Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Talus Dan Kormus

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup banyak, baik flora


maupun fauna. Beragamnya mahkluk hidup yang ada di bumi ini yang ditunjukkan
dengan adanya variasi bentuk, penampilan serta ciri-ciri yang lainnya, maka
mendorong diperlukannya suatu cara untuk mengelompokkan mahkluk hidup agar
mudah dipelajari dan dipahami. Proses pengelompokan tumbuhan dalam tingkat-
tingkat kesatuan kelasnya yang sesuai dan secara ideal dinamakan klasifikasi.
Berdasarkan alat perkembangbiakannya, kingdom plantae digolongkan menjadi dua
yaitu :Kormophyta berbiji (Spermatophyta), Kormophyta berspora (Cryptogamae)
Tumbuhan tingkat rendah dikelompokkan menjadi beberapa Divisi, yaitu :
Divisi Schizophyta (tumbuhan belah), Thallophyta (tumbuhan talus), Bryophyta
(tumbuhan lumut), dan Pteridophyta (tumbuhan paku). Setiap divisi terbagi beberapa
anak divisi, kelas, bangsa, famili dan spesies. Begitu pula pada divisi Thallophyta
yang khususnya akan dibahas dalam makalah ini.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tumbuhan Talus Tallophyta

A. Morfologi Tallophyta

Thallophyta (tumbuhan talus) adalah tumbuhan yang belum dapat


dibedakan akar, batang dan daun sehingga dikatakan dengan tumbuhan talus.
Tubuh yang berupa talus itu mempunyai struktur dan bentuk dengan variasi
yang sangat besar, dari yang terdiri atas satu sel berbentuk bulat sampai yang
terdiri atas banyak sel dengan bentuk yang kadang-kadang telah mirip dengan
kormusnya tumbuhan tingkat tinggi.
Walaupun alga tidak memiliki organ batang, akar, daun, dan bunga,
namun bentuknya berkisar dari tumbuhan yang bersel tunggal (mikroskopik)
sampai yang bersel banyak (makroskopik) yang sangat kompleks yang
panjangnya mencapai 70 meter. Karena demikian besarnya kisaran bentuk
alga, maka bentuk alga dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Bersel tunggal, bersel tunggal yang dapat bergerak contohnya:
Chlamidomonas, bersel tunggal yang tidak dapat bergerak contohnya:
Chlorella, Synecoccus
2) Thallus bersel banyak, dibagi menjadi 5 bentuk sebagai berikut:
a) Koloni, koloni yang dapat bergerak contohnya Volvox, Pandorina.
Koloni yang kokoid yang tidak dapat bergerak contohnya Hydrodiction,
Pediastrum.
b) Agregat, contohnya Palmella, Gloeocapsa
c) Filament, filamen yang bercabang contohnya Ulothrix, Spirogyra.
Filamen yang bercabang, contohnya Cladophora.Filamen yang
heterotrikos, contohnya Chaelophora, Ectocarpus, Stigeoelonium.
Parenkim semu contohnya Nemaliun.

2
d) Thallus Parenkim, contohnya Ulva, Porphyra, Panctaria (Zona bawah,
Ciri-ciri dan morfologi alga.htm.).
Alga uniseluler (mikroskopik) dapat betul-betul berupa sel tunggal, atau
tumbuh dalam bentuk rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis alga yang
sel-selnya membentuk koloni, misalnya pada Volvox, koloni terbentuk dari
500-60.000 sel. Koloni-koloni inilah yang dapat dilihat dengan mata biasa.
Alga multiseluler (makroskopik) mempunyai ukuran besar sehingga dapat
dilihat dengan mata biasa. Alga multiseluler (makroskopik) mempunyai
ukuran besar, sehingga dapat dilihat dengan mata biasa. Pada alga
makroskopik biasanya mempunyai berbagai macam struktur khusus.
Beberapa jenis alga mempunyai struktur yang disebut holdfast, yang
mirip dengan sistem perakaran pada tumbuhan, yang berfungsi untuk
menempelnya alga pada batuan atau substrat tertentu, tetapi tidak dapat
digunakan untuk menyerap air atau nutrien. Alga tidak memerlukan sistem
transport nutrien dan air, karena nutrien dan air dapat dipenuhi dari seluruh
sel alga. Struktur khusus yang lain adalah bladder atau pengapung, yang
berguna untuk menempatkan alga pada posisi tepat untuk mendapatkan
cahaya maksimum. Tangkai atau batang pada alga disebut stipe, yang
berguna untuk mendukung blade, yaitu bagian utama alga yang berfungsi
mengabsorbsi nutrien dan cahaya.
B. Penggolongan Tanaman Tallophyta

Berdasarkan pada ciri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya


hidupnya, divisi Thallophyta dibedakan menjadi 3 anak divisi yaitu :
1. Ganggang (algae)
Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar, batang,
dan daun sejati. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat
eukariotik, ada yang hidup melekat pada sesuatu yang ada di dalam air
misalnya batu disebut bentos. Jenis-jenis yang dapat bergerak aktif
mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu cambuk atau flagel.
Tubuh alga terdapat berbagai zat warna (pigmen), yaitu : klorofil (warna

3
hijau), fikosantin (warna perang/ coklat), fikoeritrin (warna merah),
karoten (warna keemasan), xantofil (warna kuning).
Algae mempunyai bermacam-macam bentuk tubuh:
- Bentuk uniseluler, ada yang berflagela dan yang tidak berflagela.
- Bentuk multiseluler
- Bentuk filamen berupa filamen sederhana, filamen bercabang, filamen
heterotrik, filamen pseudoparenkimatik yang uniaksial dan multiaksial
- Bentuk sifon/pipa
- Pseudoparenkhimatik
Reproduksi alga dapat terjadi secara:
- Vegetatif, berupa fragmentasi, pembelahan sel, atau pembentukan
hormogonia.
- Aseksual, berupa pembentukan mitospora, zoospora, aplanospora,
hipnospora, atau stadium pamela.
- Seksual, berupa isogami, heterogami, aplanogami atau autogami.
Berdasarkan pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi empat:
1) Chlorophyta (Ganggang Hijau)
Bentuk-bentuk ganggang hijau antara lain uniseluler motil/berflagela
(Chlamydomonas sp), uniseluler nonmotil/kokoid (Chlorella sp.),
koloni motil/berflagela (Volvox sp.), koloni nonmotil/kokoid
(Pediastrum sp.), palmeloid (Tetraspora sp.), dendroid (Prasinocladus
sp.), filamen bercabang (Cladophora sp.) filamen tidak bercabang
(Oedogonium sp.), heterotrik (Coleochaeta sp.), lembaran distromatik
(Ulva sp.), lembaran monostromatik (Monostroma sp.) dan sifon
(Caulerpa sp.).
Beberapa ciri-ciri dari tumbuhan golongan ini antara lain :
- Mengandung pigmen klorofil a dan b, santofil, dan karoten. Klorofil
terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna
hijau rumput.

4
- Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam kloroplas.
Kloroplas berjumlah satu atau lebih berbentuk mangkuk, bintang,
lensa, bulat, pita atau spiral.
- Sel berinti sejati, satu atau lebih.
- Sel kembar mempunyai 2 atau 4 flagela sama panjang.
- Dinding sel mengandung selulosa.
Ganggang hijau bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan
zoospora, aplanospora, hipnospora atau autospora dan secara seksual
dengan pembentukan isogami, anisogami, oogami atau aplanogami.
Ganggang ini memiliki habitat di air tawar, air laut, tanah-tanah yang
basah, dan ada pula yang hidup di tempat-tempat kering.
Ganggang hijau hidup secara autotrof, namun ada pula yang
bersimbiosis dengan organisme lain, misalnya dengan jamur
membentuk lumut kerak. Ganggang hijau terdiri dari chorella, volvox,
ulva, dan spyrogyra.
a. Chorella
Chlorella memiliki bentuk tubuh bulat seperti bola, kloroplas
berbentuk seperti mangkuk, dalam kloroplas terdapat perenoid
berfungsi dalam pembentukan amilum dan sebagai tempat
penyimpan hasil dari asimilasi yang berupa protein dan
karbohidrat,di laboratorium chlorella digunakan untuk penelitian
fotosintesis.
b. Volvox
Volvox merupakan bentuk koloni bulat seperti bola, dalam
koloninya terdapat sel-sel yang menebal yang berfungsi sebagai alat
reproduksi. Volvox yang satu dengan volvox yang lain dihubungkan
oleh benang sitoplasma dan memiliki 2 flagel.

c. Ulva

5
Ulva terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang
disebut selada air dan dapat dimakan.
d. Spirogyra
Spirogyra berbentuk benang
(filamen) silindris, hidup di kolam, sawah
atau perairan yang airnya tidak deras,
reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,
generatif dengan konjugasi yaitu dua
spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan
bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku
sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain
dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini
berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan
tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang
menjadi individu baru.
Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :
a. Menguntungkan : sebagai plankton dan merupakan komponen
penting dalam rantai makanan air tawar, dapat dipakai sebagai
makanan, misal Ulva dan Chlorella, penghasil O2 dari proses
fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.
b. Merugikan : ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan
terlalu subur, sehingga air akan berubah warna dan berbau.
2) Chrisophyta (Ganggang Keemasan)
Ciri-ciri tumbuhan golongan chrysophyta atau ganggang emas antara
lain :
a. Bersel tunggal atau banyak
b. Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil dan
fikosantin.
c. Habitat di air tawar, air laut atau tempat-tempat yang basah.
d. Hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri
dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.

6
e. Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan
diri, reproduksi seksual dengan oogami. Contoh Chrysophyta bersel
satu (navicula/diatome, ochromonas) dan chrysophyta berbentuk
benang/bersel banyak (vaucheria).
Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan :
1. Bidang industri
- Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk
pembuatan plastik, kosmetik dan tekstil.
- Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagai
bahan penyekat dinamit, penggosok dan saringan.
- Eucheuma spinosum (ganggang merah), merupakan penghasil agar-
agar.
- Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.
- Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.
2. Bidang perikanan
Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di
laut.
3. Dalam ekosistem, ada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai
komponen produsen yang paling utama.
3) Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Ciri-ciri ganggang cokelat antara lain :
- Mempunyai pigmen khlorofil a dan c, beta karoten, Violasantin dan
Fukosantin.
- Persediaan makan (hasil fotosintesis) berupa laminaran (Beta, 1-3
ikatan glukan).
- Pada bagian dalam dinding selnya tedapat asam alginik dan alginat.
- Mengandung pirenoid dan tilakoid (lembaran fotosintesis).
- Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembentukan zoospora atau
aplanospora. Reproduksi seksual dilakukan secara isogami, anisogami
atau oogami.

7
- Sebagian besar hidup di laut hanya ada beberapa jenis saja yang hidup
di air tawar. Contohnya Fucus, Sargassum, Turbinaria, Macrocystis.
Peranan ganggang coklat : Menghasilkan asam alginat yang berfungsi
untuk pembuatan es krim, pembuatan cat, berfungsi dalam industri
untuk penyamakan kertas/menghaluskan kertas, pernis, obat-obatan,
dan pasta gigi. Sumber I2 (iodium) dan K (kalium) ,Sebagai makanan
ternak
4) Rhodophyta (Ganggang Merah)
Ganggang merah atau Rhodophyta adalah salah satu kelas dari
ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Warna merah pada
ganggang ini disebabkan oleh pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak
dibandingkan pigmen klorofil, karoten, dan xantofil. Ganggang ini pada
umumnya banyak sel (multiseluler) dan makroskopis, tidak berflagel,
memiliki kemampuan menimbun kalsium karbonat di dalam dinding
selnya. Ganggang ini dapat mencapai panjang antara 10 sentimeter sampai
1 meter dan berbentuk benang atau lembaran. Contoh Eucheuma,
Gelidium, Glacilaria, Batrachospermum, Chondrus, Porphyra,
Polysiphonia, Nemalion. Peranan ganggang merah : Eucheuma spinosum,
Gracilaris, Gelidium merupakan penghasil agar-agar. Pertumbuhan
ganggang merah bersifat uniaksial (satu sel diujung thallus) dan
multiakasial (banyak sel diujung thallus). Pertumbuhan dapat mencapai
panjang antara 10cm-1m, berbentuk benang atau lembaran.
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, namun ada juga yang
heterotrof yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit
pada ganggang lain. Reproduksi secara seksual ganggang merah dengan
pembentukan dua ateridium pada ujung-ujung cabang talus , sedangkan
reproduksi aseksualnya terjadi dengan pembentukan tetraspora.
Peranan ganggang merah :
- Menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain
yang hidup dilaut

8
- Untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut
(Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa
- Menghasilkan bahan bergelatin
2) Jamur (Fungi)
Jamur atau cendawan tidak mempunyai kormotofora, oleh sebab
itu umumnya tidak berwarna, tetapi pada jamur yang tinggi tingkatanya
terdapat bermacam-nacam zat warna, terutama dalam badan buahnya. Zat-
zat warna itu umumnya terdiri atas senyawa aromatic yang tidak
mengandung N. Talus hanya pada yang paling sederhana saja yang
telanjang, umumnya sel-sel mempunyai membrane yang terdiri atas kitin
dan bukan selulosa.
Bagian tubuh yang vegetatif terdiri atas benang-benang halus yang
dinamakan hifa, yang seluruhnya merupakan miselium. Benang-benang itu
ada yang bersekat-sekat ada yang tidak. Pembiakan dengan bermacam-
macam spora, pada jamur yang hidup di air berupa spora kembara yang
mempunyai bulu cambuk. Fungi yang hidup di darat dapat menghasilkan
spora yang terbentuk di dalam sel-sel khusus (askus), jadi merupakan
endospora ada yang di luar basidiumdan disebut eksospora. Di samping itu
kebanyakan jamur dapat membiak aseksual dengan konidium. Pembiakan
aseksual dapat berlangsung dengan bebagai cara, yaitu isogami,
anisogami, oogami, gametangiogami dan somatogami.
Jamur hidup sebagai saprofit atau parasit ada yang di dalam air,
kebanyakan di daratan. Dalam laut jarang sekali terdapat jamur.
Kebanyakan dari yang hidup sebagai saprofit dapat dipiara pada substrat
buatan. Sebagai zat makanan cadangan terdapat glikogen, lemak.
Fungi dibedakan menjadi beberapa kelas yaitu :
1. Myxomycotina (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2
fase hidup, yaitu: fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti
amuba, disebut plasmodium dan fase tubuh buah. Reproduksi : secara

9
vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut
myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum
2. Oomycotina
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti. Reproduksi:
- Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat
dengansporangium dan konidia.
- Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora
yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies : Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan,
serangga darat maupun serangga air. Phytophthora infestans: penyebab
penyakit busuk pada kentang.
3. Zygomycotina (kelas Zygomycetes)
Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati.
Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat
setelah menjadi tua. Reproduksi vegetatif dengan cara membentuk
spora tak berflagel (aplanospora) dan generatif dengan cara
gametangiogami dari dua hifa yang kompatibel/konjugasi dengan
menghasilkan zigospora. Contohnya : Rhizopus sp,
4. Ascomycotina
Hidup saprofit di dalam tanah atau hipogean, hidup di kotoran ternak
kemudian disebut koprofil ada juga yang parasit pada tumbuhan.
Tubuhnya terdiri atas benang-benang yang bersekat atau ada yang
unisel.
Cara berkembangbiak ada dua cara:
1) Secara vegetatif : Dengan cara klamidospora (spora berdinding
tebal), fragmentasi (pemisahan sebagian cabang dari miselium yang
selanjutnya tumbuh menjadi individu baru), tunas/kuncup (budding)
yaitu pada Saccharomyces.

10
2) Secara generatif : Dengan menghasilkan spora yang dibentuk di
dalam askus. Askus-askus akan berkumpul dalam badan yang
disebut askokarp.
Peranan / Manfaat :
o Penicillium notatum dan P. chryzogenum penghasil antibiotik
penisilin
o P. camemberti dan P. roquerforti mengharumkan keju
o Aspergillus flavus menghasilkan alfatoksin
o Aspergillus oryzae untuk membuat tape
o Aspergillus wentii untuk membuat kecap
Penyebab Kerugian :
1) Aspergillus fumigatus parasit paru-paru burung
2) A. nidulans penyebab automikosis/penyakit telinga
3) Laboulbenia parasit pada serangga
4) Reosellina arcuata hidup pada potongan akar
5) Nectria cinabarina parasit pada kayu manis
5. Basidiomycotina
Umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan mata telanjang.
Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya
berasal dari perkembangan basidiospora) dan
b. miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya berinti dua,
miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau
persatuan dua basidiospora)
Cara reproduksi dibedakan menjadi dua yaitu :
a. vegetatif (dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi
miselium) dan
b. generatif (dengan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul
dalam badan yang disebut basidiokarp, yang menghasilkan spora yang
disebut basidiospora)
Peranan :

11
a. Volvariella volvacea jamur merang, dapat dimakan
b. Auricularia polytrica jamur kuping, dapat dimakan
6. Deuteromycotina
Belum diketahui tingkat seksualnya, disebut juga jamur tidak sempurna
(fungi imperfecti). Pembiakan vegetatif dengan menggunakan
konidium, sedang alat pembiakan generatifnya (askus atau basidium)
belum atau tidak dikenal. Contoh klasik ialah Monilia sitophila, jamur
ini masuk Deuteromycotina. Tetapi setelah ditemukan alat pembiakan
generetif oleh Dodge (1927) dan Dwijosoeputro (1961), jamur ini
dikelompokkan ke dalam Ascomycotina dan namanya diganti menjadi
Neurospora sitophila.
Kelompok jamur ini kebanyakan bersifat parasit bagi lingkungan
sekitar, contoh :
a) Sclerotium rolfsii parasit pada bawang merah
b) Helminthosprium oryzae parasit pada padi
c) Verticillium penyebab layu pada bibit-bibit tanaman
d) Curvularia parasit pada rerumputan
3) Lumut kerak atau Lichenes
Organisme ini sebenarnya kumpulan antara Fungi dan Algae tetapi
sedemikian rupa, hingga dari segi morfologi dan fisiologi merupakan
suatu kesatuan. Lichenes hidup sebagai epifit pada pohon-pohonan, tetapi
dapat juga di atas tanah, terutama di daerah tundra di sekitar kutub utara.
Lichenes memerlukan syarat-syarat hidup yang tinggi dan tahan
kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Karena panas yang terik
Lichenes yang hidup pada batu-batu dapat menjadi kering tetapi tidak
mati dan jika kemudian turun hujan Lichenes dapat hidup kembali.
Pertumbuhan talusnya sangat lambat, dalam satu tahun jarang lebih dari 1
cm. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan
vegetatif bertahun-tahun.
Algae yang ikut menyusun tubuh Lichenes disebut gonodium, dapat
bersel tunggal atau berupa koloni. Bentuk Lichenes biasanya bergantung

12
pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang
menyusunya. Hidup bersama antara dua organisme yang berlainan jenis
disebut Isimbiosis. Masing-masing organisme itu sendiri disebut simbion.
Pada Lichenes simbiosis antara Fungi dan Algae diberikan tafsiran yang
berbeda-beda. Ada yang menafsirkan sebagai mutualisme, karena
dipandang keduanya saling menguntungakan.
Kebanyakan Lichenes berkembang biak vegetatif, karena bila
sebagian talus terpisah, lalu tumbuh merupakan individu baru. Pada
beberapa jenis Lichenes, pembiakan berlangsung dengan perantara
soredium yaitu kelompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah
dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang
terlepas dari induknya.
Manfaat lumut kerak bagi kehidupan manusia diantaranya:
1. Dapat dibuat obat contoh : Usnea filipendula (antibiotik)
2. Digunakan sebagai penambah rasa dan aroma (masakan jepang)
3. Pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup indikator
pH
4. Pada daerah bebatuan, lumut kerak dapat melapukan bebatuan dan
menambah kandungan zat-zat yang dimilikinya
5. Dapat digunakan sebagai indikator pencemaran

2.1. Tumbuhan Kormus Cormophyta

A. Pengertian Kormus
Kormus diartikan sebuah atau segala sesuatu yang terdapat di bumi yang
memiliki perbedaan pada bagian fungsionalnya atau disebut dengan vegetasi.
Tumbuhan yang ada di bumi ini juga memperlihatkan diferensiasi dalam tiga
bagian pokok yaitu akar (radiks), batang (caulis) dan daun (folium). Ciri ini
hanya dimiliki oleh Pteridophyta (tumbuhan paku) dan Spermatophyta
(tumbuhan biji), sehingga keduanya dimasukkan dalam satu kelompok
Cormophyta (tumbuhan kormus).

13
Bagian lain yang dapat kita temukan pada tubuh tumbuhan dapat
dipandang sebagai suatu penjelmaan salah satu atau mungkin dua bagian
pokok tadi, artinya setiap bagian lain pada tubuh tumbuhan dapat dianggap
sebagai bagian tubuh yang berasal dari bagian pokok yang telah mengalami
metamorphosis (berganti bentuk, sifat, dan mungkin juga fungsinya bagi
tubuh tumbuhan) misalnya :
1. Kuncup (gemma), dianggap sebagai penjelmaan batang dan daun
2. Bunga (flos), juga penjelmaan batang dan daun
3. Duri (spina), dapat merupakan penjelmaan dahan maupun daun
4. Alat-alat pembelit (cirrhus), dapat berasal dari daun maupun dari dahan
atau cabang
5. Umbi (tuber), penjelmaan batang
6. Rimpang (rhizoma), penjelmaan batang beserta daunnya
7. Umbi lapis (bulbus), penjelmaan batang dan daun
Selain itu masih dapat ditemukan alat-alat lain yang biasanya lebih kecil
atau lebih halus yang disebut alat tambahan atau alat pelengkap (organa
accesoria), yaitu:
a. Rambut atau bulu (pilus)
b. Sisik (lepis)
c. Lentisel (lenticulus), dll.
Bagian tumbuhan yang berguna untuk mengambil dan mengolah zat hara
disebut alat hara (organum nutritivum), seperti misalnya akar dan daun untuk
menyerap dan mengolah makanan, umbi untuk menyimpan makanan, piala
atau gelembung bagi tumbuh-tumbuhan tertentu untuk menangkap serangga
dll. Alat-alat tersebut disebut alat-alat pertumbuhan atau alat-alat vegetatif.
Bagian tumbuhan yang bertugas menghasilkan alat perkembangbiakan,
disebut alat perkembangbiakan (organum reproductivum), jadi fungsinya
bagian tumbuhan adalah untuk menghasilkan keturunan baru. Alat
perkembangbiakan atau alat untuk memperbanyak diri itu dalam bahasa
asingnya disebut organum reproductivum misalnya, bunga, buah, dan biji.

14
B. Bagian –bagian Kormus
1. Akar
Akar biasanya bersifat sebagai berikut :
1. Terdapat dalam tanah, tumbuh kepusat bumi (geotrop) atau ke air
(hidrotrop),
2. meninggalkan udara atau cahaya
3. Tidak berbuku, tidak beruas dan tidak mendukung daun–daun atau
sisik-sisik maupun bagian lainnya
4. Warna tidak hijau, biasanya kekuning-kuningan atau keputih- putihan
5. Ujung tumbuh terus, bentuk meruncing.

Fungsi Akar :

1. Memperkuat berdirinya tumbuhan


2. Menyerap dan mendistribusikan air dan zat-zat makanan Kadang-
kadang sebagai tempat AKAR (RADIX) penimbunan makanan.
3. Untuk bernapas
4. Menyimpan kelebihan makanan atau cadangan makanan
Akar umumnya dibedakan atas :
1. Leher akar atau pangkal akar (collum); bersambungan dengan pangkal
batang,
2. Ujung akar (apex radicis); bagian akar paling muda
3. Batang akar (corpus radicis); terdapat antara leher akar dan ujungnya
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis); tidak bersambungan dengan
pangkal batang; keluar dari akar pokok; dapat mengadakan
percabangan lagi
5. Serabut akar (fibrilla radicalis); cabang-cabang akar yang halus bentuk
serabut
6. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pillus radikalis); merupakan
penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang
7. Tudung akar (calyptra); bagian akar paling ujung, berguna untuk
melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.

15
Jenis-jenis akar
a. Akar tunggang/ akar utama, yaitu kelanjutan batang tumbuhan yang
berasal dari pertumbuhan calon akar pada biji (radikula) tumbuh tegak
ke bawah. Contoh : mangga, jambu, jati, mahoni, melinjo, dan mawar.
b. Akar serabut, yaitu akar berukuran kecil-kecil yang tumbuh di pangkal
batang berbentuk seperti serabut. Contoh: rumput, padi, jagung,
tebu,dan bambu.

c. Akar gantung, yaitu akar tumbuhan dari atas ke bawah dan akar
tersebut menggantung di udara. Contoh : pohon beringin
d. Akar pelekat, yaitu akar yang tumbuh di sepanjang batang
Akar tunjang, yaitu akar yang tumbuh dari bagian bawah menuju
ke segala arah. Berguna untuk memperkuat batang. Contoh :
pohon pandan dan bakau.
e. Akar napas, akar ini tumbuh ke atas muncul dari permukaan tanah
atau air. Contoh : akar pohon kayu api.
f. Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium); yaitu akar-akar
yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna
untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya, contohnya
pada benalu (Loranthus). Dapat juga merupakan akar-akar yang
pendek yang melekat pada tuan rumahnya tetapi juga menghisap air
dan zat makanan, contohnya pada endak-endak cacing (Cuscutha
australia L.)
g. Akar pembelit (cirrhus radicalis); juga untuk memanjat tetapi dengan
memeluk penopangnya, misalnya pada vanili (Vanila planifolia
Andr.).

16
2. Batang
Sifat-Sifat Batang :
1. Umumnya berbentuk bulat seperti silinder, bersifat aktinomorf
2. Terdiri atas ruas – ruas dibatasi oleh buku- buku dan pada buku ini
terdapat daun Tumbuh keatas menuju cahaya matahari ( bersifat
fototrop atau heliotrop) Biasanya pertumbuhannya tidak terbatas
Kebanyakan memiliki percabangan.

Bagian-bagian batang

a. Kulit luar, memiliki dinding luar sel-sel yang menebal


dan bermodifikasi menjadi rambut-rambut halus, duri, dan lentisel
b. Kulit pertama, terletak disebelah dalam epidermis, tersususn
dari jaringan parenkim dan jaringan penunjuang.
c. Kulit dalam, merupakan batas antara korteks dan stele,
biasanya disebut florterma yang mengandung amilum/ sarung tepung
d. Silinder pusat, tersususn dari jaringan parenkim yang membentuk
empulur batang

Pada tumbuhan dikotil : batang mengalami perubahan menjadi jaringan


primer (bakal daun, tunas ketiak, epidermis korteks, ikatan pembuluh, dan
empulur)

17
Pada tumbuhan monokotil : batang berkembang menjadi bakal daun, bakal
tunas ketiak, epidermis, ikatan pembuluh tersebar, empulur yang berada
ditengah lingkaran

Fungsi batang:

1) Penyokong tubuh tumbuhan


2) Mengangkut makanan ke seluruh tubuh tumbuhan
3) Mengangkut air dan mineral dari akar ke daun

Jenis-jenis batang

a) Batang basah, memiliki batang yang lunak dan berair, batangnya tidak
keras, batang mudah dipotong, batang pendek. Contoh : pohon pisang,
bayam, pacar air, dan kangkung
b) Batang berkayu, memiliki kambium, arah pertumbuhan
ke luar membentuk kulit dan ke dalam membentuk kayu, dan
batang bertambah besar. Contoh : jambu, mahoni, nagka, dan
rambutan
c) Batang rumput, batang tidak berkayu, memiliki ruas-ruas yang nyata,
dan berongga, serta batang rumput umumnya pendek. Contoh : padi,
jagung, rumput-rumputan.
C. Daun
Bagian-bagian daun
- Daun lengkap (pelepah daun, tangkai daun, dan helai daun), contohnya :
pisang.
- Daun tidak lengkap (daun hanya tersusun atas 1-2 bagian
saja), contohnya : mangga.
Struktur anatomi daun terdiri dari:

 Jaringan epidermis, dibedakan menjadi epidermis atas dan epidermis


bawah. Epidermis atas dan epidermis bawah terdiri atas selapis sel,
hanya pada epidermis bawah terdapat stomata, yang berfungsi sebagai

18
tempat pertukaran udara. Permukaan epidermis sering dilapisi oleh
kultikula atau rambut halus (pilus), untuk melindungi daun dari
serangga pemangsa, spora jamur atau tetesan air hujan. Jadi epidermis
berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya,
 Jaringan palisade atau jaringan tiang, adalah jaringan yang berfungsi
sebagai tempat fotosintesis. Oleh karena itu, bagian ini banyak
mengandung kloroplas.
 Jaringan spons atau jaringan bunga karang. Jaringan ini terdiri dari sel
yang berlapis-lapis, terdapat rongga-rongga udara, sedikit
mengandung kloroplas, dan berfungsi sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan.
 Berkas pembuluh angkut, yang terdiri dari xilem atau pembuluh kayu
dan floem atau pembuluh tapis. Xilem berfungsi untuk mengangkut
air dan garam-garaman yang diserap akar dari dalam tanah ke daun
(untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis). Sedangkan floem
berfungsi untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh.
 Stoma (jamak stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stoma
mengambil karbon dioksida dari udara untuk dijadikan bahan
fotosintesis. Kemudian stoma akan mengeluarkan oksigen sebagai
hasil fotosintesis. Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernapas
melalui lentisel, yang terletak pada batang.

Berdasarkan bentuk tulangnya, jenis daun terdiri dari:


a. Tulang daun menyirip
Tulang daun menyirip berbentuk seperti susunan sirip-sirip
ikan. Tulang daun menyirip dapat kita amati pada berbagai
tumbuhan, misalnya jambu, nangka, alpukat, dan mangga.
b. Tulang daun menjari
Tulang daun menjari berbentuk seperti susunan jari-jari
tangan. Tumbuhan yang memiliki tulang daun menjari, misalnya
singkong, pepaya, dan jarak.

19
c. Tulang daun melengkung
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis
lengkung. Ujungnya terlihat menyatu, misalnya eceng gondok dan
gadung.
d. Tulang daun sejajar
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis lurus yang sejajar.
Tiap-tiap ujung tulang menyatu, misalnya pada rumput dan padi.

Berdasarkan jumlah helai daun, daun dikelompokkan menjadi dua yaitu


daun tunggal dan daun majemuk.

 Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu helai daun pada setiap
tangkainya, contohnya daun mangga.
 Daun majemuk adalah daun yang memiliki beberapa helai daun pada
setiap tangkainya, contohnya daun putri malu.

Fungsi daun

Bagi tumbuhan, daun memiliki beberapa kegunaan. Misalnya, sebagai


tempat pembuatan makanan, pernapasan, dan penguapan.

a. Pembuatan makanan.
Daun berguna sebagai dapur tumbuhan. Di dalam daun terjadi proses
pembuatan makanan (pemasakan makanan). Makanan ini digunakan
tumbuhan untuk kelangsungan proses hidupnya dan jika lebih
disimpan.
b. Pernapasan.
Di permukaan daun terdapat mulut daun (stomata). Melalui stomata
pertukaran gas terjadi. Daun mengambil karbondioksida dari udara dan
melepas oksigen ke udara. Proses inilah yang menyebabkan kamu
merasa nyaman saat berada di bawah pohon pada siang hari.
c. Penguapan.
Tidak semua air yang diserap akar dipakai oleh tumbuhan. Kelebihan
air ini jika tidak dibuang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi busuk

20
dan mati. Sebagian air yang tidak digunakan dibuang melalui mulut
daun dalam bentuk uap air. Pada malam hari, kelebihan air dikeluarkan
melalui sel-sel pucuk daun. Proses ini disebut gutasi.

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kormus adalah segala sesuatu yang terdapat di bumi yang memiliki
perbedaan pada bagian fungsionalnya atau disebut dengan vegetasi.
Tumbuhan yang ada di bumi ini juga memperlihatkan diferensiasi
dalam tiga bagian pokok yaitu akar (radiks), batang (caulis) dan daun
(folium). Ciri ini hanya dimiliki oleh Pteridophyta (tumbuhan paku)
dan Spermatophyta (tumbuhan biji), sehingga keduanya dimasukkan
dalam satu kelompok Cormophyta (tumbuhan kormus).
Berdasarkan alat perkembangbiakannya, kingdom plantae (tumbuhan)
digolongkan menjadi 2, yakni kormophyta berbiji (spermatophyta) dan
kormophyta berspora (cryptogamae). Selain itu, juga dikenal istilah
tumbuhan tingkat tinggi dan tumbuhan tingkat rendah. Pada tumbuhan
tingkat tinggi, sebagian besar merupakan golongan spermatophyta atau
tumbuhan biji. Sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah dkelompokkan lagi
menjadi beberapa divisi, yaitu divisi schizophyta (tumbuhan belah),
thallophyta (tumbuhan talus), bryophyta (tumbuhan lumut), dan pteridophyta
(tumbuhan paku).
Divisi tallophyta meliputi tumbuhan-tumbuhan yang memiliki cirri
utama tubuh yang berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan
yang struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan antara akar, batang, dan
daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang,
dan daun disebut dengan tumbuhan kormus. Ciri lain dari tumbuhan talus ini
yakni tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga banyak sel yang
kadang-kadang mirip dengna tumbuhan tingkat tinggi (sudah mengalami
diferensiasi).

22
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Teguh. “Kormus dan Bagiannya”. 07 Juni 2016.
http://teguhoz.blogspot.co.id/2016/06/kormus-dan-bagianya.html
Arsyad, Adzhar. “Kormus dan Bagian-bagiannya”. 21 Maret 2015.
http://adzhar-arsyad.blogspot.co.id/2015/03/kormus-dan-bagian-
bagiannya.html

23

Anda mungkin juga menyukai