FCC
FCC
FCC
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Konsep sehat sakit menjelaskan manusia bahwa manusia berada pada suatu
rentang sehat pada suatu ujung dan sakit pada ujung yang lain. Semua orang dalam
segala tingkatan usia termasuk usia pra sekolah mengharapkan hidup sehat dan
terhindar dari berbagai penyakit. Namun demikian manusia pernah merasakan sakit,
dan salah satu upaya pengobatan itu adalah dengan hospitalisasi. Hospitalisasi pada
anak pra sekolah akan menimbulkan ketidaknyamanan. Anak pra sekolah akan
merasa kehilangan berkaitan dengan keterbatasan fisik, kehilangan rutinitas,
ketergantungan, takut cedera dan nyeri pada tubuh. Perpisahan dalam hal ini akan
mempengaruhi anak yang menganggap hal tersebut sebagai perasaan ditinggalkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep keluarga Keluarga adalah dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan secara biologis, legal emosional.2 Keluarga bisa besar, kecil, inti, extend,
multi-generasi, satu orang tua, dua orang tua, dan kakek nenek. Tinggal dalam satu
atap rumah atau lebih. Keluarga dapat dalam jangka waktu tertentu, beberapa minggu,
permanen dan selamanya. Menjadi bagian dalam keluarga dengan cara melahirkan,
adopsi, pernikahan, adanya hubungan saling menguntungkan. Keluarga menciptakan
kultur dari diri sendiri yang berinteraksi dengan nilai-nilai yang berbeda dan dengan
cara yang unik mewujudkan mimpinya. Secara bersama, keluarga kita akan menjadi
sumber kekuatan kultual dan spiritual.
Salah satu aspek terpenting dari perawatan adalah penekanannya pada unit
keluarga4 . Berikut beberapa alasan mengapa keluarga harus dilakukan kerjasama
dalam perawatan:
4. Memperjelas hal-hal yang kurang jelas dan informasi lebih komplit oleh
orang tua tentang perawatan anaknya yang tepat.
(1) Menghormati; (2) Kekuatan; (3) Pilihan; (4) Fleksibel; (5) Informasi; (6)
Support; (7) Kolaborasi; dan (8)Pemberdayaan
PEMBAHASAN
Tidak perlu ada jam kunjung yang restrictive terhadap kenyamanan anak
terhadap orang tua. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan dalam kebijakan adalah
mengenai Visiting time, orang tua yang tinggal bersama anak di rumah sakit (Stay
with child), Waktu kunjungan untuk anak perlu diatur oleh pihak pembuat kebijakan
dirumah sakit secara arif, kunjungan untuk orang tua seharusnya tidak dibatasi.
Hal ini akan memberikan kebebasan pada anak untuk bergerak, fasilitasi
dengan kursi roda pada anak yang mengalami kesulitan berjalan, agar dapat
berkeliling ruangan dengan pengawasan. Pemeriksaan fisik yang membutuhkan
pengekangan seperti pemeriksaan telinga dengan otoskopi, dapat melibatkan orang
tua untuk memegang posisi anak. Kehadiran orang tua akan meminimalkan
kecemasan, dan hal ini perawat menghargai hak anak. Pengaturan jadwal kegiatan
untuk anak
Mengatur jadwal aktivitas anak pada saat dirawat dengan melibatkan anak
dan orangtua. Pengaturan jadwal dengan berdasarkan aktivitas yang dilakukan
dirumah seperti jam mandi, makan, nonton televisi, bermain. Pengaturan jadwal ini
akan membantu anak beradaptasi, meningkatkan kontrol diri terhadap aktivitas selama
dirawat dan meminimalkan kejadian anak kekurangan istirahat, seperti; anak sedang
istirahat, kemudian ada suster yang memberikan tindakan pada anak, sehingga waktu
istirahat anak berkurang.
Fasilitasi kemandirian anak Anak dilibatkan dalam proses keperawatan dengan
melibatkan kemandirian melalui self care seperti; mengatur jadwal kegiatan, memilih
makanan, mengenakan baju, mengatur waktu tidur. Prinsip tindakan ini adalah
perawat respek terhadap individualitas pasien dan keputusan yang diambil pasien.
Berikan pemahaman atau informasi Anak pra-sekolah memiliki kemampuan kognitif
berfikir magis yang mengakibatkan kesalahan interpretasi terhadap sakit dan
perawatan.
Perawat perlu menjelaskan pada anak, bahwa setelah tindakan injeksi selesai
dan bekas suntikan ditutup dengan plester, maka darah akan berhenti keluar. c.
Meminimalkan dampak pemisahan pada pra-sekolah Melibatkan orang tua dan
keluarga dalam perawatan anak Prinsip family centered care mendukung sepenuhnya
keterlibatan keluarga dalam perawatan anak, mulai dari pengkajian, perencananaan,
implementasi, evaluasi dan pembuatan kebijakan. Melibatkan orang tua dalam
perawatan anak akan memberikan pengalaman positif pada keluarga untuk merawat
anak, memahami reaksi anak selama sakit dan melakukan tindakan antisipasi dimasa
mendatang.
B. Strategi dan evaluasi pelaksanaan family centered care pada anak prasekolah
1. Sosialisasi kepada pihak yang terlibat, terutama pembuat kebijakan 2. Aplikasi pilot
project pada area yang kecil dan evaluasi keberhasilan
a. Policy Evaluasi pelaksananan Family Ceneterd Care akan nampak pada adanya
Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penerapan FCC misalnya dengan adanya
SOP komunikasi yang baik, inform consent, discharge planning dsb. Dan adanya
kebijakan yang mendukung dalam penerapan Family Centered Care merupakan
indikator suksesnya penerapan FCC pada pra sekolah.
b. Anak pra sekolah dan keluarga Dalam hal ini anak pra sekolah akan lebih nyaman
dengan menunjukkan tidak pernah atau jarang menangis, sehingga klien toddler tidak
perlu menambahkan obat-obatan seperti penenang, analgetik berlebihan dsb (Less
restless, less cry, less medication). Hal lain yang bisa dilihat adalah penurunan
kecemasan orang tua terhadap anaknya. Orang tua dan anak secara verbal atau
nonverbal menyatakan adanya penurunan kecemasan (Decrease anxiety, parent –
children). Dengan adanya kolaborasi antara keluarga dan perawat dan kerjasama yang
efektif maka kepulangan pasien akan lebih cepat (Discharge earlier) sehingga akan
mengurangi biaya perawatan di Rumah sakit dan kebutuhan pengobatan (Less cost).
Orang tua akan merasa lebih percaya diri dalam perawatan anaknya dan mempunyai
pemecahan masalah dalam menghadapi problem anaknya (Increase parent confidence
& problem solving).
Hal ini juga akan mempengaruhi penurunan kembalinya anak yang dirawat
kembali ke rumah sakit dengan penyakit yang sama (Less rehospitalization). Keluarga
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan merencanakan perawatan yang akan
dilakukan pada anak (Participating in design planning). Adanya rasa percaya diri dari
keluarga dan orang tua akan menumbuhkan semangat dalam terciptanya kelompok
pendukung yang terbentuk dari perasaan senasib, dan kepuasan (Parent-parent
support, family gathering).
c. Perawat dan Staff Perawat dalam melaksanakan Family Ceneterd Care akan
menunjukkan kinerja yang lebih baik dikarenakan adanya iklim dan suasana kerja
yang baik dengan adanya diskusi pengambilan keputusan bersama dalam perawatan
dan komunikasi yang baik antara perawat, klien dan keluarga. Perawat juga
mendapatkan metode penugasan dan pelatihan dalam menghadapi klien anak pra
sekolah. Sehingga hal ini akan berpengaruh pada kinerja yang lebih baik (Improve job
performance), dan berpengaruh pada turunnya perilaku perawat dan staf yang pindah
ke pekerjaan atau tempat yang lain karena sudah merasa nyaman di tempatnya bekerja
(Less staff turnover).
3. Pengembangan family centered care pada unit yang lebih besar KESIMPULAN
DAN SARAN