Role Play Anorexia
Role Play Anorexia
Role Play Anorexia
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn.Dera
Usia : 16 tahun
Alamat : Grogol, Jakarta Barat
Pekerjaan : Pelajar
Status Pernikahan : Belum menikah
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poli Kejiwaan RSJSH bersama kakaknya karena sudah satu
bulan terakhir punya perilaku makan yang aneh
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien bernama Nn.Dera datang ke Poli Kejiwaan RSJSH bersama kakaknya
karena menurutnya perilaku makan adiknyanya satu bulan belakangan sangat aneh.
Pasien sangat sulit disuruh makan, kalaupun makan hanya sedikit, sekitar 2-5 sendok
saja. Pasien seringkali makan hanya sekali dalam sehari, yaitu saat malam saja. Pasien
lebih sering berpuasa, alasannya adalah membayar hutang puasanya. Namun menurut
kakaknya hal itu terus menerus dilakukan sampai satu bulan ini. Bila tidak sedang
berpuasa, pasien biasanya berlari-lari sore di kompleks rumahnya sampai menjelang
maghrib. Ketika ditanya mengapa pasien sangat membatasi makan, ia hanya
mengatakan takut berat badannya naik lagi seperti dulu dan diejek lagi oleh teman-
temannya. Menurut keterangan kakaknya, seminggu yang lalu ia mendapati berbagai
macam obat pencahar di laci kamar pasien, ketika dikonfirmasi kembali pasien
mengaku sudah mengonsumsi obat tersebut sekitar 2 bulan belakangan. Kakaknya
mengaku terjadi penurunan berat badan pada pasien sejak 6 bulan ini. Pasien tampak
semakin kurus, dari berat badan awal 53 kg menjadi 40 kg, dengan tinggi badan 158
cm.
Pasien mengaku tidak pernah mendengar suara bisikan apapun yang
mempengaruhi pola makannya, atau perasaan takut tentang makanannya selain ia takut
berat badannya naik lagi. Pasien mengaku tidak ada perasaan sedih yang berlebihan
yang dirasakannya. Ia hanya kadang merasa kesepian di rumah, namun pasien
menganggap hal itu sudah biasa. Keinginan bunuh diri dan menyakiti diri sendiri
disangkal. Pasien tidak mengalami gangguan ataupun kesulitan dalam tidur. Namun
pasien mengaku sudah 2 bulan lebih tidak menstruasi, padahal sebelumnya siklus haid
pasien normal.
f. Riwayat Sosial
Keluarga pasien merupakan keluarga yang berpendidikan dengan tingkat
ekonomi menengah ke atas. Pasien merupakan anak bungsu dari dua bersaudara. Ayah
pasien sudah meninggal saat pasien masih SMP karena serangan jantung, sehingga saat
ini pasien tinggal bertiga dengan ibu dan kakak pasien, serta satu orang asisten rumah
tangga. Saat ini pasien duduk di bangku kelas 1 SMA. Ibu pasien bekerja di sebuah
perusahaan swasta di Jakarta dan memang jarang bertemu dengan pasien di rumah,
hanya saat akhir pekan saja. Kakaknya baru saja lulus dari Fakultas Manajemen di salah
satu universitas negeri di Jakarta dan sedang menunggu lamaran pekerjaannya diterima
sehingga satu bulan ini memang lebih sering di rumah. Kakaknya mendapat informasi
mengenai adiknya yang sering berpuasa dan perilaku aneh lainnya dari asisten rumah
tangganya.
Pasien merupakan anak yang cukup pandai dan rajin, namun pasien anak yang
tertutup dan jarang bercerita kepada keluarganya. Menurut cerita pasien, dulu ia pernah
diejek teman-temannya karena bertubuh cukup berisi, padahal berat badannya masih
tergolong ideal, namun memang tubuhnya tampak cepat melebar jika makan banyak.
Sejak saat itu pasien mulai mengurangi asupan makannya dan lebih rajin berpuasa dan
berolahraga.
d. Proses Pikir
1. Arus pikir
- Produktivitas : cukup, menjawab spontan tentang dirinya
- Kontinuitas : koheren
- Hendaya bahasa: tidak ada
2. Isi pikiran :
- Waham : tidak ada
- Preokupasi : tidak ada
- Fobia : tidak ada
- Obsesi : tidak ada
e. Pengendalian Impuls
Baik, pasien tampak tenang pada saat proses tanya jawab yang dilakukan dan
tidak terdapat gerakan-gerakan involunter.
f. Daya Nilai
- Nilai sosial : tidak terganggu
- Uji daya nilai : tidak terganggu
- RTA : tidak terganggu
g. Tilikan : Derajat 2
h. Reliabilitas: Dapat dipercaya
I. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F50.0 Anoreksia Nervosa
Aksis II : Tidak ada
Aksis III : Tidak ada
Aksis IV : Hubungan yang kurang baik dengan keluarga dan bullying dari teman-teman
Aksis V :
- GAF Scale 70-61
- HLPY 100-91
II. TERAPI
Psikoterapi
Memberikan edukasi tentang apa yang dilakukan pasien bukanlah lifestyle tetapi
sudah merupakan suatu gangguan medis
Family therapy yang melibatkan ibu dan saudaranya untuk membangun kembali
kepercayaan diri pasien tentang bentuk tubuhnya
Cognitive Behavioral Therapy
Perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin dan elektrolit pasien untuk melihat indikasi
pasien untuk dirawat atau berobat jalan
III. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam