Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

PALEON2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 2 : Protozoa dan Bryozoa

KET :
1. Test
2. Mouth
3. Anus
4. Lophophore
5. Oral disk
6. Pedal Disk
7. Cinclide

V D S

NO. SAMPEL :1
FILUM : BRYOZOA
KELAS : GYMNOLAEMATA
ORDO : CRYPTOSTOMATA
FAMILI : THECOSMILIANIDAE
GENUS : Thecosmilia
SPESIES : Thecosmilia trichotama
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Branching
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Jura atas (160 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Neritik tepi (0-30 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 1. Hewan ini termasuk kedalam Filum BRYOZOA, Kelas
GYMNOLAEMATA, Ordo CRYPTOSTOMATA, Famili THECOSMILIANIDAE, Genus Thecosmilia dan
dengan nama Spesies Thecosmilia trichotama.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu Petrifikasi karena pada saat setelah organisme ini
mati material-material sedimen akan mengalami transportasi, penumpukan dan pengendapan
pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material terakumulasi, semakin
lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus dan
mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material
sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi
fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang
terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Penyebab fosil lingkungan laut dangkal ini naik ke permukaan karena dipengaruhi oleh
adanya tenaga endogen berupa gaya tektonik lempeng sehingga fosil akan naik permukaan.
Setelah naik ke permukaan akan terjadi gaya eksogen berupa angin, air, dan es sehingga fosil ini
dapat ditemukan di atas permukaan.
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yaitu memiliki batang/tabung. Bagian dari tubuh fosil
ini yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, mouth, anus, lophophore, oral disk, pedal disk
dan cinclide. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada zaman Jura atas (160 jt). Pada lingkungannya yaitu Neritik tepi (0-30 m)
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN DWIKY RIVALDY


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 2 : Protozoa dan Bryozoa

KET :
1. Test
2. Ectoplasm
3. Endoplasm
4. Nucleus
5. Plasmslemma
6. Food Vacuole
7. Contractille vacuole

V D S

NO. SAMPEL :2
FILUM : PROTOZOA
KELAS : SARCODINA
ORDO : FORAMINIFERA
FAMILI : NUMMULITESIDAE
GENUS : Nummulites
SPESIES : Nummulites millecaput
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Plate
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Eosen tengah (50 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Neritik tepi (0-30 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 2. Hewan ini termasuk kedalam Filum PROTOZOA, Kelas
SARCODINA, Ordo PORAMINIFERA, Famili NUMMULITESIDAE, Genus Nummulites dan dengan
nama Spesies Nummulites millecaput..
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu setelah organisme ini mati material-materialnya akan
mengalami transportasi, kemudian akan mengalami penumpukan dan pengendapan akibat
tekanan dari material sedimennya melalui pori-porinya yang akan mengecil dan digantikan oleh
material sedimen yang halus. Setelah itu organisme beserta material sedimennya akan mengalami
litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi fosil. Kemudian proses yang
dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang terjadi di dalam rongga
organismenya akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Plate yaitu memipih seperti piring. Bagian dari tubuh fosil ini
yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, ectoplasm, endoplasm, nucleus, plasmslemma,
food vacuole, contractille vacuole. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3).
Umur dari fosil ini diperkirakan pada kala Eosen tengah (50 jt). Pada lingkungannya yaitu Neritik
tepi (0-30 m)
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN DWIKY RIVALDY


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 2 : Protozoa dan Bryozoa

KET :
1. Test
2. Mouth
3. Anus
4. Lophophore
5. Oral disk
6. Pedal Disk
7. Cinclide

V D S

NO. SAMPEL :3
FILUM : BRYOZOA
KELAS : GYMNOSLAEMATA
ORDO : CRYPTOSTOMATA
FAMILI : CORALIDAE
GENUS : Coral
SPESIES : Coral limestone
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Tabular
KOMPOSISI KIMIA : Kalsium karbonat (CaCO3)
UMUR : Kapur atas (100 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Neritik tepi (0-30 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 3. Hewan ini termasuk kedalam BRYOZOA, Kelas
GYMNOSLAEMATA, Ordo CRYPTOSTOMATA, Famili CORALIDAE, Genus Coral dan dengan nama
Spesies Coral limestone.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu Petrifikasi karena pada saat setelah organisme ini
mati material-material sedimen akan mengalami transportasi, penumpukan dan pengendapan
pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material terakumulasi, semakin
lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus dan
mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material
sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi
fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang
terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yaitu memiliki batang/tabung. Bagian dari tubuh fosil
ini yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, mouth, anus, lophophore, oral disk, pedal disk
dan cinclide. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada zaman Kapur atas (100 jt). Pada lingkungannya yaitu Neritik tepi (0-30 m).
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN DWIKY RIVALDY


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 2 : Protozoa dan Bryozoa

KET :
1. Test
2. Mouth
3. Anus
4. Lophophore
5. Oral disk
6. Pedal Disk
7. Cinclide

V D S

NO. SAMPEL :4
FILUM : BRYOZOA
KELAS : STENOLAEMATA
ORDO : CYSTOPORATA
FAMILI : CONSTELLARIDAE
GENUS : Constellaria
SPESIES : Constellaria fischeri
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Branching
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Ordovisium atas (450 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Neritik tepi (0-30 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 4. Hewan ini termasuk kedalam Filum BRYOZOA, Kelas
STENOLAEMATA, Ordo CYSTOPORATA, Famili CONSTELLARIDAE, Genus Constellaria dan dengan
nama Spesies Constellaria fischeri.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu Petrifikasi karena pada saat setelah organisme ini
mati material-material sedimen akan mengalami transportasi, penumpukan dan pengendapan
pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material terakumulasi, semakin
lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus dan
mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material
sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi
fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang
terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yaitu memiliki batang/tabung. Bagian dari tubuh fosil
ini yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, mouth, anus, lophophore, oral disk, pedal disk
dan cinclide. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada zaman Ordovisium atas (450 jt). Pada lingkungannya yaitu Neritik tepi (0-30
m)
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN DWIKY RIVALDY


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 2 : Protozoa dan Bryozoa

KET :
1. Test
2. Mouth
3. Anus
4. Lophophore
5. Oral disk
6. Pedal Disk
7. Cinclide

V D S

NO. SAMPEL :5
FILUM : BRYOZOA
KELAS : STENOLAEMATA
ORDO : TREPOSTOMATIDA
FAMILI : LEIOCLEMIDAE
GENUS : Leioclema
SPESIES : Leioclema Pulchella
PROSES PEMFOSILAN : Petrifikasi (Permineralisasi)
BENTUK FOSIL : Branching
KOMPOSISI KIMIA : CaCO3 (kalsium karbonat)
UMUR : Silur atas (423 juta tahun yang lalu)
L. PENGENDAPAN : Neritik tepi (0-30 m)
KETERANGAN :
Pada fosil dengan nomor sampel 5. Hewan ini termasuk kedalam Filum BRYOZOA, Kelas
STENOLAEMATA, Ordo TREPOSTOMATIDA, Famili LEIOCLEMIDAE, Genus Leioclema dan dengan
nama Spesies Leioclema Pulchella.
Proses pemfosilan dari fosil ini yaitu Petrifikasi karena pada saat setelah organisme ini
mati material-material sedimen akan mengalami transportasi, penumpukan dan pengendapan
pada daerah cekungan yang stabil, di daerah ini yang membuat material terakumulasi, semakin
lama material ini akan menumpuk dan mengalami tekanan secara terus menerus dan
mengakibatkan material terkompaksi akibatnya pori-pori akan mengecil. Kemudian material
sedimen yang halus akan masuk melalui pori-porinya. Setelah itu organisme beserta material
sedimennya akan mengalami litifikasi (pembatuan) sehingga organisme tersebut akan menjadi
fosil. Kemudian proses yang dialami berikutnya Permineralisasi yaitu proses pengawetan yang
terjadi di dalam rongga organisme akan terisi oleh mineral-mineral yang terendapkan.
Bentuk dari fosil ini ialah Branching yaitu memiliki batang/tabung. Bagian dari tubuh fosil
ini yang masih bisa dilihat dari fosil ini ialah test, mouth, anus, lophophore, oral disk, pedal disk
dan cinclide. Komposisi kimia dari fosil ini ialah Kalsium karbonat (CaCO3). Umur dari fosil ini
diperkirakan pada zaman Silur atas (423 jt). Pada lingkungannya yaitu Neritik tepi (0-30 m)
Kegunaan dari fosil ini yaitu untuk merekonstruksi lingkungan purba dan umur suatu
lapisan batuan (stratigrafi), karena berdasarkan letak fosil kita dapat mengetahui rentang umur
tertentu, untuk mengetahui iklim purba, untuk mengetahui lingkungan pengendapan, dan agar
dapat mengetahui aktivitas tektonik yang telah berlangsung.

PRAKTIKAN ASISTEN

MUHAMAD RIZKY RAMADHAN DWIKY RIVALDY


UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK Nama : Muhamad Rizky
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI Ramadhan
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM NIM : F 121 16 076
Acara 2 : Protozoa dan Bryozoa

TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian filum Protozoa dan Bryozoa
Bryozoa dianggap sebagai tumbuhan karena bentuk dan karakteristik dari Bryozoa
menyerupai tumbuhan lumut. Namun, setelah penelitian lebih lanjut Bryozoa merupakan koloni
dari hewan kecil-kecil, seperti hamparan lumut berbulu, menempel pada batu, benda atau
tumbuhan air di perairan dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa berasal dari bahasa yunani,
bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan. Filum Bryozoa dinamakan juga Polyzoa atau
Ectoprocta, berasal dari kata ectos berarti di luar dan proctos berarti anus, maksudnya anus
terletak di luar lophophore. Lophophore ialah lipatan dinding tubuh atau calyx yang mengelilingi
mulut, dan mengandung tentakel bercilia.
Bryozoa adalah hewan yang berkoloni dan sessile. Tiap individu terbungkus oleh zooecium yaitu
selubung dari khitin atau lapisan tebal kalsium karbonat yang tertutup khitin. Bryozoa hidup di
laut dan beberapa hidup di air tawar. Beberapa jenis mengeluarkan benda berkapur seperti batu
karang. Sebagian besar spesies bryozoan hidup di lingkungan laut, air dangkal. Beberapa silia
beberapa bergerak tetapi beberapa koloni yang mampu merayap sekitar dan beberapa spesies
dapat bergerak dalam butiran pasir. Fosil mereka sering ditemukan dalam batuan dimulai pada
Ordovisium dan terjadi dalam berbagai bentuk. Mereka hidup oleh organisme mikroskopis pakan
mengambang di air seperti diatom atau radiolaria, yang mereka ambil dengan tentakel kecil.
Protozoa adalah satu filum dari kelompok invertebrata yang merupakan anggota kingdom
Animalia. Protozoa merupakan hewan mikro yang berukuran sangat kecil antara 3 mikron hingga
100 mikron. Habitat Protozoa adalah tempat berair, tempat basah dan tempat yang kering
(membentuk sista / kristal). Filum protozoa terdiri atas 3 subfilum yaitu Sarcomastighopora,
Ciliophora dan subfilum Sporozoa. Filum Protozoa juga terbagi menjadi 4 kelas yaitu Kelas
Rhizopoda, Flagellata, Ciliata (Infusoria) dan kelas Sporozoa / Telosporea. Protozoa secara umum
dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama
dan zoon artinya hewan. Jadi Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain
protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai
sifat antara algae dan protozoa.

2. Klasifikasi Protozoa
Protozoa diklasifikasi berdasarkan alat geraknya yang terdapat empat filum Protozoa.
Macam-Macam Klasifikasi Protozoa adalah sebagai berikut.:
1. Ciliata (Ciliophora/Infusoria), jenis protozoa yang bergerak dengan menggunakan silia
(rambut getar). Contoh protozoa jenis Ciliata adalah Paramecium sp
2. Rhizopoda (Sarcodina), jenis protozoa yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu).
Contoh protozoa jenis Rhizopoda adalah Amoeba sp
3. Sporozoa (Apicomplexa), jenis protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Contoh protozoa
jenis Sporozoa adalah Plasmodium sp.
4. Flagellata (Mastigophora), jenis protozoa yang bergerak dengan flagela (bulu cambuk).
Contoh jenis flagellata adalah Trypanosoma sp.

3. Klasifikasi Bryozoa
Dalam filum bryozoa di bagi menjadi 3 kelas, yaitu:
1. Phylactolaemata
Lophophore berbentuk tapal kuda mempunyai epistome; dinding berotot; koloni
monomorfik; terdapat di air tawar; menghasilkan statoblast; tidak ada zooid polymorpism;
tidak ada proses pengerasan asam kapur. Dalam kelas Phylactolaemata hanya terdapat
satu ordo yaitu ordo Plumatellina.
2. Gymnolaemata
Lophophore berbentuk lingkaran; epistome tidak ada; dinding tubuh tidak berotot, koloni
acapkali polimorfik; zooeica kompleks berbentuk silindris; lebih dari 3000 spesies hidup,
kebanyakan laut; banyak spesies fosil.
Dalam kelas Gymnolaemata di bagi menjadi 2 ordo yaitu :
 Ctenostomata
Zoecia seperti agar, khitin atau membran; diameter orifice sama dengan diameter zoecium;
koloni berbentuk lapisan tipis pada batu, cangkang molusca atau ganggang (Clarkson,
1993). Contoh : Pladucella (di air tawar) dan Alcyonidium diaphanum (di air laut), Vinella
repens, dan Bowerbankia.
 Cheilostomata
Zoecia dari tanduk atau kapur, berbentuk kotak dan mempunyai avicularia, biasanya
mempunyai operkulum; bentuk koloni berumbai-umbai. Contoh : Bugula, Membranipora
membranace, Adeona grisea dan Callopora ramosa.

3. Stenolaemata
Bentuk zoecium sepetri tabung, terbuka di bagian ujung; dinding zoecia berkapur dan
menyatu satu sama lain; orifice bundar; telur di erami dalam ovicell yang besar; 900
spesies hidup, semua dilaut.
Dalam kelas Stenolaemata di bagi menjadi 6 ordo, yaitu :
 Ordo Cyclostomata atau tubulipora, contoh: crissia, tubulipora.
 Ordo Cystoporata, contoh: Fistulipora nura.
 Ordo Stomatopora, contoh: Stomatopora gingrina.
 Ordo Cryptostomata, contoh: Archemedes sp., Fistulipora sp.
 Ordo Treopostomata, contoh: Batostoma minnesotense, Prasopora simulatrix, dan
Constellaria florida.
 Ordo Fenestrata, contoh: Fenestella sp. dan Ceramoporella ohioensis.

4. Sisitem Reproduksi Protozoa dan Bryozoa


Sistem reproduksi protozoa Antara lain :
Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual (tak kawin) dan secara seksual (kawin).
Berikut penjelasan reproduksi secara aseksual dan seksual antara lain sebagai berikut:
- Reproduksi Secara Aseksual : secara aseksual pada umumnya dengan melakukan
pembelahan biner. Dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dan
seterusnya. Pembelahan biner diawali pada pembelahan inti atau kariokinesis, dan
kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasma (sitokinesis).
- Reproduksi Secara Seksual : secara seksual adalah dengan cara penyatuan gamet yang
berbeda jenis sehingga dapat menghasilkan zigot atau secara konjugasi (penyatuan inti
vegetatif sel). Namun, ada juga Protozoa yang tidak melakukan reproduksi secara
seksual, seperti Amoeba sp.
Sistem Reproduksi Bryozoa Antara lain :
Bryozoa bereproduksi secara seksual dan aseksual. Semua Bryozoa air tawar dan
kebanyakan Bryozoa air laut yang fertilisasi dalam pertumbuhannya di dalam tubuh. Telur
dan sperma dihasilkan secara bergantian, adakalanya protandri. Testis pada funiculus,
ovari terletak pada lophophore. Pada spesies dioceus, zooid jantan dan betina terdapat
satu koloni atau pada koloni lain. Gonoduct tidak ada, telur dan sperma berhamburan
dalam coelom atau dilepas di air. Beberapa spesies laut mengerami telurnya, semisalnya
dalam saluran pencernaan yang mengalami degenerasi atau ovicell.
Bentuk larva Bryozoa laut bervariasi, namun semuanya mempunyai corona, yaitu
semacam lingkaran cilia sebagai alat renang, dan serumpun cilia panjang di anterior, serta
sebuah kantung penempel di posterior. Setelah berenang bebas sesaat bagi yang tidak
makan, dan beberapa bulanlagi yang makan, maka larva menempel di substrat, tumbuh
menjadi zooid awal yang disebut ancestrula. Dengan jalan pertunasan, reproduksi
aseksual, ancestrula membentuk beberapa zooid baru dan zooid-zooid ini membentuk
sejumlah besar zooid lagi, sehingga terbentuklah koloni bryozoa baru yang makin lama
makin besar, bentuk koloni sesuai dengan jenisnya. Kolini berumur satu musim atau
beberapa tahun.
Reproduksi Aseksual pada bryozoa air tawar selain dengan cara pertunasan, juga dengan
menghasilkan statoblast, satu sampai beberapa butir pada funiculus. Statoblast tahan
terhadap kekeringan, panas dan dingin. Struktur dan bentuk statoblast di pakai untuk
identifikasi genus dan spesies.

5. Morofologi Protozoa
Beberapa morfologi protozoa yakni akan dijelaskan dibawah ini;
- Protozoa adalah sel tunggal yang memiliki pergerakan secara khas dengan
menggunakan pseudopodia atau kaki palsu, sedangkan flagela / silianya ada yang tidak
bisa bergerak aktif.
- Kebanyakan jenis protozoa mempunyai bentuk spesifik yang ditandai dengan adanya
daya fleksibilitas ektoplasma yang ada pada bagian dalam membran sel.
- Semua protozoa memiliki vakuola kontraktil yang berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan – kelebihan air yang berasal dari sel atau sebagai pengatur
tekanan osmosis. Untuk jumlah dan letak vakuola kontraktil protozoa akan berbeda
untuk setiap spesies.
- Protozoa tidak mempunyai dinding sel dan juga tidak mengandung selulosa ataupun
khitin seperti pada jamur dan juga algae.
- Terdapat beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera dengan memiliki kerangka luar
yang sangat keras mengandung dari Si dan Ca. Sedangkan jenis Protozoa seperti
Difflugia memiliki kemampuan untuk mengikat partikel mineral dalam membentuk
kerangka luar yang keras. Selain itu juga terdapat jenis protozoa seperti Radiolarian
dan juga heliozoan yang mampu menghasilkan skeleton yang sering ditemukan dalam
bentuk fosil.
- Kerangka luar dari protozoa jenis Foraminifera tersusun atas CaO2 oleh sebab itu
dalam jangka waktu jutaan tahun koloninya mampu membentuk batuan kapur.
- Kista adalah protozoa yang dapat berada dalam bentuk vegetatif atau dalambentuk
istirahat. Apabila protozoa berada dalam keadaan yang tidak menguntungkan maka
dapat membentuk kista sebagai bentuk untuk mempertahankan hidupnya. Sedangkan
saat kista berada dalam keadaan yang menguntungkan, maka protozoa akan
berkecambah menjadi sel vegetatifnya.

6. Ciri-ciri Protozoa dan Bryozoa


Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum
dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan
menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum Protozoa:
- Organisme uniseluler (bersel tunggal)
- Eukariotik (memiliki membran nukleus)
- Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
- Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
- Hidup bebas, saprofit atau parasite
- Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
- Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella
Ciri-ciri umum Bryozoa:
- Hidup berkoloni dan hidup bebas di air laut.
- Mirip dengan beberapa koral, bunga karang dan algae.
- Umumnya memiliki kerangka keras yang membatu.
- Biasanya sering ditemukan di bebatuan.
- Memiliki lubang-lubang kecil dipermukaan tubuhnya.
- Variasi bentuk tubuhnya bermacam-macam misalnya, bentuk ranting, bentuk
bercabang, dan menyerupai tenda.
7. Sistem Pencernaan dan eksresi Bryozoa
Proses pencernaan makanan pada Bryozoa dilakukan dengan proses yang sama
dengan hewan lain yakni pertama kali makanan yang diambil oleh tentakel lalu
dimasukkan ke dalam mulut yang kemudian melewati faring, lalu di cerna di dalam l
ambung lalu melalui usus, dimana di usus tersebut terjadi penyerapan bahan makanan
yang sudah dicerna oleh lambung.
Sistem Ekskresi pada hewan Bryozoa proses ekskresinya sama seperti pada hewan
biasanya yakni hasil sisa pencernaan yang sudah tidak dapat digunakan akan dikeluarkan
melalui saluran yang disebut anus, pada Bryozoa anus terletak di luar lophophore,
sebagaimana telah disebutkan bahwa Bryozoa bisa disebut juga Ectoprocta.

8. Sistem Pertahanan diri


Bryozoa termasuk organisme yang memiliki warna mencolok dan tak memiliki
duri (spine) serta tak dilindungi oleh cangkang sebagai penutup tubuh, sehingga
organisme ini rawan terhadap predator. Dalam rangka membebaskan diri dari serangan
predator, secara alamiah organisme ini mengembangkan suatu mekanisme pertahanan
diri dengan memproduksi senyawa aktif yang membuat predator
menjauhinya.Invertebrata laut yang mempunyai struktur pergerakan fisik lebih terbatas
dibanding dengan vertebrata laut, mampu mengembangkan sistem pertahanan diri
dengan memproduksi senyawa kimia (chemical defense). Senyawa kimia yang dihasilkan
oleh invertebrata laut ini berguna untuk mencegah dan mempertahankan diri dari
serangan predator, media kompetisi, mencegah infeksi bakteri, membantu proses
reproduksi dan mencegah sengatan sinar ultra violet.

9. Manfaat Protozoa dan Bryozoa


Manfaat Bryozoa antara lain :
Bryozoa merupakan makanan dari turbelaria, siput, oligochaeta, larva trichoptera dan ikan
kecil. Koloni spesies fosil pada stenolaemata mempunyai zoecia dari kapur padat, sehingga
meninggalkan lapisan kapur yang tebal. Hal ini berarti spesies tersebut turut membantu
terjadinya periode geologis yang pendek, namun penyebaran geologisnya luas, spesies
tersebut berguna sebagai petunjuk lapisan geologis untuk mempelajari batuan-batuan dalam uji
pengeboran untuk mencari minyak.
Manfaat Protozoa:
Manfaat Protozoa antara lain :
- Mengendalikan populasi bakteri, sebagian protozoa memangsa bakteri sebagai makanannya,
sehingga dapat mengontrol jumlah populasi bakteri di alam.
- Sumber makanan bagi ikan, udang, kepiting dan ikan.
- Indikator minyak bumi, fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak bumi, gas, dan
mineral.
- Bahan penggosok, endapan Radiolaria di dasar laut.

10. Habitat Protozoa


Klasifikasi Protozoa memiliki habitat di air atau setidaknya di tempat yang basah.
Protozoa biasanya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.
Beberapa spesies bersifat parasitik, tinggal pada organisme inang.

Inang protozoa yang memiliki sifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti
algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan.
Semua protozoa membutuhkan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun.
Beberapa jenis protozoa laut adalah bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup
di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau
genangan air.
Ada juga klasifikasi protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus
termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa cukup berbahaya bagi
manusia sebab mereka dapat mengakibatkan penyakit serius. Protozoa yang lain
membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk
ikan dan hewan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://fossilworks.org/bridge.pl?a=taxonInfo&taxon_no=138094
http://jpaleodb.org/hierarchy/index.php?Kingdom=Animalia&Phylum=Cnidaria&Class=Anthoz
oa&Order=Scleractinia&Family=Montlivaltiidae&Genus=Thecosmilia
https://e-rocks.com/minerals/10057/thecosmilia-trichotoma
http://1.bp.blogspot.com/-
DWRw7LeBg0w/VWn14m5ic_I/AAAAAAAAAEg/KctnrULVstw/s1600/index.png
https://id.wikipedia.org/wiki/Bryozoa
https://en.wikipedia.org/wiki/Nummulite
http://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=911047
http://geokeybedd.blogspot.co.id/2015/05/klasifikasi-lingkungan-pengendapan-bandy-
1976.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa
http://sainsbiologi.com/protozoa/
https://www.merriam-webster.com/dictionary/coral%20limestone
http://nisaaftrn.blogspot.co.id/2014/04/bryozoa-zoologi-invertebrata.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bryozoa
http://dhynasaputra.blogspot.co.id/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://www.ordovicianatlas.org/atlas/bryozoa/stenolaemata/cystoporata/constellaria/constell
aria-fischeri/
http://dhynasaputra.blogspot.co.id/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
https://www.academia.edu/5472591/FILUM_BRYOZOA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bryozoa
http://nisaaftrn.blogspot.co.id/2014/04/bryozoa-zoologi-invertebrata.html
http://www.ordovicianatlas.org/atlas/bryozoa/stenolaemata/cystoporata/constellaria/constell
aria-fischeri/
http://dhynasaputra.blogspot.co.id/2011/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
https://www.academia.edu/5472591/FILUM_BRYOZOA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bryozoa
http://nisaaftrn.blogspot.co.id/2014/04/bryozoa-zoologi-invertebrata.html

Anda mungkin juga menyukai