Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
731 tayangan64 halaman

Latihan Soal

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 64

1.

Seorang laki-laki berumur 28 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa pancreatitis
akut. Klien tampak memegang bagian abdomen dan nampak membungkuk dan
mendekatkan perutnya ke dadanya.
Apakah tindakan tindakan kolaborasi yang tepat untuk mengatasi maslah klien?
A. Pertahankan posisi supin dan datar
B. Berikan antikolinergenik sesuai anjuran
C. Anjurkan untuk makan tinggi kalori tapi sering
D. Berikan kompres dingin pada daerah abdomen
E. Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam

Pembahasan:
Klien dengan pancreatitis akut biasanya dalam status dipuasakan untuk
mengistirahatkan pancreas dan menekan sekresi saluran cerna. Karena nyeri abdomen
merupakan gejala utama yang nampak dan harus segera diselesaikan. Beberapa orang
akan menurun skala nyerinya saat berada pada posisi membungkuk dan mendekatkan
data dengan lututnya. Posisi tidur miring dengan kepala ditinggikan 45 derajat akan
mengurangi tegangan pada abdomen dan juga menurangi nyeri. Klien akan mudah
mengalami infeksi saluran nafas karena cairan retroperineal naik ke diafragma, sehingga
klien mangalami nafas pendek akibat pernafasan perut. Pemberian antikolinergik
sebaiknya dilakukan untuk menekan sekresi pada saluran cerna.

2. Seorang laki-laki berumur 48 tahun di rawat d ruang interna dengan diagnosa medis
hipertensi. Mendapat resep obat antihipertensi. Klien mengatakan pada perawat bahwa ia
akan memilih obat herbal untukmenurunkan tekanan darahnya.
Manakah pertanyaan perawat yang palingpenting untuk disampaikan kepada klien?
A. “Obat herbal tidak aman dan sebaiknya tidak digunakan”
B. “Anda harus menemui dokter terlebih dulu sebeum mengkonsumsi obat herbal”
C. “Jika anda yakin obat herbal dapat menurunkan tekanan darah, silahkan digunakan”
D. “Jika anda akan mengkonsumsi obat herbal anda harus mengukur tekanan drah
secara teratur”
E. “Saya akan mengajarkan anda cara pengukuran tekanan darah sehigga dapat
memonitor lebih ketat”

Pembahasan:
Meskipun obat herbal memiliki banyak manfaat , namun tidak semua aman jika
dikonsumsi. Klien yang mmejalani perawatan dengan obat konvensional harus
disarankan untuk menghindari obat herbal dengan efek yang sama. Karena kombinasi
tersebut dapat menimbulkan reaksi berlebhan atau reaksi obat yang tak bisa diprediksi.
Untuk itu perawat menyarankan klien untuk mendiskusikan dengan tenaga ahli
kesehatan, dalam hal ini adalah dokter yang memberikan resep obat.
3. Seorang perempuan berumur 44 tahun dibawa ke UGD setelah tidak sadarkan diri
dirumahnya. RJP telah dilakukan namun tidak berhasil. Suami klien mengatakan pada
perawat bahwa klien telah mendonorkan organ tubuhnya yaitu mata.
Manakah tindakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?
A. Letakkan perban kering yang sterilpadakedua mata
B. Lakukan periapan pembedahan untuk pengambilan kornea mata
C. Tutup kedua mata klien,tiggikan kepala tempat tidur, dan letakkan kantung es kecil
D. Hubungi keluarga yayasan donor nasional untuk memastikan bahwa kliean adalah
penonor
E. Minta istri klien untuk mendapatkan dokumen legal mengenaidonasi organ dari
pengacara.

Pembahasan:
Saat seorang pendonor kornea meninggal dunia, tetes mata antibiotic dapat
diresepkan. Kedua mata ditutup dan letakkan kantung es kecil pada kedua mata. Kepala
tempat tidur dinaikkan hingga 30 derajat untuk mencegah udem. Dalam 2 sampai 4 jam,
bola mata dikeluarkan. Kornea biasanya dalam 24 - 48 jam. Pilihan jawaban A salah
karena verban tidak dipasang. Beberapa protocol donor organ menggunakan balutan yang
dibasahi cairan fisiologis. Pilihan jawaban D bukan tindakan yang harus segera
dilakukan. Dan seharusnya klien juga menandatangani kartu donor, atau mencantumkan
surat wasiat.

4. Seorang perempuan berumur 37 tahun mendapat tindakan mastektomi, nampak edema


pada lengan klien. Kondisi ini menjunjukkan bahwa klien mengalami komplikasi yang
tidak diharapkan.
Apakah prinsip etik yang gagal dipertahankan berdasarkan kasus tersebut?
A. Mencegah kematian
B. Kerahasiaan
C. Berbuat baik
D. Ketaatan
E. Otonomi

Pembahasan:
Udema lengan pada area yang dioperasi adalah komplikasi setelah tindakan
mastektomi yang dapat terjadi segera, berbulan-bulan hingga bertahun-tahun pasca
pembedahan. Komplikasi ini merupakan hal yang tidak normal bagi klien post
mastectomy. Upaya agar tidak terjadi komplikasi relevan dengan prinsip etik. Adanya
komplikasi udema pada lengan akan menurunkan fungsi lengan tersebut yang berarti ini
tidak baik. Pilihan yang paling tepat adalah prinsip berbuat baik yang gagal
dipertahankan.

5. Seorang laki-laki berumur 56 tahun diagnosa Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) sedang
menjalani operasi TURP (Transurethal resection of the prostat) dan mendaparkan irigasi
kandung kemih. Sebelum tindakan dilakukan, perawat bedah memberikan penjelasan dan
meminta persetujuan klien.
Apakah nilai etik utama yang menjadi pedoman perawat dalam tindakan tersebut?
A. Keadilan
B. Kebebasan
C. Persamaan hak
D. Harga dirimanusia
E. Mendahulukan kepentingan orang lain

Pembahasan:
TURP merupakan tindakan invasive yang beresiko untuk terjadinya komplikasi.
Penjelasan sebelum tindakan untuk memberikan klien kesempatan mengambil keputusan
terbaik bagi dirinya. Informed consent adalah persetujuan yang diberikan klien setelah
pemberian informasi. Semua hal ini merupakan salah satu bentuk pengaplikasian nilai
kebebasan. Klien harus mengambil keputusan apakah menerima atau menolak tindakan
yang akan diberikan.

6. Seorang laki-laki berumur 63 tahun dengan diagnosa medis kanker prostat dan telah
mendapat tindakan Prostatectomy, selanjutnya klien mendapatkan persiapan discharge
planning.
Apakah diagnosa keperawatan yang relevan dengan rencana tersebut?
A. Gangguan aktivitas dan istirahat
B. Resiko gangguan mobilitas fisik
C. Risiko komplikasi perdarahan
D. Gangguan eliminasi urine
E. Resiko gangguan cairan

Pembahasan:
Untuk mencegah pengangkatan beban yang lebih dari 10 Kg minimal 6 minggu
kedepan merupakan penjelasan yang tepat bagi klien pasca prostatectomy untuk
mencegah komplikasi perdarahan. Pilihan C adalah diagnosis yang relevan dengan
rencana tersebut. Pilihan A,B,D, dan E disingkirkan karena tidak ada data dan rencana
yang relevan dengan diagnosis tersebut.

7. Seorang laki-laki berumur 50 tahun dirawat dengan diagnosa medis Glomerukonefrotis.


Pasien mengeluh sesak. Hasil pemfis TD: 160/100 mmHg, N:98x/m, R: 28X/M. Pasien
memiliki riwayar penyakit DM sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tampak lemah dan tampak
edema anasarka.
Apa tindakan kolaborasi utama yang dilakukan pada pasien tersebut?
A. Pemberian oksigen
B. Pemberian diuretik
C. Pembrian antihipertensi
D. Pemberian infus albumin
E. Pemberian diet DM 1900 kalori

Pembahasan:
Tanda dan Gejala yang timbul pada penyakit glomerulonefritis Hematuria, edema
pada wajah terutama periorbita atau seluruh tubuh, Oliguria, tanda-tanda payah jantung
seperti sesak, hipertensi, muntah-muntah,nafsu makan kurang kadang diare. Kerusakan
pada rumbai kapiler gromelurus mengakibatkan hematuria/kencing berwarna merah
daging dan albuminuria, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya. Urine mungkin
tampak kemerah-merahan atau seperti kopi. Kadang-kadang disertai edema ringan yang
terbatas di sekitar mata atau di seluruh tubuh. Umumnya edema berat terdapat pada
oliguria dan bila ada gagal jantung. Edema yang terjadi berhubungan dengan penurunan
laju filtrasi glomerulus (LFG/GFR) yang mengakibatkan ekskresi air, natrium, zat-zat
nitrogen mungkin berkurang, sehingga terjadi edema dan azotemia.

8. Seorang laki-laki berumur 57 tahun dirawat di ruang interna dengan diagnosa stoke
dengan hemiparese dextra yang masuk fase rehabilitasi. Perawat sedang mengajarkan
klien makan menggunakan tangan kiri dan berjalan menggunakan tripot.
Apakah teori utama yang mendasari tindakan perawat dalam asuha keperawatan tersebut?
A. Caring
B. Adaptasi
C. Self care
D. Kebutuhan
E. Perawatan holistik

Pembahasan:
Membantu klien yang mengalami kelumpuhan diantaranya kebutuhan makan
dengan menggunakan tangan yang sehat dan membantu klien berjalan menggunakan
tripot adalah upaya yang dilakukan perawat agar klien dapat mandiri dengan keterbatasan
yang ada pada dirinya. Perawat berupaya memandirikan klien sehingga dia dapat
melaksanakan aktivitas tanpa bantuan setibanya di rumah.

9. Seorang perempuan berumur 25 tahun di rawat di ruang interna mengeluh batuk lendir,
nafsu makan berkurang dan merasa lemas. Pada saat dilakuka pemfis TD: 120/70 mmHg,
N: 72X/M, R:20x/m, S: 36,50C, wajah tampak pucat, terdengar suara ronchi pada paru.
Apakah tindakan mandiri yang utama dilakukan perawat?
A. Melakukan vibrasi
B. Mengajarkan teknik nafas dalam
C. Mengajarkan teknik batuk efektif
D. Menganjurkan pasien minum air hangat
E. Menganjurkan makan sedikit tapi sering

Pembahasan:
Data yang muncul saat pengkajian mendikasiakan bahwa keluhan utama klien
berada pada kebutuhan oksigenasi dimana klien mengeluh batuk berlendir dan terdengar
suara ronchi bahkan klien nampak pucat. Keluhan batuk berlendir mengindikasikan
pasien belum mampu mengeluarkan lendir dengan efektif. Jawaban yang paling tepat
adalah mengajarkan teknik batuk efektif.

10. Seorang laki-laki umur 40 tahun di rawat di RS dengan keluhan nyeri pda lidah. Hasil
pemfis terdapat masa tongue dextra berukuran 5cm x 3cm x 1cm, disfagia, TD: 120
mmHg, R:18x/m. Saat ini klien menjalani pemasangan NGT. Klien diberi posisi semi
powler, hidung dibersihkan dan diberi engalas pada daerah dada, bengkok didekatkan ke
pasien, selang NGT diukur dari epigastrik-kehidung dan dibengkokkan ketelinga lalu
diberi tanda.
Apakah langkah selanjutnya yang dilakukan pada prosedur keperawatan tersebut?
A. Berikan makanan dalam bentuk cair
B. Beri vaselin/pelicin pada ujung selang
C. Lakukan tikdakan pemberian makanan dengan pasang corong
D. Masukan ujung selang yang di klem kedalam kom yang di beri air
E. Masukan udara denga spuit kedalam lambung melalui selang dan dengarkan

Pembahasan:
Prosedur pemasangan NGT :
1) Memberi salam dan menyapa pasien
2) Panggil pasien dengan namanya serta memperkenalkan diri
3) Menerangkan prosedur tentang tindakan yang akan dilakukan dan tujuan tindakan
pemasangan NGT.
4) Atur posisi pasien (tidur telentang dengan kepala ditinggikan pakai 1-2 bantal)
sehingga mempermudah pada saat pemasangan NGT dilakukan.
5) Petugas menggunakan sarung tangan.
6) Ukur panjang tube/selang yang akan digunakan dengan menggunakan metode :
Metode tradisional; Ukur jarak dari puncak lubang hidung kedaun telinga dan ke
prosesus xipoideus di strenum.
Metode Hanson; Mula-mula ditandai 50 cm pada tube / selang lalu lakukan
pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan pertengahan
antara 50 cm dengan tanda tradisional.
7) Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan plester.
8) Beri vaselin atau pelicin pada ujung selang sepanjang 10-20 cm.
9) Informasikan kepada pelanggan bahwa selang akan dimasukkan melalui hidung dan
instruksikan kepada pasien agar menelan perlahan.
10) Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari penekanan pada hidung.
11) Tutup ujung luar NGT.

11. Seorang laki-laki umur 55 tahun dirawat di RS karena kehilangan kesadaran mendadak.
Pasien tidak berespon dalam embuka mata, respon suara mengerang dan respon motorik
tidak ada.
Berapakah nilai GCS tersebut?
A. 7
B. 6
C. 5
D. 4
E. 3

Pembahasan:
GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon
pasien terhadap rangsangan yang diberikan. Respon pasien yang perlu diperhatikan
mencakup 3 hal yaitu reaksi: membuka mata (Eye), bicara (Verbal) dan gerakan
(Motorik). Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 -
6 tergantung responnya. Pemeriksaan GCS pada orang Dewasa :
1) Eye (respon membuka mata) :
- (4) : spontan
- (3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata)
- (2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku
jari)
- (1) : tidak ada respon
2) Verbal (respon verbal) :
- (5) : orientasi baik
- (4) : bingung, berbicara kacau (sering bertanya berulang), disorientasi tempat dan
waktu.
- (3) : kata-kata tidak jelas
- (2) : suara tanpa arti (mengerang)
- (1) : tidak ada respon
3) Motorik (Gerakan) :
- (6) : mengikuti perintah
- (5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang
nyeri)
- (4) : withdraws (menghindar/menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus
saat diberi rangsang nyeri)
- (3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).
- (2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan
jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
- (1) : tidak ada respon

12. Seorang laki-laki umur 35 tahun dirawat di RS akibat cedera kepal. Pasien mengeluh
pusing disertai mual, nyeri pada tengkuk dan luka dileher dengan skala nyeri 7 (1-10),
terdapat luka robek pada pelipis mata dan leher dengan 7 jahitan, penfis TD: 110/70
mmHg, R: 16x/m, N: 76x/m, S: 36,60C.
Apakah tindakan kolaboratif yang paling tepat untuk pasien tersebut?
A. Analgetik
B. Antipiretik
C. Antiemetik
D. `antihistamin
E. Anti inflamasi

Pembahasan:
Istilah obat-obatan: Analgetik, Ini dia istilah untuk obat pereda rasa sakit/nyeri.
Antipiretik, obat penurun deman/panas. Antiinflamasi, obat anti radang. Antihistamin,
Obat untuk menyembuhkan reaksi alergi. Antiemetik, obat anti muntah.
13. Seorang perempuan berumur 29 tahun di rawat di RS dengan keluhan luka bakar akibat
ledakan tabung gas dirumah. Pasien mengalami luka bakar pada lengan kakan, lengan kiri
atas, wajah, dada dan perut depan.
Berapa% luas luka bakar pada kasus tersebut?
A. 27%
B. 31%
C. 36%
D. 40,5%
E. 45% *

Pembahasan:
Perhitungan luas luka bakar dengan rumus rule of nine
Tips: Perhitungan luas luka bakar sebagai berikut: Lengan kanan=9 %, lengan kiri atas
=4,5 %, wajah = 4,5 %, dada = 9 % dan perut depan = 9 %, total = 36%.

14. Seorang perempuan berumur 39 tahun, masuk RS dalam ondisi tidak sadar. KU koma,
TD: 200/100 mmHg. Telah dirawat di ruang ICU selama 2 hari. Perawat melakukan
tindakan pemberian nutrisi melalui NGT, setelah perawat mengecek posisi dan kepatenan
selang NGTserta residu lambung.
Tindakan apakah yang dilakukan perawat selanjutnya?
A. Rawat ujung luar NGT sesuai dengan indikasi pemasangan NGT
B. Klem selang NGT dan tinggikan 30cm dari dada pasien
C. Alirkan makanan perlahan-lahan tanpa mendorong
D. Masukan air matang
E. Atuar posisi Psien

Pembahasan:
Prosedur kerja pemberian nutrisi melalui NGT:
1) Menjaga privacy
2) Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler/fowler (jika tidak ada kontra
indikasi)
3) Memakai sarung tangan
4) Memasang pengalas di atas dada
5) Memastikan kepatenan NGT dengan cara aspirasi isi lambung
6) Memasukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum habis klem
kembali
7) Memasukkan makanan cair, membuka klem, meninggikan 30 cm, klem kembali
sebelum habis
8) Memasukkan air matang, membuka klem, tinggikan 30 cm, sebelum air habis klem
kembali
9) Menutup ujung NGT dengan spuit/klem
10) Membersihkan sisa makanan pada pasien
11) Merapikan pasien

15. Seoreng laki-laki berumur 59 tahun dirawat di ruang bedah dengan post op BPH hari ke4.
Hasil pengkajian perban tampak kotor. Perawat melakukan perawatan luka. Setelah
sarung tangan bersih dan membuka balutan.
Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat selanjutnya?
A. Bersihkan luka sesuai dengan kondisi luka, dari daerah bersih ke kotor *
B. Balut luka sesuai dengan balutan yang sesuai dengan kondisi luka
C. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
D. Cuci luka dengan cairan fisiologis
E. Atur posisi

Pembahasan:
Prosedur perawatan luka:
1) Mencuci tangan.
2) Menyiapkan & mendekatkan peralatan.
3) Membuka set ganti balut
4) Menambahkan kasa steril & lidi kapas steril secukupnya kedalam set ganti balut.
5) Menggunakan handscoen bersih.
6) Meletakkan handuk menutup bagian tubuh privasi klien yg terbuka.
7) Meletakkan perlak di bawah luka.
8) Mengatur posisi yg nyaman & tepat buat perawatan luka.
9) Membuka balutan dengan cara hati-hati, masukkan balutan kotor kedalam kantong
plastik yg telah disediakan.
10) Membuka handscoen bersih & ganti dengan handscoen steril.
11) Membersihkan seputar luka dengan cairan fisiologis
12) Membersihkan dari arah bagian atas kebawah disetiap sisi luka dengan arah ke luar
menjauh dari luka.
13) Membersihkan sisi sebelah luka dari bagian atas ke bawah diikuti sisi sebelahnya
dengan arah usapan menjauhi dari area lokasi luka.
14) Selanjutnya menutup luka dengan kasa steril, & lakukan fiksasi dengan plester pada
area pinggiran kasa pembalut.
15) Menuliskan tanggal & diwaktu mengganti balutan pada plester & tempelkan pada
balutan.
16) Merapihkan klien & membereskan alat-alat.
17) Melepaskan handscoen & mencuci tangan.

16. Seoreng laki-laki berumur 25 tahun dirawat di ruang bedah syaraf akibat cedera pada
spinal. Saat ini kesadaran komposmentis, pasien menglami plegia pada kedua ektermitas
bawah dan inkontinensia alvi dan urine.
Apa tidakana prioritas untuk mencegah timbulnya komplikasi pada pasien tersebut?
A. Memasang diapers
B. Memasang safety bed
C. Melakukan ROM pasif
D. Program mika/miki
E. Memassage punggung tiap 2 jam

Pembahasan:
Klien dengan cedera spinal dengan mengalami plegia (kekuatan otot yang hilang
sama sekali pada bagian tubuh) akan kehilangan control dalam proses eliminasi feses dan
urine. Maka tindakan yang tepat saat kondisi klien seperti ini adalah pemasangan diapers.
17. Seorang perempuan umur 37 tahun yang dirawat d RSJ, merasa letih, lemah, pucat dan
detak jantung cepat. Setelah di Dx HIV AIDS, sambil terisak menangis ia mengatakan
tidak percaya “ini tidak mungkin terjadi pada saya”
Apakah fase kehilangan pada kasusa diatas?
A. Acceptance
B. Bergaining
C. Depresi
D. Denial *
E. Anger

Pembahasan:
Kehilangan memiliki 5 fase yaitu :
1) Fase denial: Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan. Secara Verbal
akan mengatakan "itu tidak mungkin", "saya tidak percaya itu terjadi".
2) Fase anger / marah: Mulai sadar akan kenyataan, marah diproyeksikan pada orang lain
3) Fase bergaining / tawar- menawar: ungkapan secara Verbal dapat berupa pengandaian "
kenapa harus terjadi pada saya", " kalau saja yang sakit bukan saya ", " seandainya saya
hati-hati".
4) Fase depresi: Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa, menolak
makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5) Fase penerimaan/Acceptance: Pikiran pada objek yang hilang berkurang., respon secara
Verbal dapat berupa "apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh", "yah,
akhirnya saya harus operasi"

18. Sorang laki-laki berumur 22 tahun d rawat di RSJ. Klien mondar-mandir selama1 jam
sambil memandangi orang lain tanpa berkedip, mengepalkan tangan dan mulut komat
kamit. Tiba-tiba ia menarik rambut dan memukul wajah px yang lain yang sedang
melintas di depannya. Perawat segera bertindak dengan melakukan pengikatan (restrain)
dan mengurungnya di ruang isolasi (isolusion)
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang harus dilakukan perawat?
A. Bantu klien melupakan marahnya
B. Obs tingkat kemarahannya
C. Ajarkan klien cara-cara mengontrol marah
D. Kaji kesiapan klien untuk melepaskan ikatan
E. Bujuk klien dan ajak untuk mendiskusikan kemarahannya

Pembahasan:
Saat keadaan klien marah dan mengamuk hingga melukai orang lain, tindakan
pertama yang dilakukan adalah menjauhkan dan mengisolasi klien agar tidak melukai
lebih banyak pasien lain. Setelah klien diikat dan diisolasi, pantau atau observasi
kemarahan klien, setelah kemarahan klien menurun kemudian perawat dapat melakukan
tindakan keperawatan.

19. Seorang perawat yang bertugas di RSJ akan melakukan Askep dalam bentuk SP1 dengan
pasien RBD.
Apakah tindakan prioritas yang harus dilakukan perawat berdasarkan SP1 P?
A. Melakukan kontrak treatment
B. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
C. Mengajarkan cara-cara mengendalikan dorongan bunuh diri
D. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan klien
E. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan klien

Pembahasan:
Dalam SP1P (Strategi Pelaksanaan 1 pasien) yang meliputi fase orientasi, kerja
dan evaluasi. Mencakup komponen berikut:
- Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien - Mengamankan
benda-benda yang dapat membahayakan pasien
- Melakukan kontrak treatment
- Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri - Melatih cara mengendalikan
bunuh diri.

20. Seorang perawat yang bertugas dirawat inap RSJ akan melakukan TAK pada pasien
dengan gangguan persepsi sensori:halusinasi pendengaran. TAK yang dilakukan adalah
stimulasi persepsi.
Apakah tindakan sesi 1 yang dilakukan pada TAK tersebut?
A. Perawat mengajarkan cara mengenal halusinasi
B. Perawat mengajarkan cara menghardik halusinasi*
C. Perawat menganjurkan minum obat secara teratur
D. Perawat menganjurkan melakukan kegiatan terjadwal
E. Perawat menganjurkan bercakap-cakap dengan orang lain

Pembahasan:
Sesi 1 pada TAK bertujuan untuk mengenalkan pada klien tentang cara mengenal
halusinasi yang meliputi isi, waktu terjadi, situasi saat terjadi, dan perasaan klien pada
saat terjadi.

21. Seorang laki-laki berumur 40 tahun dirawat di RSJ karena dirumah ia sering marah-
marah dan mengamuk. Saat ini klien sudah perawatan hari ke8 dan keluarganya sudah
tahu cara merawatnya. Menurut keluarga klien sudah mempu memotivasi dirinya sendiri
untuk mengontrol PK.
Apakah indikator keberhasilan Askep yang dilakukan keluarga?
A. Keluarga mampu menangani masalah marah
B. Keluarga mampu menangani PK
C. Keluarga mampu menangani masalah koping tidak efektif
D. Keluarga mampu menangani masalah keperawatan mental
E. Keluarga mampu mengerti masalah riwayat penyebab, tanda dan gejala

Pembahasan:
Perawat dalam melakukan tindakan SP pada keluarga meliputi cara berikut: -
Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien - Diskusikan
bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang
muncul dan akibat dari perilaku tersebut) - Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi
pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar atau memukul
benda/orang lain - Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan Satu-
satunya yang dapat diukur tingkat keberhasilannya yaitu pilihan E.

22. Seorang laki-laki 15 tahun, di rawat di RS Umum pasca amputasi kaki kiri. Hasol obs
didapatkan anak tersebut tampak murung dancenderung menyendiri.saat ditanyakan anak
mengatakan bahwa ia bosan hidup dan rasanya ingin mati saja dan ia juga merasa sudah
tidak berharga lagi di dunia ini.
Apakah prinsip untuk tindakan pada kasus diatas?
A. Melindungi klien
B. Menggali perasaan klien
C. Meningkatkan harga diri klien
D. Menguatkan mekanisme koping klien
E. Memberikan support therapy pada klien

Pembahasan:
Klien dengan kondisi murung dan menyendiri merupakan gejala HDR (Harga diri
rendah), gejala subjektif yang muncul yaitu bosan hidup dan ingin mati merupakan
pernyataan bahwa klien butuh seseorang yang bisa mendengarkan semua yang dirasakan.
Perawat berpera unuk menggali perasaan klien sehingga terjalin hubungan yang
terapeutik antar perawat pasien.

23. Seorang perempuan berumur 27 tahun PP hari ke5 dirawat di RS dengan keluhan darah
yang keluar masih banyak. Perawat melakukan pengkajian dan didapatkan data bahwa
klien kadang 4-5x ganti balutan dalam sehari.
Apakah rasional dari mengkaji frekuensi ganti pembalut?
A. Mengatasi nyeri
B. Antisipasi haemorargik
C. Antisipasi defisit volume cairan
D. Membantu menurunkan ansietas
E. Menentukan jenis dan jumlah perdarahan

Pembahasan:
Rasional dari tindakan perawat mengkaji frekuensi ganti pembalut adalah untuk
mengetahui jenis dan jumlah perdarahan karena pada hari ke-5 pasca melahirkan cairan
yang normal dikeluarkan oleh klien adalah Lochea Sanguinolenta yang berwarna merah
kekuningan, berisi darah dan lendir. Lochea Sanguinolenta biasanya terjadi pada 3-7 hari
pasca peralinan.

24. Seorang perempuan berumur 26 tahun PP hari ke3, saat ini mengalami panas tinggi
dengan suhu 39,20C, riwayat KPD, klien tampak kurus, nafsu makan menurun, lemah.
Menurut klien kadang keluar cairan darah dan lendir yag berbau dari vagina.
Apakah penyebab paling mungkin yang terjadi pada kasus diatas?
A. Kurang pengetahuan
B. Intake cairan kurang
C. Nutrisi yang tidak adekuat
D. Infeksi pada alat reproduksi
E. Tidak dilakukan perawatan perinium

Pembahasan:
Salah satu tanda infeksi pada klien post partum adalah terjadinya peningkatan suhu tubuh
dan keluarnya cairan berbau dari vagina, ini dapat disebabkan oleh tidak dilakukannya
perawatan perineum.

25. Seorang perempuan berumur 19 tahun PP hari ke2 mengeluh susah tidur, gelisah, mual
nyeri pada luka jahitan perineum, tidak mampu merawat bayinya, bayi lebih banyak
dirawat oleh mertuanya.
Apakah fase adaptasi pada kasus diatas?
A. Takking in
B. Letting go
C. Penolakan
D. Baby blues
E. Taking hold

Pembahasan:
- Fase Taking In, merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari
pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri,
sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami
antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan, kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu
diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan
nutrisi.
- Fase Taking Hold, fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu
merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan
bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu
diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan dan pemberian
penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya..
- Fase Letting Go, fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan
perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri
dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat
membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk
menjaga kondisi fisiknya.
26. Seorang bayi laki-laki bari saja larih d RB dalam kondisi tidak menangis, warna kulit
kebiruan dan tonus otot lemah. Hasil penilaian setelah dilakukan langkah awal resusitasi
bayi bernafas, frekuensi jantung 100x/m.
Apakah tindakan selanjutnya yang tepat pada kasus di atas?
A. Merujuk ke RS
B. Pertahankan posisi ekstensi
C. Asuhan bayi baru lahir normal
D. Pemantauan warna kulit dan tonus otot
E. Ventilasi tekanan positif 20x dalam 30detik

Pembahasan:
Resusitasi BBL (Bayi Baru Lahir) bertujuan untuk memulihkan fungsi pernapasan
bayi baru lahir yang mengalami asfiksia dan terselamatkan hidupnya tanpa gejala sisa di
kemudian hari. Kondisi ini merupakan dilema bagi penolong tunggal persalinan karena
disamping menangani ibu bersalin, ia juga harus menyelamatkan bayi yang mengalami
asfiksia. Resusitasi BBL pada APN ini dibatasi pada langkah-langkah penilaian, langkah
awal dan ventilasi untuk inisiasi dan pemulihan pernapasan

27. Seorang perempuan berumur 28 tahun G1P0A0, usia kehamilan 36 minggu masuk ke RS
dengan kondisi pasien tidak sadar, mengalami kejang-kejang, hasil pemeriksaan TD:
170/100 mmHg, N: 120x/m, R: 26x/m. Terdapat edema [ada wajah, tangan dan kaki.
Apakah penanganan yang paling tepat diberikan pada kasus tersebut?
A. Pemasangan spatel/mayo
B. Mengkaji fungsi neurologis
C. Posisikan kepala hiperekstensi
D. Memasang restrain pada tempat tidur
E. Megukur TTV minimal setiap 15 menit

Pembahasan:
Data menunjukkan bahwa klien mengalami eklampsia. Eklampsia merupakan
kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan
koma. Kejang tonik ini segera disusul dengan kejang klonik. Kejang klonik dimulai
dengan dengan terbukanya rahang secara tiba-tiba dan tertutup kembali dengan kuat
disertai pula dengan terbuka dan tertutupnya kelopak mata. Kemudian disusul dengan
kontraksi intermiten pada otot-otot muka dan otot-otot seluruh tubuh. Pada waktu timbul
kejang, diafragma terfiksir, sehingga pernafasan tertahan, kejang klonik berlangsung
kurang lebih 1 menit. Setelah itu berangsur-angsur kejang melemah dan akhirnya
penderita diam tidak bergerak serta penderita jatuh kedalam koma. Saat klien tak
sadarkan diri, jalan nafas klien akan tertutup oleh lidah yang terlipat kedalam.
Pemasangan spatel akan membuka jalan nafas.
28. Seorang perempuan berumur8 tahun dibawa oleh orang tuanya ke UGD setelah kena
jilatan api pada bagian wajah dan leher. KU nyeri. Hasil pemfis didapatkan luka bakar
derajat 1 denganluas 25%, kulit kemerahan dan tidak terdapat bulae.
Apakah intervensi utama yang dilakukan?
A. Pasang infus
B. Lakukan kompres dingin
C. Kaji adanya edeam di daluran pernafasan
D. Penilaian luas dan kedalaman luka bakar
E. Kaji adanya faktor-faktor lain yang memperberat luka bakar seperti adanya fraktur

Pembahasan:
Luka Bakar derajat I Kedalaman :
- Ketebalan partial superfisial Penyebab : Jilatan api, sinar ultra violet (terbakar oleh
matahari).
- Penampilan : Kering tidak ada gelembung (bulae), oedem minimal atau tidak ada,
pucat bila ditekan dengan ujung jari, berisi kembali bila tekanan dilepas.
- Warna : Bertambah merah.
- Perasaan : Nyeri Intervensi yang dilakukan yaitu:
1) Penilaian keadaan umum klien. Perhatikan:
A: Airway (jalan napas)
B: Breathing (pernapasan)
C: Circulation (sirkulasi).
2) Penilaian luas dan kedalaman luka bakar.
3) Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara (kemungkinan klien mengalami trauma
inhalasi).
4) Kaji adanya edema saluran pernapasan (mungkin klien perlu dilakukan intubasi
atau trakheostomi).
5) Kaji adanya faktor-faktor lain yang memperberat luka bakar seperti adanya
fraktur, riwayat penyakit sebelumnya (seperti diabetes, hipertensi, gagal ginjal,
dll) dan penyebab luka bakar karena tegangan listrik (sulit diketahui secara akurat
tingkat kedalamannya).
6) Pasang infus (IV line). Jika luka bakar > 20% derajat II/III biasanya dipasang
CVP (kolaborasi dengan dokter).

29. Seorang balita laki-laki umur 4 tahun dirawat di ruang interna mengalami sesak nafas
frekuensi 36x/m, S: 380C, nafsu makan menurun, pemeriksaan rongga mulut ditemukan
tonsil, tampak membran putik keabu-abuan, tampak pembengkakan kelenjar getah bening
di leher. Memerlukan identifikasi masalah.
Apakah masalah utama pada kasus diatas?
A. Hipertermi
B. Resiko infeksi
C. Gangguan pola nafas
D. Gangguan pola nutrisi
E. Resiko gangguan istirahat/tidur

Pembahasan:
Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang
dimiliki oleh klien. Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau
keluhan utama.

30. Seorang perempuan umur 3 tahun di rawat di RS. Ibu klien mengatakan BAB 6x/hari
telah terjais selama 3 hari, N: 104x/m, R: 28x/m, S: 38 0C. perawat akan memberikan
tindakan pemasangan infus.
Apakah tindakaan atraumatic care yang tepat pada kasus?
A. Menghadirkan orang tua
B. Memberi privasi pada anak
C. Memberikan aktifitas bermain
D. Mengendalikan perasaan sakit
E. Menyiapkan anak sebelum pelaksanaan terapi

Pembahasan:
Atraumatic care merupakan bentuk perawatan teurapetik yang diberikan oleh
tenaga kesehatan dalam tatanan kesehatan anak, melalui penggunakan tindakan yang
dapat mengurangi stres fisik maupun stres psikologis yang dialami anak maupun orang
tuanya. Salah satu prinsip yang dilakukan perawat dalam memberikan Atraumatic care
yaitu menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga. Dampak perpisahan
dari keluarga, anak mengalami gangguan psikologis seperti kecemasan, ketakutan, dan
kurangnya kasih sayang. Gangguan ini akan menghambat proses penyambuhan anak dan
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.

31. Seorang anak laki-laki umur 7 tahun dibawa oleh ortu ke RS dengan keluhan muntah.
Hasil pemfis didaparkan S: 38,80C, mata cekung, turgor kulit jelek, bibir pecah-pecah, bb
turun 10% dari bb awal.
Apakah tindakan kolaborasi yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pemberian obat antibiotik
B. Pemberian obat anti piretik
C. Pemberian obat anti emetik
D. Pemberian cairan infus isotonik
E. Pemberian diet TKTP

Pembahasan:
Klien dengan gejala muntah yang disertai dehidrasi harus segera dilakukan
tindakan pemasangan infuse dan disegera diberi cairan isotonic. Cairan isotonic adalah
suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas sama atau mendekati osmolalitas plasma.
Cairan isotonik digunakan untuk mengganti volume ekstrasel, misalnya kelebihan cairan
setelah muntah yang berlangsung lama. Cairan ini akan meningkatkan volume
ekstraseluler.
32. Seorang bayi laki-laki umur 2 bulan di rawat di RS. Dari diagnosa dokter diketahui
mengalami labioskizis. N: 120x/m, S:36,70C, BB: 4.800gr. perawat akan memberikan
nutrisi.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pemberian makanan cair
B. Pemberian ASI melalui dot khusus
C. Atur posisi semi powler saat pemberian ASI
D. Anjurkan ibu menghentikan pemberian ASI

Pembahasan:
Labioskizis adalah deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing atau
pembentukan yang kurang sempurna semasa embrional berkembang, bibir atas bagian
kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu. Belahnya belahan dapat sangat bervariasi,
mengenai salah satu bagian atau semua bagian dari dasar cuping hidung, bibir, alveolus
dan palatum durum serta molle. Dengan kondisi seperti pemberian nutrisi paling tepat
adalah dengan pemberian dot khusus.

33. Seorang laki-laki umur 7 tahun dibawa orang tuanyake RS denga keluhan sering BAB
dengan konsistensi cair.hasil pemfis ditemukan turgor kulit jelek, mata cekung dan
mukosa bibir kering. Tindakan keperawatan mandiri yang dilakukan adalah kaji
pemasukan dan pengeluaran cairan secara cermat.
Apakah rasional dari intervensi keperawatan yang dilakukanpada kasus tersebut?
A. Memperbaiki ketidak seimbangan cairan/elektrolit
B. Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan
C. Menunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi
D. Untuk menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi
E. Membantu memulihkan kondisi tubuh dan mengurangi terjadinya dehidrasi

Pembahasan:
Tindakan mengkaji pemasukan dan pengeluaran cairan merupakan tindakan
preventif yang dilakukan perawat untuk memonitor keadaan klien seperti keseimbangan
cairan klien, tanda-tanda kegawatdaruratan, menilai kebutuhan cairan klien, serta
menunjang dalam pemberian intervensi selanjutnya.

34. Seorang laki-laki umur 30 tahun masuk UGD mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
keluhan nyeri pada tulang belakang dengan skala nyeri 6, pemfis ditemukan cedera, retak
dan retraksi pada tulang belakang (T5,T6 dan T7), perdarahan 750ml BVL, GCS 10, TD:
110/80 mmHg, R: 24x/m, N: 100x/m, S: 37,5 0C. Telah dirumuskan intervensi
keperawatan dengan mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan teknik Chin Lift dan
Head Tilt.
Apakah intervensi selanjutnya pada kasus tersebut?
A. Immobilisasi spinal
B. Kontrol perdarahan
C. Obs TTV
D. Berikan cairan IV
E. Obs kepatenan jalan nafas

Pembahasan:
- Head tilt (extensi kepala), Dilakukan bila jalan napas tertutup oleh lidah pasien.
Caranya dengan meletakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah,
sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga lidah tegang akhirnya lidah
terangkat ke depan.
- Chin lift (angkat dagu), bertujuan untuk mengangkat otot pangkal lidah ke depan.
Caranya yaitu menggunakan jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu
pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan. Setelah itu perikssa
kepatenan jalan nafas, Jika pernafasan mulut ke hidung diperlukan, tangan diatas
dagu dapat digunakan untuk menutup mulut supaya pernafasan mulut ke hidung
lebih efektif.

35. 5 orang kecelakaan angkutan umum 1orang laki-laki 40 tahun denagn fraktur terbuka
pada ektermitas, seorang perempuan hamil 7 bulan dengan trauma abdomen dengan
perdarahan pervagina, 1 orang wanita 17 tahun dengan kondisi tidak sadar, 1 anak laki-
laki 5 tahun menangis histeris, 1 wanita 80 tahun dengan trauma kepala. Bila ditempat itu
anda seorang diri.
Apakah tindakan yang akan dilakukan?
A. Meminta bantuan
B. Melakukan triase sebelummenolong
C. Memindahkan korban ketempat yang aman
D. Menolong ibu hamilyang mengalami perdarahan
E. Menolong wanita 80 tahun dengan trauma kepala

Pembahasan:
Hal pertama dilakukan oleh perawat adalah melakukan asesmen awal dan
pertolongan pertama pada kasus darurat seperti kecelakaan lalu lintas. Istilah ini
dinamakan triase yang merupakan sebuah sistem yang dapat memudahkan petugas
kesehatan dalam melakukan tindakan yang dibutuhkan dalam situasi gawat darurat.

36. Pasien laki-laki umur 34 tahun masuk UGD. Pasien tidak sadarkan diri akibat kecelakaan
lalu lintas jatuh dari motor. Terdapat luka pada sekitar wajah dan abhu serta kepala, kulit
tampak sianosis, tidak ada pergerakan dada dan nadi sangat lemah.
Apakah tindakan awal yang dilakukan pada pasien?
A. Berikan bantuan nafas dalam
B. Hentikan perdarahan periksa jalan nafas
C. Perbaiki posisi
D. Beri minum

Pembahasan:
Saat dalam keadaan darurat, prinsip ABC selalu dikedepankan. Kondisi klien
yang mengalami sianosis dan tidak ada pergerakan dada merupakan gejala bahwa klien
mengalami hambatan pada jalan nafas. Hal yang dilakukan selanjutnya adalah memeriksa
apakah ada sumbatan pada jalan nafas.

37. Seorang laki-laki umur 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri luka bakar di
wajah, tangan kakan bagian depan, kaki kananbagian depan dan alat kelamin. BB 50kg.
Berapakah presentasi luka bakar yang di alami pasien?
A. 19%*
B. 24%
C. 36%
D. 37%
E. 38%

Pembahasan:
Perhitungan luas luka bakar dengan rumus rule of nine
Wajah (4,5%) + Lengan kanan depan (4,5%) + kaki kanan (9%) + kelamin (1%) = 19%

38. Seorang laki-laki umur 39 tahun mengalami luka bakar dibagian lengan kiri, lengan
kanan serta dada dengan luas luka bakar 27% dan BB 30kg. Klien akan dapat terapi RL.
Berapakah cairan yang diberikan pada 8 jam pertama (formula baxter)?
A. 1020cc
B. 1220cc
C. 1620cc
D. 2100cc
E. 3240cc

Pembahasan:
Rumus formula Bexter:
Kebutuhan cairan 8 jam pertama= 1/2 (4cc x KgBB x % luas luka bakar) - 16 jam
berikutnya= 1/2 (4cc x KgBB x % luas luka bakar) Jadi, Kebutuhan cairan 8 jam pertama
= 1/2 (4 x 30 x 27) = 3240/2 = 1620 cc

39. Sebuah desa diperolah data 20 balita dan 55% balita dengan bb kurang.keadan balita
tersebut tampak kulit kering dan keriput, turgor kulit jelek dan seluruhnya hanaya dibawa
kw posyandu sebanyak 1x. Hasil wawancara seluruh ibu tidak mengenal penyakit yang
diderita anakya, tidak mengetahui bagaimana cara mengatasinta.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat pada kasus diatas?
A. Memberaikan penyuluhan cara pemanfaatan pelayanan kesehatan
B. Memberaikan penyuluhan cara pengolahan makanan gizi seimbang
C. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang kurang gizi
D. Memberikan motivasi kepada ibu untuk ke posyandu
E. Melakukan perawatan kepada balita di rumah
Pembahasan:
Setengah dari jumlah balita di desa tersebut mengalami kekurangan gizi. Banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi pada anak diantaranya faktor
pengetahuan tentang pemenuhan gizi balita, faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap
pemenuhan gizi.

40. Seorang perawat laki-laki berumur 23 tahun melakukan obs d parik asbes dan
mendapatkan data 50% pegawai yang tidak menggunakan alat pelindung diri dan mereka
tidak mengetahui dampak yang terjadi akibat dari tindakan tersebut.
Apakah tindakan keperawatan yang dilakukan pada kasus diatas?
A. Mengikuti anjuran manajemen perusahaan
B. Pemeriksaan keehatan secara berkala
C. Perencanaan program kesehatankerja
D. Membuat rancana penyuluhan K3
E. Preventif penyakit akibat kerja

Pembahasan:
Saat perawat menemukan keadaan dalam sebuah perusahaan dimana tingkat
kewaspadaan pekerja terhadap keamanan dan keselamatan pekerja sangat rendah, hal
yang pertama yang dilakukan adalah bersama pihak perusahaan melakukan penyuluhan
K3 (Kesehatan keselamatan Kerja), bahkan memberi masukan kepada perusahaan untuk
membuat kebijakan mengenai penggunaan alat pelindung.

41. Seorang perawat komunitas melakukan kunjungan rumah dan ditemukan data 1 orang
anak berusia 9 tahun dengan keluhan demam sejak 1 hari yang lalu disertai menggigil,
sakit kepala dan nyeri ulu hati.ibu tersebut telah memberikan obat PCT namun demam
anak tidak mengalami perubahan. Berdasarkan informasi 1 minggu yang lalu ditemukan
8 orang anak positif menderita DHF (Dengue Heat Failure).
Pemeriksaan apakah yang perlu dilakukan untuk menentukan diagnosa sementara pada
klien tersebut?
A. Pemeriksaan limfosit
B. Rumple leed test
C. Mengukur TTV
D. Kultur darah
E. Uji widal

Pembahasan:
Jika menemukan sesorang dengan gejala demam disertai menggigil, sakit kepala,
dan nyeri pada ulu hati, curigai orang tersebut terkena DBD (Demam berdarah dengue),
lalu segera lakukan pemeriksaan rumple leed untuk memastikan kebenarannya. Jika
hasilnya positif, maka segera bawa ke puskesmas terdekat untuk mendapat tindakan lebih
lanjut.
42. Ditemukan data 20% siswa disebuah SD menderita DBD. Dalam survei epidemiologi di
SD tersebut ditemukan banyak jentik nyamuk Aides Agepty disekitar sekolah, lingkungan
sekitar tidak pernah dilakukan pembersihan, tampak genangan air yang ada di sekitar
sekolah dan tidak pernah pernah dilakukan pembersihan kamar mandi sekolah.
Apakah upaya pencegahan untuk mengatasi masalah tersebut?
A. Pemeriksaan kesehatan secara berkala
B. Pemeliharaan kebersihan perorangan
C. Penyuluhan kesehatan masyarakat
D. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
E. Peningkatan SDM guru UKS

Pembahasan:
Hasil survey menunjukkan bahwa lingkungan sekolah tidak bersih dan berpotensi
tumbuhnya jentik nyamuk Aides agepty yang merupakan jenis nyamuk yang
menyebabkan DBD. Langkah yang tepat yaitu melakuka kerja bakti untuk pemeliharaan
lingkungan seklah bersama pihak sekolah dan murid.

43. Disebuah desa ditemukan data pada bulan Januari 2014 65% KK tidak mempunyai
jamban, 45% KK tidak mempunyai tempat pembuangan sampah, 25% Kk mengkonsumsi
air yang tidak dimasak dan 20% balita menderita diare.
Apakah upaya promotif untuk menangani masalah tersebut?
A. Peningkatan SDM kader
B. Pemberdayaan masyarakat
C. Pendidikan kesehatan masyarakat
D. Penyuluhan kesehatan lingkungan
E. Pemeliharaan kesehatan lingkungan

Pembahasan:
Data hasil pengkajian komunitas menunjukkan bahwa masalah utama yang
dialami oleh desa tersebut adalah menyangkut kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Langkah tepat yang dilakukan oleh perawat komunitas adalah melakukan penyuluhan
kesehatan mengenai pentingnya menjaga lingkungan yang sehat seperti kepemilikan
jamban, pengelolaan sampah yang baik serta pengelolaan air minum yang bersih. Selain
itu perawat bersama pihak puskesmas, kepala desa dan tokoh masyarakat membuat
program kerja yang dapat menyelesaikan masalah tersebut misalnya arisan jamban dan
lain-lain.

44. Seorang kepala ruangan anak, dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di ruangannya
menunjukkan kekuasaannya dengan posisi. Terutama yang terkait dengan tugas dan
tanggung jawab stafnya dan berupaya melakukan peningkatan motivasi antar staf guna
menimbulkan rasa persaingan yang sehat.
Apa strategi manajemen konflik yang digunakanoleh kepala ruangan tersebut?
A. Kompetisi
B. Kerjasama
C. Kompromi
D. Akomodasi
E. Menghindar

Pembahasan:
Strategi yang digunakan oleh kepala ruangan adalah strategi kompetisi, strategi
ini dapat diartikan sebagai "win-lose" penyelesaian konflik. Penyelesaian ini menekankan
bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang menang tanpa mempertimbangkan yang
kalah. Namun, kepala ruangan harus mengantisipasi dampak negative yang timbul dari
penggunaan strategi ini.

45. Seorang perawat berumur 35tahun yang bekerja di ruang penyakit dalam selama 4 tahun
bertindak sebagai ketua TimA, dalam kegiatan sehari-hari berupaya melakukan
perubahan-perubahan kearah yang lebih baik sesuai dengan ilmu yang dimiliki dengan
melakukan sebaik mungkin tugas yang menjadi tanggungjawabnya agar angota tim dapat
mengikuti sesuai dengan harapan.
Apakah langkah pertama yang harus diupayakan oleh ketua tim terhadap bawahannya?
A. Trial
B. Interest
C. Evaluasi
D. Awarness
E. Aceptance

Pembahasan:
Langkah awal dalam melakukan perubahan adalah dengan melakukan
penyadaran/awareness kepada anggota tim yang lain, tentunya dengan sistematis dan
penyampaian yang baik. Penyadaran dapat dilakukan dengan berdiskusi mengenai
masalah yang dihadapi. Proses diskusi yang berlangsung juga dapat menjadi cara menilai
kesiapan anggota tim untuk melakukan perubahan.

46. Perawat ruang interna dalam memberikan pelayanan keperawatan selalu memberikan
kepuasan pada pasien, karena pelayanan yang diberikan secara komperhensif diamping
itu perawat senantiasa memperlihatkan kerja yang lebih produktif melalui kemampuan
kerjasama dan komunikasi yang baik antar perawat.
Apakah metode askep yang digunakan perawat tersebut?
A. Tim
B. Kasus
C. Primer
D. Fungsional
E. Kombinasi tim-primer

Pembahasan:
Metode asuhan keperawatan yang digunakan oleh ruangan tersebut adalah metode
tim. Metode asuhan keperawatan tim merupakan upaya yang dilakukan secara individu
dan saling berkoordinasi dengan baik guna mencapai kinerja yang lebih baik yang
ditandai dengan tingginya kepuasan klien.

47. Perawat yang bertugas diruangan bedah, bertanggung jawab pada setiap pasien untuk
mengkaji kondisi kesehatan, dan kebutuhan perawatan secara total dalam 24 jam secara
terus-menerus, memberikan perawatan sesuai dengan rencana yang dibuat, dan
mengkoordinasikan perawatan yang diberikan oleh anggota tim kesehatan lainnya,
melakulkan rujukan, memberikan asuhan keperawatan individual, mengevaluasi
keberhasilan asuhan keperawatan yang dicapai, serta menyiapkan pasien pulang.
Apakah metode asuhan keperawatan yang diterapkan oleh perawat tersebut?
A. Tim
B. Kasus
C. Primer
D. Fungsional
E. Kombinasi tim-primer

Pembahasan:
Metode asuhan keperawatan yang digunakan adalah metode primer. Metode ini
merupakan metode penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit dalam memenuhi
kebutuhan klien.

48. Kepala ruangan perawatan bedah melaksanakan supervisi dengan pendekatan personal
untuk menciptakan rasa aman, sehingga supervisor dapat diterima oleh perawat pelaksana
yang akan disupervisi, dan tercipta hubungan saling percaya.
Apa metode supervisi yang dilaksanakan oleh kepala ruangan tersebut?
A. Klinis
B. Ilmiah
C. Artistik
D. Konvensional
E. Supervisi langsung

Pembahasan:
Kepala ruangan menggunakan supervis model artistic, yang mana model ini
dilakukan dengan pendekatan personal untuk menciptakan rasa aman sehingga supervisor
dapat diterima oleh perawat pelaksana yang disupervisi. Dengan demikian akan tercipta
hubungan saling percaya sehingga hubungan antara perawat dan supervisor akan terbuka
dan mempermudah proses supervisi.

49. Seorang laki-laki berumur di rawat di ruang penyakit dalam, klien tersebut dapat
memenuhi kebutuhan personal hygiene seperti mandi dan ganti pakaian, termasuk
minum, klien memerlukan pengawasan saat ambulasi atau pergerakan, observasi TTV
tiap shift, pengobatan minimal, status psikologis stabil.
Berapa jam perawatan yang diperlukan oleh pasien tersebut sesuaidengan derajat
ketergantungan?
A. 1-2 jam/hari
B. 2-3 jam/hari
C. 3-4 jam/hari
D. 4-5 jam/hari
E. 5-6 jam/hari

Pembahasan:
Berdasarkan derajat ketergantungan menurut douglas klien berada pada klasifikasi
perawatan minimal (1-2 jam / 24 jam) dengan cirri klien sebagai berikut:
- Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian di lakukan sendiri
- Makan dan minum di lakukan sendiri
- Ambulasi dengan pengawasan
- Observasi tanda - tanda vital di lakukan setiap pergantian jaga
- Pengobatan minimal, status psikologis stabil
- Perawatan luka sederhana.

50. Seorang bayi laki-laki umur 2 bulan, dirawat di RS. Dari diagnosis dokter diketahui
mengalami labiopalatoskizis. Denyut nadi 120x/menit, suhu 36,7 Derajat C, berat badan
4.800 gram.
Apakah tindakan keperawatan prioritas pada kasus tersebut?
A. Pemberian makan cair
B. Pemberian ASI melalui dot khusus
C. Pemberian penyuluhan tentang nutrisi
D. Atur posisi semifowler saat pemberian ASI
E. Anjurkan ibu menghentikan pemberian ASI

Pembahasan:
Labiopalatoskizis adalah deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing
hingga langit-langit (pallatum) atau pembentukan yang kurang sempurna semasa
embrional berkembang, bibir atas dan langit-langit bagian kanan dan bagian kiri tidak
tumbuh bersatu. Belahannya dapat sangat bervariasi, mengenai salah satu bagian atau
semua bagian dari dasar cuping hidung, bibir, alveolus dan palatum durum serta molle.
Dengan kondisi seperti ini pemberian nutrisi paling tepat adalah dengan pemberian dot
khusus. Tujuannya untuk menghindari terjadinya aspirasi ke dalam saluran pernafasan
anak.

51. Perawat yang sedang merawat pasien anak dengan Hirsprung mendapat komplain dari
keluarga pasien tersebut karena perawat yang sebelumnya merawat klien ketahuan
menceritakan kondisi pasien pada orang lain.
Prinsip etis apa yang dilanggar oleh perawat?
A. Justice
B. Fidelity
C. Beneficiency
D. Convidentiality
E. Nonmaleficiency
Pembahasan:
Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:
1) Autonomy (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan memutuskan. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi
merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak - hak
pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
2) Beneficience (Berbuat Baik) Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang
baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik
dengan otonomi.
3) Justice (Keadilan) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan .
4) Non Maleficience (tidak merugiakan). Prinsip ini berarti segala tindakan yang
dilakukan pada klien tidak menimbulkan bahaya/cedera secara fisik dan psikologik.
5) Veracity (kejujuran) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini
diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
6) Fidelity (loyalty/ketaatan) Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji
dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seseorang
untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan
kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar
dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
7) Confidentiality (kerahasiaan) Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa
informasi tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada
satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin kan oleh klien
dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan
lain harus dicegah.
8) Akuntabilitas (accountability) Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang
berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk
menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
52. Seorang bayi laki-laki umur 3 bulan dibawa ibunya ke RS dengan kondisi kejang, mulut
mencucu seperti mulut ikan sehingga tidak dapat menyusu. Hasil pemeriksaan ditemukan
suhu 390C, terdengar bunyi ronchi, perut seperti papan. Tindakan keperawatan yang
dilakukan adalah atur posisi anak dengan posisi miring.
Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang harus dilakukan perawat?
A. Isap lendir dengan menggunakan suction
B. Lakukan resusitasi neonates apabila terjadi apnea
C. Pasangkan sudip lidah yang telah dilapisi kassa pada lidah
D. Obs TTV secara kontinyu setiap 30 menit
E. Auskultasi bunyi nafas seperti adanya bunyi nafas tambahan

Pembahasan:
Penatalaksanaan anak saat terjadi kejang yaitu memiringkan badan dan kemudian
pasang sudip yang dilapisi kassa agar tidak terjadi cedera pada bibir. Tujuan
penetalaksanaan ini adalah untuk menjaga jalan nafas tetap adekuat.

53. Seorang anak laki-laki berumur 8 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan sesak.
Setelah dilakukan pemeriksaan anak tersebut didiagnosa menderta asma. Salah satu
tindakan keperawatan yang dilakukan adalah mengajarkan keluarga dan anak cara
menghindari kondisi yang menjadi pencetus episode asma.
Apakah kriteria hasil yang ditetapkan pada kasus diatas?
A. Anak dapat bernafas dengan mudah
B. Anak menunjukkan berbaikan kapasitas ventilasi
C. Anak dan orang tua dapat melakukanpraktek kesehatan dengan baik
D. Anak dan orang tua mampu mengimplementasikan tindakan yang tepat
E. Anak dan orang tua mampu mendeteksi tanda episode yang mengancam

Pembahasan:
Perawat memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyebab kekambuhan
asma seperti debu, cuaca yang dingin, bulu binatang dan makanan yang menyebabkan
alergi seperti seafood. Klien dan orang tua mampu untuk mendeteksi penyebab
kekambuhan merupakan indikator keberhasilan penyuluhan yang diberikan

54. Seorang bayi perempuan berumur 2 bulan dibawah ibunya ke Puskesmas untuk
diimunisasi pertama kali. ibu merasa khawatir akan pemberian imunisasi karena takut
anaknya akan demam.
Apakah tindakan keperawatan yang tepat berdasarkan kasus tersebut ?
A. Memberikan penyuluhan tentang manfaat imunisasi
B. Memberikan penyuluhan tentang jenis-jenis imunisasi
C. Memberikan penyuluhan tentang jadwal pemberian imunisasi
D. Memberikan penyuluhan tentang efek samping pemberian imunisasi
E. Memberika penyuluhan tentang kontrainsikasi dan indikasi pemberian imunisasi

Pembahasan:
Kondisi ibu yang khawatir akan keadaan anaknya mengenai efek demam yang
ditimbulkan adalah hal wajar jika pengetahuan ibu mengenai efek imunisasi masih
kurang. Tugas seorang perawat yang akan melakukan tindakan imunisasi adalah
menenagkan ibu dengan memberikan informasi sejelas mungkin mengenai efek dan
manfaat imunisasi pada anak.

55. Seorang perempuan umur 32 tahun sedang hamil trimester kedua. Klien mengeluh sering
nyeri pada punggung bawah dan mengalami bengkak pada pergelangan kaki pada sore
hari.
Apa rekomendasi yang sebaiknya perawat berikan?
A. Minun analgesik dan diuretik
B. Miring kiri dengan kaki dorsofleksi
C. Rendam kaki dengan air hangat setelah melakukan latihan panggul
D. Miring kanan dengan kaki ditinggikan menggunakan bantal dan bantalan hangat pada
punggung
E. Berbaring di lantai dengan kaki ditinggikan pada kursi yang empuk, dengan pinggul
dan lutut yang membentuk sudut benar

Pembahasan:
Posisi yang dijelaskan pada pilihan E akan menghasilkan postur yang dapat
melawan gravitasi sehingga dapat mengurangi edema pada ekstremitas bawah. Pilihan B
tidak akan mengurangi nyeri punggung. Pilihan A harus dihindari untuk mencegah
kompliksi.

56. Seorang perempuan umur 28 tahun sedang melakukan pemeriksaan kehamilannya di


rumah sakit bersalin. Klien mengeluh sering terbangun pada malam hari karena kram
pada kaki.
Apakah intuksi yang sebaiknya perawat berikan?
A. Kaki dorsofleksi dengan lutut ditekuk
B. Kaki flantar fleksi dengan lutut ditekuk
C. Kaki dorsofleksi dengan kaki diluruskan
D. Kaki flantar fleksi dengan lutut diluruskan
E. Istirahatkan kaki bila terasa lelah

Pembahasan:
Kram pada tungkai bawah sering terjadi ketika wanita hamil menegangkan
tungkainya dan memfleksikan plantar kakinya. Dorsofleksi kaki dengan lutut lurus akan
meregangkan otot gastrocnemius, mencegah otot dari kontraksi dan menghentikan kram.

57. Seorang perempuan umur 34 tahun sedang memeriksakan kehamilannya yang memasuki
trimester kedua. Klien mengeluh sakit pada perutnya seperti terbakar (Heartburns).
Perawat sedang melakukan penjelasan mengenai gejala yang dialami klien serta
memberikan saran.
Apakah saran terbaik yang dapat diberikan kepada klien?
A. Minum kopi dan teh tanpa kafein
B. Berbaring 30menit setelah makan
C. Makan sayuran dengan tinggi serat
D. Ganti rempah-rempah dengan sedikit garam saat masak
E. Tidak mengkonsumsi makanan ringan diantara waktu makan

Pembahasan:
Kafein, seperti halnya rempah-rempah dapat menimbulkan perasaan terbakar pada
lambung. Sehingga perlu dihindari. Rempah-rempah cenderung merangsang perasaan
terbakar dalam lambung. Makan sedikit tapi sering lebih baik untuk mengontrol kondisi
ini. Berbaring setelah makan menyebabkan kembalinya isi lambung dan mengakibatkan
heartburns. Garam sendiri menyebabkan retensi air.

58. Seorang perempuan umur 29 tahun, dengan post partum hari kedua. Hasil pemeriksaan
didapatkan data bahwa klien mengalami hipertensi kehamilan ringan dengan TD:
150/90mmHg, pernafasan: 18 x/menit, nadi: 62 x/menit, suhu 37oC. Perawat kembali
mengkaji keadaan klien.
Data apa yang menunjukkan bahwa hipertensi kehamilan masih dikhawatirkan?
A. Peningkatan output urine
B. Klien mengeluh nyeri kepala
C. Edema pada ektermitas atas
D. Tidak ada tanda-tanda proteinuria
E. TD kembali ke saat sebelum melahirkan

Pembahasan:
Gejala lain yang biasanya menyertai hipertensi adalah sakit kepala. Data ini
didapatkan dari keluhan yang dirasakan klien.

59. Seorang perempuan umur 30 tahun sedang menalami abruptio plasenta. Perawat
melakukan pengkajian perawatan dan melihat tanda-tanda syok.
Apakah yang dilakukan pertama kali oleh perawat?
A. Atur posisi terlentang dengan kepala lebih randah
B. Pantau TD klien
C. Monitor pengeluaran urine
D. Monotor nadi klien
E. Miringkan klien

Pembahasan:
Ketika seorang ibu hamil mengalami syok, perawat sebaiknya berupaya untuk
meningkatkan perfusi ke plasenta. Cara sederhana untuk melakukan hal tersebut adalah
memiringkan klien. Cara ini akan meningkatkan aliran darah ke plasenta dengan
mengurangi tekanan dari uterus yang membesar dan menekan pembuluh darah besar.
Perawat sebaiknya segera menghubungi perawat spesialis yang selanjutnya menghubungi
tenaga kesehatan lain.

60. Seorang perempuan umur 36 tahun akan menjalani proses melahirkan dengan cara caesar.
Klien telah siap dan dibawa ke ruang bersalin. Perawat sedang melakukan tindakan untuk
mempertahankan perfusi darah yang membawa oksigen ke dalam janin.
Apakah posisi klien yang harus diatur perawat?
A. Posisi terlentang
B. Posisi semifowle
C. Posisi terlengkup
D. Posisi trendelengburg
E. Posisi terlentang dengan bantalan dibawahpinggul kanan
Pembahasan:
Klien yang menjalani operase Caesar memerlukan posisi terlentang atau supinasi,
olehnya itu penempatan bantal di bawah pinggul kanan dapat menyediakan ruang untuk
perpindahan rahim. Posisi pronasi atau tertelungkup dan posisi semi fowler tidak praktis
untuk klien dengan pembedahan abdomen. Posisi trendelenburg mengakibatkan
penekanan pada rahim yang membesar terhadap diafragma dan paru-paru, sehingga
mengurangi kapasitas pernafasan dan akan mengakibatkan sesak.

61. Seorang perempuan umur 28 tahun dengan usia kehamilan 37 minggu, datang ke rumah
sakit bersalin, mengeluh perutnya nyeri yang semakin sering, hasil pemeriksaan TD :
120/80 mmHg, respirasi 22x/menit, kontraksi setiap 2-3 menit selama 45 detik, Denyut
Jantung Janin adalah 90 x/menit. Klien telah memasuki fase aktif.
Apakah prioritas tindakan keperawatan yang harus dilakukan?
A. Menyiapkan set partus
B. Monitor TTV
C. Hubungi perawat penanggung jawab secepatnya
D. Lanjutkan monitoring persalinan dan DJJ
E. Dorong klien untuk releksasi dan teknik bernafas di antara kontraksi

Pembahasan:
Janin klien mengalami bradikardi dan harus segera mendapat tindakan medis.
Hubungi perawat professional adalah langkah pertama yang dilakukan.

62. Seorang perempuan umur 29 tahun sedang menyusui bayinya yang baru lahir. Klien
mengeluh kesakitan saat memberi ASI pada bayinya. Hasil observasi didapatkan bahwa
payudara klien mengalami pembengkakan.
Apakah yang harus disarankan kepada klien?
A. Menyusui hanya pada siang hari
B. Hindari pemakaian BH ketika payudara membengkak
C. Memberikan PASI untuk sementara
D. Gunakan kompres dingin untuk payudara sebelum menyusui
E. Pijat payudara sebelum menyusui untuk merangsang refleks let down

Pembahasan:
Tindakan yang harus disarankan perawat adalah lakukan tindakan yang dapat
meningkatkan kenyamanan klien, salah satunya adalah memijat payudara sebelum
menyusui yang gunanya untuk merangsang let-down, mengenakan BH yang pas dan
menopang setiap saat, mandi hangat atau kompres hangat sebelum menyusui, dan
bergantian payudara selama menyusui.

63. Seorang perempuan berumur 25 tahun dirawat di ruang interna mengeluh batuk berlendir,
nafsu makan berkurang dan merasa lemas. Pada saat dilakukan pemeriksaan TD 120/70
mmHg, nadi 72 x/menit, pernapasan 20 x/menit dan suhu 36,5 ?C. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan data wajah pucat, terdengar suara ronchi pada paru.
Apakah tindakan mandiri yang dilakukan oleh perawat?
A. Melakukan teknik vibrasi
B. Mengajarkan teknik nafas dalam
C. Mengajarkan teknik batuk efektif
D. Menganjurkan pasien minum air hangat
E. Mengajarkan makan sedikit tapi sering
Pembahasan:
Klien dengan batuk berlendir selain diberikan terapi obat juga dapat ditangani
dengan cara mengajarkan teknik batuk efektif. Jika teknik ini belum bisa mengatasi
keluhan klien anjurkan klien untuk minum air hangat.

64. Seorang laki-laki berumur 50 tahun dirawat dengan diagnosis medik Glomerulonefritis.
Pasien mengeluh sesak. Hasil pemeriksaan fisik TD 160/ 100 mmHg, nadi 98 x/menit,
Pernafasan 28 x/mnt, pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak 2 tahun yang lalu.
Pasien tampak lemah dan tampak udem anasarka.
Apakah tindakan kolaborasi utama yang dilakukan pada pasien tersebut?
A. Pemberian oksigen
B. Pemberian diuretik
C. Pemberian antihipertensi
D. Kpemberian infus albumin
E. Pemberian diet DM 1900 kalori

Pembahasan:
Klien dengan keluhan utama sesak ditandai dengan pernafasan 28 x/menit harus
ditangani segera untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi klien. Tindakan kolaborasi yang
utama yaitu pemberian oksigen sesuai kebutuhan.

65. Seorang perempuan berumur 48 tahun dirawat di ruang perawatan interna, dengan
keluhan luka pada kaki yang dialami sejak 2 bulan yang lalu. Klien juga mengeluhkan
sering haus, sering lapar dan sering kencing. Pada pemeriksaan didapatkan kulit kering,
dan turgor kulit buruk. Klien nampak mual dan muntah 6x dalam sehari. Klien Nampak
lemah, bibir kering. Hasil pemeriksaan diagnostic untuk kadar GDS 298 mg/dl.
Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas ?
A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan nutrisi
B. Gangguan persepsi sensori: penglihatan
C. Kekurangan volume cairan
D. Kerusakana integritas kulit
E. Intoleransi aktivitas

Pembahasan:
Masalah keperawatan pada kasus ini dapat dilihat dari tanda bahwa klien sering
haus yang didukung dengan turgor kulit kering dan turgor yang buruk, data lain
menunjukkan bahwa klien mengalami muntah 6 kali dalam sehari. Ini menunjukkan
bahwa output cairan lebih banyak daripada input.

66. Seorang laki - laki berumur 47 tahun berkunjung ke poliklinik saraf dengan keluhan kaku
pada daerah bahu. Perawat kemudian melakukan pemeriksaan fungsi saraf cranial dengan
menekan pundak pasien, kemudian diminta untuk mengangkat pundaknya. Selanjutnya
Pasien diminta menoleh ke kanan dan kiri, leher ditahan oleh pemeriksa, kemudian
perawat meraba tonus dari musculus trapezius.
Pemeriksaan Nervus apakah pada kasus tersebut ?
A. Nervus vagus
B. Nervus optikus
C. Nervus aksesoris
D. Nervus koklearis
E. Nervus hipoglosus
Pembahasan:
Pemeriksaan yang dilakukan perawat adalah pemeriksaan nervus XI (Aksesorius).
Cara pemeriksaan yaitu: - Pasien diminta untuk mengangkat bahu dengan tahanan dari
pemeriksa untuk memeriksa fungsi otot trapeziusnya - Pasien diminta meletakkan
tanganya pada kepala untuk melihat fungsi otot trapezius dalam abduksi bahu lebih dari
90 drajat - Pasien diminta untuk menggerakkan dagunya ke arah salah satu bahu dengan
tahanan untuk melihat fungsi otot sternocleidomastoid bagian kontralateral

67. Seorang laki-laki Seorang laki-laki berumur 58 tahun dirawat di ruang syaraf didiagnosa
stroke non hemoragik. Hasil pengkajian ditemukan hemiplegia sinistra, terdapat parese
nervus IX dan X. Pasien dibantu mobilisasi miring kiri dan kanan. Pasien mengatakan
sudah 3 hari belum buang air besar.
Apakah tindakan keperawatan prioritas yang akan dilakukan?
A. Fisioterapi
B. Abdominal massage
C. Berikan terapi nutrisi
D. Berikan mobilisasi lebih rutin
E. Pengkajian fungsi saarf otonom

68. Seorang laki-laki berumur 31 tahun di ruang isolasi. Kesadaran pasien menurun disertai
demam, batuk & sesak nafas, serta diare. Dari status diketahui pasien HIV+ dan pernah
dirawat 2x dengan keluhan yang sama. Saat ini kondisi alat tenun kotor oleh feses diare.
Keluarga yang mendampingi pada saat itu tidak berada disamping pasien. Apa persiapan
awal perawat sebelum melakukan tindakan?
Pembahasan:
Perawat dalam memberikan tindakan pada klien yang menderita HIV + harus terlebih
dahulu terlindung dari resiko penularan yaitu dengan cara mempersiapkan alat pelindung
diri (APD) yang sesuai standar, terlebih lagi tindakan yang akan diberikan berkaitan
langsung dengan cairan/feses klien.

69. Seorang laki-laki umur 35 tahun di rawat di RS dengan keluhan sesak nafas yang disertai
batuk bardahak dan terdengar wheezing, frekuensi napas 32x/menit, frekuensi nadi
96x/menit, TD 120/70 mmHg. Telah dirumuskan intervensi keperawatan mengatur posisi
semi fowler untuk mengatasi masalah keperawatan pola nafas tidak efektif. Apakah
rasional dari tindakan tersebut?

Pembahasan:

Posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 45o, yaitu dengan menggunakan gaya
gravitasi untuk membantu ekspansi paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada
diagfragma sehingga klien lebih mudah untuk bernafas.

70. Seorang perempuan umur 50 tahun dirawat di RS karena mengalami paralisis pada
ekstremitas bawah. Pasien tidak dapat berjalan, hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Pasien beresiko mengalami masalah keperawatan kerusakan integritas kulit pada daerah
punggung. Apakah intervensi keperawatan untuk mencegah terjadinya masalah
keperawatan tersebut?
Pembahasan:

Pasien yang mengalami paralisis sangat beresiko mengalami kerusakan integritas kulit
khususnya pada daerah punggug dan tulang ekor. Tindakan yang paling tepat untuk
mengurangi resiko ini adalah dengan mengubah posisi klien setiap 2 jam

71. (B) Seorang laki-laki umur 40 tahun, dirawat di RS dengan diagnosis meningitis, sudah
dirawat selama 1 minggu, dengan GCS: 5, TTV stabil dalam batas normal. Pagi ini akan
dilakukan perawatan personal hygiene memandikan klien. Sebelum melakukan tindakan,
perawat melakukan komunikasi terlebih dahulu. Apakah faktor penting yang harus
dilakukan perawat dalam etika pelaksanaan asuhan ?

Pembahasan:

Faktor yang paling penting dalam melakukan tidakan keperawatan khususnya personal
hygene memandikan pasien adalah tetap menjaga privacy klien selama tindakan
berlangsung. Selain telah diatur dalam Undang-undang keperawatan, ini juga berguna
untuk kenyamanan klien selama tindakan.

72. Seorang laki-laki, umur 50 tahun, datang ke RS dengan keluhan sejak 1 minggu ini,
kedua kaki bengkak, terasa nyeri bila digerakkan, sering terjadi pada pagi hari, nyeri
terjadi di sendi lutut dan ibu jari berwarna kemerahan. Klien mempunyai kebiasaan
makan melinjo. Ekspresi wajah meringis saat digerakkan. Skala nyeri 6 (0-10). TD
140/80 mmHg, Frekuensi nadi 84x/menit, Frekuensi napas 16x/menit. Apakah data yang
bisa melengkapi pengkajian nyeri pada kasus tersebut

Pembahasan:

Prinsip pengkajian nyeri yaitu menggunakan PQRST (provokatif, quality. Severity,


region, time). Data yang tersaji dalam soal telah mencakup 4 hal saja yaitu PRST saja,
sementara gambaran kualitas nyeri belum ada. Quality dalam nyeri didapatkan secara
subjektif dari ucapan klien seperti nyeri seperti tertusuk jarum atau nyeri seperti tertekan
benda berat.

73. Suatu daerah mengalami bencan gempa bumi yang mengakibatkan gedung dan bangunan
runtuh. Beberapa tenaga medis segera ditugaskan ke lokasi bencana. Perawat melakukan
evakuasi di salah satu gedung yang runtuh dan menemukan beberapa korban yang masih
hidup. Manakah yang harus pertama kali ditolong?

Pembahasan:

Perawat menentukan korban mana yang harus diberikan pertolongan terlebih dahulu,
pilih korban yang masih hidup dan dalam keadaan mengancam nyawa seperti terjadinya
perdarahan hebat, plihan E adalah korban yang harus pertama kali ditolong. Korban
kedua yang harus segera ditolong yaitu pilihan D.
74. Seorang perawat terlibat dalam proses evakuasi korban di suatu daerah yang mengalami
bencana gempa bumi. Perawat melakukan triase pada salah satu korban yang mengalami
pneumothorax terbuka. Apa warna kode yang harus dipasang oleh perawat pada kasus
tersebut?

Pembahasan:

Pneumothorax terbuka merupakan situasi yang dapat mengancam jiwa bila tidak
ditangani segera. Korban memiliki harapan hidup jika segera mendapatkan pertolongan.
Jadi warna yang harus ditempelkan pada korban yaitu warna merah.

KLASIFIKASI KETERANGAN

Prioritas I (MERAH) Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan
bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan
bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya
sumbatan jalan nafas, tension pneumothorax, syok hemoragik, luka terpotong pada
tangan dan kaki, combustio (luka bakar tingkat II dan III > 25 %

Prioritas II (KUNING) Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak
segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat
jangan terlambat. Contoh : patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III <
25 %, trauma thorak / abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.

Prioritas III (HIJAU) Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.
Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan.

Prioritas 0 (HITAM) Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya
perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis.

75. Sebuah pabrik perkebunan mengalami ledakan hebat yang melibatkan 40 pekerjanya.
Perawat yang bekerja di area perusahaan langsung datang dengan ambulance. Manakah
korban yang pertama kali mendapat pertolongan?

Pembahasan:

Bulu hidung dan wajah terbakar menandakan korban menghirup udara panas dan
mengalami trauma inhalasi sehingga kesulitan dalam bernafas. Korban ini adalah yang
harus pertama kali mendapatkan pertolongan. Korban selanjutnya yang mendapat
pertolongan adalah korban yang mengalami fraktur tertutup kemudian korban dengan
luka bakar pada tangan. Korban dengan luka superficial pada ekstremitas atas dianggap
bukan kasus kegawatan dan dapat menunggu untuk tindakan. Klien yang sudah
meninggal mendapat pertolongan paling akhir.

76. Seorang laki-laki umur 32 tahun tiba di UGD setelah mengalami luka bakar pada bagian
wajah. Klien diduga mengalami trauma inhalasi. Apakah tindakan antisipasi yang harus
dilakukan perawat?
Pembahasan:

Jika klien diduga mengalami trauma inhalasi maka dilakukan pemberian oksigen 100%
melalui masker wajah non rebreather dan tight fitting ditentukan sampai kadar
carboxyhemoglobin turun hingga 15%. Pada trauma inhalasi, oropharink diinspeksi untuk
melihat tanda-tanda erythema, blister, atau ulserasi. Kebutuhan intubasi endotraceal juga
ditentukan dari hasil inspeksi tersebut.

77. Serorang perempuan umur 34 tahun sedang dirawat di ruang ICU. Klien mendapatkan
terapi intravena (IV) dan nampak terpasang infuse dengan cairan RL 1000 ml. 45 menit
kemudian perawat mencatat bahwa klien mengeluh nyeri kepala berat, dyspnea, gelisah
dan terjadi peningkatan denyut nadi. Kantong IV tinggal berisi 400 ml. Apakah yang
harus dilakukan perawat?

Pembahasan:

Gejala yang dialami klien yaitu speed shock. Hal ini didukung oleh data yang
menunjukkan 600 ml cairan infuse telah habis dalam waktu 45 menit. Tindakan pertama
yang perawat lakukan adalah menghentikan aliran infuse intravena. Tindakan yang lain
dapat mengikuti selang waktu yang cepat. Perawata dapat menaikkan kepala tempat tidur
untuk memudahkan klien bernafas. Melambatkan kecepatan aliran infuse adalah tindakan
yang tidak tepat. selang infuse tidak perlu dicabut, karena masih akan dibutuhkan untuk
terapi intravena selanjutnya..

78. Seorang perempuan umur 43 tahun dirawat di RS dengan diagnose gagal ginjal tahap
akhir (terminal illness). Klien mengatakan, "saya akan membicarakan dengan keluarga
terkait dengan penyakit dan rencana pengobatan saya, apakah saya akan melanjutkan
perawatan di rumah sakit ini atau pulang dan melanjutkan perawatan di rumah". Apakah
tahapan respons kehilangan yang terjadi pada klien?

Pembahasan:

Respon klien yang akan membuat keputusan tentang perawatannya bersama keluarga
adalah.sikap positif yang berarti klien menerima kondisinya. Membuat keputusan untuk
melanjutkan perawatannya di rumah atau di rumah sakit adalah hak klien yang harus
dihormati oleh perawat.

79. Seorang perempuan umur 26 tahun di rawat dengan respons kehilangan. Tampak perawat
sedang melakukan komunikasi dengan klien pada fase terminasi. Manakah komunikasi
yang tepat yang dilakukan pada fase tersebut?
Pembahasan:
Tugas pada fase terminasi yaitu mengevaluasi penampilan klien, mengevaluasi
pencapaian tujuan, mengevaluasi kebutuhan yang akan datang, membuat rujukan yang
tepat, dan menghadapi perilaku biasa yang berhubungan dengan terminasi. Pilihan A dan
D adalah tugas perawat pada fase orientasi. Pilihan B dan C adalah tugas perawat pada
fase kerja. Pilihan D adalah yang tepat di mana perawat membantu klien untuk
menentukan rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan masalah.

80. Setelah sesi terapi aktivitas kelompok, seorang klien mendekati perawat dan
mengungkapkan kebutuhan dan menyendiri karena perasaan tak terkendali. Perawat
associate melaporkan ini kepada perawat primer (PP) dan mengharapkan PP akan
mengambil tindakan yang tepat. Apakah tindakan yang tepat yang akan dilakukan?

Pembahasan:

Klien dapat meminta untuk diasingkan. Hal ini memerlukan persetujuan dari klien untuk
tindakan tersebut, kecuali pada situasi darurat yang beresiko bagi klien dan orang
disekitar klien. Jika menemukan temuan seperti ini tugas perawat primer adalah
melakukan mediasi kepada dokter mengenai hasil temuan dan bersama dokter melakukan
rencana tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah klien.

81. Seorang laki-laki usia 17 tahun dirawat di RS Jiwa dengan alasan mengamuk di rumah.
Pada pengkajian status mental ditemukan pasien nampak tegang, tangan mengepal,
gelisah, penampilan tidak rapi, pembicaraan cepat dan gagap, ketakutan, sedih. Apakah
masalah keperawatan pada kasus tersebut ?

Pembahasan:
Alasan keluarga mengenai perilaku klien yang mengamuk di rumah dan didukung
hasil pengkajian yang mengindikasikan klien mengalami gejala perilaku kekerasan sudah
menguatkan kita untuk menegakkan masalah keperawatan pada klien.

82. Seorang laki-laki usia 25 tahun, dirawat di RS Jiwa dengan keluhan tidak bersemangat,
sering dimarahi atasan karena hasil kerja tidak maksimal meskipun telah mengerjakan
tugasnya dengan baik. Acuh terhadap penampilan. Pasien jadi bahan ejekan di tempat
kerjanya. Manakah konsep diri yang sesuai dengan kasus tersebut ?

Pembahasan:
Konsep diri yang dijelaskan dalam soal adalah mengenai peran yang didefinisikan
sebagai suatu pola sikap, nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang yang
berdasarkan posisinya dimasyarakat. Sementara untuk posisi tersebut merupakan
identifikasi dari status atau tempat seseorang dalam suatu sistim sosial dan merupakan
perwujudan aktualisasi diri. Peran juga diartikan sebagai serangkaian perilaku yang
diharapkan oleh lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu dalam berbagai
kelompok sosial.
83. Seorang laki-laki berusia 37 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa, tidak mau bicara,
kontak mata kurang, sering menyendiri, mulut komat kamit, posisi tidur seperti janin dan
bila didekati oleh perawat cenderung menghindar dengan ekspresi wajah datar. Jika
ditanya pasien hanya menggelengkan kepala dan menjawab dengan kalimat yang singkat.
Apa diagnosa keperawatan yang tepat?

Pembahasan:
Kontak mata kurang, sering menyendiri dan mulut komat kamit ditambah klien
menghindar saat perawat mendekat adalah tanda bahwa klien mengalami gangguan
isolasi sosial.

84. Seorang perawat primer dan perawat associate sedang berkunjung ke kamar klien.
Tampak klien sedang mempersiapkan diri untuk cuci darah, ekspresi wajah tampak
tegang, hanya memandang dan tidak mau berbicara walaupun ditanya. Apakah tindakan
yang dilakukan oleh perawat ?

Pembahasan:

Sikap Caring merupakan ciri khas bagi perawat dalam memberikan tindakan
keperawatan. Sikap tersebut akan menimbulkan rasa nyaman pada klien karena klien
merasa bahwa perawat selalu ada dalam kondisi apapun. Caring bukan sekedar peduli
dan empati kepada klien melainkan juga rasa bertanggung jawab atas semua tindakan
yang diberikan harus dengan kualitas dan seluruh kemampuan perawat.

85. Seorang perawat bertugas di ruang interna merawat klien umur 45 tahun, dengan
diagnosa penyakit batu ginjal, mengeluh nyeri pada pinggang menjalar ke pelvis, mual
dan muntah. Bagaimanakah sikap perawat dalam menanggapi keluhan tersebut ?

Pembahasan:

Sebagai perawat, menjadi seorang pendengar yang baik merupakan salah satu kunci
komunikasi terapeutik. Dengan mendengarkan keluhan klien maka klien akan merasa
dipedulikan, sesekali perawat memberikan respon aktif atas keluhan yang dirasakan
klien.

86. Seorang keluarga klien mendatangi nurse station sambil marah-marah dan mengancam
dengan suara keras karena ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan kepada
saudaranya. Bagaimana sikap perawat seharusnya menanggapi respon keluarga klien?

Pembahasan:

Saat keluarga klien merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit,
dan pada kasus ini keluarga klien protes di depan perawat, respon yang sebaiknya
dilakukan perawat adalah mendengarkan keluhan yang dikeluarkan oleh keluarga klien
sesekali memberi tanggapan dengan penuh empati, selain itu perawat juga
mengidentifikasi penyebab ketidakpuasan klien terhadap pelayanan.

87. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah dan ditemukan seorang laki-laki berusia
45 tahun penderita DM dengan ulkus diabetik di kaki kanannya. Keluarga tidak pernah
membawa klien ke pusat pelayanan kesehatan karena malu dengan kondisinya. Saat ini
klien hanya tinggal berdua dengan istrinya yang berusia 40 tahun. Klien sesekali
mengalami nyeri pada ulkusnya dengan skala 3. Apakah tindakan keperawatan yang
tepat?
Pembahasan:

Keengganan keluarga membawa anggota keluarga untuk berobat merupakan salah satu
bentuk kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit yang diderita. Dengan tidak
membawa anggota keluarga memeriksakan keadaannya, akan memperparah kondisi
penyakit yang dialami.

88. Keluarga klien merupakan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga pemula,
keluarga berlatar pendidikan tamat SMP. Dari hasil pengkajian, suami mengeluh pusing
dan sesak. TD: 150/100 mmHg, P: 28x/menit, S: 36.7oC, dan nadi 130x/menit. Diketahui
suami memiliki riwayat merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol. Orang Tua
suami meninggal karena penyakit jantung dan hipertensi. Apakah intervensi keperawatan
yang yang tepat?

Pembahasan:

Pola hidup keluarga klien dikategorikan pola hidup tidak sehat. Hal ini terlihat dari
kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Kurangnya pengetahuan mengenai
penyebab penyakit jantung dan hiertensi menjadi salah satu faktor penyebab pola hidup
yang tidak sehat. Apalagi keluarga klien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Ini akan
memperbesar resiko penyakit tersebut. Dengan memberikan penyuluhan kesehatan akan
memberikan pandangan baru mengenai penyakit dan pola hidup sehat.

89. Keluarga klien merupakan keluarga dengan tahap perkembangan keluarga pemula,
keluarga berlatar pendidikan tamat SMP. Dari hasil pengkajian, suami mengeluh pusing
dan sesak. TD: 150/100 mmHg, P: 28x/menit, S: 36.7oC, dan N: 130 x/menit. Diketahui
suami memiliki riwayat merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol. Keluarga
jarang membawa klien untuk control ke puskesmas. Apakah masalah keperawatan utama
pada klien?

Pembahasan:
Masalah plaing utama yang dialami klien berada pada system pernafasan dimana
klien mengalami sesak yang dapat dilihat dari frekuensi nafas sebanyak 28 x/menit.
Pilihan jawaban paling tepat adalah D.

90. Seorang kepala keluarga, umur 60 tahun, tinggal bersama cucunya yang berusia 5 tahun.
Klien mengeluh batuk, berkeringaat pada malam hari, nafsu makan berkurang, dan sesak.
Klien pernah memeriksakan diri ke puskesmas dan didiagnosa menderita penyakit TB.
Hasil pengkajian diiketahui klien pernah tidak mengkonsumsi obat yang diberikan selama
1 minggu, BB 50 kg, TB 170 cm. Apakah intervensi keperawatan yang dapat diberikan
perawat kepada keluarga klien?

Pembahasan:
Merujuk ke pusat pelayanan kesehatan setempat merupakan tindakan paling tepat pada
kasus ini, di mana klien memiliki riwayat TB dan sedang menjalani pengobatan namun
obat tak pernah lagi dikonsumsi selama seminggu terakhir. Hal ini membutuhkan
penanganan lebih lanjut di rumah sakit atau puskesmas.

91. Seorang perawat melakukan kunjungan rumah pada keluarga dengan anak laki-laki
berusia 7 tahun. Hasil pengkajian didapatkan data bahwa anak mengeluh batuk sejak 6
hari yang lalu, dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan bunyi Ronchi pada kedua area
lapang paru. Keluarga mengatakan hanya batuk biasa, tidak perlu ke dokter dan akan
sembuh dengan sendirinya. Berapakah skor potensial masalah untuk dicegah pada kasus
tersebut?

Pembahasan:
Potensial masalah untuk dicegah rendah (1), dilihat dari sikap keluarga menangani
penyakit yang diderita anaknya denga tidak perlu berobat dan beranggapan akan sembuh
sendiri. Diketahui bobot nilai yaitu 1. Sehingga scoring nilainya adalah 1/3 x 1 = 1/3

92. Pada saat kunjungan rumah pada satu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan tiga
orang anak, diperoleh informasi bahwa suami dengan umur 37 tahun yang bekerja
sebagai wiraswasta dengan penghasilan ± Rp. 1.500.000/bulan, istri hanya sebagai IRT
dan memiliki 3 orang anak, anak pertama umur 12 tahun dan anak ke dua umur 10 tahun.
Dan anak ketiga masih balita. Dengan penghasilan yang dimiliki keluarga tersebut saat
ini keluarga tidak mampu menyekolahkan anaknya. Apakah tahapan keluarga pada kasus
tersebut?

Pembahasan:
Di Indonesia keluarga dikelompokan menjadi 5 tahap yaitu: - Keluarga Pra-sejahtera
yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, kebutuhan
pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan. - Keluarga sejahtera tahap I,
yaitu Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, tetapi belum
dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu kebutuhan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal,
dan transportasi. - Keluarga sejahtera tahap II, yaitu Keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasar secara minimal, dan dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial
psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, yaitu :
kebutuhan menabung dan memperoleh informasi. - Keluarga sejagtera tahap III, yaitu
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial
psikologisnya, dan dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, tetapi belum dapat
memberikan kontribusi yang maksimal kepada masyarakat secara teratur dalam bentuk
material dan keuangan, juga berperan serta aktif menjadi pengurus lembaga
kemasyarakatan dan lain-lain. - Keluarga sejahtera tahap III plus, yaitu Keluarga yang
telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, kebutuhan sosial
psikologisnya, maupun pengembangan,serta telah mampu memberikan sumbangan yang
nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
93. Disebuah desa ditemukan data pada bulan Oktober 2016, 65% KK (Kepala Keluarga)
tidak mempunyai jamban, 45% KK tidak mempunyai tempat pembungan sampah, 25%
KK mengkonsumsi air yang tidak dimasak dan 20% balita menderita diare. Perawat telah
melakukan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan lingkungan. Apakah upaya
selanjutnya yang sebaiknya dilakukan perawat?

Pembahasan:
Tindakan yang sebaiknya dilakukan perawat setelah melakukan penyuluhan
adalah melakukan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi masalah yang ada
dilingkungan, dimana masalah ketersediaan jamban dapat terpenuhi misalnya dengan
program arisan jamban. Program ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat muai dari
puskesmas, kader, tokoh masyarakat hingga masyarakat sebagai sasaran tindakan.

94. Seorang perempuan dirawat di ruang Intensif Care Unit dengan kesadaran menurun, hasil
kolaborasi harus dipasang NGT, ketika selang NGT dimasukkan tiba-tiba pasien sesak
dan cyanosis. Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan?

Pembahasan:
Saat dalam proses pemasangan NGT terjadi sesak dan cyanosis, hal yang harus
segera dilakukan adalah membatalkan pemasangan NGT dengan cara melepas selang.
Hal yang harus segera ditangani adalah kebutuhan oksigenasi klien terlebih dahulu
karena lebih mngancam nyawa klien.

95. Seorang laki-laki berumur 37 tahun dirawat di RS dengan diagnosis post operasi tumor
otak. Saat perawat sedang memandikan tiba-tiba pasien tidak sadarkan diri, nadi teraba,
tidak ada henti jantung dan tidak ada henti nafas. Apakah tindakan yang paling tepat
dilakukan oleh perawat ?

Pembahasan:
Saat terjadi kasus seperti ini hal pertama yang harus diingat adalah perawat jangan
sekali-kali terlihat panik. Tetap tenang dan segera meminta pertolongan pada teman
sejawat lain.

96. Seorang laki-laki umur 45 tahun dirawat di ICU dengan diagnosa haemoragic stroke,
kesadaran menurun dengan GCS 7, hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/70 mmHg,
frekuensi napas 22x/menit, frekuensi nadi 60x/menit, Suhu 38oC. Saat ini posisi pasien
kepala lebih rendah dari kaki. Apakah intervensi keperawatan selanjutnya pada kasus
tersebut?

Pembahasan:
Klien yang mengalami kesadaran menurun terutama pasien dengan HS akan
mengalami kerusakan jaringan cerebal. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan
adalah meninggikan kaki sekitar 15-30 derajat, ini bertujuan untuk mengurangi tekanan
arteri dengan meningkatkan draimage vena dan memperbaiki sirkulasi serebral.
Intervensi selanjutnya yaitu mengobservasi tanda-tanda vital klien terutama tanda-tanda
peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK) yang sewaktu-waktu dapat timbul.

97. Seorang laki-laki berusia 50 tahun masuk RS dengan diagnosa HS. Perawat melakukan
pengkajian refleks patologis dengan memberikan stimulus penggoresan telapak kaki
bagian lateral dari posterior ke anterior. Apakah jenis pemeriksaan yang dimaksud?

Pembahasan:
Pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat merupakan salah satu pemeriksaan
reflex patologis yaitu reflex babinski dikatakan postif jika setelah dilakukan goresan pada
telapak kaki bagian lateral dari posterior ke anterior maka timbul pergerakan reflektoris
yang terdiri atas fleksi kaki dan jari-jarinya ke daerah plantar.

98. Seorang laki-laki berusia 48 tahun dirawat dengan tetanus hari ke-18. Dari pengkajian
ditemukan pasien masih terpasang kateter, tampak rembesan pada kateter, terpasang
pampers, pasien masih terpasang NGT, pasien bed rest, mulai nampak kesan foot drop
pada kedua tungkai bawah, nampak kemerahan pada bokong dan tumit pasien. Skala
norton menunjukkan pasien risiko tinggi dekubitus. Keluarga pasien kurang kooperatif
dalam perawatan. Apakah diagnosa keperawatan kasus diatas ?

Pembahasan:
Data yang tersaji dalam soal menunjukkan bahwa klien beresiko mengalami
keruskan integritas kulit. Ini dapat dilihat dari data yang menyatakan bahwa tampaknya
kesan foot drop pada tungkai kaki ditambah adanya kemerahan pada bokong dan tumit
klien.

99. Seorang anak berusia 4 tahun masuk RS dengan meningitis TB. Hasil pengkajian fisik
pasien mengalami penurunan kesadaran, disfungsi menelan, terpasang NGT, suhu 38?C,
pernapasan 34 kali/menit, ronchi (+), lendir ++ sangat banyak, refleks batuk pasien
sangat menurun. Ruangan perawatan dalam kondisi hanya tersedia oksigen untuk
manajemen airway. Apakah intervensi keperawatan pada kondisi kasus di atas?

Pembahasan:
Intervensi yang tepat untuk klien dengan kondisi kesadaran menurun yang disertai
peningkatan frekuensi nafas dan juga jumlah lendir yang meningkat adalah pencegahan
terjadinya aspirasi dengan cara melakukan suction untuk mengelluarkan lendir klien yang
dapat menghalangi jalan nafas.

100. Seorang perempuan berumur 25 tahun dirawat di ruang interna mengeluh batuk berlendir,
nafsu makan berkurang dan merasa lemas. Pada saat dilakukan pemeriksaan TD 120/70
mmHg, nadi 72 x/menit, pernapasan 20 x/menit dan suhu 36,5 ?C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan data wajah pucat, terdengar suara ronchi pada paru. Apakah masalah utama pada
kasus tersebut?

Pembahasan:
Masalah utama pada klien adalah bersihan jalan nafas yang terganggu dengan adanya batuk yang
disertai lendir. Piihan yang paling tepat adalah A

101. Satu keluarga yang terdiri pasangan suami istri dan 2 anak diketahui bahwa kepala keluarga
bekerja sebagai wiraswasta dan istri sebagai pedagang di pasar yang kesehariannya berada di
luar rumah. Keluarga tersebut tinggal di rumah berukuran 4x4 m, ventilasi dan pencahayaan
kurang. Keadaan rumah kotor dan berdebu. Pakaian banyak bergantungan di kamar serta perabot
dapur berantakan serta keadaan toilet yang kotor. Apakah tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang belum terpenuhi pada kasus diatas?

Pembahasan:

Lingkungan rumah keluarga tersebut nampak tidak tertata dengan baik yang nantinya akan
berdampak pada status kesehatan keluarga. Diketahui bahwa keluarga memiliki tugas untuk
mengambil keputusan mengenai kesehatannya. Jika tugas di bidang kesehatan ini belum
terpenuhi oleh keluarga, maka perawat bertugas untuk menyadarkan keluarga mengenai
pentingnya keterlibatan keluarga dalam menjaga status kesehatan keluarga.

102. Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak mendapat kunjungan rumah oleh
perawat. Informasi dari istri bahwa suami umur 42 tahun sejak 5 bulan yang lalu didiagnosa
menderita TBC dan saat ini sedang dalam pengobatan dan rawat jalan. Saat kunjungan rumah
tersebut tampak ayah masih batuk tanpa menutup mulut, tampak klien tidak membuang
dahaknya di sembarang tempat. Apakah tindakan keperawatan yang utama dilakukan pada kasus
tersebut?

Pembahasan:

Saat sebuah keluarga tidak mengerti mengenai penyakit yang dialami salah satu anggota
keluarganya, langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyakit tersebut (dalam hal ini TBC). Akibat dari ketidaktahuan keluarga mengenai penyakit
yaitu risiko penularan akan semakin tinggi kepada anggota keluarga yang lain. Dalam pendidikan
kesehatan akan dipaparkan mengenai penyakit, tanda dan gejala, penularan penyakit,
penanganan, hingga pencegahan penyakit. Dari perilaku klien didapatkan bahwa klien batuk
tanpa menutup mulutnya. Anjuran penggunaan masker dalam kondisi ini dapat meminimalisir
penularan.

103. Seorang laki-laki 56 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada jari-jari tangan
dan gatal pada tangan sejak sebulan yang lalu. Dari pengkajian didapatkan data tampak bengkak
dan terdapat ulkus bernanah di telapak tangan hingga sela-sela jari. Klien mengatakan malu
karena tidak bisa ikut pengajian lagi. Perawat lalu melakukan perawatan luka pada tangan klien.
Apakah tindakan selanjutnya yang sebaiknya dilakukan?
Pembahasan:

Klien harus segera mendapatkan perawatan luka pada tangan klien yang mengalami ulkus. Saat
melakukan perawatan luka perawat sebaiknya memberikan reinforcement positif mengenai
kondisi klien.

104. Seorang perawat akan melakukan komunikasi terhadap seorang laki-laki berumur 66 tahun
dengan gangguan pendengaran. Manakah intervensi awal yang sebaiknya dilakukan?

Pembahasan:

Perawat sebaiknya memastikan bahwa klien dengan gangguan pendengaran mampu melihat
ketika perawat sedang berbicara dengan memberikan pencahayaan yang cukup dan berdiri di
depan klien. Perawat sebaiknya melafalkan kata-kata dengan jelas tanpa melebih-lebihkan
gerakan bibir. Jika gangguan pendengaran cukup parah sebaiknya gunakan bahasa isyarat. Jika
klien masih tidak mengerti, maka gunakan media tulisan dalam menyampaikan pesan.

105. Sebuah sekolah Dasar di suatu desa terpencil sedang melakukan program pemberian
makanan tambahan yang dibina oleh perawat puskesmas setempat. Tujuan program ini adalah
mencegah kekurangan gizi dan meningkatkan status kesehatan anak di sekolah dasar melalu
praktek pengaturan diet. Perawat sedang melakukan tindakan preventif. Manakah pencegahan
primer yang sebaiknya dilakukan?

Pembahasan:

Intervensi pencegahan primer merupakan tindakan yang dapat berdampak langsung pada
masyarakat seperti pemberian pendidikan kesehatan.

106. Sebuah keluarga saat dilakukan pengkajian mengatakan jarang makan ikan. Menurut
kepercayaan keluarga tersebut jika makan ikan maka akan cacingan. Apa strategi asuhan
keperawatan budaya yang tepat untuk mengatasi masalah klien ?

Pembahasan:

Menurut Leininger, ada 3 strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan yaitu perlindungan
/ mempertahankan budaya, mengakomodasi / negoasiasi budaya, dan mengubah / mengganti
budaya klien. Strategi yang kita gunakan dalam kasus di atas adalah merestrukturisasi budaya
klien. Hal ini dilakukan karena budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat
berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang jarang makan ikan dengan memberikan
informasi mengenai nilai gizi yang terkandung dalam ikan.
107. Seorang perawat melakukan kunjungan rumah pada keluarga dengan bayi berusia 9 bulan.
Ibu mengatakan bahwa setelah imunisasi, anaknya menjadi demam sehingga memutuskan untuk
tidak lagi membawa anaknya untuk melakukan imunisasi. Jarak antara rumah klien dan
puskesmas cukup jauh juga menjadi alas an dari ibu.. Apakah masalah keperawatan yang tepat
pada kasus di atas ?

Pembahasan:

Masalah keluarga yang dialami yakni ketidakmampuan keluarga dalam melakukan perawatan.
Hal ini bisa disebabkan oleh ketidaktahuan ibu mengenai efek samping dari imunisasi, yaitu
demam.

108. Seorang ibu sedang menjalani proses persalinan. Klien menerima anestesi epidural selama
persalinan dan menggunakan forcep membantu bayi lahir setelah 2 jam mengejan. Pada 6 jam
postpartum, tekanan darah sistolik menurun 20 mmHg, tekanan darah diastolic menurun 10
mmHg, dan frekuensi nadi 120 x/menit. Klien tampak sangat gelisah dan lelah. Perawat
menemukan adanya hematoma pada vulva. Manakah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh
perawat?

Pembahasan:

Informasi yang tersaji dalam kasus tersebut mengindikasikan bahwa klien mengalami
perdarahan. Tindakan yang paling tepat adalah melakukan tindakan operasi.

109. Seorang perempuan umur 25 tahun akan menjalani proses persalinan di RS, hasil
pemeriksaan TFU 1 jari di atas pusat, kontraksi uterus baik, nyeri pada kandung kemih dan ada
keinginan untuk berkemih namun tidak bisa dikeluarkan. Apakah tindakan keperawatan yang
paling tepat pada kasus di atas?

Pembahasan:

Data yang tersaji dalam kasus tersebut menandakan bahwa kandung kemih dalam keadaan
penuh, dan mengalami kesulitan dalam proses ekskresi yang disebabkan oleh penekanan janin.
Oleh sebab itu, pemasangan kateter merupakan tindakan paling tepat untuk mengatasi masalah
yang terjadi pada klien.

110. Seorang ibu umur 30 tahun berada di ruang Intranatal Care sedang menjalani proses
persalinan dan melahirkan bayi dengan kondisi menangis kuat dan kulit berwarna kemerahan.
Plasenta telah keluar 10 menit kemudian. Apakah tindakan selanjutnya yang paling tepat
dilakukan oleh perawat?

Pembahasan:
Setelah plasenta keluar, hal yang harus dilakukan oleh perawat adalah memeriksa kelengkapan
plasenta dan selaput amnion. Jika tidak lengkap, kemungkinan terbesar tertinggal dalam rahim
dan harus segera dilakukan tindakan kuret. Jika tidak, hal ini akan menyebabkan perdarahan
postpartum.

111. Seorang ibu umur 28 tahun baru saja melahirkan bayi perempuan yang menangis kuat,
warna kulitnya merah muda, tapi kakinya berwarna kebiruan, gerak aktif, nadi 92 kali/menit,
batuk setelah diberi rangsangan. Berapakah nilai Apgar Score pada bayi tersebut ?

Pembahasan:

Menangis kuat = 2, Nadi 92 kali/menit = 1, kulit = merah muda = 2, gerak aktif = 2, batuk
setelah diberi rangsangan = 2. APGAR Score = 9 (Normal)

112. Seorang perempuan berumur 23 tahun dirawat di ruang nifas, post partum hari ketiga,
mengeluh nyeri di daerah luka pada perineum, terdapat 6 jahitan, nyeri sangat dirasakan saat
bergerak dengan skala 6, klien nampak berbaring, ibu tidak mau menyusui bayinya, klien
mengatakan darah masih cukup banyak yang keluar, 3 kali ganti pembalut setiap hari, TD
100/70mmHg. Apakah tindakan keperawatan utama untuk kasus di atas ?

Pembahasan:

Kasus pada soal menunjukkan bahwa ibu mengalami nyeri yang harus segera dikurangi kualitas
nyerinya dengan cara memberikan obat analgetik.

113. Seorang perempuan umur 23 tahun sedang memeriksakan kehamilannya di klinik ibu dan
anak. Dari hasil pemeriksaan didapatkan data bahwa klien memiliki jenis panggul gynecoid. Apa
karakteristik panggul jenis ini?

Pembahasan:

Panggul gynecoid merupakan jenis panggul yang paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu
atas panggul hampir bulat. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat.
Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.

114. . Seorang ibu umur 34 tahun datang memeriksakan kehamilan di klinik bersalin, dari hasil
pemeriksaan didapatkan data bahwa ibu sering merasa mual di pagi hari dan membuat nafsu
makan menurun, merasa mudah lelah. Apakah intervensi paling tepat untuk diberikan pada ibu?

Pembahasan:
Gejala yang dialami klien normal terjadi pada ibu hamil terutama pada trimester I. Namun, hal
ini akan berpengaruh pada kebutuhan nutrisi pada ibu hamil dan akan berpengaruh buruk pada
kondisi janin jika tidak teratasi dengan baik. Solusi untuk mencegah terjadinya masalah adalah
memberikan penyuluhan tentang nutrisi dan aktivitas.

115. Seorang ibu umur 27 tahun dengan usia kehamilan trimester III datang ke klinik bersalin
untuk memeriksakan diri. hasil pengkajian tidak ditemukan tanda-tanda yang membahayakan
kehamilan ibu. Perawat memberikan informasai mengenai nutrisi yang tepat. Apakah langkah
selanjutnya yang paling tepat dilakukan?

Pembahasan:

Informasi yang dibutuhkan pada ibu dengan usia kehamilan trimester III adalah mengenai tanda
bahaya kehamilan serta waktu yang tepat dibawa ke rumah sakit untuk melakukan persalinan.

116. Seorang perawat di sebuah rumah sakit, memeriksa kehamilan ibu umur 21 tahun dengan
usia kehamilan 32 minggu, pemeriksaan yang dilakukan Leopold I sampai dengan IV. Apakah
tujuan dari pemeriksaan Leopold II?

Pembahasan:

untuk menentukan bagian janin yang berada pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan
di mana kepala janin.

117. Seorang anak laki-laki berumur 14 tahun sedang dirawat dengan diagnose arthritis juvenile
idiopatik. Ibu klien memanggil perawat karena anaknya menangis dan mengeluh nyeri hebat,
skala nyeri 6. Ibu menanyakan pada perawat apakah anak boleh boleh dilakukan latihan gerak
ROM saat ini. Bagaimanakah sebaiknya respons perawat terhadap ibu tersebut?

Pembahasan:1

Selama periode nyeri hebat, mengompres dengan air hangat atau dingin, menyanggah sendi, dan
memposisikan sendi pada posisi netral dapat membantu mengurangi nyeri. Meskipun
mengistirahatkan ekstrimitas merupakan hal yang tepat, dalam kondisi ini penting juga untuk
memulai latihan isometric atau gerakan tanpa adanya ketegangan otot sesegera mungkin ketika
anak mampu melakukannya. Latihan ini tidak melibatkan pergerakan sendi.

118. Seorang bayi laki-laki lahir pada tanggal 02 Januari 2017 di rumah dengan bantuan seorang
dukun terlatih. Untuk pertamakalinya, Ibu membawa bayinya ke Posyandu pada tanggal 02
Februari 2017 untuk mendapatkan imunisasi. Apa jenis imunisasi yang harus didapat oleh bayi
tersebut?
Pembahasan:

Imunisasi BCG diberikan satu kali sampai mulai sesaat setelah bayi lahir hingga bayi berumur 2
bulan. Imunisasi Hepatitis B diberikan dua kali yaitu sesaat setelah lahir dan saat bayi berumur 1
bulan. Karena bayi telah berumur 1 bulan dan sama sekali belum pernah mendapat imunisasi
maka bayi mendapatkan imunisasi BCG dan juga Hepatitis B.

119. Saat melakukan kunjungan rumah, didapatkan keluarga dengan anak usia 3 tahun dan saat
ini ibu tersebut baru saja melahirkan anak keduanya. Saat pengkajian, Ibu mengatakan "saya
merasa khawatir anak saya akan cemburu dengan adiknya yang baru saja lahir". Manakah saran
yang penting terkait dengan anaknya?

Pembahasan:

Saran terbaik untuk menghindari kecemburuan yaitu melibatkan anak dalam melakukan
perawatan adik barunya seperti memandikan secara bersama dan melibatkan dalam proses
menggunakan pakaian.

120. Seorang anak berusia 11 tahun dirawat di bangsal anak dengan keluhan sering mengalami
sesak sampai kebiruan jika menangis lama, hasil pengkajian menunjukkan klien nampak pucat
kebiruan pada bibir dan ujung ekstremitas. Saat dilakukan pemeriksaan jantung terdapat suara
gallop. TD: 100/60 mmHg, P: 26 x/menit, N: 120 x/menit Apakah masalah keperawatan prioritas
kasus tersebut?

Pembahasan:

Bunyi jantung IV atau biasa dikenal dengan bunyi gallop merupakan keadaan abnormal pada
jantung. Hal ini terjadi ketika terhambatnya pengisian darah ventrikel ketika diastolic yang
disebabkan oleh turbulensi aliran darah yang merupakan efek dari penyempitan pada katup
sehinggga terjadi regurgitas pada aliran darah, defek congenital pada didinding ventrikel, serta
meningkatnya pembuluh darah yang melalui struktur normal.

121. Seorang bayi berusia 6 bulan dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan BAB encer
dan berampas dialami sejak 2 hari yang lalu, hasil pengkajian menunjukkan mata tidak cekung,
pasien selalu mau minum dan turgor kulit kembali cepat Apakah klasifikasi pasien tersebut
berdasarkan MTBS?

Pembahasan:

Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan MTBS


No. Penilaian A B C

1 Lihat : kedaan umum Baik, sadar Gelisah,Rewel* Lesu, lunglai, atau tidak
sadar*

2 Mata Normal Cekung Sangat cekung

3 Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

4 Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

5 Rasa haus Minum biasa tidak haus Haus, ingin minum banyak* Malas minum
atau tidak bisa minum*

6 Periksa : turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat lambat*

7 Hasil pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang. Bila ada 1 tanda*


ditambah 1 tanda atau lebih tanda lain Dehidrasi berat Bila ada 1 tanda* ditambah 1 atau
lebih tanda lain

Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C

122. Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dibawa ibunya ke puskesmas dengan keluhan demam
disertai menggigil. Hasil pengkajian menunjukkan pasien tampak sesak, batuk, terdengar bunyi
stridor, pemeriksaan paru saat perkusi redup, saat auskultasi suara napas ronchi basah yang halus
dan nyaring, tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi napas 35 x/menit, frekuensi nadi 120
x/menit, suhu 370C. Manakah tindakan pertama pada kasus tersebut?

W dan gejala yang muncul menunjukkan bahwa klien mengalami sesak, tindakan pertama yang
dilakukan yaitu memberikan posisi semi fowler untuk mengurangi gejala sesak yang dialami
klien.

123. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas dengan keluhan
lemah dan kurang bergairah disertai telapak tangan pucat. Berat badan saat ini 15 kg dan tinggi
badan 100 cm, Saat ini anak tersebut sudah bisa berjalan dan bicara beberapa kata. Apakah
masalah utama yang dialami oleh anak tersebut?

Pembahasan:

Klien berumur 4 tahun pada normalnya sudah mampu berbicara secara aktif, namun pada kasus
tersebut didapatkan data bahwa klien hanya mampu mengatakan beberapa kata saja. Hal ini
terjadi pada anak yang mengalami gangguan perkembangan
124.Seorang anak usia 6 tahun baru masuk di ruang interna dengan diagnose anemia sel sabit.
Perawat sedang mengevaluasi tindakan untuk mengatasi penyumbatan pembuluh darah. Apakah
dokumentasi tindakan yang harus ditemukan pada catatan perkembangan anak?

Pembahasan:

Anemia sel sabit atau bisa juga disebut dengan hemoglobiniopati dimana sebagian atau seluruh
hemoglobin A digantikan oleh hemoglobin S abnormal berbentuk sabit. Hal itu disebabkan oleh
kelainan congenital dari susunan genetic abnormal rantai hemoglobin. Hemoglobin S sensitive
dalam mengubah komponen oksigen di dalam sel darah dan kurangnya oksigen menyebabkan
sel-sel berbentuk sabit, sel-sel tersbut menggumpal sehingga mentumbat aliran darah kapiler.
Pemberian cairan secara oral dan intravena merupakan bagian dari terapi yang cukup penting

125. Seorang perempuan berumur 42 tahun yang dirawat di RS Jiwa, klien mondar-mandir
sambil melotot, mengepalkan tangan dan mulut komat-kamit. Tiba-tiba menarik rambut dan
menampar wajah pasien lain yang sedang melintas di depannya. Perawat segera bertindak
dengan melakukan pengikatan (restrain) dan mengurungnya di ruang isolasi, kemudian perawat
melakukan pemantauan kemarahan klien. Apakah tindakan keperawatan selanjutnya yang harus
dilakukan oleh Perawat?

Pembahasan:

Saat keadaan klien marah dan mengamuk hingga melukai orang lain, tindakan pertama yang
dilakukan adalah menjauhkan dan mengisolasi klien agar tidak melukai lebih banyak pasien lain.
Setelah klien diikat dan diisolasi, pantau atau observasi kemarahan klien, setelah kemarahan
klien menurun kemudian perawat mengidentifikasi kesiapan klien melepas ikatan, hal ini untuk
menghindari klien mengamuk dan melukai perawat saat melakukan interaksi.

126. Seorang perawat yang bertugas di Rumah Sakit Jiwa akan melakukan Asuhan Keperawatan
dalam bentuk Strategi Pelaksanaan pertama dengan pasien resiko bunuh diri. Sambil berbincang
perawat mengidentifikasi benda berbahaya di sekitar klien. Apakah tindakan selanjutnya yang
harus dilakukan perawat berdasarkan SP1P?

Pembahasan:

Dalam SP1P (Strategi Pelaksanaan 1 pasien) yang meliputi fase orientasi, kerja dan evaluasi.
Mencakup komponen berikut: - Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan
pasien - Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien - Melakukan kontrak
treatment - Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri - Melatih cara mengendalikan
bunuh diri Setelah mengobservasi benda berbahaya di sekitar klien, tindakan selanjutnya jika
menemukan benda berbahaya segera amankan dan hindarkan dari jangkauan klien.
127. Seorang perawat yang bertugas dirawat inap RS Jiwa akan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) pada pasien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
Perawat berhasil melakukan TAK sesi 1. Apakah tindakan sesi selanjutnya yang akan dilakukan
pada TAK tersebut ?

Pembahasan:

Cara penanganan klien selanjutnya adalah dengan mengajarkan teknik mnghardik yang
sebelumnya diajarkan cara mengidentifikasi halusinasi, setelah klien mampu melakukan teknik
ini selanjutnya klien diajarkan untuk berbincang kepada teman atau perawat jika terjadi
halusinasi untuk mengalihkan perhatian halusinasi tersebut.

128. Seorang laki-laki berumur 30 tahun dirawat di RSJ karena sering marah-marah dan
mengamuk. Saat ini klien sudah perawatan hari ke tujuh. Keluarga klien sudah tahu cara
merawat klien di rumah. Menurut keluarga bahwa klien sudah mampu memotivasi dirinya
sendiri untuk mengontrol perilaku kekerasannya. Apakah indikator keberhasilan Asuhan
Keperawatan yang dilakukan keluarga ?

Pembahasan:

Perawat dalam melakukan tindakan SP pada keluarga meliputi cara berikut: - Mendiskusikan
masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien - Diskusikan bersama keluarga tentang
perilaku kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku
tersebut) - Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan
kepada perawat, seperti melempar atau memukul benda/orang lain - Latih keluarga merawat
pasien dengan perilaku kekerasan Satu-satunya yang dapat diukur tingkat keberhasilannya yaitu
pilihan A. Focus pada data yang disajikan oleh soal, keluarga mengatakan mengerti cara merawat
klien. Perawatan klien PK dirumah hanya mencegah klien terpapar oleh penyebab kekambuhan
penyakit. Pilihan A paling tepat dan mampu diukur saat di RS.

129. Seorang anak laki-laki berumur 35 tahun, dirawat di Rumah Sakit Umum pasca amputasi
tangan kiri. Hasil observasi didapatkan klien tampak murung dan cenderung menyendiri. Saat
ditanyakan, klien tersebut mengatakan bahwa ia malu dengan kondisinya saat ini dan rasanya
ingin mengakhiri hidupnya, ia juga merasa sudah tidak berharga lagi. Apakah prinsip untuk
tindakan pada kasus diatas ?

Pembahasan:

Klien dengan kondisi murung dan menyendiri merupakan gejala HDR (Harga diri rendah), gejala
subjektif yang muncul yaitu malu, tidak berharga dan ingin mengakhiri hidup merupakan
pernyataan bahwa klien butuh seseorang yang bisa mendengarkan semua yang dirasakan. Peran
perawat disini yaitu unuk menggali perasaan klien sehingga terjalin hubungan yang terapeutik
antar perawat pasien. Soal jenis seperti ini membutuhkan daya analisis anda untuk menjawab
dengan tepat. Pilihan A, B, C, dan E dapat dilakukan setelah klien merasa nyaman dengan
kehadiran perawat, untuk menumbuhkan kenyamanan klien perawat harus mampu menjalin
kedekatan terhadap klien salah satunya dengan cara menggali apa yang dirasakan klien.

130. Perawat Rumah Sakit Jiwa baru saja melakukan tindakan keperawatan dan menyuruh
pasien dengan diagnose HDR (Harga diri rendah) untuk mengulangi apa saja yang baru selesai
dikerjakannya sesuai dengan yang telah diajarkan perawat. Apakah tindakan yang dilakukan
perawat pada fase terminasi diatas ?

Pembahasan:

Fase terminasi merupakan fase terakhir dalam tiap SP (Strategi Pelaksanaan) yang dilakukan
oleh perawat baik terhadap klien maupun kepada keluarga klien. Tahap terminasi meliputi
evaluasi subjektif, evaluasi objektif, rencana tindak lanjut dan kontrak waktu. Evaluasi subjektif
merupakan upaya yang dilakukan perawat untuk mendapatkan data secara verbal dari klien
mengenai tindakan yang telah dilakukan. Focus pada data yang tersaji dalam soal. Baca secara
teliti soal dan temukan data yang mengarahkan anda pada jawaban yang paling tepat.

131. Seorang perawat yang bertugas dirawat inap RS Jiwa akan melakukan Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK) pada pasien dengan gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
Perawat berhasil melakukan pengenalan halusinasi dan teknik menghardik.. Apakah tindakan
sesi selanjutnya yang akan dilakukan pada TAK tersebut ?

Pembahasan:

Cara penanganan klien dengan halusinasi adalah dengan mengajarkan teknik mnghardik yang
sebelumnya diajarkan cara mengidentifikasi halusinasi, setelah klien mampu melakukan teknik
ini selanjutnya klien diajarkan untuk berbincang kepada teman atau perawat jika terjadi
halusinasi untuk mengalihkan perhatian halusinasi tersebut.

132. Seorang laki-laki berusia 23 tahun diantar ke UGD bedah dengan Keluhan Utama
Kesadaran Menurun. Perawat melakukan pengkajian ditemukan respon verbal : suara berupa
erangan, respon motorik : pasien menghindar dari stimulus nyeri, respon membuka mata: buka
mata dengan stimulasi nyeri. Klien muntah 3 kali setelah kejadian kecelakaan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan CT- Scan ditemukan adanya Epidural Hematom. Berapakah nilai score GCS pasien
tersebut ?

Pembahasan:

Pemeriksaan GCS pada orang Dewasa : Eye (respon membuka mata) : (4) : spontan (3) : dengan
rangsang suara (suruh pasien membuka mata). (2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan
nyeri, misalnya menekan kuku jari) (1) : tidak ada respon Verbal (respon verbal) : (5) : orientasi
baik (4) : bingung, berbicara kacau (sering bertanya berulang), disorientasi tempat dan waktu. (3)
: kata-kata tidak jelas (2) : suara tanpa arti (mengerang) (1) : tidak ada respon Motorik (Gerakan)
: (6) : mengikuti perintah (5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi
rangsang nyeri) (4) : withdraws (menghindar/menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus
saat diberi rangsang nyeri) (3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas
dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri). (2) : extensi abnormal (tangan satu atau
keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon Jadi, nilai total GCS klien adalah E2V2M5 = 9

133.Seorang perempuan masuk UGD karena tersedak biji rambutan. Perawat melakukan
tindakan heimlich meneuver. Saat ini sudah membuat kepalan satu tangan diatas dada korban dan
tangan yang satu diletakkan diatasnya. Apakah teknik tindakan berikutnya diberikan pada kasus
tersebut ?

Pembahasan:

Tindakan selanjutnya yaitu menarik dada kea rah dalam dan sedikit mengarah ke atas. Pilihan
jawaban yang tepat adalah D, pilihan yang lain merupakan tindakan yang tidak dianjurkan
dilakukan dalam kondisi klien seperti ini.

134. Lima orang korban kecelakan angkutan umum masuk UGD, satu orang laki-laki umur 30
tahun dengan fraktur terbuka pada kaki kiri, seorang perempuan hamil 7 bulan dengan trauma
abdonmen dengan perdarahan pervaginam, satu orang wanita 19 tahun dengan kondsi tidak
sadar, seorang anak laki-laki 5 tahun menangis histesris, seorang wanita 70 tahun telah
meninggal dunia. Apakah tindakan yang anda lakukan ?

Pembahasan:

Tindakan awal pada kondisi seperti ini adalah dengan melakukan triase, tindakan ini bertujuan
untuk menklasifikasikan berdasarkan prioritas klien yang harus dilakukan pertolongan segera.

135. Seorang laki-laki umur 20 tahun masuk UGD mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
keluhan nyeri pada tulang belakang skala nyeri 6, pemeriksaan fisik ditemukan cedera, retak dan
retraksi pada tulang belakang, GCS 10, TD 110/80 mmHg, P: 26x/menit, N: 100x/menit, Suhu
37,5 Derajat C. Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu mempertahankan kepatenan jalan
napas dengan teknik Chin Lift dan Head Tilt. Apakah intervensi selanjutnya pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Setalah melakukan teknik Chin Lift dan Head Tilt, hal yang penting dilakukan adalah menjaga
immobilisasi spinal, ini bertujuan agar tulang leher tidak bergeser.
136. Seorang laki-laki umur 25 tahun masuk IGD dengan luka bakar di dada, perut, seluruh
tangan kanan, kaki kanan bagian depan dan alat kelamin. BB 56 Kg. Berapakah persentase luka
bakar yang dialami pasien ?

Pembahasan:

Presentase luka bakar pada klien: Dada= 9%, perut = 9%, Seluruh tangan kanan = 9%, Kaki
kanan depan= 9%, alat kelamit = 1%. Total presentase luas luka bakar adalah 37%

137. Seorang laki-laki umur 25 tahun mengalami luka bakar di bagian seluruh tangan kanan,
dada dan perut dengan luas luka bakar 37% dan BB 56 Kg. klien akan mendapat terapi cairan
Ringer Laktat. Berapa cairan yang diberikan pada 8 jam pertama (Formula Baxter)?

Pembahasan:

Rumus formula Bexter: - Kebutuhan cairan 8 jam pertama= 1/2 (4cc x KgBB x % luas luka
bakar) - 16 jam berikutnya= 1/2 (4cc x KgBB x % luas luka bakar) Jadi, Kebutuhan cairan 8 jam
pertama = 1/2 (4 x 56 x 37) = 8288/2 = 4244 cc

138. Seorang perempuan berusia 19 tahun dirawat di ruangan bedah setelah operasi hari ke-12
amputasi akibat fraktur segmental pada tibia-fibula distal sinistra. Saat pengkajian ditemukan
nyeri pada area tibia-fibula distal sinistra, luka tampak kering, pasien lebih banyak diam dan
tidak berespon dengan perawat, pasien menangis dan tidak mau melihat kakinya yang
diamputasi. Keluarga mengatakan pasien malu karena kehilangan kaki kirinya. Apakah masalah
keperawatan pada kasus tersebut ?

Pembahasan:

Klien yang kehilangan salah satu anggota tubuhnya akan mengalami respon penolakan. Hal ini
wajar dialami penderita seperti pada kasus. Dukungan keluarga dan perawat sangat dibutuhkan
oleh klien. Gangguan yang dialami klien adalah gangguan citra tubuh.

139. Seorang perempuan berusia 36 tahun dirawat di ruangan bedah dengan keluhan luka terbuka
pada betis kanan. Saat pengkajian area betis kemerahan, nyeri tekan, pus berbau, dasar luka
hitam, ada slough, granulasi minimal, pasien pincang saat berjalan TD: 120/ 90 mmHg, N: 80 x/
mnt, P : 24 x/ mnt, S: 36,7 0C. Apakah Intervensi keperawatan yang tepat yang dilakukan pada
pasien tersebut ?

Pembahasan:

Kondisi luka klien dalam kasus ini tidak tampak kotor dan tidak terpasang verband. Tindakan
yang tepat yaitu melakukan pembersihan luka kemudian memasang verban pada area luka.
140. Seorang perempuan berusia 45 tahun, dirawat diruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri
dada. Pada hari perawatan kedua, pasien mengeluh nyeri timbul kembali setelah BAB. Pasien
terlihat meringis dan berkeringat, TD: 140/90 mmHg, N: 100 x/menit, P: 24 x/menit. Apakah
pengkajian lanjut yang prioritas dilakukan pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Pengkajian lanjut pada klien dengan keluhan nyeri dada, terlebih lagi setelah mengejan saat BAB
dapat dicurigai adanya kelainan pada jantung klien. Data lain yang mendukung adalah tekanan
darah klien yang masuk kategori tinggi.

141. Seorang Perempuan berusia 56 tahun dirawat di ruang ICU. Hasil pengkajian: kesadaran
koma. Perawat melakukan tindakan pemberian makan per NGT dengan mengatur posisi pasien
dan menyiapkan susu yang akan diberikan. Apakah tindakan yang harus dilakukan perawat
selanjutnya ?

Pembahasan:

Prosedur selanjutnya setelah susu tersedia adalah membilas selang dengan air matang sebelum
memberikan makanan maupun minuman.

142. Seorang laki-laki 25 tahun, dirawat di unit bedah syaraf akibat cedera pada spinal. Saat ini
kesadaran composmentis, pasien mengalami plegia pada kedua extremitas bawah. Klien tidak
dapat mengontrol BAK. Apa tindakan prioritas untuk mencegah timbulnya komplikasi pada
pasien tersebut?

Pembahasan:

Kondisi klien yang tidak bisa mengontrol BAK sebaiknya segera dipasangi kateter agar urine
tidak membasahi pakaian dan tempat tidur klien, karena hal ini akan mengganggu kebersihan dan
kenyamanan klien.

143. Seorang laki-laki berusia 25 tahun dirawat di unit Ortopedi dengan Fraktur Tertutup Os
Tibia Sinistra 1/3 distal. Hasil pemeriksaan fisik: Composmentis; TD 110/70 mmHg; N: 98
x/menit; P: 22 x/menit. Saat ini pasien mengeluh nyeri kaki kiri yang di imobilisasi dengan spalk
dan verban elastis. Balutan verban dirasakan kencang, kulit kaki teraba dingin, denyutan arteri
lemah, CRT= 3 detik, dan terdapat edema pada distal kaki kiri. Apa tindakan prioritas perawat
terhadap klien tersebut?

Pembahasan:
Setelah pemasangan balutan verban, perawat sebaiknya menanyakan kepada klien apakah
balutan terlalu kencang atau tidak. Jika balutan terlalu kencang maka akan menimbulkan
sindrom kompartemen.

143. Seorang laki - laki berumur 44 tahun, dirawat di ruang interna dengan TB aktif dengan
keluhan sesak dan kelelahan. Hasil pengkajian fisik: P: 28/menit, ronchi pada kiri dan kanan
paru, produksi sputum banyak, nafsu makan menurun, IMT 16, pasien tampak pucat. Apakah
masalah keperawatan kasus diatas?.

Pembahasan:

Masalah keperawatan pada kasus tersebut adalah gangguan pertukaran gas dimana fungsi paru
tidak berjalan sesuai fungsinya kembali karena adanya kerusakan pada alveoli paru.

144. Seorang laki - laki berumur 44 tahun, dirawat di ruang interna dengan TB aktif dengan
keluhan sesak dan kelelahan. Hasil pengkajian fisik: P: 28/menit, ronchi pada kiri dan kanan
paru, produksi sputum banyak, nafsu makan menurun, IMT 16, pasien tampak pucat. Apakah
masalah keperawatan kasus diatas?.

Pembahasan:

Masalah keperawatan pada kasus tersebut adalah gangguan pertukaran gas dimana fungsi paru
tidak berjalan sesuai fungsinya kembali karena adanya kerusakan pada alveoli paru.

145. Seorang ibu berusia 30 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan bengkak pada
seluruh tubuh sejak 1 minggu sebelum masuk RS. Pengkajian fisik ditemukan pasien tampak
sesak pernapasan 28 kali/menit, TD=130/90 mmHg, edema palpebra, edema tibia dan ascites.
Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan Leukosit 12.000/uL; Albumin serum 2,2 mg/dl, BUN
144 mg/dl; Kreatinin 2,4 mg/dl Apa tindakan kolaboratif yang akan diberikan pada pasien
tersebut?

Pembahasan:

Klien dengan keadaan edema dianjurkan untuk penggunaan diuretic jika pembatasan diet
Natrium saja tidak cukup untuk mengurangi edema dengan mncegah reabsorpsi Natrium dan air
oleh ginjal. Pilihan diuretik didasarkan pada keparahan keadaan hipervolemik, tingkat kerusakan
fungsi renal, dan kepatenan diuretik. Umumnya, diuretik golongan tiasid diresepkan untuk
hipervolemia ringan sampai sedang, diuretik Koo untuk hipervolemia berat.

146. Seorang laki-laki berusia 50 tahun dirawat dengan Glomerulonefritis. Pasien mengeluh
sesak dan sudah seminggu ini hilang selera makan. Hasil pemeriksaan fisik TD 160/ 100 mmHg,
N: 98 x/menit, P: 28 x/mnt, pasien memiliki riwayat DM sejak 2 tahun yang lalu. Pasien tampak
lemah dan tampak udem anasarka. Apa tindakan kolaborasi utama yang dilakukan pada pasien
tersebut?

Pembahasan:

Hal pertama yang perlu ditangani adalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi, dimana klien
mengalami kesulitan bernafas. Dengan penanganan kebutuhan oksigenasi ini amak akan
menimbulkan rasa nyaman pada klien.

147. Seorang perempuan berusia 30 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan sesak nafas.
Pasien mengatakan sejak 5 hari yang lalu sulit tidur ± 4-5 jam perhari, nafsu makan menurun,
pasien tampak lemas, observasi TTV : TD = 110/70 mmHg, N= 75 x.menit, S = 37 C, RR= 28
x/menit. Pasien bernafas dengan menggunakan otot bantu pernafasan, dan menggunakan cuping
hidung Apakah tindakan keperawatan awal yang sesuai dengan kasus diatas?

Pembahasan:

Tindakan keperawatan awal yang dilakukan perawat adalah dengan memberikan posisi semi
fowler pada klien. Posisi ini akan memudahkan klien untuk bernafas.

148. Seorang perempuan berusia 45 tahun didiagnosa batu saluran kemih. Pasien mengeluh nyeri
pada daerah pinggang yang menjalar ke perut, rasa panas dan nyeri saat BAK disertai darah. Apa
tindakan mandiri yang utama perawat pada pasien tersebut?

Pembahasan:

Klien dalam kondisi ini baiknya diberikan intervensi teknik relaksasi distraksi. Teknik relaksasi
ini akan menurunkan tingkat nyeri klien

149. Seorang laki-laki berusia 57 tahun, dirawat di ruang interna dengan GGK (Gagal Ginjal
Kronis) dan akan melakukan hemodialisa. Hasil pengkajian pasien mengeluh sesak napas dengan
frekuensi 30 x/menit. Ditemukan konjungtiva anemis, cimino terpasang pada lengan kiri, ronchi
pada kedua lapang paru basal, asites, udema pada kedua tungkai. Apakah tindakan keperawatan
pada kasus diatas ?

Pembahasan:

Klien menunjukkan gejala sesak dan berdasarkan prinsip ABC, pemenuhan oksigenasi perlu
ditangani terlebih dahulu dengan memberikan oksigen sesuai kebutuhan klien.

150. Seorang laki-laki berusia 32 tahun dirawat di ruangan bedah dengan keluhan: patah tulang
paha bagian kanan. Pada pengkajian ditemukan nyeri tekan sekitar gips, pasien post operasi hari
ke-2 ORIF (Open Reduction Internal Fixation ), udema pada tungkai yang di gips dan merasa
kesemutan, Capiler Refill Time > 3 detik, terpasang drain dengan volume : 25 cc/24 jam tekanan
darah 120/70mmHg, Nadi : 82 x/mnt, S : 37,8 C, P ; 26 x/mnt. Apakah intervensi prioritas yang
dilakukan pada pasien diatas ?

Pembahasan:

Klien dengan pemasangan gips perlu dipantau adanya tanda sindrom kompartemen. Gejala klinis
yang terjadi pada syndrome kompartemen dikenal dengan 5 P yaitu: - Pain (nyeri): nyeri yang
hebat saat peregangan pasif pada otot-otot yang terkena, ketika ada trauma langsung. Nyeri
merupakan gejala dini yang paling penting. Terutama jika munculnya nyeri tidak sebanding
dengan keadaan klinik (pada anak-anak tampak semakin gelisah atau memerlukan analgesia
lebih banyak dari biasanya). Otot yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang
spesifik dan sering. - Pallor (pucat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daereah tersebut. -
Pulselesness (berkurang atau hilangnya denyut nadi ) - Parestesia (rasa kesemutan) - Paralysis:
Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf yang berlanjut dengan hilangnya
fungsi bagian yang terkena kompartemen sindrom.

151. Seorang perempuan, berusia 55 tahun, di rawat di ruang rawat dewasa dengan diagnose
stroke sejak 5 hari yang lalu. Hasil pengkajian pasien mengeluh tangan dan kaki kanan terasa
lemas, tekanan darah 140/89 mmHg, nadi 88 kali/menit. Saat dilakukan penilaian kekuatan otot
didapatkan extremitas kanan bisa diangkat tetapi langsung terjatuh sedangkan extremitas kiri
mampu menahan tahanan ringan. Berapakah nilai kekuatan otot pada pasien tersebut saat ini?

Pembahasan:

Ektremitas kanan bisa diangkat namun terjatuh bernilai 3, ekstremitas kiri mampu menahan
tahanan ringan bernilai 4. Sehingga pilihan jawaban yang paling tepat adalah A.

152. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat di ruang interna dengan keluhan sesak nafas,
batuk berdahak, dahak tidak bisa keluar. Pada pengkajian ditemukan pasien merasa nyaman
dengan posisi duduk, tidak ada nafsu makan dan cepat lelah. Dari pemeriksaan fisik terdengar
ronchi paru lobus kanan atas, P: 28 x/menit, N: 90 x/menit, TD: 130/80mmHg. Hasil
pemeriksaan AGD: pH 7,40, pO2 80 mmHg, pCO2 35 mmHg, HCO3 26 mmol. Apakah
Tindakan mandiri perawat pada kasus diatas?

Pembahasan:

Klien dengan keluhan batuk berdahak dan mengalami kesulitan dalam mengeluarkan dahak
dapat diberikan tindakan mandiri berupa latihan batuk efektif.

153. Perawat unit rawat jalan sedang mendiskusikan prosedur preoperative dengan klien
berkebangsaan jepang yang direncanakan untuk menjalani tindakan pembedahan di tiga hari
kedepan. Selama diskusi, klien terlihat banyak tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Bagaimanakah seharusnya perawat tersebut memperhatikan respon non-verbal tersebut?

Pembahasan:

Mengangguk atau tersenyum bagi klien berkebangsaan jepang merefleksikan nilai budaya
terhadap harmoni interpersonal. Perilaku non verbal ini bukanlah indikasi dari respons
penerimaan terhadap perlakuan, persetujuan dengan pembicara, atau pemahaman terhadap
prosedur. Pilihan B dan C merupakan pilihan yang serupa atau tampak sama, abaikan pilihan
jawaban seperti ini. Dari sisa jawaban yang ada, ketiganya merupakan refleksi karakteristik
budaya bangsa jepang, pilihan D dan A merupakan intepretasi yang salah dari respon non-verbal
klien.

154. Seorang perawat pelaksana telah bekerja selama 2 tahun di ruang bedah, sering bertugas
sore dan malam hari sesuai jadwal, merasa kehilangan motivasi terhadap tugas yang diberikan
oleh kepala ruangan. Ia merasa takut tiap kali akan menyampaikan pendapat kepada kepala
ruangan. Apakah Faktor yang menyebabkan ketidakpuasan perawat pelaksana tersebut?

Pembahasan:

Salah satu peran manajer dalam melaksanakan tugasnya yaitu pengarahan. Dalam pengarahan
manajer harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kemampuan memotivasi bawahan
dan manajemen waktu yang baik pula. Paling utama adalah kemampuan komunikasi, bukan
hanya pada atasan namun juga bawahan dalam hal ini adalah perawat pelaksana yang ada di
ruangannya. Komunikasi yang baik akan menumbuhkan hubungan antara atasan dan anggota
yang baik pula.

155. Seorang perawat jiwa melakukan kunjungan ke sebuah rumah yang mana terdapat seorang
laki-laki berusia 27 tahun mengalami gangguan jiwa sejak 6 bulan terakhir. Menurut keluarga,
klien mengalami hal ini saat berada semester akhir dan klien berhenti kuliah karena tak sanggup
lagi. Sejak itu pasien menjadi pendiam, malas mandi, dan penampilan tidak rapi serta aroma
tidak sedap tercium dari tubuh klien. Apakah masalah keperawatan utama kasus tersebut ?

Pembahasan:

Jawaban yang paling tepat pada kasus ini dapat dilihat dari gejala yang tampak dari keadaan
klien yaitu malas mandi dan penampilan tidak rapi hingga aroma tubuh klien yang tidak sedap
menandakan bahwa klien mengalami deficit perawatan diri.

156. Seorang perawat jiwa melakukan kunjungan ke sebuah rumah yang mana terdapat seorang
laki-laki berusia 27 tahun mengalami gangguan jiwa sejak 6 bulan terakhir. Menurut keluarga,
klien mengalami hal ini saat berada semester akhir dan klien berhenti kuliah karena tak sanggup
lagi. Sejak itu pasien menjadi pendiam, malas mandi, penampilan tidak rapi serta aroma tubuh
yang tidak sedap. Apakah tindakan keperawatan yang dapat diajarkan kepada keluarga?

Pembahasan:

Sebelum memberikan tindakan keperawatan yang berupa pengajaran kepada keluarga, terlebih
dahulu tetapkan masalah utama yang terjadi pada klien. Masalah utamanya yaitu deficit
perawatan diri yang dapat dilihat dari gejala yang ditunjukkan oleh klien. Selanjutnya tindakan
keperawatan yang dapat diajarkan oleh perawat kepada keluarga adalah pemberian pemahaman
mengenai pemenuhan kebutuhan perawatan diri di rumah. Tindakan yang nantinya akan
dilakukan oleh keluarga berguna untuk perbaikan psikologis klien. Secara tidak langsung klien
merasa mendapatkan perhatian dan dukungan dari anggota keluarga sebagai support system.

157. Seorang laki-laki umur 51 tahun dengan diagnose epididymitis dirawat di ruang interna.
Perawat sedang merencanakan perawatan pada klien dengan terapi modalitas. Klien telah setuju
dan menandatangani informed consent. Manakah tindakan yang harus diimplementasikan?

Pembahasan:

Epididimitis inflamasi pada epididimis. Epididimis merupakan suatu struktur berbentuk kurva
(koil) yang menempel di belakang testis dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma yang
ditandai dengan adanya pembengkakan, kemerahan, dan teraba panas pada area scrotum.
Penanganan pada klien yang menderita epididimitis dapat dilakukan dengan Pengurangan
aktivitas, Skrotum lebih ditinggikan (Elevasi) saat melakukan tirah baring total selama dua
sampai tiga hari untuk mencegah regangan berlebihan pada skrotum. Selain itu perawat dapat
melakukan tindakan mandiri berupa sitzh bath atau lebih dikenal sebagai rendam duduk. Ini akan
menimbulkan efek relaksasi pada klien dan mampu mereduksi nyeri yang dirasakan. Pemberian
analgesik dan antibiotic juga perlu dilakukan.

158. Seorang ibu berusia 35 tahun dirawat di ruang interna dengan gejala udema pada palpebra,
tibia dan ascites sejak 1 minggu sebelum masuk RS. Pengkajian fisik ditemukan pasien tampak
sesak, P: 30 x/menit, TD: 130/90 mmHg.. Hasil pemeriksaan diagnostik didapatkan Leukosit
12.000/uL; Albumin serum 2,2 mg/dl, BUN 144 mg/dl; Kreatinin 2,4 mg/dl Apa tindakan
kolaboratif yang akan diberikan pada pasien tersebut?

Pembahasan:

Pengobatan dasar dari udema serta asites adalah tirah baring dan diet rendah garam. Tindakan
kolaborasi perawata yang dilakukan adalah memberikan obat diuretik yang di mana obat ini
bertujuan agar cairan yang dibuang melalui ginjal lebih banyak jumlahnya. Jika terjadi sesak
nafas atau susah makan, maka tenaga medis akan melakukan tidakan invasif dengan dilakukan
parasintesis terapeutik, dimana dimasukkan jarum untuk membuang cairan yang terkumpul.
Tetapi cairan cenderung akan terkumpul kembali, jika tidak diberikan obat diuretik.
159. Seorang perempuan berumur 23 tahun di rawat di ruang interna dengan diagnose demam
thypoid hari ke 3. Klien terlihat nampak muram. Tampak klien hanya ditemani oleh ibunya.
Klien lebih memilih untuk bermain smarthphone dibandingkan berbincang dengan ibu maupun
perawat. Hasil anamnesa bahwa klien belum pernah dijenguk oleh teman dan saudaranya. Apa
yang sebaiknya dilakukan perawat?

Pembahasan:

Selain kebutuhan akan pengobatan dan perawatan, hal lain yang dibutuhkan klien untuk
menunjang proses penyembuhan adalah dukungan sosial yag datang baik dari saudara maupun
teman klien. Dukungan dari keluarga dan teman dekat secara langsung memberikan dampak
pada klien yaitu memberikan semangat, perasaan diperhatikan dan dipedulikan hal ini akan
menimbulkan kenyamanan dan menghindarkan dari stress selama dirawat di RS. Tindakan ini
tergolong tindakan mandiri perawat yang dapat menjadi menu andalan bagi perawat yang dapat
ditawarkan agar dapat menimbulkan kenyamanan pada klien karena mencakup kebutuhan klien.

160. Seorang perawat komunitas sedang melakukan kunjungan di sebuah rumah yang dihuni
oleh sepasang suami istri berusia masing-masing 56 dan 50 tahun. Diketahui bahwa suami
mengalami hipertansi. Saat pengkajian didapatkan data bahwa klien mengkonsumsi capthopryl.
Obat tersebut diminum hanya jika klien merasa pusing atau setelah makan makanan berlemak
seperti daging kambing. Apa yang seharusnya dilakukan perawat pada keluarga tersebut?

Pembahasan:

Masalah yang dapat dilihat dalam kasus ini adalah adanya ketidakpatuhan tentang minum obat.
Padahal kepatuhan penggunaan obat yang optimal akan memberikan keberhasilan terapi dalam
pengobatan semua penyakit kronis serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Pada penyakit
hipertensi, kepatuhan pasien dalam menjalankan pengobatan mempengaruhi keberhasilan terapi.
Minimnya informasi merupakan salahs satu penyebab ketidakpatuhan minum obat.

161. Seorang laki-laki berumur 28 tahun masuk ke ruang interna dengan diagnose demam
berdarah. Klien nampak terpasang infuse setelah mendapat penanganan di ruang UGD. Perawat
UGD melakukan timbang terima pada perawat ruang interna. Apa yang seharusnya dilakukan
oleh perawat UGD kepada pasien?

Pembahasan:

Perawat UGD berkewajiban mengantarkan klien ke ruang rawat inap di mana klien akan dirawat.
Dengan mengedepankan prinsip etik, setelah melakukan timbang terima kepada perawat ruang
rawat inap, hendaknya berpamitan kepada klien sekaligus memperkenalkan perawat yang akan
menangani klien selama berada di ruang rawat inap.
162. Seorang laki-laki berumur 28 tahun masuk ke ruang interna dengan diagnose demam
berdarah. Klien nampak terpasang infuse setelah mendapat penanganan di ruang UGD. Perawat
UGD melakukan timbang terima pada perawat ruang interna. Apa yang pertama dilakukan oleh
perawat ruang interna kepada pasien?

Pembahasan:

Hal pertama yang dilakukan perawat ruang rawat inap setelah melakukan timbang terima adalah
memeperkenalkan diri kepada klien serta menjelaskan peran perawat selama klien menjalani
perawatan di ruang rawat inap.

163. Seorang laki-laki berumur 25 tahun masuk ke ruang perawatan bedah. Klien tampak
terpasang gips pada kaki kanan. Nampak perban berwarna kemerahan karena darah. Kondisi
klien dalam keadaan sadar dan tanda-tanda vital normal. Apa prioritas utama yang dilakukan
perawat?

Pembahasan:

Kondisi ini harus menjadi perhatian khusus bagi perawat khususnya dalam memantau kondisi
kaki klien yang terpasang gips. Monitor tanda-tanda infeksi seperti demam merupakan tindakan
yang paling utama dilakukan oleh perawat.

164. Seorang anak laki-laki umur 4 tahun dibawa oleh orang tuanya ke klinik THT. Setelah
dilakukan pemeriksaan, klien mendapat tindakan berupa irigasi telinga. Perawat melakukan
persiapan pada klien. Hal apakah yang harus dilakukan perawat?

Pembahasan:

Pemberian obat tetes telinga pada anak di bawah 4 tahun, telinga harus ditarik kebawah lalu ke
belakang. Sarung tangan tidak perlu digunakan, namun mencuci tangan harus dilakukan sebelum
dan sesudah pemberian obat. Posisi anak dapat dilakukan sambil duduk dengan kepala miring
atau berbaring miring sesuai telinga yang akan diberikan obat tetes telinga.

165. Seorang perawat baru di ruang perawatan interna mendapat sambutan dari kepala ruangan.
Kepala ruangan selanjutnya akan membantu dan mendukung melalui kegiatan orientasi
terencana pada area klinis yang spesifik. Apa hal pertama yang dilakukan kepala ruangan?

Pembahasan:

Sikap seorang kepala rungan dalam menyambut perawat baru adalah dengan menunjukkan sikap
penerimaan. Sikap seperti ini akan menimbulkan rasa diterimanya perawat baru di lingkungan
kerja yang menurutnya baru serta dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada perawat baru
tersebut. Tugas-tugas yang akan dijalani oleh perawat baru dapat disampaikan perlahan melalui
pendekatan asertif setelah dilakukan orientasi dan mentoring.

166. Seorang laki-laki berumur 35 tahun menjalani perawatan di ruang interna hari ketiga. Klien
mengatakan tidak pernah keramas selama dirawat di RS. Hasil observasi tampak rambut bau dan
kotor. Apa yang seharusnya dilakukan oleh perawat?

Pembahasan:

Kondisi klien dalam kasus ini memerlukan tindakan mandiri perawat. Kondisi rambut yang
berbau dan kotor sebaiknya dilakukan perawatan berupa cuci rambut menggunakan sampo serta
melakukan pemijatan di area kepala untuk menimbulkan efek relaksasi dan kenyamanan klien
selama masa perawatan

167. Seorang laki-laki berumur 35 tahun masuk hari ketiga perawatan di ruang interna. Klien
mengalami konstipasi sejak masuk RS. Klien mendapatkan rencana tindakan pemberian obat
supositoria. Perawat telah menyiapkan alat dan obat serta persetujuan telah ditanda tangani oleh
klien. Apakah langkah selanjutnya yang silakukan perawat?

Pembahasan:

Prinsip pemberian obat yang akan dilakukan oleh perawat adalah tidak melupakan prinsip 5
Benar, yaitu benar obat, benar pasien, benar rute, benar dosis, benar waktu dan benar
dokumentasi.

168. Seorang perempuan berumur 23 tahun menjalani perawatan di ruang perawatan bedah
pasca operasi pada tangan kanan klien yang fraktur. Tampak terpasang gips pada tangan klien.
Selain itu kuku klien tampak panjang dan kotor. Klien merasa tidak nyaman dengan kukunya.
Perawat menawarkan untuk melakukan pemotongan kuku dank lien setuju. Apakah yang
sebaiknya dilakukan perawat?

Pembahasan:

Dalam melakukan tindakan pemotongan kuku seharusnya dilakukan dengan sungguh-sungguh


dan berdampak pada kenyamanan klien selama menjalani perawatan. Salah satu hal yang
sebaiknya dilakuka sebelum melakukan pemotongan kuku adalah dengan merendam kuku klien
dengan air hangat. Hal ini akan menimbulkan kesan excellent Service sehingga menimbulkan
kepuasan pasien yang tinggi.

169. Seorang laki-laki berumur 29 tahun masuk ke ruang interna dengan diagnose demam
berdarah. Klien nampak terpasang infuse setelah mendapat penanganan di ruang UGD. Klien
telah diterima oleh perawat interna. Perawat melakukan perkenalan dan orientasi kepada pasien.
Apa yang langkah selanjutnya dilakukan oleh perawat ruang interna?

Pembahasan:

Dalam proses orientasi, perawat menjelaskan mengenai fasilitas yang tersedia di ruang rawat
inap. Hal yang tidak bisa luput dari penjelasan adalah mengenai hak dan kewajiban pasien
selama berada di ruang rawat inap. Penjelasan mengenai hak-hak pasien akan menimbulkan
kenyamanan serta klien merasa terjamin dengan pelayanan yang disediakan pihak rumah sakit.

170. Seorang laki-laki berumur 70 tahun telah dipastikan meninggal dunia di ruang isolasi.
Sebelumnya klien didiagnosa menderta PPOK (Penyakit paru Obstruksi Kronis). Perawat akan
melakukan perawatan pasca kematian. Perawat menggunakan alat pelindung diri sebelum
melakukan tindakan. Apa langkah selanjutnya yang dilakukan perawat?

Pembahasan:

Perawatan pasca kematian, setelah perawat menggunakan alat pelindung diri, hal selanjutnya
yang dilakukan adalah melepas semua peralatan medis yang terpasang pada tubuh klien, seperti
infuse, selang oksigen, selang NGT, kateter dan jenis alat lainnya.

171. Seorang anak laki-laki umur 6 tahun dirawat di ruang anak. Klien mengalami fraktur pada
femur dan tampak terpasang traksi. Perawat akan melakukan tindakan terapi bermain pada anak.
Apakah aktivitas bermain yang paling tepat untuk anak tersebut?

Pembahasan:

Anak dengan umur 6 tahun dan mengalami hospitalisasi lebih cocok mendapat terapi bermain
dengan mewarnai gambar. Meawrnai gambar tidak banyak melibatkan anggota tubuh untuk
bergerak di mana anak sedang mengalami fraktur pada daerah femur sehingga terapi bermain
dengan cara ini dapat dilakukan di tempat tidur saja.

172. Seorang perempuan berumur 58 tahun dirawat di ruang perawatan interna dengan diagnose
diabetes mellitus. Hasil pemeriksaan diagnostic untuk kadar GDS 358 mg/dl. Klien mengatakan
pandangan mata gelap sejak sehari sebelum dibawa ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan Visus
mata adalah 1/300. . Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas ?

Pembahasan:

Masalah utama klien terlihat dari darikeadaan actual saat perawat melakukan pemeriksaan. Visus
1/300 menandakan bahwa klien hanya mampu merespon arah lambaian tangan pada jarak 1
meter di depan klien. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada system penglihatan klien.
173. Seorang laki-laki berumur 49 tahun dirawat di ruang perawatan interna, dengan keluhan
sering haus, sering lapar dan sering kencing. Pada pemeriksaan didapatkan kulit kering, dan
turgor kulit buruk serta merasa gatal. Kulit klien nampak bekas luka garukan. Klien mendapat
terapi cairan infuse RL 28 tpm. Hasil pemeriksaan diagnostic untuk kadar GDS 355 mg/dl.
Apakah masalah keperawatan aktual pada kasus di atas ?

Pembahasan:

Masalah keperawatan klien dapat dilihat saat perawat mendapati temuan bahwa kulit klien kering
dan turgor kulit juga buruk yang didukung adanya ruam atau bekas garukan akibat rasa gatal
yang dialami oleh klien.

174. Seorang perawat vokasi sedang mempersiapkan ruangan untuk pasien baru di ruang rawat
bedah. Klien yang akan masuk adalah klien dengan operasi laparotomy. Apa yang seharusnya
dipersiapkan oleh perawat?

Pembahasan:

Hal pertama yang dilakukan oleh perawat vokasi dalam proses persiapan pasien baru adalah
memastikan linen yang akan digunakan oleh klien adalah baru, jika tidak ataupun belum
terpasang, segera pasangkan linen yang baru dan bersih. Penggantian linen bertujuan untuk
menurunkan resiko infeksi nosokomial dan meningkatkan standar mutu pelayanan keperawatan.

175. Perawat puskesmas melakukan kunjungan rumah dan ditemukan seorang laki-laki berusia
55 tahun penderita DM dengan ulkus diabetik di kaki kanannya. Keluarga tidak pernah
membawa klien ke pusat pelayanan kesehatan karena malu dengan kondisinya. Saat ini klien
hanya tinggal berdua dengan istrinya yang berusia 45 tahun. Klien sesekali mengalami nyeri
pada ulkusnya dengan skala 3. Perawat telah memberikan informasi mengenai DM. Apakah
tindakan keperawatan yang tepat?

Pembahasan:

Tindakan keperawatan yang paling tepat setelah perawat memberikan informasi mengenai
penyakit DM adalah menganjurkan istri atau keluarga klien untuk melakukan pemeriksaan rutin
di puskesmas untuk menjaga kondisi ulkus pada klien.

176.Seorang anak laki - laki berumur 5 tahun dirawat di ruang interna dengan gejala diare berat.
Direncanakan mendapat terapi cairan sesuai kebutuhan anak 500 ml dalam 8 jam pertama. Infuse
yang digunakan adalah infuse mikro. Berapa tetes infus harus diberikan ?

Pembahasan:
Berikut cara mudah untuk menghitung tetesan infus per menit (TPM) secara sederhana yang di
rumuskan oleh Puruhito adalah: Tetesan per menit (makro) = Jumlah cairan yang dimasukkan
(ml) / lamanya infus (jam) x 3 Nilai 3 didapatkan dari pembagian antara faktor tetes makro (20
tetes) dengan 60 menit. Tetesan per menit (mikro) = Jumlah cairan infus (ml) / lamanya infus
(jam) TPM (mikro) = 500 ml / 8 jam = 62,5 (bulatkan menjadi 62 tetes per menit)

177. Seorang perempuan umur 33 tahun dirawat di RS dengan diagnose gagal ginjal tahap akhir
(terminal illness). Klien mengatakan, "saya akan membicarakan dengan keluarga terkait dengan
penyakit dan rencana pengobatan saya, apakah saya akan melanjutkan perawatan di rumah sakit
ini atau pulang dan melanjutkan perawatan di rumah". Apakah tahapan respons kehilangan yang
terjadi pada klien?

Pembahasan:

Respon klien yang akan membuat keputusan tentang perawatannya bersama keluarga
adalah.sikap positif yang berarti klien menerima kondisinya. Membuat keputusan untuk
melanjutkan perawatannya di rumah atau di rumah sakit adalah hak klien yang harus dihormati
oleh perawat.

178. Seorang perempuan usia 35 tahun sedang dirawat di RS Jiwa, dengan keluhan saat ini
pasien malas makan, tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya dan tidak bisa diarahkan oleh
perawat. Pasien direncanakan akan diberikan terapi ECT. Apakah intervensi keperawatan
pertama pada tahap persiapan terhadap pasien?

Pembahasan:

Persiapan awal sebelum melakukan tindakan ECT adalah dengan melakukan persiapan alat. Hal
ini dilakukan agar jarak antara interaksi awal terhadap tindakan ECT tidak berselang terlalu
lama.

179. Seorang laki-laki umur 38 tahun masuk UGD diantar oleh petugas kepolisian, hasil
pemeriksaan, pasien tidak sadar, terdapat luka robek di kepala bagian frontal sinistra, luka lecet
di siku kanan, hasil pengukuran tekanan darah 100/60 mmHg, frekuensi nafas 41 x/menit dan
terdengar suara tambahan snoring. Apakah data yang perlu diperiksa pada kasus tersebut?

Pembahasan:

Prinsip Utama PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) adalah menyelamatkan pasien dari
kematian pada kondisi gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah "Time Saving is
Life Saving", dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat
darurat haruslah benar- benar efektif dan efisien, karena pada kondisi tersebut pasien dapat
kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja. Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal
dengan singkatan A-B-C (Airway - Breathing - Circulation). Ketiga poin tersebut adalah poin-
poin yang harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat darurat.
Hal yang pertama diperiksa yaitu Airway, periksa apakah ada hambatan pada saluran nafas,
usahakan jalan nafas tetap terbuka secara optimal.

180. Seorang laki-laki berumur 25 tahun masuk UGD dalam keadaan tidak sadar setelah jatuh
dari kendaraan bermotor dan mengalami fraktur costa ke 5 dan 6. Tindakan pembedahan perlu
dilakukan untuk menyelamatkan nyawa klien. Manakah tindakan yang paling benar dilakukan?

Pembahasan:

Secara umum terdapat dua pengecualian untuk mengesampingkan keperluan persetujuan


tindakan pada orang dewasa. Pertama adalah saat keadaan gawat darurat sementara penundaan
tindakan dapat mengancam nyawa klien. Pengecualian kedua adalah jika klien mempercayakan
tindakan kepada tim kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai