Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

13 Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia Penuh Makna - Kaskus

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 23

HomeFORUMAll CategoriesThe Lounge

Post Reply Subscribe


19 Shares
Rate this thread!

Page 1 of 512›»

MMSHOESID
Kaskuser 06-11-2012 17:48 #1

13 KUMPULAN CERITA RAKYAT INDONESIA PENUH


MAKNA[serba 13]

Revuisi tread gan hehehe

Dalam rangka ngerame'in Ultahnya KASKUS yg ke-13 ane ikutan bikin thread yg ada serba 13nya
  yak
ini thread yg ane buat ngingetin agan ceritacerita rakyat indonesi yang mulai jarang di
perbincangkan, yaitu 13 KUMPULAN CERITA RAKYAT INDONESIA YG PENUH MAKNA

Ok gan, Langsung aje ye GAN!


no

Quote:

1. BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH


Cerita Rakyat Riau, Sumatera
Spoiler for For cerita

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang
bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan
damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia.
Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah.
Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah
Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan
rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah
Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang
merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu
bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada
bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap
memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang
pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara
Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak
mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu
Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih.
Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh,
untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian
dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia
masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya.
Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia
berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di
sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang
biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua
pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari
bahwasalah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju
  kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh.
Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil
menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada
ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari
baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai
tempatnya mencuci tadi. Mataharisudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga
menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran
akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh
melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang
penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai
paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya
harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu
mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri.
Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan
tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah
gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan
sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,”
kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini
selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta
nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun
merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak
bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih
membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang.
Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan
berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi,
kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya
Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,”
katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara
dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih
ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia
berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang
merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka
memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah
tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.
 
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan
hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya
bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang
putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti
bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan.
Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan
dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah
untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena
menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh
bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang
merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang
pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira
memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian,
mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka
membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut,
melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-
binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan
bagi orang yang serakah.

Quote Reply
KASKUS Ads + Pasang Iklan

Nisim Penumbuh Rambut


Shampo & Tonic Herbal penumbuh
rambut rambut, Harga Rp 1.370.000,-

ny1m1ng
Aktivis Kaskus 06-11-2012 17:49 #2
ane tunggu lanjutannya gan

Quote:
Dapet $2 Perhari Dari Bermain Curang Lumayan gan...
Quote Reply

MMSHOESID
 
Kaskuser 06-11-2012 17:50 #3

UPDATE
Quote:

2. Keong emas
Spoiler for For cerita

Alkisah pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda bernama Galoran. Ia termasuk
orang yang disegani karena kekayaan dan pangkat orangtuanya. Namun Galoran sangatlah
malas dan boros. Sehari-hari kerjanya hanya menghambur-hamburkan harta orangtuanya,
bahkan pada waktu orang tuanya meninggal dunia ia semakin sering berfoya-foya. Karena
itu lama kelamaan habislah harta orangtuanya. Walaupun demikian tidak membuat
Galoran sadar juga, bahkan waktu dihabiskannya dengan hanya bermalas-malasan dan
berjalan-jalan. Iba warga kampung melihatnya. Namun setiap kali ada yang menawarkan
pekerjaan kepadanya, Galoran hanya makan dan tidur saja tanpa mau melakukan
pekerjaan tersebut. Namun akhirnya galoran dipungut oleh seorang janda berkecukupan
untuk dijadikan teman hidupnya. Hal ini membuat Galoran sangat senang ; "Pucuk dicinta
ulam pun tiba", demikian pikir Galoran.

Janda tersebut mempunyai seorang anak perempuan yang sangat rajin dan pandai
menenun, namanya Jambean. Begitu bagusnya tenunan Jambean sampai dikenal
diseluruh dusun tersebut. Namun Galoran sangat membenci anak tirinya itu, karena
seringkali Jambean menegurnya karena selalu bermalas-malasan.
Rasa benci Galoran sedemikian dalamnya, sampai tega merencanakan pembunuhan anak
tirinya sendiri. Dengan tajam dia berkata pada istrinya : " Hai, Nyai, sungguh beraninya
Jambean kepadaku. Beraninya ia menasehati orangtua! Patutkah itu ?" "Sabar, Kak.
Jambean tidak bermaksud buruk terhadap kakak" bujuk istrinya itu. "Tahu aku mengapa ia
berbuat kasar padaku, agar aku pergi meninggalkan rumah ini !" seru nya lagi sambil
melototkan matanya. "Jangan begitu kak, Jambean hanya sekedar mengingatkan agar
kakak mau bekerja" demikian usaha sang istri meredakan amarahnya. "Ah .. omong
kosong. Pendeknya sekarang engkau harus memilih .. aku atau anakmu !" demikian
Galoran mengancam.

Sedih hati ibu Jambean. Sang ibu menangis siang-malam karena bingung hatinya.
Ratapnya : " Sampai hati bapakmu menyiksaku jambean. Jambean anakku, mari kemari
nak" serunya lirih. "Sebentar mak, tinggal sedikit tenunanku" jawab Jambean. "Nah selesai
sudah" serunya lagi. Langsung Jambean mendapatkan ibunya yang tengah bersedih.
"Mengapa emak bersedih saja" tanyanya dengan iba. Maka diceritakanlah rencana bapak
Jambean yang merencanakan akan membunuh Jambean. Dengan sedih Jambean pun
berkata : " Sudahlah mak jangan bersedih, biarlah aku memenuhi keinginan bapak. Yang
benar akhirnya akan bahagia mak". "Namun hanya satu pesanku mak, apabila aku sudah
dibunuh ayah janganlah mayatku ditanam tapi buang saja ke bendungan" jawabnya lagi.
Dengan sangat sedih sang ibu pun mengangguk-angguk. Akhirnya Jambean pun dibunuh
oleh ayah tirinya, dan sesuai permintaan Jambean sang ibu membuang mayatnya di
bendungan. Dengan ajaib batang tubuh dan kepala Jambean berubah menjadi udang dan
siput, atau disebut juga dengan keong dalam bahasa Jawanya.

Tersebutlah di Desa Dadapan dua orang janda bersaudara bernama Mbok Rondo Sambega
dan Mbok Rondo Sembadil. Kedua janda itu hidup dengan sangat melarat dan bermata
pencaharian mengumpulkan kayu dan daun talas. Suatu hari kedua bersaudara tersebut
pergi ke dekat bendungan untuk mencari daun talas. Sangat terpana mereka melihat
udang dan siput yang berwarna kuning keemasan. "Alangkah indahnya udang dan siput ini"
seru Mbok Rondo Sambega "Lihatlah betapa indahnya warna kulitnya, kuning keemasan.
  Ingin aku bisa memeliharanya" serunya lagi. "Yah sangat indah, kita bawa saja udang dan
keong ini pulang" sahut Mbok Rondo Sembadil. Maka dipungutnya udang dan siput
tersebut untuk dibawa pulang. Kemudian udang dan siput tersebut mereka taruh di dalam
tempayan tanah liat di dapur. Sejak mereka memelihara udang dan siput emas tersebut
kehidupan merekapun berubah. Terutama setiap sehabis pulang bekerja, didapur telah
tersedia lauk pauk dan rumah menjadi sangat rapih dan bersih. Mbok Rondo Sambega dan
Mbok Rondo Sembadil juga merasa keheranan dengan adanya hal tersebut. Sampai pada
suatu hari mereka berencana untuk mencari tahu siapakah gerangan yang melakukan hal
tersebut.
Suatu hari mereka seperti biasanya pergi untuk mencari kayu dan daun talas, mereka
berpura-pura pergi dan kemudian setelah berjalan agak jauh mereka segera kembali
menyelinap ke dapur. Dari dapur terdengar suara gemerisik, kedua bersaudara itu segera
mengintip dan melihat seorang gadis cantik keluar dari tempayan tanah liat yang berisi
udang dan Keong Emas peliharaan mereka. "tentu dia adalah jelmaan keong dan udang
emas itu" bisik Mbok Rondo Sambega kepada Mbok Rondo Sembadil. "Ayo kita tangkap
sebelum menjelma kembali menjadi udang dan Keong Emas" bisik Mbok Rondo Sembadil.
Dengan perlahan-lahan mereka masuk ke dapur, lalu ditangkapnya gadis yang sedang asik
memasak itu. "Ayo ceritakan lekas nak, siapa gerangan kamu itu" desak Mbok Rondo
Sambega "Bidadarikah kamu ?" sahutnya lagi. "bukan Mak, saya manusia biasa yang
karena dibunuh dan dibuang oleh orang tua saya, maka saya menjelma menjadi udang dan
keong" sahut Jambean lirih. "terharu mendengar cerita Jambean kedua bersaudara itu
akhirnya mengambil Keong Emas sebagai anak angkat mereka. Sejak itu Keong Emas
membantu kedua bersaudara tersebut dengan menenun. Tenunannya sangat indah dan
bagus sehingga terkenallah tenunan terebut keseluruh negeri, dan kedua janda bersaudara
tersebut menjadi bertambah kaya dari hari kehari.

Sampailah tenunan tersebut di ibu kota kerajaan. Sang raja muda sangat tertarik dengan
tenunan buatan Jambean atau Keong Emas tersebut. Akhirnya raja memutuskan untuk
meninjau sendiri pembuatan tenunan tersebut dan pergi meninggalkan kerajaan dengan
menyamar sebagai saudagar kain. Akhirnya tahulah raja perihal Keong Emas tersebut, dan
sangat tertarik oleh kecantikan dan kerajinan Keong Emas. Raja menitahkan kedua
bersaudara tersebut untuk membawa Jambean atau Keong Emas untuk masuk ke
kerajaan dan meminang si Keong Emas untuk dijadikan permaisurinya. Betapa senang hati
kedua janda bersaudara tersebut.

Quote Reply

MMSHOESID
Kaskuser 06-11-2012 17:52 #4
Quote:

3. LUTUNG KASARUNG
Spoiler for For Cerita

Pada jaman dahulu kala di tatar pasundan ada sebuah kerajaan yang pimpin oleh seorang
raja yang bijaksana, beliau dikenal sebagai Prabu Tapak Agung.
 
Prabu Tapa Agung mempunyai dua orang putri cantik yaitu Purbararang dan adiknya
Purbasari.

Pada saat mendekati akhir hayatnya Prabu Tapak Agung menunjuk Purbasari, putri
bungsunya sebagai pengganti. “Aku sudah terlalu tua, saatnya aku turun tahta,” kata Prabu
Tapa.

Purbasari memiliki kakak yang bernama Purbararang. Ia tidak setuju adiknya diangkat
menggantikan Ayah mereka. “Aku putri Sulung, seharusnya ayahanda memilih aku sebagai
penggantinya,” gerutu Purbararang pada tunangannya yang bernama Indrajaya.
Kegeramannya yang sudah memuncak membuatnya mempunyai niat mencelakakan
adiknya. Ia menemui seorang nenek sihir untuk memanterai Purbasari. Nenek sihir itu
memanterai Purbasari sehingga saat itu juga tiba-tiba kulit Purbasari menjadi bertotol-totol
hitam. Purbararang jadi punya alasan untuk mengusir adiknya tersebut. “Orang yang
dikutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang Ratu !” ujar Purbararang.

Kemudian ia menyuruh seorang Patih untuk mengasingkan Purbasari ke hutan. Sesampai


di hutan patih tersebut masih berbaik hati dengan membuatkan sebuah pondok untuk
Purbasari. Ia pun menasehati Purbasari, “Tabahlah Tuan Putri. Cobaan ini pasti akan
berakhir, Yang Maha Kuasa pasti akan selalu bersama Putri”. “Terima kasih paman”, ujar
Purbasari.

Selama di hutan ia mempunyai banyak teman yaitu hewan-hewan yang selalu baik
kepadanya. Diantara hewan tersebut ada seekor kera berbulu hitam yang misterius. Tetapi
kera tersebut yang paling perhatian kepada Purbasari. Lutung kasarung selalu
menggembirakan Purbasari dengan mengambilkan bunga –bunga yang indah serta buah-
buahan bersama teman-temannya.

Pada saat malam bulan purnama, Lutung Kasarung bersikap aneh. Ia berjalan ke tempat
yang sepi lalu bersemedi. Ia sedang memohon sesuatu kepada Dewata. Ini membuktikan
bahwa Lutung Kasarung bukan makhluk biasa. Tidak lama kemudian, tanah di dekat
Lutung merekah dan terciptalah sebuah telaga kecil, airnya jernih sekali. Airnya
mengandung obat yang sangat harum.

Keesokan harinya Lutung Kasarung menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di
telaga tersebut. “Apa manfaatnya bagiku ?”, pikir Purbasari. Tapi ia mau menurutinya. Tak
lama setelah ia menceburkan dirinya. Sesuatu terjadi pada kulitnya. Kulitnya menjadi
bersih seperti semula dan ia menjadi cantik kembali. Purbasari sangat terkejut dan
gembira ketika ia bercermin ditelaga tersebut.

Di istana, Purbararang memutuskan untuk melihat adiknya di hutan. Ia pergi bersama


tunangannya dan para pengawal. Ketika sampai di hutan, ia akhirnya bertemu dengan
adiknya dan saling berpandangan. Purbararang tak percaya melihat adiknya kembali
seperti semula. Purbararang tidak mau kehilangan muka, ia mengajak Purbasari adu
panjang rambut. “Siapa yang paling panjang rambutnya dialah yang menang !”, kata
Purbararang. Awalnya Purbasari tidak mau, tetapi karena terus didesak ia meladeni
kakaknya. Ternyata rambut Purbasari lebih panjang.

“Baiklah aku kalah, tapi sekarang ayo kita adu tampan tunangan kita, Ini tunanganku”, kata
Purbararang sambil mendekat kepada Indrajaya. Purbasari mulai gelisah dan kebingungan.
Akhirnya ia melirik serta menarik tangan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung melonjak-
lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari. Purbararang tertawa terbahak-bahak, “Jadi
monyet itu tunanganmu ?”.
 
Pada saat itu juga Lutung Kasarung segera bersemedi. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban.
Lutung Kasarung berubah menjadi seorang Pemuda gagah berwajah sangat tampan, lebih
dari Indrajaya. Semua terkejut melihat kejadian itu seraya bersorak gembira. Purbararang
akhirnya mengakui kekalahannya dan kesalahannya selama ini. Ia memohon maaf kepada
adiknya dan memohon untuk tidak dihukum. Purbasari yang baik hati memaafkan mereka.
Setelah kejadian itu akhirnya mereka semua kembali ke Istana.

Purbasari menjadi seorang ratu, didampingi oleh seorang pemuda idamannya. Pemuda
yang ternyata selama ini selalu mendampinginya dihutan dalam wujud seekor lutung.
Quote Reply

MMSHOESID
Kaskuser 06-11-2012 17:53 #5
Quote:

4.DANAU TOBA
Cerita Rakyat Sumatera Utara
Spoiler for For Cerita

Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri
sebatang kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak
mengenal lelah. Hal ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud
mencari ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan
tempat ikan, ia pun langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani
tersebut langsung melemparkan kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani
tersebut berdoa,“Ya Alloh, semoga aku dapat ikan banyak hari ini”. Beberapa saat setelah
berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak bergoyang-goyang. Ia segera menarik
kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan yang didapatkannya sangat
besar dan cantik sekali.

Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut.
Ternyata ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. “Tolong aku jangan dimakan Pak!!
Biarkan aku hidup”, teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung
dikembalikan ke dalam air lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu
bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan tersebut berubah menjadi seorang wanita yang
sangat cantik.

“Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu”, kata si ikan. “Siapakah kamu ini?
Bukankah kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. “Aku adalah seorang putri yang dikutuk,
karena melanggar aturan kerajaan”, jawab wanita itu. “Terimakasih engkau sudah
membebaskan aku dari kutukan itu, dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan
istri”, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka jadilah mereka sebagai suami istri.
Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa
asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.
 
Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya
bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh
menjadi anak yang sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran
semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang.
Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan
makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak
dipenuhinya. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah
itu dia tertidur di sebuah gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan
haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di
tengah perjalanan pulang, pak tani melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut
langsung membangunkannya. “Hey, bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. “Mana


makanan buat ayah?”, Tanya petani. “Sudah habis kumakan”, jawab si anak. Dengan nada
tinggi petani itu langsung memarahi anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri!
Dasar anak ikan!," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari
istrinya.

Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang
lenyap tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang
sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan
akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.

Cerita Rakyat Timun Mas - Setelah Kemaren saya telah Posting Cerita Rakyat Cindelaras
dan Cerita Rakyat Malin Kundang, Kali ini Saya akan Share Cerita Rakyat Timun Mas. Cerita
di Indonesia memang sangat banyak bahkan setiap Daerah mempunyai Cerita Rakyat
Sendiri Seperti di Jawa Tengah ini terkenal dengan Cerita Rakyat Timun Mas ini, Okelah
langsung untuk membacanya aja atau Copas untuk oleh-oleh baca dirumah.

Quote Reply

MMSHOESID
Kaskuser 06-11-2012 17:54 #6
Quote:

5. TIMUN MAS
Cerita Rakyat Jawa Tengah
Spoiler for For cerita

Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri petani. Mereka tinggal di sebuah desa
di dekat hutan. Mereka hidup bahagia. Sayangnya mereka belum saja dikaruniai seorang
  anak pun.

Setiap hari mereka berdoa pada Yang Maha Kuasa. Mereka berdoa agar segera diberi
seorang anak. Suatu hari seorang raksasa melewati tempat tinggal mereka. Raksasa itu
mendengar doa suami istri itu. Raksasa itu kemudian memberi mereka biji mentimun.

“Tanamlah biji ini. Nanti kau akan mendapatkan seorang anak perempuan,” kata Raksasa.
“Terima kasih, Raksasa,” kata suami istri itu. “Tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun anak
itu harus kalian serahkan padaku,” sahut Raksasa. Suami istri itu sangat merindukan
seorang anak. Karena itu tanpa berpikir panjang mereka setuju.
Suami istri petani itu kemudian menanam biji-biji mentimun itu. Setiap hari mereka
merawat tanaman yang mulai tumbuh itu dengan sebaik mungkin. Berbulan-bulan
kemudian tumbuhlah sebuah mentimun berwarna keemasan.

Buah mentimun itu semakin lama semakin besar dan berat. Ketika buah itu masak, mereka
memetiknya. Dengan hati-hati mereka memotong buah itu. Betapa terkejutnya mereka, di
dalam buah itu mereka menemukan bayi perempuan yang sangat cantik. Suami istri itu
sangat bahagia. Mereka memberi nama bayi itu Timun Mas.

Tahun demi tahun berlalu. Timun Mas tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kedua orang
tuanya sangat bangga padanya. Tapi mereka menjadi sangat takut. Karena pada ulang
tahun Timun Mas yang ke-17, sang raksasa datang kembali. Raksasa itu menangih janji
untuk mengambil Timun Mas.

Petani itu mencoba tenang. “Tunggulah sebentar. Timun Mas sedang bermain. Istriku akan
memanggilnya,” katanya. Petani itu segera menemui anaknya. “Anakkku, ambillah ini,”
katanya sambil menyerahkan sebuah kantung kain. “Ini akan menolongmu melawan
Raksasa. Sekarang larilah secepat mungkin,” katanya. Maka Timun Mas pun segera
melarikan diri.

Suami istri itu sedih atas kepergian Timun Mas. Tapi mereka tidak rela kalau anaknya
menjadi santapan Raksasa. Raksasa menunggu cukup lama. Ia menjadi tak sabar. Ia tahu,
telah dibohongi suami istri itu. Lalu ia pun menghancurkan pondok petani itu. Lalu ia
mengejar Timun Mas ke hutan.

Raksasa segera berlari mengejar Timun Mas. Raksasa semakin dekat. Timun Mas segera
mengambil segenggam garam dari kantung kainnya. Lalu garam itu ditaburkan ke arah
Raksasa. Tiba-tiba sebuah laut yang luas pun terhampar. Raksasa terpaksa berenang
dengan susah payah.

Timun Mas berlari lagi. Tapi kemudian Raksasa hampir berhasil menyusulnya. Timun Mas
kembali mengambil benda ajaib dari kantungnya. Ia mengambil segenggam cabai. Cabai
itu dilemparnya ke arah raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam
memerangkap Raksasa. Raksasa berteriak kesakitan. Sementara Timun Mas berlari
menyelamatkan diri.

Tapi Raksasa sungguh kuat. Ia lagi-lagi hampir menangkap Timun Mas. Maka Timun Mas
pun mengeluarkan benda ajaib ketiga. Ia menebarkan biji-biji mentimun ajaib. Seketika
tumbuhlah kebun mentimun yang sangat luas. Raksasa sangat letih dan kelaparan. Ia pun
makan mentimun-mentimun yang segar itu dengan lahap. Karena terlalu banyak makan,
Raksasa tertidur.

Timun Mas kembali melarikan diri. Ia berlari sekuat tenaga. Tapi lama kelamaan tenaganya
habis. Lebih celaka lagi karena Raksasa terbangun dari tidurnya. Raksasa lagi-lagi hampir
 
menangkapnya. Timun Mas sangat ketakutan. Ia pun melemparkan senjatanya yang
terakhir, segenggam terasi udang. Lagi-lagi terjadi keajaiban. Sebuah danau lumpur yang
luas terhampar. Raksasa terjerembab ke dalamnya. Tangannya hampir menggapai Timun
Mas. Tapi danau lumpur itu menariknya ke dasar. Raksasa panik. Ia tak bisa bernapas, lalu
tenggelam.

Timun Mas lega. Ia telah selamat. Timun Mas pun kembali ke rumah orang tuanya. Ayah
dan Ibu Timun Mas senang sekali melihat Timun Mas selamat. Mereka menyambutnya.
“Terima Kasih, Tuhan. Kau telah menyelamatkan anakku,” kata mereka gembira.
Sejak saat itu Timun Mas dapat hidup tenang bersama orang tuanya. Mereka dapat hidup
bahagia tanpa ketakutan lagi.

Quote:

6. CINDELARAS
Spoiler for For cerita

Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi
oleh seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang memiliki sifat iri dan dengki.
Raja Putra dan kedua istrinya tadi hidup di dalam istana yang sangat megah dan damai.
Hingga suatu hari selir raja merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri raja. Hal
tersebut dilakukan karena selir Raden Putra ingin menjadi permaisuri.

Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk melaksanakan rencana
tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah. Tabib istana lalu segera dipanggil sang
Raja. Setelah memeriksa selir tersebut, sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang
telah menaruh racun dalam minuman tuan putri. "Orang itu tak lain adalah permaisuri
Baginda sendiri," kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar penjelasan tabib
istana. Ia segera memerintahkan patih untuk membuang permaisuri ke hutan dan
membunuhnya.

Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke tengah hutan
belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuh sang permaisuri. Rupanya sang
patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda. "Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba
akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh," kata patih. Untuk
mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah kelinci yang ditangkapnya.
Raja merasa puas ketika sang patih melapor kalau ia sudah membunuh permaisuri.

Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan seorang anak laki-
laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang
cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu
hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam.
Cindelaras kemudian mengambil telur itu dan bermaksud menetaskannya. Setelah 3
minggu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam yang sangat lucu. Cindelaras
memelihara anak ayamnya dengan rajin. Kian hari anak ayam itu tumbuh menjadi seekor
ayam jantan yang gagah dan kuat. Tetapi ada satu yang aneh dari ayam tersebut. Bunyi
kokok ayam itu berbeda dengan ayam lainnya. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya
di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...", kokok ayam itu

Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera memperlihatkan pada
  ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul mengapa mereka sampai berada di
hutan. Mendengar cerita ibundanya, Cindelaras bertekad untuk ke istana dan
membeberkan kejahatan selir baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke
istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang
sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam.
"Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku," tantangnya. "Baiklah," jawab
Cindelaras. Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan
dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam
Cindelaras tidak terkalahkan.
Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat hingga sampai ke
Istana. Raden Putra akhirnya pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh
hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras ke istana. "Hamba menghadap paduka," kata
Cindelaras dengan santun. "Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan
rakyat jelata," pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra dengan satu
syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya dipancung, tetapi jika
ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden Putra menjadi milik Cindelaras.

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam waktu singkat, ayam
Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para penonton bersorak sorai mengelu-
elukan Cindelaras dan ayamnya. "Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku.
Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?" Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras
segera membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa lama
ayamnya segera berbunyi. "Kukuruyuk... Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba,
atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra...," ayam jantan itu berkokok berulang-ulang.
Raden Putra terperanjat mendengar kokok ayam Cindelaras. "Benarkah itu?" Tanya baginda
keheranan. "Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri
Baginda."

Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan menceritakan semua peristiwa
yang sebenarnya telah terjadi pada permaisuri. "Aku telah melakukan kesalahan," kata
Baginda Raden Putra. "Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku," lanjut
Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan. Raden Putra
segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya Setelah itu, Raden Putra
dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri
dan Cindelaras dapat berkumpul kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia,
Cindelaras menggantikan kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan
bijaksana.

Quote Reply

MMSHOESID
Kaskuser 06-11-2012 17:55 #7
Quote:

7. BATU MENANGIS
Cerita Legenda Kalimantan
Spoiler for For Cerita
 
Disebuah bukit yang jauh dari desa, didaerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin
dan seorang anak gadisnya.

Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, ia mempunyai prilaku yang amat
buruk. Gadis itu amat pemalas, tak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan-
pekerjaan rumah. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.

Selain pemalas, anak gadis itu sikapnya manja sekali. Segala permintaannya harus dituruti.
Setiap kali ia meminta sesuatu kepada ibunya harus dikabulkan, tanpa memperdulikan
keadaan ibunya yang miskin, setiap hari harus membanting tulang mencari sesuap nasi.

Pada suatu hari anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar
desa itu amat jauh, sehingga mereka harus berjalan kaki yang cukup melelahkan. Anak
gadis itu berjalan melenggang dengan memakai pakaian yang bagus dan bersolek agar
orang dijalan yang melihatnya nanti akan mengagumi kecantikannya. Sementara ibunya
berjalan dibelakang sambil membawa keranjang dengan pakaian sangat dekil. Karena
mereka hidup ditempat terpencil, tak seorangpun mengetahui bahwa kedua perempuan
yang berjalan itu adalah ibu dan anak.

Ketika mereka mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Mereka
begitu terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama para pemuda desa yang tak
puas-puasnya memandang wajah gadis itu. Namun ketika melihat orang yang berjalan
dibelakang gadis itu, sungguh kontras keadaannya. Hal itu membuat orang bertanya-tanya.

Di antara orang yang melihatnya itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada
gadis itu, "Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan dibelakang itu ibumu?"
Namun, apa jawaban anak gadis itu ?
"Bukan," katanya dengan angkuh. "Ia adalah pembantuku !"
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekati
lagi seorang pemuda dan bertanya kepada anak gadis itu.
"Hai, manis. Apakah yang berjalan dibelakangmu itu ibumu?"
"Bukan, bukan," jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. " Ia adalah budakk!"
Begitulah setiap gadis itu bertemu dengan seseorang disepanjang jalan yang menanyakan
perihal ibunya, selalu jawabannya itu. Ibunya diperlakukan sebagai pembantu atau
budaknya.

Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka jika ditanya orang, si ibu masih
dapat menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawabannya sama dan yang
amat menyakitkan hati, akhirnya si ibu yang malang itu tak dapat menahan diri. Si ibu
berdoa.

"Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya
memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini !
Hukumlah dia...."
Atas kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah
menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai
setengah badan, anak gadis itu menangis memohon ampun kepada ibunya.

" Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini.


Ibu...Ibu...ampunilah anakmu.." Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon
kepada ibunya. Akan tetapi, semuanya telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya
berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua
matanya masih menitikkan air mata, seperti sedang menangis. Oleh karena itu, batu yang
berasal dari gadis yang mendapat kutukan ibunya itu disebut " Batu Menangis ".
 
Demikianlah cerita berbentuk legenda ini, yang oleh masyarakat setempat dipercaya
bahwa kisah itu benar-benar pernah terjadi. Barang siapa yang mendurhakai ibu kandung
yang telah melahirkan dan membesarkannya, pasti perbuatan laknatnya itu akan mendapat
hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Quote:

8. SANGKURIANG
Cerita Rakyat Jawa Barat

Spoiler for For Cerita

Pada jaman dahulu, di Jawa Barat hiduplah seorang putri raja yang bernama Dayang
Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang bernama Sangkuriang. Anak tersebut
sangat gemar berburu di dalam hutan. Setiap berburu, dia selalu ditemani oleh seekor
anjing kesayangannya yang bernama Tumang. Tumang sebenarnya adalah titisan dewa,
dan juga bapak kandung Sangkuriang, tetapi Sangkuriang tidak tahu hal itu dan ibunya
memang sengaja merahasiakannya.

Pada suatu hari, seperti biasanya Sangkuriang pergi ke hutan untuk berburu. Setelah
sesampainya di hutan, Sangkuriang mulai mencari buruan. Dia melihat ada seekor burung
yang sedang bertengger di dahan, lalu tanpa berpikir panjang Sangkuriang langsung
menembaknya, dan tepat mengenai sasaran. Sangkuriang lalu memerintah Tumang untuk
mengejar buruannya tadi, tetapi si Tumang diam saja dan tidak mau mengikuti perintah
Sangkuriang. Karena sangat jengkel pada Tumang, maka Sangkuriang lalu mengusir
Tumang dan tidak diijinkan pulang ke rumah bersamanya lagi.

Sesampainya di rumah, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya.


Begitu mendengar cerita dari anaknya, Dayang Sumbi sangat marah. Diambilnya sendok
nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan
ibunya, maka Sangkuriang memutuskan untuk pergi mengembara, dan meninggalkan
rumahnya.

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari,
dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena
kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah
berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.

Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang mengembara, akhirnya ia berniat untuk


pulang ke kampung halamannya. Sesampainya di sana, dia sangat terkejut sekali, karena
kampung halamannya sudah berubah total. Rasa senang Sangkuriang tersebut bertambah
ketika saat di tengah jalan bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik jelita, yang
tidak lain adalah Dayang Sumbi. Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut,
maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh
Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat. Pada suatu hari, Sangkuriang
meminta ijin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang
Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya. Alangkah terkejutnya Dayang
Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka.
Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada
  Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena
ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.

Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya
sendiri. Setelah Sangkuriang pulang berburu, Dayang Sumbi mencoba berbicara kepada
Sangkuriang, supaya Sangkuriang membatalkan rencana pernikahan mereka. Permintaan
Dayang Sumbi tersebut tidak disetujui Sangkuriang, dan hanya dianggap angin lalu saja.

Setiap hari Dayang Sumbi berpikir bagaimana cara agar pernikahan mereka tidak pernah
terjadi. Setelah berpikir keras, akhirnya Dayang Sumbi menemukan cara terbaik. Dia
mengajukan dua buah syarat kepada Sangkuriang. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi
kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal
maka pernikahan itu akan dibatalkan. Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya
sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat
sampan yang sangat besar untuk menyeberang sungai. Kedua syarat itu harus diselesai
sebelum fajar menyingsing.

Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan
menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya,
Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu
menyelesaikan tugasnya tersebut. Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari
Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua
syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar.

Dayang Sumbi lalu meminta bantuan masyarakat sekitar untuk menggelar kain sutera
berwarna merah di sebelah timur kota. Ketika melihat warna memerah di timur kota,
Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung
menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan
oleh Dayang Sumbi.

Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menjebol bendungan yang telah
dibuatnya sendiri. Karena jebolnya bendungan itu, maka terjadilah banjir dan seluruh kota
terendam air. Sangkuriang juga menendang sampan besar yang telah dibuatnya. Sampan
itu melayang dan jatuh tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama
Tangkuban Perahu.

Quote Reply

MMSHOESID
Kaskuser 06-11-2012 17:56 #8
Quote:

9. MALIN KUNDANG
Cerita Rakyat Sumatera Barat
Dalam Cerita rakyat ini banyak makna yang tersirat didalamnya seperti kita harus berbakti
kepada orang tua, Karena Orang Tua kususnya Berbakti kepada Ibu. Ada pepatah surga ada
  ditelapak kaki Ibu dan anjuran kepada anak-anak agar berbakti kepada Ibu, okelah langsung
saja untuk menyimak Cerita Rakyat Malin Kundang dibawah ini.
Spoiler for For cerita

Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga itu
mempunyai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keluarga
mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malin memutuskan untuk pergi ke negeri
seberang.

Besar harapan malin dan ibunya, suatu hari nanti ayahnya pulang dengan membawa uang
banyak yang nantinya dapat untuk membeli keperluan sehari-hari. Setelah berbulan-bulan
lamanya ternyata ayah malin tidak kunjung datang, dan akhirnya pupuslah harapan Malin
Kundang dan ibunya.

Setelah Malin Kundang beranjak dewasa, ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri
seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi
seorang yang kaya raya. Akhirnya Malin Kundang ikut berlayar bersama dengan seorang
nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak
buah kapal yang sudah berpengalaman. Malin belajar dengan tekun tentang perkapalan
pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, dan akhirnya dia sangat mahir dalam hal
perkapalan.

Banyak pulau sudah dikunjunginya, sampai dengan suatu hari di tengah perjalanan, tiba-
tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang di serang oleh bajak laut. Semua barang dagangan
para pedagang yang berada di kapal dirampas oleh bajak laut. Bahkan sebagian besar
awak kapal dan orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut. Malin
Kundang sangat beruntung dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut, karena ketika
peristiwa itu terjadi, Malin segera bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh
kayu.

Malin Kundang terkatung-katung ditengah laut, hingga akhirnya kapal yang ditumpanginya
terdampar di sebuah pantai. Dengan sisa tenaga yang ada, Malin Kundang berjalan menuju
ke desa yang terdekat dari pantai. Sesampainya di desa tersebut, Malin Kundang ditolong
oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan kejadian yang
menimpanya. Desa tempat Malin terdampar adalah desa yang sangat subur. Dengan
keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin lama kelamaan berhasil menjadi seorang
yang kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih
dari 100 orang. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis
untuk menjadi istrinya.

Setelah beberapa lama menikah, Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal
yang besar dan indah disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang banyak. Ibu Malin
Kundang yang setiap hari menunggui anaknya, melihat kapal yang sangat indah itu, masuk
ke pelabuhan. Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal. Ia yakin
kalau yang sedang berdiri itu adalah anaknya Malin Kundang beserta istrinya.

Malin Kundang pun turun dari kapal. Ia disambut oleh ibunya. Setelah cukup dekat, ibunya
melihat belas luka dilengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia
dekati adalah Malin Kundang. "Malin Kundang, anakku, mengapa kau pergi begitu lama
tanpa mengirimkan kabar?", katanya sambil memeluk Malin Kundang. Tetapi Kundang
segera melepaskan pelukan ibunya dan mendorongnya hingga terjatuh. "Wanita tak tahu
diri, sembarangan saja mengaku sebagai ibuku", kata Malin Kundang pada ibunya. Malin
Kundang pura-pura tidak mengenali ibunya, karena malu dengan ibunya yang sudah tua
dan mengenakan baju compang-camping. "Wanita itu ibumu?", Tanya istri Malin Kundang.
 
"Tidak, ia hanya seorang pengemis yang pura-pura mengaku sebagai ibuku agar
mendapatkan harta ku", sahut Malin kepada istrinya. Mendengar pernyataan dan
diperlakukan semena-mena oleh anaknya, ibu Malin Kundang sangat marah. Ia tidak
menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu
Malin menengadahkan tangannya sambil berkata "Oh Tuhan, kalau benar ia anakku, aku
sumpahi dia menjadi sebuah batu". Tidak berapa lama kemudian angin bergemuruh
kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu
tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk
menjadi sebuah batu karang.
Quote:

10. Cerita Rakyat Si pahit lidah dan si empat mata


adalah cerita rakyat yang berasal dari Lampung dan merupakan salah satu cerita rakyat
Indonesia yang popular di kalangan masyarakat Lampung. Cerita ini mengisahkan tentang
dua orang yang sombong karena memiliki kelebihan dari orang lain. Pengajaran yang bisa di
petik dari cerita ini adalah jangan menjadi orang yang sombong walaupun memiliki kelebihan
dari orang lain. Berikut marilah kita simak bersama cerita rakyat dari Lampung yang berjudul
Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata
Spoiler for For cerita

Serunting adalah orang yang sakti mandraguna. Dia berasal dari Majapahit yang kemudian
diusir dari istana lalu berkelana ke Sumatera. Adik ipar Serunting yang bernama Arya
Tebing merasa iri dengan kesaktian Serunting. Dia lalu memujuk kakaknya untuk
memberitahu di mana letak kelemahan Serunting. Karena rasa sayang kepada adiknya
akhirnya istri Serunting memberi tahun letak kelemahan Serunting.
Setelah mengetahuinya Arya Tebing mengajak Serunting untuk adu kekuatan. Mereka pun
berkelahi, ketika itu Arya Tebing menusuk Serunting di tempat kelemahannya. Serunting
terluka parah dan kemudian mengasingkan diri di Gunung Siguntang. Dalam
pengasingannya Serunting mengobati lukanya dan tidak jemu berdoa pada Tuhan agar
mengembalikan kesaktiannya. Karena ketekunan Serunting akhirnya dia diberi kelebihan
bahwa apapun yang diucapkannya menjadi kenyataan.
Pada suatu hari Serunting sedang berjalan-jalan di sebuah kampung. Masyarakat kampung
tersebut sedang menanam padi. Hamparan sawah yang menguning sangat indah di
pandang mata. Namun Serunting malah mengatakan bahwa itu bukan sawah melainkan
hamparan batu. Ketika itu tiba-tiba saja ucapan Serunting menjadi kenyataan. Melihat hal
itu warga menjuluki Serunting dengan julukan Si Pahit Lidah. Masyarakat tidak ada yang
berani melawan Si Pahit Lidah karena mereka takut terkena kutukannya. Si Pahit Lidah
menjadi sombong dan kasar sehingga warga tidak menyukai dirinya.
Kesaktian Si Pahit Lidah terdengar oleh Si Empat Mata seorang yang juga memiliki
kesaktian dari negeri India. Si Empat Mata merasa tersaingi kesaktiannya dan bermaksud
untuk menantang Si Pahit Lidah. Kemudian dia berlayar menuju Sumatera untuk menemui
Si Pahit Lidah. Ketika bertemu Si Empat Mata menantang Si Pahit Lidah untuk berkelahi.
Berhari-hari mereka berkelahi dan mengeluarkan seluruh kesaktiannya namun tidak ada
yang menang atau kalah.

Ketika itulah seorang tetua kampung mengajukan pertandingan untuk kedua orang
tersebut. Meraka harus memakan buah aren yang tersedia. Si Pahit Lidah mendapat giliran
pertama untuk memakan buah tersebut. Dengan sombong Si Pahit Lidah memakan buah
aren itu sambil berfikir karena tidak mungkin dia akan mati dengan buah sekecil itu.
Namun apa yang terjadi Si Pahit Lidah menggelepar lalu mati. Melihat Si Pahit Lidah mati
Si Empat Mata merasa senang karena sekarang dialah orang yang paling sakti di negeri itu.
  Namun, Si Empat Mata merasa aneh karena Si Pahit Lidah bisa mati hanya dengan sebiji
buah aren. Si Empat Mata lalu menimang-nimang buah aren sisa Si Pahit Lidah, dia
memakan buah aren tersebut dan tidak lama kemudian Si Empat Mata menggelepar lalu
mati. Akhirnya mereka berdua mati dengan kesombongan sendiri lalu keduanya di
makamkan di Danau Ranau.
Cerita Rakyat Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata menceritakan tentang kesombongan akan
mengakibatkan celaka pada diri sendiri. Semua kekuatan tiadalah berguna jika diiringi
dengan kesombongan.

Quote Reply
MMSHOESID
Kaskuser 06-11-2012 17:59 #9
Quote:

11. Danau Situ Bagendit


Danau Situ Bagendit terletak di Desa Bagendit, Kecamatan Banyuresmi, Jawa Barat, sekitar
empat kilometer dari Kota Garut. Nama danau diambil dari nama seorang janda kaya yang
tamak dan kikir. Karena kekikiran dan ketamakannya, suatu hari janda itu mendapat pelajaran
dari seorang kakek tua, sehingga ia dan seluruh harta kekayaannya ditenggelamkan air.
Berikut kisahnya:
Spoiler for For Cerita

Alkisah, di sebuah desa terpencil di daerah Jawa Barat, ada seorang janda muda yang kaya
raya dan tidak mempunyai anak. Hartanya yang melimpah ruah dan rumah sangat besar
yang ditempatinya merupakan warisan dari suaminya yang telah meninggal dunia. Namun
sungguh disayangkan, janda itu sangat kikir, pelit, dan tamak. Ia tidak pernah mau
memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan. Bahkan jika ada orang miskin
yang datang ke rumahnya untuk meminta bantuan, ia tidak segan-segan mengusirnya.
Karena sifatnya yang kikir dan pelit itu, maka masyarakat di sekitarnya memanggilnya
Bagenda Endit, yang artinya orang kaya yang pelit.

Selain memiliki harta warisan yang melimpah, Bagende Endit juga mewarisi pekerjaan
suaminya sebagai rentenir. Hampir seluruh tanah pertanian di desa itu adalah miliknya
yang dibeli dari penduduk sekitar dengan cara memeras, yaitu meminjamkan uang kepada
warga dengan bunga yang tinggi dan memberinya tempo pembayaran yang sangat
singkat. Jika ada warga yang tidak sanggup membayar hutang hingga jatuh tempo, maka
tanah pertaniannya harus menjadi taruhannya. Tak heran jika penduduk sekitarnya banyak
yang jatuh miskin karena tanah pertanian mereka habis dibeli semua oleh janda itu.

Suatu hari, ketika Bagende Endit sedang asyik menghitung-hitung emas dan permatanya di
depan rumahnya, tiba-tiba seorang perempuan tua yang sedang menggendong bayi datang
menghampirinya.

“Bagende Endit, kasihanilah kami! Sudah dua hari anak saya tidak makan,” kata perempuan
itu memelas.

“Hai perempuan tua yang tidak tahu diri! Makanya, jangan punya anak kalau kamu tidak
  mampu memberinya makan! Enyahlah kau dari hadapanku!” bentak Bagende Endit.

Bayi di gendongan perempuan itu pun menangis mendengar suara bentakan Bagende
Endit. Karena kasihan melihat bayinya, pengemis tua itu kembali memohon kepada janda
kaya itu agar memberikan sesuap nasi untuk anaknya. Tanpa sepatah kata, Bagende Endit
masuk ke dalam rumah. Alangkah senangnya hati perempuan tua itu, karena mengira
Bagende Endit akan mengambil makanan.

“Cup... cup... cup...! Diamlah anakku sayang. Sebentar lagi kita akan mendapatkan
makanan,” bujuk perempuan itu sambil menghapus air mata bayinya.
Tak berapa lama kemudian, Bagende Endit pun keluar. Namun, bukannya membawa
makanan, melainkan sebuah ember yang berisi air dan tiba-tiba Bagende Endit
menyiramkannya ke arah perempuan tua itu.

“Byuuurrr...! Rasakanlah ini hai perempuan tua!” seru Bagende Endit.

Tak ayal lagi, sekujur tubuh perempuan tua dan bayinya menjadi basah kuyup. Sang bayi
pun menangis dengan sejadi-jadinya. Dengan hati pilu, perempuan tua itu berusaha
mendiamkan dan menyeka tubuh bayinya yang basah kuyup. Melihat perempuan tua
belum juga pergi, janda kaya yang tidak berpesan itu semakin marah. Dengan wajah
garang, ia segera mengusir perempuan tua itu keluar dari pekarangan rumahnya. Setelah
perempuan tua itu pergi, Bagende Endit kembali masuk ke dalam rumahnya.

Keesokan harinya, beberapa warga datang ke rumah Bagende Endit meminta air sumur
untuk keperluan memasak dan mandi. Kebetulan di desa itu hanya janda kaya itulah satu-
satunya yang memiliki sumur dan airnya pun sangat melimpah. Sementara warga di
sekitarnya harus mengambil air di sungai yang jaraknya cukup jauh dari desa.

“Bagende Endit, tolonglah kami! Biarkanlah kami mengambil air di sumur Bagende untuk
kami pakai memasak. Kami sudah kelaparan,” iba seorang warga dari luar pagar rumah
Bagende Endit.

“Hai, kalian semua! Aku tidak mengizinkan kalian mengambil air di sumurku! Jika kalian
mau mengambil air, pergilah ke sungai sana!” usir Bagende Endit.

Para warga tersebut tidak bisa berbuat apa-apa. Akhirnya, mereka pun terpaksa pergi ke
sungai untuk mengambil air. Tak berapa lama setelah warga tersebut berlalu, tiba-tiba
seorang kakek tua renta berdiri sambil memegang tongkatnya di depan rumah Bagenda
Endit. Kakek itu juga bermaksud untuk meminta air tapi hanya untuk diminum.

“Ampun Bagende Endit! Berilah hamba seteguk air minum. Hamba sangat haus,” iba Kakek
itu.

Bagende Endit yang sejak tadi sudah merasa kesal menjadi semakin kesal melihat
kedatangan kakek tua itu. Tanpa sepata kata pun, ia keluar dari rumahnya lalu
menghampiri dan merampas tongkat sang kakek. Dengan tongkat itu, ia kemudian
memukuli kakek itu hingga babak belur dan jatuh tersungkur ke tanah. Melihat kakek itu
tidak sudah tidak berdaya lagi, Bagende Endit membuang tongkat itu di samping kakek itu
lalu bergegas masuk ke dalam rumahnya.

Sungguh malang nasib kakek tua itu. Bukannya air minum yang diperoleh dari janda itu
melainkan penganiayaan. Sambil menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, kakek itu
berusaha meraih tongkatnya untuk bisa bangkit kembali. Dengan sisa-sisa tenaga yang
dimilikinya, kakek itu menancapkan tongkatnya di halaman rumah Bagende Endit. Begitu ia
 
mencabut tongkat itu, tiba-tiba air menyembur keluar dari bekas tancapan tongkat itu.
Bersamaan dengan itu, kakek itu pun menghilang entah ke mana.

Semakin lama semburan air itu semakin besar dan deras. Para warga pun berlarian
meninggalkan desa itu untuk menyelamatkan diri. Sementara itu, Bagende Endit masih
berada di dalam rumahnya hendak menyelamatkan semua harta bendanya. Tanpa
disadarinya, ternyata air telah menggenangi seluruh desa. Ia pun berusaha untuk
menyelamatkan diri sambil berteriak meminta tolong.

“Tolooong.... Toloong... Tolong aku! Aku tidak bisa berenang!” teriak Bagende Endit
meminta tolong sambil menggendong sebuah peti emas dan permatanya.

Bagende Endit terus berteriak hingga suaranya menjadi parau. Namun tak seorang pun
yang datang menolongnya karena seluruh warga telah pergi meninggalkan desa. Janda
kaya yang pelit itu tidak bisa lagi menyelamatkan diri dan tenggelam bersama seluruh
harta kekayaannya. Semakin lama, desa itu terus tergenang air hingga akhirnya lenyap dan
menjadilah sebuah danau yang luas dan dalam. Oleh masyarakat setempat, danau itu
diberi nama Situ Bagendit. Kata situ berarti danau yang luas, sedangkan kata bagendit
diambil dari nama Bagende Endit.

Quote Reply

kingSecond21
Kaskus Addict 06-11-2012 17:59 #10
wih bxk bgt yach
Quote Reply

MMSHOESID
Kaskuser 06-11-2012 18:01 #11
Quote:

12. Roro Jonggrang


Spoiler for For Cerita

12Alkisah pada zaman dahulu kala, berdiri sebuah kerajaan yang sangat besar yang
bernama Prambanan. Rakyat Prambanan sangat damai dan makmur di bawah
kepemimpinan raja yang bernama Prabu Baka. Kerajaan-kerajaan kecil di wilayah sekitar
Prambanan juga sangat tunduk dan menghormati kepemimpinan Prabu Baka.

Sementara itu di lain tempat, ada satu kerajaan yang tak kalah besarnya dengan kerajaan
  Prambanan, yakni kerajaan Pengging. Kerajaan tersebut terkenal sangat arogan dan ingin
selalu memperluas wilayah kekuasaanya. Kerajaan Pengging mempunyai seorang ksatria
sakti yang bernama Bondowoso. Dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung,
sehingga Bondowoso terkenal dengan sebutan Bandung Bondowoso. Selain mempunyai
senjata yang sakti, Bandung Bondowoso juga mempunyai bala tentara berupa Jin. Bala
tentara tersebut yang digunakan Bandung Bondowoso untuk membantunya untuk
menyerang kerajaan lain dan memenuhi segala keinginannya.

Hingga Suatu ketika, Raja Pengging yang arogan memanggil Bandung Bondowoso. Raja
Pengging itu kemudian memerintahkan Bandung Bondowoso untuk menyerang Kerajaan
Prambanan. Keesokan harinya Bandung Bondowoso memanggil balatentaranya yang
berupa Jin untuk berkumpul, dan langsung berangkat ke Kerajaan Prambanan.

Setibanya di Prambanan, mereka langsung menyerbu masuk ke dalam istana Prambanan.


Prabu Baka dan pasukannya kalang kabut, karena mereka kurang persiapan. Akhirnya
Bandung Bondowoso berhasil menduduki Kerajaan Prambanan, dan Prabu Baka tewas
karena terkena senjata Bandung Bondowoso.

Kemenangan Bandung Bondowoso dan pasukannya disambut gembira oleh Raja


Pengging. Kemudian Raja Pengging pun mengamanatkan Bandung Bondowoso untuk
menempati Istana Prambanan dan mengurus segala isinya,termasuk keluarga Prabu Baka.

Pada saat Bandung Bondowoso tinggal di Istana Kerajaan Prambanan, dia melihat seorang
wanita yang sangat cantik jelita. Wanita tersebut adalah Roro Jonggrang, putri dari Prabu
Baka. Saat melihat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso mulai jatuh hati. Dengan tanpa
berpikir panjang lagi, Bandung Bondowoso langsung memanggil dan melamar Roro
Jonggrang.

“Wahai Roro Jonggrang, bersediakah seandainya dikau menjadi permaisuriku?”, Tanya


Bandung Bondowoso pada Roro Jonggrang.

Mendengar pertanyaan dari Bandung Bondowoso tersebut, Roro Jonggrang hanya terdiam
dan kelihatan bingung. Sebenarnya dia sangat membenci Bandung Bondowoso, karena
telah membunuh ayahnya yang sangat dicintainya. Tetapi di sisi lain, Roro Jonggrang
merasa takut menolak lamaran Bandung Bondowoso. Akhirnya setelah berfikir sejenak,
Roro Jonggrang pun menemukan satu cara supaya Bandung Bondowoso tidak jadi
menikahinya.

“Baiklah,aku menerima lamaranmu. Tetapi setelah kamu memenuhi satu syarat


dariku”,jawab Roro Jonggrang.

“Apakah syaratmu itu Roro Jonggrang?”,Tanya Bandung Bandawasa.

“Buatkan aku seribu candi dan dua buah sumur dalam waktu satu malam”, Jawab Roro
Jonggrang.

Mendengar syarat yang diajukan Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso pun
langsung menyetujuinya. Dia merasa bahwa itu adalah syarat yang sangat mudah baginya,
karena Bandung Bondowoso mempunyai balatentara Jin yang sangat banyak.

Pada malam harinya, Bandung Bandawasa mulai mengumpulkan balatentaranya. Dalam


waktu sekejap, balatentara yang berupa Jin tersebut datang. Setelah mendengar perintah
dari Bandung Bondowoso, para balatentara itu langsung membangun candi dan sumur
dengan sangat cepat.
 
Roro Jonggrang yang menyaksikan pembangunan candi mulai gelisah dan ketakutan,
karena dalam dua per tiga malam, tinggal tiga buah candi dan sebuah sumur saja yang
belum mereka selesaikan.

Roro Jonggrang kemudian berpikir keras, mencari cara supaya Bandung Bondowoso tidak
dapat memenuhi persyaratannya.

Setelah berpikir keras, Roro Jonggrang akhirnya menemukan jalan keluar. Dia akan
membuat suasana menjadi seperti pagi,sehingga para Jin tersebut menghentikan
pembuatan candi.
Roro Jonggrang segera memanggil semua dayang-dayang yang ada di istana. Dayang-
dayang tersebut diberi tugas Roro Jonggrang untuk membakar jerami, membunyikan
lesung, serta menaburkan bunga yang berbau semerbak mewangi.

Mendengar perintah dari Roro Jonggrang, dayang-dayang segera membakar jerami. Tak
lama kemudian langit tampak kemerah merahan, dan lesung pun mulai dibunyikan. Bau
harum bunga yang disebar mulai tercium, dan ayam pun mulai berkokok.

Melihat langit memerah, bunyi lesung, dan bau harumnya bunga tersebut, maka
balatentara Bandung Bondowoso mulai pergi meninggalkan pekerjaannya. Mereka pikir
hari sudah mulai pagi, dan mereka pun harus pergi.

Melihat Balatentaranya pergi, Bandung Bondowoso berteriak: “Hai balatentaraku, hari


belum pagi. Kembalilah untuk menyelesaikan pembangunan candi ini !!!”

Para Jin tersebut tetap pergi, dan tidak menghiraukan teriakan Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso pun merasa sangat kesal, dan akhirnya menyelesaikan
pembangunan candi yang tersisa. Namun sungguh sial, belum selesai pembangunan candi
tersebut, pagi sudah datang. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat dari Roro
Jonggrang.

Mengetahui kegagalan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang lalu menghampiri Bandung


Bondowoso. “Kamu gagal memenuhi syarat dariku, Bandung Bondowoso”, kata Roro
Jonggrang.

Mendengar kata Roro Jonggrang tersebut, Bandung Bondowoso sangat marah. Dengan
nada sangat keras, Bandung Bondowoso berkata: “Kau curang Roro Jonggrang.
Sebenarnya engkaulah yang menggagalkan pembangunan seribu candi ini. Oleh karena itu,
Engkau aku kutuk menjadi arca yang ada di dalam candi yang keseribu !”

Berkat kesaktian Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang berubah menjadi arca/patung.


Wujud arca tersebut hingga kini dapat disaksikan di dalam kompleks candi Prambanan,
dan nama candi tersebut dikenal dengan nama candi Roro Jonggrang. Sementara candi-
candi yang berada di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu atau Candi Seribu.

Quote:

13. Sipitung
Spoiler for For Cerita

Pitung adalah salah satu pendekar orang asli Indonesia berasal dari daerah betawi yang
  berasal dari kampung Rawabelong Jakarta Barat. Pitung dididik oleh kedua orang tuanya
berharap menjadi orang saleh taat agama. Ayahnya Bang Piun dan Ibunya Mpok Pinah
menitipkan Si Pitung untuk belajar mengaji dan mempelajari bahasa Arab kepada Haji
Naipin.
Setelah dewasa Si Pitung melakukan gerakan bersama teman-temannya karena ia tidak
tega melihat rakyat-rakyat yang miskin. Untuk itu ia bergerilya untuk merampas dan
merampok harta-harta masyarakat yang hasil rampasannya ini dibagikan kepada rakyat
miskin yang memerlukannya.
Selain itu Pitung suka membela kebenaran dimana kalau bertemu dengan para perampas
demi kepentingannya sendiri maka sama Si Pitung akan dilawan dan dari semua lawannya
Pitung selalu unggul.
Gerakan Pitung semakin meluar dan akhirnya kompeni Belanda yang saat itu memegang
kekuasan di negeri Indonesia melakukan tindakan terhadap Si Pitung. Pemimpin polisi
Belanda mengerahkan pasukannya untuk menangkap Si Pitung, namun berkali-kali
serangan tersebut tidak menghasilkan apa-apa. Pitung selalu lolos dan tidak mudah untuk
ditangkap oleh pasukan Belanda. Ditambah-tambah Si Pitung mempunyai ilmu kebal
terhadap senjata tajam dan sejata api.
Kompeni Belanda pun tidak kehilangan akal, pemimpin pasukan Belanda mencari guru Si
Pitung yaitu Haji Naipin. Disandera dan ditodongkan sejata ke arah Haji Naipin agar
memberikan cara melemahkan kesaktian Si Pitung, akhirnya Haji Naipin menyerah dan
memberitahu kelemahan-kelemahan Si Pitung.
Pada suatu saat, Belanda mengetahui keberadaan Si Pitung dan langsung menyergap dan
menyerang secara tiba-tiba. Pitung mengadakan perlawan, dan akhirnya Si Pitung tewas
karena kompeni Belanda sudah mengetahui kelemahan Si Pitung dari gurunya Haji Naipin.

monggo gan liat cerita masa kecilnya bagi yg berkenan jangan lupa ya asal jgn di

mampir juga ke sini ya gan:


Quote:
[@MMSHOES] SEPATU CEWE MMSHOES ORIGINAL SHOES !!! MURAH

Quote:
sumber
Quote Reply

zheraa
Kaskus Addict 06-11-2012 18:01 #12
bagus nih trit, buat yg masa kecilnya blm prnh tau

ngomong2 ane jd keinget dulu punya film animasi cerita rakyat banyak bgt skrg

 
dah pd ilang

ada yg jual kaga ya?

Permisi gan
Jual berbagai macam remot

Anda mungkin juga menyukai