Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Skrining Fitokimia Kfa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KIMIA FARMASI ANALISIS I

SKIRING FITOKIMIA
TANAMAN KAPUK RANDU ( Ceiba pentandra L. Gaertn )

Di susun oleh :

Nama : Yuli Rahayu

NIM : 01016264

Semester : V.D

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON


PROGRAM KEAHLIAN FARMASI
Jl. Perjuangan no.7 Majasem Kota Cirebon
BAB I
GAMBARAN UMUM
1.1 Kapuk Randu ( Ceiba pentandra L. Gaertn )

Gambar 1. Pohon Kapuk Randu ( Ceiba pentandra L. Gaertn )

1.2 Klasifikasi Tanaman


Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi tanaman kapuk randu adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Ceiba
Spesies : Ceiba pentandra L. Gaertn
1.3 Nama Daerah
a. Sumatera : Panju, panjai (Aceh); kakabu (Gayo); kabu-kabu, ponji (Batak); pohon
kapok, kapeh panji, kapuek (Minangkabau).
b. Jawa : Randu (Sunda); randu (Jawa); kapo (Madura); landu (Kangean).
c. Nusatenggara : Ringgi (Bima); kambu luka, kamba watu (Sumba); keweru (Sawu);
Bala (Flores); Kapomaka (Alor); Dene, lene (Rote).
d. Sulawesi : Pu mahag kapes, bubuhu, kai marukapes, duyungo (Gorontalo; kakabu
ake (Toraja); kaukau (Bugis).
e. Timor : Dengen (Kupang).
1.4 Deskripsi dan Morfologi Tanaman
Pohon kapuk randu (Ceiba pentandra L. Gaertn) secara alami terdapat pada 16oLU di
AS, terus ke Amerika Tengah sampai 16oLS di Amerika Selatan. Biasa terdapat di dataran
pesisir sampai diatas 500 m diatas permukaan laut, dengan hujan tahunan 1000-2500 mm
dan suhu dari 20o-27oC. Pionir yang memerlukan cahaya, ditemukan pada hutan-hutan
basah yang selalu hijau dan menggugurkan daun, juga terdapat di hutan kering dan hutan
tua. Memiliki tinggi pohon 25-70 m, dengan diameter 100-300 cm (Salazar dan Joker,
2001).
a. Batang
Silindris sampai menggembung, Tajuk bulat/bundar, hijau terang, daun terbuka;
cabang vertical dan banyak, condong ke atas; kulit halus sampai agak retak, abu-abu
pucat, dengan lingkaran horizontal. Terdapat duri-duri tempel besar yang berbentuk
kerucut.
b. Daun
Majemuk menjari, bergantian dan berkerumun diujung dahan. Panjang tangkai daun
5-25 cm, merah dibagian pangkal, langsing dan tidak berbulu. Anak daun 5-9, panjang
5-20 cm, lebar 1,5-5 cm, lonjong sampai lonjong sungsang, ujung meruncing, hijau tua
dibagian atas dan hijau muda dibagian bawah.
c. Bunga
Menggantung majemuk, bergerombol pada ranting, hermaprodit, keputih-putihan,
dan besar.
d. Kelopak
Berbentuk lonceng, panjang 1-2 cm, dengan 5 sampai 10 tonjolan pendek.
e. Mahkota bunga
3-3,5 cm, dengan 5 tonjolan, putih sampai merah muda, tertutup bulu sutra.
f. Benang sari
Jumlahnya 5, bersatu menjadi bentuk tabung pendek, serta memiliki kepala sari
berbelok-belok.
g. Bakal buah
Beruang 5 dengan bakal biji yang cukup banyak.
h. Buah
Bentuknya memanjang dengan panjang 7,5-15 cm, menggantung, berkulit keras dan
berwarna hijau jika masih muda serta berwarna coklat jika telah tua. Dalam buahnya
terdapat biji yang dikelilingi bulu-bulu halus, serat kekuning-kuningan yang
merupakan campura dari lignin dan sellulosa.
i. Biji
Bentuk bijinya bulat, kecil-kecil, dan berwarna hitam atau coklat tua, terbungkus
kapuk.
1.5 Khasiat dan Kegunaan
a. Akar pohon randu
Akar randu kapuk dapat digunakan untuk ramuan obat tradisional.
b. Batang pohon randu
Manfaat batang pohon randu kapuk antara lain:
1. Kayu randu dijadikan papan yang bisa digunakan untuk membuat kotak
pengemas/peti, meja tenis ( tenis meja ), salon atau kotak sound system, papan
alas pengecoran pada bangunan, dan lain sebagainya.
2. Bahan baku pembuatan kertas.
3. Kulit batang randu dapat digunakan untuk bahan pembuatan caustik soda dan
bahan untuk pembuatan tali.
c. Daun pohon randu berkhasiat bagi kesehatan diantaranya yaitu :
1. Obat panas dalam.
2. Mengobati batuk.
3. Menjaga kesehatan mulut.
4. Obat sakit mata.
5. Obat kudis.
6. Mengatasi diare.
7. Obat penghilang bekas luka.
8. Sebagai tonikum ( penyubur rambut ).
d. Buah dan biji randu
Manfaat buah dan biji randu antara lain :
1. Hati kapuk dapat dimanfaatkan untuk bahan pengisi jok dan campuran serabut
kapuk dengan dihancurkan terlebih dahulu.
2. Pada industri mebel, serabut kapuk digunakan untuk pengisian bantal, kasur,
pelampung dan jok kursi.
3. Pada industri pemintalan, serabut kapuk digunakan untuk membuat benang.
4. Pada industri elektronika, serabut kapuk digunakan untuk isolator panas, peredam
suara.
5. Pada dunia kesehatan, serabut kapuk randu dimanfaatkan sebagai pengisi sabuk
penolong dan pembalut luka.
6. Abu kulit buah kapuk dapat dimanfaatkan untuk campuran dalam pembuatan
sabun, selain itu abu kulit buah kapuk juga terbukti dapat digunakan sebagai bahan
pupuk karena banyak mengandung Kalium.
7. Biji kapuk banyak mengandung minyak yang dapat dimanfaatkan pada industri
minyak goreng, dan minyak biji kapuk ini dapat digunakan untuk bahan pembuatan
sabun dan bahan membatik. Sedangkan bungkilnya dapat dimanfaatkan untuk
makanan ternak atau pupuk organic.
1.6 Kandungan Kimia
Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada tanaman kapuk randu adalah alkaloid,
saponin, flavonoid, tannin, karbohidrat, terpen, resin, steroid (Sule et al, 2009). Kapuk
randu juga mengandung kalium dan natrium (Perdana, 2008). Selain itu juga mengandung
zat hidrat arang, damar, dan zat penyamak juga dimiliki daun randu yang menyebabkan
daun randu berasa pahit.
BAB II
IDENTIFIKASI
2.1 Penapisan Fitokimia Tanaman Kapuk Randu
2.1 1 Menurut (Depkes RI, 1979) dan (Rejendra et al, 2011)
a. Identifikasi Alkaloid
1. Sebanyak 0,5 gram ekstrak dilarutkan dalam 10 ml asam alkohol, dididihkan
dan disaring.
2. Sebanyak 5 ml filtrate ditambahkan 2 ml larutan ammonia dan 5 ml kloroform
lalu dikocok kuat.
3. Lapisan kloroform yang terbentuk diekstrak dengan 10 ml asam asetat lalu
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
 Uji Dragendroff : dilakukan dengan beberapa tetes pereaksi dragendroff
ditambahkan kedalam larutan kloroform, endapan coklat menunjukkan
adanya alkaloid.
 Uji Mayer : dilakukan dengan beberapa tetes pereaksi mayer ditambahkan
kedalam larutan kloroform, endapan putih kekuningan menunjukan adanya
alkaloid.
 Uji Bouchardat : dilakukan dengan beberapa tetes pereaksi bouchardat
ditambahkan kedalam larutan kloroform, endapan coklat menunjukan
adanya alkaloid. (Rejendra et al, 2011).
b. Identifikasi Flavonoid
Terdapat tiga metode yang digunakan untuk uji flavonoid :
1. Pertama dengan beberapa tetes FeCl3 1% kedalam beberapa bagian larutan
ekstrak, warna hijau kehitaman menunjukkan adanya flavonoid.
2. Kedua, beberapa tetes larutan asam asetat 10% ditambahkan kedalam beberapa
bagian ekstrak, endapan kuning yang terbentuk menandakan adanya flavonoid.
3. Ketiga, sejumlah ekstrak dilarutkan dalam metanol lalu ditambahkan dengan
sedikit serbuk Mg dan 1 ml HCL pekat terbentuk warna merah adanya
flavonoid. (Rejendra et al, 2011)
c. Identifikasi Saponin
1. Sebanyak 0,5 gram ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan
10 ml air panas.
2. Setelah dingin kocok kuat secara vertikal selama 10 detik.
3. Terbentuknya buih yang stabil, selama tidak kurang dari 10 menit, setinggi 1
cm sampai 10 cm. pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N, tidak hilang
(Depkes RI, 1979).
d. Identifikasi Tanin
1. Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambah 10 ml air, didihkan selama 15 menit.
2. Setelah dingin kemudian di saring dengan kertas saring, filtrat ditambah 1-2
tetes FeCl3 1%.
3. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya warna hijau kecoklatan atau biru
kehitaman (Rejendra et al, 2011).
e. Identifikasi Fenolik (Rejendra et al, 2011)
1. Ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, lalu dikocok dengan sedikit eter.
2. Lapisan eter dikeringkan pada plat tetes, ditambahkan larutan FeCl3.
3. Terbentuk warna ungu biru menandakan adanya senyawa fenol.
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Pada Ekstrak Daun Randu
Identifikasi Senyawa Ekstrak Etanol Daun Randu Hasil
Alkaloid
 Dragendroff - Tidak ada endapan coklat
- Tidak ada endapan putih
 Mayer
kekuningan
 Bouchardat - Tidak ada endapan coklat

Flavonoid
 FeCl3 1% + Warna hijau kehitaman

 Asam asetat 10% + Endapan kuning

 Methanol + + Warna merah

Sebuk Mg +
HCL
Saponin + Terdapat buih
Tannin + Hijau kecoklatan atau biru
kehitaman
Fenolik + Ungu / biru
Keterangan - : Negatif + : Positif
Hasil dari uji fitokimia yang dilakukan pada ekstrak kental daun randu didapatkan
hasilnya yaitu :
1. positif pada senyawa flavonoid dengan penambahan FeCl3 1% dengan hasil berwarna
hijau kecoklatan dan penambahan Asam Asetat 10% dengan hasil endapan kuning,
untuk penambahan Metanol + Serbuk Mg + HCL didapatkan hasil positif dengan hasil
warna merah kecoklatan.
2. Senyawa alkaloid dengan penambahan pereaksi Dragendrof, Mayer dan Bouchardat
menunjukan hasil negatif dengan hasil berturut-turut tidak menunjukkan adanya
endapan coklat, endapan putih kekuningan dan endapan coklat yang kurang begitu
terlihat.
3. Senyawa saponin didapatkan hasil positif dengan hasil buih yang stabil selama 10
menit dan tidak hilang setelah ditetesi asam klorida 2N.
4. senyawa tanin dan fenolik juga didapatkan hasil positif dengan hasil berturut-turut
hijau kecoklatan dan biru.
2.1.2 Menurut (Harborne, 1987), (Depkes, 1989), dan (Ayoola, et al., 2008).
Penapisan fitokimia adalah pemeriksaan kandungan kimia secara kualitatif
untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam suatu tumbuhan.
Pemeriksaan dilakukan pada senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat bagi
kesehatan seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, dan fenolik.
a. Identifikasi Alkaloid
Identifikasi alkaloid dilakukan dengan metode Dragendorf. Sampel 10 mg
ditambah dengan 1 mL HCl 2 M dan 9 mL akuades dipanaskan selama 2 menit,
dinginkan kemudian disaring. Filtrat di tambahkan pereaksi Dragendorf. Hasil
positif pada uji Dragendorf ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda
sampai kuning. (Harborne, 1987).
b. Identifikasi Flavonoid
Ekstrak ditambahkan 10 mL air panas, didihkan selama 5 menit kemudian
disaring. Ambil filtratnya, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,1 g
serbuk Mg dan 10 tetes HCl pekat, dikocok kuat. Jika terbentuk warna merah
jingga sampai merah ungu, menunjukkan adanya senyawa flavonoid. (Depkes,
1989).
c. Identifikasi Fenolik
Ekstrak 10 mg dalam 10 ml air dididihkan dalam tabung reaksi kemudian
disaring. Beberapa tetes besi klorida 0,1 % ditambahkan dan diamati, terbentuknya
warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman menunjukkan adanya fenol. (Ayoola,
et al., 2008).
d. Identifikasi Tanin
Sampel 10 mg ditambahkan 10 mL air suling. Campuran dididihkan selama 30
menit. Setelah dingin kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat diambil,
ditambahkan FeCl3 1% ke dalam filtrat. Terbentuknya warna biru tua atau hijau
kehitaman menunjukkan adanya senyawa golongan tanin.
e. Uji Saponin
Ekstrak 10 mg ditambahkan 5 mL aquades dalam tabung reaksi. Larutan
dikocok kuat dan diamati. Terbentuknya busa stabil menunjukkan adanya saponin
(Ayoola, et al., 2008).
Tabel 2. Hasil uji fitokimia ekstrak kulit batang kapuk randu
No. Metabolit Sekunder Pereaksi Hasil Standar (warna)
1. Alkaloid metode Dragendorff + endapan coklat muda
2. Flavonoid Serbuk Mg + HCl pekat + Merah jingga
3 Fenolik Besi klorida 0,1% + Hijau kecoklatan
4. Tanin FeCl3 1% + Hijau kehitaman
5. Saponin Aquades + Terbentuk busa stabil
Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengetahui kondungan metobolit sekunder yang
ada dalam sampel. Hasil uji fitokimi didapatkan bahwa dalam ekstrak etanol kulit batang
kapuk randu (Ceiba Petandra L. Gaertn) terdapat Alkaloid, flavonoid, fenol, tannin, dan
saponin.
2.1.3 Menurut (Farnsworth, 1966)
Pada pemeriksaan terhadap golongan senyawa kimia dari serbuk dan ekstrak
kulit muda buah randu seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, steroid/terpenoid,
kuinon, minyak atsiri, kimarin, penetapan kadar air, penetapan kadar abu, penetapan
susut pengeringan.
a. Identifikasi Alkaloid
Sebanyak 2 gram ekstrak dilembabkan dengan 5 ml amoniak 30% digerus
dengan mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali
dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring, filtrate berupa
larutan organik diambil (sebagai larutan A), sebagai larutan A (10 ml) diekstraksi
dengan 10 ml larutan HCL 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil
larutan bagian atasnya ( larutan B). Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas
saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendroff , terbentuk warna
merah atau jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid.
Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi
Dragendroff dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi
Dragendroff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya
senyawa alkaloid ( Farnsworth, 1966).
b. Identifikasi Flavonoid
Sebanyak 2 gram ekstrak ditambah 100 ml air panas, didihkan selama 5 menit.
Ambil 5 ml filtrate (dalam tabung reaksi), ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan
1 ml asam klorida pekat dan 5 ml alcohol, kocok kuat dan biarkan memisah.
Terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol
menunjukkan adanya flavonoid (Farnsworth, 1966).
c. Identifikasi Saponin
Sebanyak 1 gram ekstrak dimasukan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10
ml air panas. Setelah dingin kocok kuat secara vertikal 10 detik. Terbentuknya
busa yang stabil, menunjukkan adanya saponin bila ditambahkan 1 tetes HCL 1%
busa tetap stabil.
d. Identifikasi Tanin
Sebanyak 10 gram ekstrak ditambah 10 ml air, didihkan selama 15 menit,
setelag dingin kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat ditambah 1-2 tetes
FeCl3 1%. Terbentuknya warna biru, hijau, atau hitam menunjukkan adanya
senyawa golongan tannin.
e. Identifikasi Steroid/Terpenoid
Sebanyak 5 gram ekstrak dimaserasi dalam 20 ml eter selama 2 jam kemudian
disaring. Diuapkan dalam cawan penguap sampai kering. Ditambahkan 2 tetes
asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat kedalam residu. Terbentuknya
warna hijau atau merah menunjukkan adanya steroid/terpenoid.
 Hasil Uji Fitokimia Eksrak Kulit Batang Pohon Kapuk Randu
Berdasarkan hasil pemeriksaan penapisan fitokimia, kulit batang pohon kapuk
randu (ceiba pentandra L. Gaertn) terdapat golongan senyawa flavonoid, saponin,
tannin, terpenoid.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
 http://kayusejatiku.blogspot.com/2016/03/manfaat-terbesar-kayu-randu-kapuk-
yang.html
 https://rubi77botani.wordpress.com/2017/11/11/deskripsi-dan-klasifikasi-tanaman-
kapuk-randu/
 Agus Imam Muhgni.2013. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk
Randu (Ceiba Pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal
Pada Tikus Putih Jantan [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Farmasi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
 Irfan Awal Maulana.2015. Uji Formula Ekstrak Daun Randu (Ceiba Pentandra (L.)
Gaertn) Sebagai Tonik Penumbuhan Rambut Pada Kelinci New Zealand White
[skripsi]. Bogor : Universitas Pakuan Bogor
 Ary Andriani.2011. Skrining Fitokimia dan Uji Penghambatan Aktivitas a-
Glukosidase pada Ekstrak Etanol dari Beberapa Tanaman yang digunakan Sebagai
Obat Antidiabetes [skripsi]. Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Sarjana Farmasi
 Yamin, Rini Hamsidi, Nasria, Sabarudin. 2013. Karakaterisasi dan Uji Aktivitas
Antioksidan serta Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol Kulit Batang Kapuk
Randu (Ceiba Pentandra L. Gaertn)
di http://ojs.uho.ac.id/index.php/pharmauho/article/view/5096/0 (akses 11 Desember
2018)

Anda mungkin juga menyukai