- Dalam hal ini detonator tidak di bututhkan, hanya sumbu ledak yang melalui bodol

dinamit secara memanjang atau dari samping.

- Sumbu lkedak harus diikat kedodol dengan benang atau pita perekat. Beberapa cara

pengikatan dapat dilihat pada gambar berikut,

Gambar 13: Primer dari Dinamit dan Sumbu Ledak


c. Pembuatan Primer dengan Detonator Listrik

- Detonator harus mesuk dan bersentuhan dengan isi dodol dinamit.

- Pengikat dapat dilakukan dengan leg wirenya sendiri.

Beberapa cara pengikat dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 14 : Primer dari Dinamit dan Detonator Listrik


Gambar 15 : Primer dari Dinamit dan Detonator Listrik
a. “ Collar Priming”

Adalah penempatan primer dibagian atas atau ujung luar dari lubang tembak

Gambar 16 : “Collar Priming”

b. “Bottom Priming”

Adalah penempatan primer dibagian bawah atau ujung dalam dari lubang tembak.

Gambar 17 : “Bottom Priming”


BAB IV

PROSEDUR PELEDAKAN

A. Pengamanan Selama Persiapan

Pengamanan ini lebih ditujukan kepada orang atau karyawan yng mendekati atau

melewati daerah peledakan, maka untuk itu harus diberi tanda peringatan sehingga orang

lain tahu bahwa saat ini ada kegiatan persiapan peledakan. Tanda peringatan ini dapat

berupa bendera dengan warna yang mencolok dan ukuran yang cukup dapat dilihat dari

jauh.

Jadwal Peledakan

Sebaiknya hari-hari peledakan setiap minggu serta jam-jam peledakana pada hari

tersebut,diatur dengan jadwal yang tetap dan semua karyawan atau orang-orang yang ada

disekitar penambangan harus mengetahui hal itu.

Pengamanan Bahan Peledak

Setelah bahan sempai dilapangan peledakan maka secepatnya bahan peledak tersebut

langsung dibagi-bagikan kedekat setiap lobang yang disiapkan,sesuai dengan kebutuhan

jumlah masing-masing lobang. Demikian juga dengan detonator listrik dan

primer/dinamit.

B. Pembuatan Primer

Sebelum detonator atau sumbu ledak diamsukan kedalam dinamit maka harus terlabih

dahulu diperiksa keadaannya.


- Untuk detonator biasa, periksa apakah ada benda-benda kecil didalamnya. Untuk

sumbu bakar, periksa keadaan ujung sumbu apakah atau tidak baik lagi. Sebaiknya

ujung sumbu sebelum dipakai selalu dipotong sedikit (kira-kira 2 cm).

- Untuk sumbu ledak diperiksa keadaan ujung, apakah lembab atau berkurang.

- Untuk detonator listrik sebaikny diteset dengan blasting ohmeter. Pada waktu

pengetestan detonator dimasukan kedalam lobang ledapyang amsih kosong. Setelah

ditest kedua ujung leg wirenya harus diikat kembali satu sama lain.

C. Pengisian Lobang Ledak

- Periksa lebih dahulu keadaan lobang. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan

pantulan sinar dari sepotong cermin atau tongkat kayu yng cukup panjang.

- Waktu memasukan primer kedalam lobang harus berhati-hati sehingga detonator atau

sumbu tidak terlepas dari dalam dinamit, serta sumbu atau leg wirenya tidak terluka.

- Hindari pemakaian leg wire yang terlalu pendek, namun kalu terpaksa sambungan-

sambungan harus di isolasi dengan baik.

- Dilarang memadakkan primer (tapping).

- Diameter primer harus lebih kecil daridiameter lubang ledak. Bila waktu memasukan

primer agak susahturunnya kedalam lobang maka dapat dibantu/didorong dengan

tongkat kayu dengan perlahan-lahan.

- Setelah primer sampai benar-benar didasar lobang maka bahan peledak dapat

dimasukan. Bila memakai bahan peledak ANFO maka dilarang memadatkannya

sehingga berat jenisnya bertambah.

- Pengisian bahan peledak,paling banyak 2/3 dari tinggi lobang ledak.

- Dilarang memakai bahan peledak yang sudah rusak.


D. Steaming

- Bahan steaming,dari tanah liat atau pasir halus.

Jangan memakai bahan-bahan kertas bekas pembungkus bahan peledak atau daun-

daunan.

- Steaming harus dibuat cukup padat, untuk itu perlu dipadatkan (di-tapping) dengan

tongkat kayu.

- Steaming yang baik akan mengurangi suara ledakan.

E. Penyambungan Rangkaian

1. Sumbu Bakar
- Bila peledakan untuk beberapa lobang sekaligus maka sumbu dipermukaan

sebaiknya memakai sumbu khusus (Igniter Cord) Dan untuk sambungan-

sambungan memakai penyambung khusus (Conector).

- Bila peledakan untuk beberapa lobang sekaligus tetapi tidak memakai conector

maka waktu penyalaansumbu harus dilakukan oleh dua orang, dimana salah

seorang adalah berfungsi sebagai pengawas.

- Penyalaan hanya diijinkan dilakukan oleh orang yang benar-benar mengerti dan

cukup pengalaman.

2. Sumbu Ledak

- Sambungan harus memenuhi persyaratan sebagiamana telah diberikan dalam

petunjuk sebelumnya (lihat gambar sebelumnya).

- Rangkai harus dibuat rapih dan efektif.

- Dilarang memotong sumbu ledak dengan alat dari besi.

- Pada waktu memotong sumbu ledak sebaiknya tidak digegam apalagi dililitkan di

tangan.
3. Detonator Listrik

- Sambungan leg wire dengan kabel pembantu harus baik dan kuat.

- Penyambung rangkaian antara semua lobang ledak harus dilaksanakan secepatnya

dan ujung rangkaian didikat satu sama lain, sebelum dihubungkan dengan kabel

utama.

- Rangkaian harus dibuat rapih dan efektif. Hindari kabel agar tidak kusut dan

terlipat.

- Sebelum rangkaian antar ledak disambung dengan kabel utama, maka tahanan

listrik dan kesinambungan arus dirangkaian harus ditest dengan blasting

ohmmeter. Tahanan listrik rangkaian harus sesuai dengan perhitungan teoritis,

namun dengan toleransi 10% dapat dianggap baik.

- Secara terpisah kabel utama juga harus ditest sama seperti diatas.

F. Perlindungan untuk pemegang Exploder/Blasting Machine

1. Tambang Bawah Tanah

- Harus memperhitungkan arah angin/ventilasi, ambil posisi di atas angin.

- Bila peledakan memakai sumbu bakar harus dipertimbangkan lebih dahulu kearah

dan dimana tempat berlindung yang aman.

- Periksa keadaan sekeliling tempat berlindung terhadap kejatuhan benda atau

batuan khusus dari batuan atap.

- Pemegang Exploder/Blasting Machine harus orang yang cukup berpengalaman.


Gambar 18 : Pengujian Kabel dan Detonator
2. Tambang Terbuka

- Harus dipertimbangkan arah dan jarak lemparan/layangan batu. Ambil posisi yang

berlawanan.

- Periksa keadaan sekeliling tempat berlingdung,khususnya bila ada bongkahan-

bongkahan batuan lepas yang berukuran besar disekitarnya.

- Bila keadaan lapangan sedemikian rupa sehingga tidak ada tempat berlindung

yang cukup aman maka perlindungan khusus untuk itu dapat dibuat (SHELTER).

- Pemegang exploder harus sudah cukup berpengalaman.

Gambar 19 : “SHELTER”
* Tanda Peringatan Sebelum Peledakan (Aba-Aba)

- Sebelum dilakukan peledakan maka orang-orang disekitar daerah pengaruh gas

dan lemparan batu peledakan harus diberi aba-aba peringatan agar berlindung atau

menyingkir. Demikian juga halnya dengan peralatan, sebelumnya sudah harus

diamankan/disingkirkan.

- Aba-aba bisa berupa teriakan, sirine,plkuit/sempritan dan megaphone.

- Tegang waktu antara aba-aba peringatan dengan suatu peledakan harus cukup

untuk memberikan kesempatan pada orang-orang untuk berlidung. Sebaiknya

aba-aba dilakukan dalam beberapa tahap dan tiap tahap mempunyai arti yang

tersendiri dan dimengerti setiap orang khususnya pemegang exploder.

- Bila didekat lapangan peledakan terdapat jalan lalu lintas utama tambang maka

jalan tersebut harus ditutup/diblokir.

- sebelum aba-aba yang terakhir maka mandor/pengawas peledakan harus

memeriksa derah sekitar peledakan.

Contoh Tahapan Aba-Aba Peringatan dan Pengertiannya

a. Aba-Aba Pertama

Artinya :

- Semua orang yang ada didekat daerah peledakan harus menyingkir dan

berlindung.

- Semua jalan tambang didekat peledakan harus ditutup/diblokir.

- Pada saat ini kedua ujung kabel utama masih tetap terkait satu sama lain dan

belum disambung ke exploder.


b. Aba-Aba Kedua

Artinya :

- Hal seperti diatas sudah dilaksakan dan mandor atau pengawas peledakan sedang

melakukan pemeriksaan terakhir.

- Kondensator dalam exploder sedang disi dengan arus kabel listrik dari baterainya

(Diswith on).

- Kabel utama telah disambung dengan exploder.

Bila terjadi penundaan peledakan, karena sesuatu hal yang masih aman, maka

komunikasinya dapat dibuat aba-aba khusus.

c. Aba-Aba Ketiga (Peledakan)

Artinya :

- Peledakan dapat dilakukan

- Tombol atau tangkai pada exploder ditekan dan ledakan terjadi.

G. Pemeriksaan/Pengamanan Setelah Peledakan

- Setelah seperempat jam ledakan yang terakhir, Pemeriksaan dilakukan terhadap

gas-gas beracun dan peledakan mangkir. Bila ada lobang nedak yang mangkir

maka harus segera ditangani dan dilaporkan kepada atasan. Lobang ledak yang

mangkir tersebut diberi tanda dengan bendera.

- Bila seandainya semua meledak dengan baik dan konsentrasi gas sudah cukup

aman maka diberi aba-aba lagi tanda peledakan telah berakhir dan keadana aman.
Tanda-Tanda Lobang yang Mangkir :

1. Permukaan tanah diatas lobang ledak masih utuh.

2. Terdapat bongkahan besar yang tidak lazim dan tidak seperti bongkahan lobang ledak

yang lain.

3. Terdapat serakan bahan peledak yang masih utuh di permukaan atau disela-sela

bongkahan (Muck file).

Anda mungkin juga menyukai