Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
234 tayangan12 halaman

Makalah Mulok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Tanaman mangga pada umumnya diusahakan di lahan pekarangan secara sambilan.
Estimasi tentang persentase luas pengusahaan mangga berdasarkan sistim pengusahaannya
disajikan dalam Tabel berikut:

Estimasi Persentase Usaha tani Tanaman Mangga Berdasarkan Sistem Pengusahaannya


Farming Systems % Luasan
1 Mangga diusahakan pada lahan pekarangan 90 - 95
2 Mangga diusahakan pada lahan tegal dan ± 5.0
tumpangsari dengan tanaman pangan
4 Mangga diusahakan pada lahan tegal secara ± 1.0
monokultur
Sumber: Soemarno dkk

Tanaman mangga di lahan pekarangan penduduk tidak mendapatkan perawatan


secara memadai, pemupukan dilakukan ala kadar nya, pemangkasan tajuk tidak dilakukan.
Sebagian besar tanaman berumur tua dan ditanam dari biji. Maka dari data tersebut sangat
diperlukan sebuah pemahaman akan teknik budidaya yang tepat.
Tanaman mangga yang berkualitas memerlukan teknologi budidaya yang tepat agar
bisa menghasilkan buah yang berkualitas walaupun ditanam di lahan pekarangan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN


Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
mata pelajaran muatan lokal (mulok) tentang budidaya buah mangga.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya
mangga yang tepat sehingga menghasilkan buah mangga yang baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH SINGKAT

Mangga ( Mangifera spp. ) merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang
berasal dari Negara India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara
termasuk Malaysia dan Indonesia.

2.2. JENIS TANAMAN

Klasifikasi botani tanaman mangga adalah sebagai berikut:


Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera spp

Jenis yang banyak ditanam di Indonesia Mangifera indica L. yaitu mangga


arumanis, golek, gedong, manalagi dan cengkir dan Mangifera foetida yaitu kemang dan
kweni.

2.3. MANFAAT TANAMAN

Buah mangga yang matang merupakan buah meja yang banyak digemari. Mangga
yang muda dapat diawetkan dengan kadar gula tinggi menjadi manisan baik dalam bentuk
basah atau kering.

2.4. SENTRA PENANAMAN

Pusat penanaman mangga di Pulau Jawa adalah Probolinggo, Indramayu, Cirebon.


Tahun 1994 jumlah tanaman yang menghasilkan adalah 8.901.309 tanaman dengan
produksi 668.048 ton.

2
2.5. SYARAT TUMBUH

1. Iklim
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering selama 3 bulan.
Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah,
tanaman mengalami banyak serangan hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika
bunga muncul pada saat hujan.

2. Media Tanam
1) Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan
lempung dalam jumlah yang seimbang.
2) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5-7.5. Jika pH di bawah
5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.

3. Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl
menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di
dataran tinggi.

2.6. PEDOMAN BUDIDAYA

1. Pembibitan
1) Perbanyakan dengan Biji
a) Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji
dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
b) Siapkan kotak persemaian ukuran 100 x 50 x 20 cm3 dengan media tanah kebun
dan pupuk kandang (1:1), biji ditanam pada jarak 10-20 cm. Dapat pula mangga
disemai dikebun dengan jarak tanam 30 x 40 atau 40 x 40 cm di atas tanah yang
gembur. Persemaian diberi naungan dari plastik/sisa-sisa tanaman, tetapi jangan
sampai udara di dalam persemaian menjadi terlalu lembab.

Biji ditanam dengan perut ke arah bawah supaya akar tidak bengkok. Selama
penyemaian, bibit tidak boleh kekurangan air. Pada umur 2 minggu bibit akan
berkecambah. Jika dari 1 biji terdapat lebih dari 1 anakan, sisakan hanya satu yang benar-
benar kuat dan baik.

3
Bibit di kotak persemaian harus dipindahtanamkan ke dalam polybag jika tingginya
sudah mencapai 25-30 cm. Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 bulan, bibit yang lemah
dan tumbuh abnormal dibuang. Pindahtanam ke kebun dilakukan jika bibit telah berumur 6
bulan.

2) Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang
buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang
bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan.
Setelah penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur
1,5 tahun. Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.

3) Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman
berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah
dan pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.

2. Pengolahan Media Tanam


1) Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan factor kemudahan
transportasi dan sumber air.

2) Pembukaan Lahan
a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan alang-alang serta
menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan tanah yang terlalu besar.

3) Pengaturan Jarak Tanam


Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam dirapatkan sedangkan pada tanah subur,
jarak tanam lebih renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan cara:
a) segi tiga sama kaki.
b) diagonal.
c) bujur sangkar (segi empat).

4
3. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan panjang, lebar dan kedalaman 100 cm. Pada waktu
penggalian, galian tanah sampai kedalaman 50 cm dipisahkan dengan galian dari
kedalaman 50-100 cm. Tanah galian bagian dalam dicampur dengan pupuk kandang
lalu dikeringanginkan beberapa hari. Masukkan tanah galian bagian atas, diikuti tanah
galian bagian bawah. Pembuatan lubang tanam dilakukan pada musim kemarau.

2) Cara Penanaman
Lubang tanam yang telah ditimbun digali kembali dengan ukuran panjang dan mlebar
60 cm pada kedalaman 30 cm, taburi lubang dengan furadan 10-25 gram. Polibag bibit
digunting sampai ke bawah, masukkan bibit beserta tanahnya dan masukkan kembali
tanah galian sampai membentuk guludan. Tekan tanah di sekitar batang dan pasang
kayu penyangga tanaman.

3) Penanaman Pohon Pelindung


Pohon pelindung ditanam untuk menahan hembusan angin yang kuat. Jenis yang biasa
dipakai adalah pohon asam atau trembesi.

4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penyiangan
Penyiangan tidak dapat dilakukan sembarangan, rumput/gulma yang telah dicabut dapat
dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan juga biasa
dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.

2) Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu
digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun mangga
cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.

3) Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan
produksi. Ketika tanaman telah mulai bertunas perlu dilakukan pemangkasan tunas agar
dalam satu cabang hanya terdapat 3-4 tunas saja. Tunas yang dipilih jangan terletak
5
sama tinggi dan berada pada sisi yang berbeda. Tunas dipelihara selama kurang lebih 1
tahun saat tunas-tunas baru tumbuh kembali. Pada saat ini dilakukan pemangkasan
kedua dengan meninggalkan 2-3 tunas. Pemangkasan ketiga, 1 tahun kemudian,
dilakukan dengan cara yang sama dengan pemangkasan ke-2.

4) Pemupukan
a) Pupuk organik
1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
2. Umur tanaman 2,5–8 tahun: 0,5 kg tepung tulang, 2,5 kg abu.
3. Umur tanaman 9 tahun: tepung tulang dapat diganti pupuk kimia SP-36, 50 kg pupuk
kandang, 15 kg abu.
4. Umur tanaman > 10 tahun: 100 kg pupuk kandang, 50 kg tepung tulang, 15 kg abu.

Pupuk kandang yang dipakai adalah pupuk yang sudah tercampur dengan tanah.
Pemberian pupuk dilakukan di dalam parit keliling pohon sedalam setengah mata cangkul
(5 cm).

b) Pupuk anorganik
1. Umur tanaman 1-2 bulan: NPK (10-10-20) 100 gram/tanaman.
2. Umur tanaman 1,5-2 tahun: NPK (10-10-20) 1.000 kg/tanaman.
3. Tanaman sebelum berbunga: ZA 1.750 gram/tanaman, KCl 1.080 gram/tanaman.
4. Tanaman waktu berbunga: ZA 1.380 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 970
gram/tanaman, KCl 970 gram/tanaman.
5. Tanaman setelah panen: ZA 2700 gram/tanaman, Di kalsium fosfat 1.940
gram/tanaman, KCl 1.940 gram/tanaman.

5) Peningkatan Kuantitas Buah


Dari sejumlah besar bunga yang muncul hanya 0,3% yang dapat menjadi buah yang
dapat dipetik. Untuk meningkatkan persentase ini dapat disemprotkan polinator maru
atau menyemprotkan serbuk sari diikuti pemberian 300 ppm hormon giberelin. Dengan
cara ini, persentase pembentukan buah yang dapat dipanen dapat ditingkatkan menjadi
1,3%.

6
2.7. HAMA DAN PENYAKIT

1. Hama
1) Kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis)
Menyerang buah dan masuk ke dalamnya. Pengendalian: dengan semut merah yang
menyebabkan kepik tidak bertelur.

2) Bubuk buah mangga


Menyerang buah sampai tunas muda. Kulit buah kelihatan normal, bila dibelah terlihat
bagian dalamnya dimakan hama ini. Pengendalian: memusnahkan buahmangga yang
jatuh akibat hama ini, menggunakan pupuk kandang halus, mencangkul tanah di sekitar
batang pohon dan menyemprotkan insektisida ke tanah yang telah dicangkul.

3) Bisul daun(Procontarinia matteiana)


Gejala: daun menjadi berbisul dan daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.
Pengendalian: penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin
tiga kali dalam seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan tanah untuk
mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.

4) Lalat buah
Gejala: buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas. Pengendalian: dengan
memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa larutan sabun atau metal
eugenol di dalam wadah dan insektisida.

5) Wereng ( Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni)


Jenis wereng ini berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang daun,
rangkaian bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang
semut api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan
jamur kerak hitam. Pengendalian dengan insektisida Diazinon dan pengasapan
seminggu empat kali.

6) Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus)


Tungau pertama menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua
menyerang permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian

7
bunga. Pengendalian dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon
atau Basudin.

7) Codot
Memakan buah mangga di malam hari. Pengendalian: dengan membiarkan semut
kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran angin berpeluit dan
melindungi pohon dengan jaring.

2. Penyakit
1) Penyakit mangga
Penyebab: jamur Gloeosporium mangifera. Jamur ini menyebabkan bunga menjadi
layu, buah busuk, daun berbintik-bintik hitam dan menggulung. Pengendalian:
fungisida Bubur Bordeaux.

2) Penyakit diplodia
Penyebab: jamur Diplodia sp. Tumbuh di luka tanaman muda hasil okulasi.
Pengendalian: dengan bubur bordeaux. Luka diolesi/ditutup parafin-carbolineum.

3) Cendawan jelaga
Penyebab: virus Meliola mangifera atau jamur Capmodium mangiferum. Daun mangga
yang diserang berwarna hitam seperti beledu. Warna hitam disebabkan oleh jamur yang
hidup di cairan manis. Pengendalian: dengan memberantas serangga yang menghasilkan
cairan manis dengan insektisida atau tepung belerang.

4) Bercak karat merah


Penyebab: jamur Colletotrichum gloeosporiodes. Menyerang daun, ranting, bunga dan
tunas sehingga terbentuk bercak yang berwarna merah. Penyakit ini sangat
mempengaruhi proses pembuahan. Pengendalian: pemangkasan dahan, cabang, ranting,
menyemprotkan fungisida bubuk bordeaux atau sulfat tembaga.

5) Kudis buah
Menyerang tangkai bunga, bunga, ranting dan daun. Gejala: adanya bercak kuning yang
akan berubah menjadi abu-abu. Pembuahan tidak terjadi, bunga berjatuhan.

8
Pengendalian: fungisida Dithane M-45, Manzate atau Pigone tiga kali seminggu dan
memangkas tangkai bunga yang terserang.

6) Penyakit Blendok
Penyebab: jamur Diplodia recifensis yang hidup di dalam lubang yang dibuat oleh
kumbang Xyleborus affinis). Lubang mengeluarkan getah yang akan berubah warna
menjadi coklat atau hitam. Pengendalian: memotong bagian yang sakit, lubang ditutupi
dengan kapas yang telah dicelupkan ke dalam insektisida dan menyemprot pohon
dengan bubur bordeaux.

3. Gulma
Benalu memberikan kerusakan dalam waktu pendek karena menyebabkan makanan
tidak diserap tanaman secara sempurna. Pengendalian dengan memotong cabang yang
terserang, menebang tanaman yang diserang benalu dengan berat.

2.8. PANEN

1. Ciri dan Umur Panen


Mangga cangkokan mulai berbuah pada umur 4 tahun, mangga okulasi pada umur 5-
6 tahun. Banyaknya buah panen pertama hanya 10-15 buah, pada tahun ke 10 jumlah buah
dapat mencapai 300-500 buah/pohon. Panen besar biasanya jatuh di bulan September-
Oktober. Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang
sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua
kebiruan, warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah
yang dipetik harus masih keras.

2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai
memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah
yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah.

9
3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan
satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan
sehingga dilakukan beberapa kali panen.

4. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300-500
buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada waktu
produksi maksimum di umur 20 tahun.

2.9. PASCA PANEN

1. Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh.

2. Penyortiran dan Penggolongan


Mangga yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah
mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat menurunkan mutu terutama jika
buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri. Buah yang akan dipasarkan di
dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi didasarkan berat buah
atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
a) Kelas I: > 320 gram/buah
b) Kelas II: 270 - 320 gram/buah
c) Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
b) Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
c) Klasifikasi Kecil: arum manis < 15 cm, golek < 17,5 cm

3. Penyimpanan
Buah mangga yang telah dipetik disimpan ditempat yang kering, teduh dan sejuk.

10
BAB III
KESIMPULAN

Buah mangga merupakan buah yang banyak digemari masyarakat, karena buah
mangga mempunyai rasa yang enak maka hampir semua kalangan usia menyukai buah ini.
Di dalam negeri mangga tetap menjadi buah favorit pada saat musimnya. Buah
yang berkualitas tetap memiliki harga yang jauh lebih baik dan dapat menembus pasar
untuk kalangan menengah atas. Di luar negeri mangga adalah buah eksotik yang banyak
penggemarnya dan termasuk buah impor yang mahal. Potensi Indonesia untuk mengekspor
mangga begitu besar, tetapi pemanfaatannya tidak maksimal. Untuk mensuplai kebutuhan
mangga luar negeri yang harus kontinyu dan standard mutu tidak berubah, diperlukan
pengembangan agribisnis mangga yang mencakup areal tanam luas dengan kultur teknis
dan pasca panen yang terkendali.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola. Surabaya.
Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih
Pracaya, Ir. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta
Rismunandar. 1990. Membudayakan Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru Bandung
Trubus No. 345. 1998. Memperbanyak Mangga di Pohon. Jakarta, Februari 2000

12

Anda mungkin juga menyukai