Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Sap PPGD

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERTOLONGAN PERTAMA PADA GAWAT DARURAT (PPGD)

A. Pokok Bahasan : Pertolongan Pertama Pada Gawat Darurat (PPGD)

B. Sub Pokok Bahasan : Pengerttian PPGD, Prinsip Utama PPGD, Langkah-langkah


Dasar PPGD, Algoritma Dasar PPGD, Nafas Bantuan PPGD, Pijat Jantung dalam
PPGD, Perlindungan Diri Penolong dalm PPGD

C. Tujuan Umum : Warga mengetahui dan mengerti gambaran umum tentang


PPGD

D. Tujuan Khusus : Warga mengetahui dan mengerti Pengerttian PPGD, Prinsip


Utama PPGD, Langkah-langkah Dasar PPGD, Algoritma Dasar PPGD, Nafas
Bantuan PPGD, Pijat Jantung dalam PPGD, Perlindungan Diri Penolong dalm PPGD

E. Tempat Penyuluhan : Dusun Temulawak


Hari/ Tanggal Penyuluhan :
Waktu Penyuluhan :

F. Media yang Digunakan : Leaflet

G. Penyaji : Mahasiswa PKN

H. Kegiatan Penyuluhan :
Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Pendengar
Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(2 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 3. Mendengarkan
danmenerima kontrak waktu

4. Menyampaikan tujuan 4. Mendengarkan


penyuluhan
Penyajian 1. Menggali pengetehuanklien 1. Mendengar dan menjawab
materi tentang PPGD
(28 menit) 2. Reinforcement positif 2. Mendengarkan,memperhati
kan
3. Menjelaskan pengertian 3. Mendengarkan,memperhati
PPGD kan
4. Menggali pengetehuan 4. Mendengar dan menjawab
warga tentang PPGD
5. Reinforcement positif 5. Mendengarkan,memperhati
kan
6. Menjelaskan prinsip utama 6. Mendengarkan,memperhati
PPGD kan
7. Menjelaskan langkah- 7. Mendengarkan,memperhati
langkah dasar PPGD kan
8. Menjelaskan algoritma 8. Mendengarkan,memperhati
dasar PPGD kan
9. Menjelaskan nafas bantuan 9. Mendengarkan,memperhati
PPGD kan
10. Menjelaskan pijat jantung 10. Mendengarkan,memperhati
dalam PPGD kan
11. Menjelaskan tentang 11. Mendengarkan,memperhati
perlindungan diri penolong kan
dalam PPGD
12. Memberikan kesempatan 12. mendengarkan dan
pada warga untuk bertanya bertanya
13. Menjawab pertanyaan 13. Mendengar dan
memperhtikan
Penutup 1. Diskusi atau tanya jawab 1. Memperhatikan dan
(30 menit) menjawab pertanyaan
2. Menyimpulkan materi 2. Mendengarkan
bersama-sama
3. Mengucapkan salam 3. Menjawab salam
I. Materi PPGD
 Pengertian
B-GELS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Pertolongan Pertama Pada
Gawat Darurat (PPGD) adalah serangkaian usaha-usaha pertama yang dapat
dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan pasien dari
kematian.
 Prinsip utama
Prinsip Utama PPGD adalah menyelamatkan pasien dari kematian pada kondisi
gawat darurat. Kemudian filosofi dalam PPGD adalah “Time Saving is Life
Saving”, dalam artian bahwa seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi
gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien, karena pada kondisi
tersebut pasien dapat kehilangan nyawa dalam hitungan menit saja (henti nafas
selama 2-3 menit dapat mengakibatkan kematian).
 Langkah-langkah dasar
Langkah-langkah dasar dalam PPGD dikenal dengan singkatan A-B-C-D (Airway-
Breathing–Circulation–Disability). Keempat poin tersebut adalah poin-poin yang
harus sangat diperhatikan dalam penanggulangan pasien dalam kondisi gawat
darurat.
 Algoritma dasar PPGD
1. Ada pasien tidak sadar
2. Pastikan kondisi tempat pertolongan aman bagi pasien dan penolong
3. Beritahukan kepada lingkungan kalau anda akan berusaha menolong
4. Cek kesadaran pasien
a. Lakukan dengan metode AVPU
b. A –> Alert : Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
c. V –> Verbal : Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras
di telinga korban (pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang
atau menyentuh pasien), jika tidak merespon lanjut ke P
d. P –> Pain : Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah
adalah menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain
itu dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan
juga areal diatas mata (supra orbital)
e. U –> Unresponsive : Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak
bereaksi maka pasien berada dalam keadaan unresponsive
5. Call for Help, mintalah bantuan kepada masyarakat di sekitar untuk menelpon
ambulans (118) dengan memberitahukan :
a. Jumlah korban
b. Kesadaran korban (sadar atau tidak sadar)
c. Perkiraan usia dan jenis kelamin (ex: lelaki muda atau ibu tua)
d. Tempat terjadi kegawatan (alamat yang lengkap)
6. Bebaskan lah korban dari pakaian di daerah dada ( buka kancing baju bagian
atas agar dada terlihat
7. Posisikan diri di sebelah korban, usahakan posisi kaki yang mendekati kepala
sejajar dengan bahu pasien
8. Cek apakah ada tanda-tanda berikut :
a. Luka-luka dari bagian bawah bahu ke atas (supra clavicula)
b. Pasien mengalami tumbukan di berbagai tempat (misal : terjatuh dari
sepeda motor)
c. Berdasarkan saksi pasien mengalami cedera di tulang belakang bagian
leher
9. Tanda-tanda tersebut adalah tanda-tanda kemungkinan terjadinya cedera
pada tulang belakang bagian leher (cervical), cedera pada bagian ini sangat
berbahaya karena disini tedapat syaraf-syaraf yg mengatur fungsi vital
manusia (bernapas, denyut jantung)
a. Jika tidak ada tanda-tanda tersebut maka lakukanlah Head Tilt and Chin
Lift. Chin lift dilakukan dengan cara menggunakan dua jari lalu
mengangkat tulang dagu (bagian dagu yang keras) ke atas. Ini disertai
dengan melakukan Head tilt yaitu menahan kepala dan mempertahankan
posisi seperti figure berikut. Ini dilakukan untuk membebaskan jalan napas
korban.
b. Jika ada tanda-tanda tersebut, maka beralihlah ke bagian atas pasien,
jepit kepala pasien dengan paha, usahakan agar kepalanya tidak
bergerak-gerak lagi (imobilisasi) dan lakukanlah Jaw Thrust. Gerakan ini
dilakukan untuk menghindari adanya cedera lebih lanjut pada tulang
belakang bagian leher pasien.
10. Sambil melakukan a atau b di atas, lakukan lah pemeriksaan kondisi Airway
(jalan napas) dan Breathing (Pernapasan) pasien.
11. Metode pengecekan menggunakan metode Look, Listen, and Feel
Look: Lihat apakah ada gerakan dada (gerakan bernapas), apakah gerakan
tersebut simetris ?
Listen: Dengarkan apakah ada suara nafas normal, dan apakah ada suara
nafas tambahan yang abnormal (bisa timbul karena ada hambatan sebagian)

Jenis-jenis suara nafas tambahan karena hambatan sebagian jalan nafas :


a. Snoring : suara seperti ngorok, kondisi ini menandakan adanya kebuntuan
jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini maka
lakukanlah pengecekan langsung dengan cara cross-finger untuk
membuka mulut (menggunakan 2 jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk tangan
yang digunakan untuk chin lift tadi, ibu jari mendorong rahang atas ke
atas, telunjuk menekan rahang bawah ke bawah). Lihatlah apakah ada
benda yang menyangkut di tenggorokan korban (eg: gigi palsu dll).
Pindahkan benda tersebut
b. Gargling : suara seperti berkumur, kondisi ini terjadi karena ada kebuntuan
yang disebabkan oleh cairan (eg: darah), maka lakukanlah cross-
finger(seperti di atas), lalu lakukanlah finger-sweep (sesuai namanya,
menggunakan 2 jari yang sudah dibalut dengan kain untuk “menyapu”
rongga mulut dari cairan-cairan).
c. Crowing : suara dengan nada tinggi, biasanya disebakan karena
pembengkakan (edema) pada trakea, untuk pertolongan pertama tetap
lakukan maneuver head tilt and chin lift atau jaw thrust saja
Jika suara napas tidak terdengar karena ada hambatan total pada jalan
napas, maka dapat dilakukan :
a. Back Blow sebanyak 5 kali, yaitu dengan memukul menggunakan telapak
tangan daerah diantara tulang scapula di punggung
b. Heimlich Maneuver, dengan cara memposisikan diri seperti gambar, lalu
menarik tangan ke arah belakang atas.
c. Chest Thrust, dilakukan pada ibu hamil, bayi atau obesitas dengan cara
memposisikan diri seperti gambar lalu mendorong tangan kearah dalam
atas.

Feel: Rasakan dengan pipi pemeriksa apakah ada hawa napas dari korban?
12. Jika ternyata pasien masih bernafas, maka hitunglah berapa frekuensi
pernapasan pasien itu dalam 1 menit (Pernapasan normal adalah 12 -20 kali
permenit)
13. Jika frekuensi nafas normal, pantau terus kondisi pasien dengan tetap
melakukan Look Listen and Feel
14. Jika frekuensi nafas < 12-20 kali permenit, berikan nafas bantuan (detail
tentang nafas bantuan dibawah)
15. Jika pasien mengalami henti nafas berikan nafas buatan (detail tentang
nafas buatan dibawah)
16. Setelah diberikan nafas buatan maka lakukanlah pengecekan nadi carotis
yang terletak di leher (ceklah dengan 2 jari, letakkan jari di tonjolan di tengah
tenggorokan, lalu gerakkan lah jari ke samping, sampai terhambat oleh otot
leher (sternocleidomastoideus), rasakanlah denyut nadi carotis selama 10
detik.
17. Jika tidak ada denyut nadi maka lakukanlah Pijat Jantung(figure D dan E ,
figure F pada bayi), diikuti dengan nafas buatan(figure A,B dan C),ulang
sampai 6 kali siklus pijat jantung-napas buatan, yang diakhiri dengan pijat
jantung
18. Cek lagi nadi karotis (dengan metode seperti diatas) selama 10 detik, jika
teraba lakukan Look Listen and Feel (kembali ke poin 11) lagi. jika tidak
teraba ulangi poin nomer 17.
19. Pijat jantung dan nafas buatan dihentikan jika
a. Penolong kelelahan dan sudah tidak kuat lagi
b. Pasien sudah menunjukkan tanda-tanda kematian (kaku mayat)
c. Bantuan sudah datang
d. Teraba denyut nadi karotis
20. Setelah berhasil mengamankan kondisi diatas periksalah tanda-tanda shock
pada pasien :
a. Denyut nadi >100 kali per menit
b. Telapak tangan basah dingin dan pucat
c. Capilarry Refill Time > 2 detik (CRT dapat diperiksa dengan cara
menekan ujung kuku pasien dg kuku pemeriksa selama 5 detik, lalu
lepaskan, cek berapa lama waktu yg dibutuhkan agar warna ujung kuku
merah lagi)
21. Jika pasien shock, lakukan Shock Position pada pasien, yaitu dengan
mengangkat kaki pasien setinggi 45 derajat dengan harapan sirkulasi darah
akan lebih banyak ke jantung
22. Pertahankan posisi shock sampai bantuan datang atau tanda-tanda shock
menghilang
23. Jika ada pendarahan pada pasien, coba lah hentikan perdarahan dengan
cara menekan atau membebat luka (membebat jangan terlalu erat karena
dapat mengakibatkan jaringan yg dibebat mati)
Setelah kondisi pasien stabil, tetap monitor selalu kondisi pasien dengan
Look Listen and Feel, karena pasien sewaktu-waktu dapat memburuk secara
tiba-tiba.
 Nafas bantuan
Nafas Bantuan adalah nafas yang diberikan kepada pasien untuk menormalkan
frekuensi nafas pasien yang di bawah normal. Misal frekuensi napas : 6 kali per
menit, maka harus diberi nafas bantuan di sela setiap nafas spontan dia sehingga
total nafas permenitnya menjadi normal (12 kali).
 Prosedurnya :
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Jangan lakukan pernapasan mouth to mouth langsung, tapi gunakan lah kain
sebagai pembatas antara mulut anda dan pasien untuk mencegah penularan
penyakit-penyakit
3. Sambil tetap melakukan chin lift, gunakan tangan yg tadi digunakan untuk
head tilt untuk menutup hidung pasien (agar udara yg diberikan tidak terbuang
lewat hidung).
4. Mata memperhatikan dada pasien
5. Tutupilah seluruh mulut korban dengan mulut penolong
6. Hembuskanlah nafas satu kali ( tanda jika nafas yg diberikan masuk adalah
dada pasien mengembang)
7. Lepaskan penutup hidung dan jauhkan mulut sesaat untuk membiarkan
pasien menghembuskan nafas keluar (ekspirasi)
8. Lakukan lagi pemberian nafas sesuai dengan perhitungan agar nafas kembali
normal

 Nafas buatan
Cara melakukan nafas buatan sama dengan nafas bantuan, bedanya nafas
buatan diberikan pada pasien yang mengalami henti napas. Diberikan 2 kali efektif
(dada mengembang )

 Pijat jantung
Pijat jantung adalah usaha untuk “memaksa” jantung memompakan darah ke
seluruh tubuh, pijat jantung dilakukan pada korban dengan nadi karotis yang tidak
teraba. Pijat jantung biasanya dipasangkan dengan nafas buatan (seperti
dijelaskan pada algortima di atas)
 Prosedur pijat jantung
1. Posisikan diri di samping pasien
2. Posisikan tangan seperti gambar di center of the chest (tepat ditengah-tengah
dada)
3. Posisikan tangan tegak lurus korban seperti gambar
4. Tekanlah dada korban menggunakan tenaga yang diperoleh dari sendi
panggul (hip joint)
5. Tekanlah dada kira-kira sedalam 4-5 cm (seperti gambar kiri bawah)
6. Setelah menekan, tarik sedikit tangan ke atas agar posisi dada kembali normal
(seperti gambar kanan atas)
7. Satu set pijat jantung dilakukan sejumlah 30 kali tekanan, untuk memudahkan
menghitung dapat dihitung dengan cara menghitung sebagai berikut :
a. Satu Dua Tiga EmpatSATU
b. Satu Dua Tiga Empat DUA
c. Satu Dua Tiga Empat TIGA
d. Satu Dua Tiga Empat EMPAT
e. Satu Dua Tiga Empat LIMA
f. Satu Dua Tiga Empat ENAM
8. Prinsip pijat jantung adalah :
a. Push deep
b. Push hard
c. Push fast
d. Maximum recoil (berikan waktu jantung relaksasi)
e. Minimum interruption (pada saat melakukan prosedur ini penolong tidak
boleh diinterupsi)

 Perlindungan diri penolong


Dalam melakukan pertolongan pada kondisi gawat darurat, penolong tetap harus
senantiasa memastikan keselamatan dirinya sendiri, baik dari bahaya yang
disebabkan karena lingkungan, maupun karena bahaya yang disebabkan karena
pemberian pertolongan.

 Poin-poin penting dalam perlindungan diri penolong


1. Pastikan kondisi tempat memberi pertolongan tidak akan membahayakan
penolong dan pasien
2. Minimasi kontak langsung dengan pasien, itulah mengapa dalam memberikan
napas bantuan sedapat mungkin digunakan sapu tangan atau kain lainnya
untuk melindungi penolong dari penyakit yang mungkin dapat ditularkan oleh
korban
3. Selalu perhatikan kesehatan diri penolong, sebab pemberian pertolongan
pertama adalah tindakan yang sangat memakan energi. Jika dilakukan
dengan kondisi tidak fit, justru akan membahayakan penolong sendiri.

Anda mungkin juga menyukai