Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

3 Mikologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN SEMENTARA MIKOLOGI

MORFOLOGI JAMUR DIVISI BASIDIOMYCETES

Nama : Nindias Oktavia Wulandari


NPM : 1625010107
Golongan : AH2
Kelompok :1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2018
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fungi adalah eukariotik dan juga heterotrof, yang mendapatkan nutriennya melalui
penyerapan (absorption). Cara memperoleh nutrien yang absorptif ini menjadikan fungi
terspesialisasi sebagai pengurai (saproba), parasit, atau simbion-simbion mutualistik. Fungi
saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan organik yang sudah mati, seperti pohon yang
sudah tumbang, bangkai hewan, atau buangan organisme hidup. Fungi parasitik menyerap zat-
zat makanan dari sel-sel inang yang masih hidup. Beberapa jenis fungi parasitik, misalnya
seperti spesies tertentu yang menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik. Fungi
mutualistik juga menyerap zat makanan dari organisme inang, akan tetapi fungi tersebut
membalasnya dengan fungsi yang menguntungkan bagi pasangannya dalam hal tertentu,
misalnya membantu suatu tumbuhan di dalam proses pengambilan mineral dari tanah.
Sekitar 25.000 fungi, yang meliputi cendawan, fungi rak, puffball, dan rust,
dikelompokkan ke dalam divisi Basidiomycota. Nama itu berasal dari basidium (Bahasa Latin
yang berarti “alas kecil”), suatu tahapan diploid sementara dalam siklus hidup orgaisme
tersebut. Bentuk basidium yang mirip gada juga menyebabkan fungi tersebut dikenal dengan
nama umum fungi gada (club fungi).
Basidiomycetes merupakan pengurai penting bagi kayu dan bagian tumbuhan lainnya.
Divisi Basidiomycetes juga mencakup mutualis yang membentuk mikorhiza dan parasit
tumbuhan. Di antara semua fungi, basidomycetes saprobik adalah yang paling baik dalam
mengurai polimer lignin yang kompleks, suatu komponen kayu yang sangat berlimpah. Banyak
di antara fungi rak menjadi parasit pada kayu pohon yang lemah atau yang rusak dan mengurai
kayu tersebut setelah pohon itu mati. Dua kelompok basidiomycetes, rust dan smut, mencakup
terutama parasit tumbuhan yang sangat merusak.

1.2. Tujuan

1. Mengenal jamur basidiomycota


2. Mengamati ciri – ciri morfologi beberapa jamur kelas basidiomycota
II. TINJAUAN PUSTAKA

Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai inti sel) tidak mempunyai klorofil,
mempunyai spora, struktur somatik atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya
berupa filament atau benang – benang bercabang (multiseluler), berkembang biak secara
aseksual dan seksual, dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya. Jamur
merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mampu untuk
memproduksi makanan sendiri karena jamur tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai
sumber karbonnya. Karbon berasal dari sumber anorganik, misalnya glukosa. Oleh karena itu
jamur memerlukan senyawa organik baik dari bahan organik mati maupun dari organisme
hidup sehingga jamur dikatakan heterotoph. Jamur ini ada yang hidup dan memperoleh
makanan dari bahan organik mati seperti sisa – sisa hewan atau tumbuhan. Jamur hidup dan
memperoleh makanan dari bahan organik mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan
memperoleh makanan dari oraganisme hidup dinamakan parasit. Beberapa spesies dapat
menggunakan nitrogen, itulah sebabnya mengapa medium biakan untuk jamur biasanya berupa
pepton, suatu produk protein yang terhidrolisis (Kusnadi, 2003).
Secara morfologis jamur dapat ditentukan dengan melihat bentuk strukturnya
menggunakan mikroskop, dengan demikian identifikasi dan klasifikasi dapat ditentukan,
secara visual jamur dilihat seperti kapas atau benang berwarna/tidak berwarna yang disebabkan
karena adanya miselia dan spora. Miseia terbentuk dengan adanya hifa, baik yang besepta atau
tidak bersepta (Kusnadi, 2003).
Fungi (jamur) merupakan organisme yang bersifat eukariotik, sel-selnya mempunyai
dinding sel yang tersusun dari kitin. Fungi tidak memiliki klorofil sehingga bersifat heterotrof
dengan hidup secara parasit, sporofit dan mutual. Fungi ada yang uniseluler dan multiseluler.
Fungi multiseluler tersusun atas benang-benang hifa membentuk anyaman yang disebut
miselium. Hifa pada fungi ada yang bersekat (septum) tetapi ada juga yang tidak (aseptum)
sehingga mempunyai banyak inti yang disebut senositik. Miselium dapat dibedakan menjadi
Miselium generatif (untuk menyerap makanan) dan miselium vegetatif (untuk reproduksi).
(Nurfalakhi, 1999).
Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari sekelompok.
Fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung, terdiri dari bagian yang tegak (batang)
dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh buah ini disebut
basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap berkhasiat obat,
dan beberapa yang lain beracun (Johnston, 1961).
Pada umumnya jamur-jamur yang tergolong dalam kelas Basidiomycetes mempunyai
ukuran yang makroskopik. Jamur-jamur ini mempunyai tubuh buah relative besar dan tumbuh
pada substratnya, Fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung, terdiri dari bagian
yang tegak (batang) dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara teknis biologis, tubuh
buah ini disebut basidium. Beberapa jamur aman dimakan manusia bahkan beberapa dianggap
berkhasiat obat, dan beberapa yang lain beracun (Cooke, 1961).
Jamur makrokopis sering tumbuh di tanah hutan karena terdapat humus yang
berlimpah, namun tidak jarang jamur makro dapat tumbuh di padang rumput, di bukit pasir, di
tanah, atau pada kotoran hewan (Reid, 1980).
Basidiomycetes dapat dianggap sebagai bagian kelanjutan dari ascomycetes karena
terjadinya basidium berikut basidiospora mirip dengan askus dan askuspora pada
Ascomycotina, sehingga dikatakannya ada homologi antara basidium dengan askus.Antara
basodiospora dengan askospora ada perbedaanya, yaitu: askuspora terjadi di dalam askus
sedangkan basidiospora terjadi di luar basidium. Askuspora tidak memiliki tangkai sedangkan
basidiospora ada yang bertangkai panjang.Ciri-ciri dari basidiospora yaitu memiliki hifa yang
bersekat dengan satu atau dua inti, spora generatif berupa spora basidium (basidiospora) yang
dibentuk dalam basidium, spora vegetatifnya beruap konidium (konidiospora) dan umumnya
memilki tubuh buah yang besar yang disebut basidiokarp.Tubuh dari Basidiomycetes terdiri
dari hifa yang bersekat-sekat dan berkelompok menjadi semacam jaringan. Pembiakan
vegetatif dengan konidia tidak menonjol. Pada umumnya tidak ada alat untuk
perkembangbiakkan generatifnya, sehingga untuk hal ini lazimnya berlangsung somatogami.
Untuk daur hidup dari Basidiomycotina tersebut dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau
konidium menjadi miselium primer yang berinti satu. Persatuan antar dua hifa berbeda (positif
dan negative) tanpa diikuti dengan kariogami membentuk sel dikariotik yang akan tumbuh
menjadi miselim sekunder (miselium dikariotik). Dalam daur hidup tersebut turunan haploid
lebih dominant dari turunan yang diploid (Subandi, 2010).
Kelas Basidiomycetes menghasilkan spora seksual basidiospora yang yang dihasilkan
oleh basidium, basidium terdapat pada tempat yang disebut basidiokarp. Basidiomycetes
memiliki hifa yang bersekat. Dan membentuk miselium padat.(Subandi, 2010). Beberapa
contoh kelas Basidiomycetes antara lain Auricularia volytricha (jamur kuping) dan
Pleurotus ostreatus (jamur tiram) (Subandi, 2010).
Auricularia auricula umumnya kita kenal sebagai jamur kuping. Jamur ini disebut
jamur kuping karena bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga manusia (kuping).
Jamur kuping merupakan salah satu konsumsi jamur yang memiliki sifat saat dikeringkan lama,
kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif singkat akan kembali seperti bentuk dan
ukuran segarnya, sedangkanjamur tiram merupakan jamur yang makroskopis. Tubuh buah
jamur berbentuk seperti payung dengan tangkai yang letaknya sentral. Tudung jamur tiram
berbentuk agak membulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram (Kumar, 2013).
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 4 SOktober pada pukul 13.30 –
15.10 di Laboratorium Kesehatan Tanaman Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat
1. Mikroskop
2. Kamera HP
3. Jarum Ose
4. Bunsen
5. Object Glass
6. Cover Glass
7. Scalpel

3.2.2. Bahan
1. Jamur Kuping
2. Jamur Tiram
3. Jamur Kancing
4. Aquades
5. Alkohol
6. Tisu

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Isolasi Jamur Kuping, Jamur Kancing, Jamur Tiram


1. Mencairkan media PDA.
2. Menuang media PDA cair ke cawan petri, dan menunggu sampai media
PDA padat.
3. Meletakkan jamur kuping pada media, selanjutnya menutup dengan plastic
wrap.
4. Meletakkan jamur kancing pada media, selanjutnya menutup dengan plastic
wrap.
5. Meletakkan jamur tiram pada media, selanjutnya menutup dengan plastic
wrap.
6. Menyimpan cawan petri dan melakukan pengamatan setiap hari.

3.3.2. Pengamatan Mikroskop Jamur Kuping


1. Menyemprot tangan dengan alkohol.
2. Menyayat tipis jamur kuping dengan menggunakan scalpel.
3. Membersihkan object glass dengan alkohol kemudian mengeringkan
dengan tisu.
4. Menetesi object glass dengan aquadest.
5. Meletakkan sayatan jamur kuping ke object glass.
6. Menutup object glass dengan cover glass yang sudah dibersihkan dengan
alkohol.
7. Mengamati di mikroskop dengan perbesaran terkecil dulu.
8. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

3.3.3. Pengamatan Mikroskop Jamur Kancing


1. Menyemprot tangan dengan alkohol.
2. Menyayat tipis jamur kuping dengan menggunakan scalpel.
3. Membersihkan object glass dengan alkohol kemudian mengeringkan
dengan tisu.
4. Menetesi object glass dengan aquadest.
5. Meletakkan sayatan jamur kancing ke object glass.
6. Menutup object glass dengan cover glass yang sudah dibersihkan dengan
alkohol.
7. Mengamati di mikroskop dengan perbesaran terkecil dulu.
8. Mendokumentasikan hasil pengamatan.

3.3.4. Pengamatan Mikroskop Jamur Tiram


1. Menyemprot tangan dengan alkohol.
2. Menyayat tipis jamur kuping dengan menggunakan scalpel.
3. Membersihkan object glass dengan alkohol kemudian mengeringkan
dengan tisu.
4. Menetesi object glass dengan aquadest.
5. Meletakkan sayatan jamur tiram ke object glass.
6. Menutup object glass dengan cover glass yang sudah dibersihkan dengan
alkohol.
7. Mengamati di mikroskop dengan perbesaran terkecil dulu.
8. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

No Gambar Ciri Morfologi Klasifikasi


1.  Memiliki tubuh buah  Kingdom : Fungi
berwarna coklat tua  Divisio :
dengan tekstur Amastigomycota
bagian atas licin dan  Kelas :
bagian bawah seperti Basidiomycetes
berbulu (beludru)  Ordo : Auriculariales
Gambar jamur kuping  Memiliki tekstur  Familia :
yang kenyal Auriculariae
 Tumbuh pada kayu  Genus : Auricularia
yang mati  Spesies : Auricularia
 Bentuknya mirip auricular
Gambar isolat jamur daun telinga (kuping)
kuping

Gambar mikroskopis
jamur kuping
perbesaran 400
2.  Memiliki tangkai  Kingdom : Fungi
yang pendek  Divisio :
 Warna jamur putih Basidiomycota
agak krem  Kelas :
 Bentuknya Homobasidiomycetes
menyerupai kancing  Ordo : Agaricales
Gambar jamur kancing
 Di bagian dalam  Familia : Agaricaceae
tubuh jamur terdapat  Genus : Agaricus
basidium Spesies : Agaricus
 Teksturnya agak bisporus
licin dan
Gambar isolat jamur
mempunyai spora
kancing
berwarna putih

Gambar mikroskopis
jamur kancing
perbesaran 400
3  Memiliki warna putih  Kingdom : Fungi
 Tudung buahnya  Divisio :
setengah lingkaran Basidiomycota
seperti tiram  Kelas :
 Permukan bagian Homobasidiomycetes
atasnya licin  Ordo : Agaricales
Gambar jamur tiram
 Terdiri dari hifa-hifa  Familia :
 Memiliki hifa yang Tricholomataceae
bersekat  Genus : Pleurotus
 Spora berwarna  Spesies : Pleurotus
kuning keemasan ostreatus
Gambar isolat jamur
tiram
Gambar mikroskopis
jamur tiram perbesaran
400

4.2. Pembahasan

Dari hasil pengamatan, jamur kuping memiliki tubuh buah berwarna coklat tua, dengan
tekstur bagian atasnya licin, dan bagian bawah seperti berbulu (beludru). Bila dipegang, jamur
kuping ini kenyal. Biasanya tumbuh pada kayu yang mati, dan bergerombol. Bila kering, jamur
ini akan berwarna kehitaman. Menurut Wiardani (2010), Karakteristik dari jamur kuping ini
adalah memiliki tubuh buah yang kenyal (mirip gelatin) jika dalam keadaan segar. Namun,
pada keadaan kering, tubuh buah dari jamur kuping ini akan menjadi keras seperti tulang.
Bagian tubuh buah dari jamur kuping berbentuk seperti mangkuk atau kadang dengan cuping
seperti kuping, tipis berdaging, dan kenyal. Warna tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam
atau coklat kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua. Jenis jamur kuping
yang paling memiliki nilai bisnis yang tinggi adalah yang memiliki warna coklat pada bagian
atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil.
Habitatnya hidup soliter atau bergerombol pada batang kayu, ranting mati, tunggul kayu, dan
lain-lain. Melekat pada substrat secara sentral atau lateral. Penyebaran pada kayu keras dan
konifer. Tubuh buah jamur sering kali dijumpai pada musim hujan. Cara reproduksi vegetatif
dari jamur kuping adalah dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi miselium.
Sedangkan, reproduksi generatif jamur kuping adalah dengan menggunakan alat yang disebut
basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang selanjutnya
menghasilkan spora yang disebut basidiospora. Jamur kuping memiliki banyak manfaat
kesehatan, di antaranya untuk mengurangi penyakit panas dalam dan rasa sakit pada kulit
akibat luka bakar. Bila jamur kuping dipanaskan maka lendir yang dihasilkannya memiliki
khasiat sebagai penangkal (menonaktifkan) zat-zat racun yang terbawa dalam makanan, baik
dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, maupun racun berbentuk logam berat.
Kandungan senyawa yang terdapat dalam lendir jamur kuping juga efektif untuk menghambat
pertumbuhan karsinoma dan sarkoma (sel kanker) hingga 80-90% serta berfungsi sebagai zat
anti koagulan (mencegah dan menghambat proses penggumpalan darah). Manfaat lain dari
jamur kuping dalam kesehatan ialah untuk mengatasi penyakit darah tinggi (hipertensi),
pengerasan pembuluh darah akibat penggumpalan darah, kekurangan darah (anemia),
mengobati penyakit wasir (ambeien), dan memperlancar proses buang air besar.
Yang kedua, jamur yang diamati adalah jamur kancing. Pada jamur kancing, memiliki
tangkai yang sangat pendek, warna dari jamur ini, putih / agak kream. Bentuknya menyerupai
kancing, tidak memiliki klorofil. Dibagian dalam dari tubuh buah jamur terdapat basidium,
dibawah tubuh buahnya terdapat lamela, tangkai, serta akar semu yang disebut rhizoid.
Teksturnya agak licin, dan mempunyai spora berwarna putih, umumnya bias dikonsumsi
sebelum mekar. Menurut Wiardani (2010), jamur kancing memiliki tudung berbentuk kancing,
tangkai yang pendek terletak dibagian sentral tudung, tudung merupakan tubuh buah dari
jamur, vulva adalah helaian yang membungkus tangkai jamur, memiliki serabut-serabut akar
untuk melekat pada substrat. Pada bagian dalam tudung terdapat bilah yang didalamnya
terdapat basidiospora, Basidiospora adalah spora yang terdapat di dalam basidium, Basidium
adalah suatu badan yang terdiri dari satu sel yang mengembang berbentuk ganda. Berbentuk
hampir bulat seperti kancing, berwarna putih bersih, krem, atau coklat muda, Tidak memiliki
klorofil, Memiliki tangkai yang pendek, dapat hidup di kayu lapuk dan pada tanah yang
gembur. Reproduksinya Vegetatif dengan pembentukan tunas dan fragmentasi miselium,
Generatif dengan alat yang disebut basidium yang berkumpul didalam badan yang disebut
basidiokarp yang menghasilkan spora. Manfaat jamur kancing untuk mengontrol dan
menurunkan berat badan, ntuk menangkal radikal bebas, untuk mencegah resiko kanker.
Yang ketiga, jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang memiliki warna putih, tudung
buahnya seperti tiram setengah lingkaran yang agak cekung. Permukaan bagian atasnya licin,
terdiri dari hifa-hifa (miselium). Memiliki hifa yang bersekat, dibagian baeah tangkai
membentuk cawan, spora berwarna kuning keemasan. Menurut Wiardani (2010), jamur tiram
memiliki ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Permukaan licin,
agak berminyak ketika lembab, tetapi tidak lengket, tepi menggulung ke dalam, pada jamur
muda sering kali bergelombang atau bercuping. Daging tebal, berwarna putih kokoh tapi lunak
pada bagian yang berdekatan dengan tangkai. Habitat jamur tiram tumbuh soliter, tetapi
umumnya membentuk massa menyerupai susunan papan pada batang kayu. Pada umumnya
jamur tiram, mengalami dua tipe perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yaitu secara
aseksual maupun seksual. Seperti halnya reproduksi aseksual jamur, reproduksi aseksual
basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang terbentuk secara endogen
pada kantung spora atau sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora
terbentuk dalam konidium. Sedangkan secara seksual, reproduksinya terjadi melalui penyatuan
dua jenis hifa yang bertindak sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian
tumbuh menjadi primodia dewasa. Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga
basidiospora yang terletak pada kantung basidium. Jamur tiram juga memiliki berbagai
manfaat yaitu sebagai makanan, menurunkan kolesterol, sebagai anti bakterial dan anti tumor,
serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis dan enzim oksidasi.
V. KESIMPULAN

 Jamur kuping memiliki tubuh buah berwarna coklat tua, dengan tekstur bagian atasnya
licin, dan bagian bawah seperti berbulu (beludru). Bila dipegang, jamur kuping ini
kenyal. Biasanya tumbuh pada kayu yang mati, dan bergerombol. Bila kering, jamur
ini akan berwarna kehitaman.
 Jamur kancing. Pada jamur kancing, memiliki tangkai yang sangat pendek, warna dari
jamur ini, putih / agak kream. Bentuknya menyerupai kancing, tidak memiliki klorofil.
Dibagian dalam dari tubuh buah jamur terdapat basidium, dibawah tubuh buahnya
terdapat lamela, tangkai, serta akar semu yang disebut rhizoid. Teksturnya agak licin,
dan mempunyai spora berwarna putih, umumnya bias dikonsumsi sebelum mekar.
 Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) yang memiliki warna putih, tudung buahnya seperti
tiram setengah lingkaran yang agak cekung. Permukaan bagian atasnya licin, terdiri
dari hifa-hifa (miselium). Memiliki hifa yang bersekat, dibagian baeah tangkai
membentuk cawan, spora berwarna kuning keemasan
DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Yogyakarta: UMY Press


Tjirosoepomo, gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Cooke, W.B. 1961. The genus Schizophyllum. Mycologia 53 : 575-599.
Reid, D. 1980. Mushrooms and Toadstools. Kingfisher Guides. London.
Subandi. 2010. Mikrobiologi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurfalakhi, A. 1999. Budidaya Jamur Edible. BPTP Bedali Lawang.
Kumar,R., Tapwal,A., Pandey,S., Borah, R.K., Borgohain,J. 2013. Macro fungal diversity and
nutrient content of some edible mushrooms of Nagaland, India. India: Forest Research
Institute.
Wiardani, isnaen. 2010. Budidaya Jamur Konsumsi. Yogyakarta: Lily publisher.

Anda mungkin juga menyukai