Skrining Fitokimia Kfa
Skrining Fitokimia Kfa
Skrining Fitokimia Kfa
SKIRING FITOKIMIA
TANAMAN KAPUK RANDU ( Ceiba pentandra L. Gaertn )
Di susun oleh :
NIM : 01016264
Semester : V.D
Flavonoid
FeCl3 1% + Warna hijau kehitaman
Sebuk Mg +
HCL
Saponin + Terdapat buih
Tannin + Hijau kecoklatan atau biru
kehitaman
Fenolik + Ungu / biru
Keterangan - : Negatif + : Positif
Hasil dari uji fitokimia yang dilakukan pada ekstrak kental daun randu didapatkan
hasilnya yaitu :
1. positif pada senyawa flavonoid dengan penambahan FeCl3 1% dengan hasil berwarna
hijau kecoklatan dan penambahan Asam Asetat 10% dengan hasil endapan kuning,
untuk penambahan Metanol + Serbuk Mg + HCL didapatkan hasil positif dengan hasil
warna merah kecoklatan.
2. Senyawa alkaloid dengan penambahan pereaksi Dragendrof, Mayer dan Bouchardat
menunjukan hasil negatif dengan hasil berturut-turut tidak menunjukkan adanya
endapan coklat, endapan putih kekuningan dan endapan coklat yang kurang begitu
terlihat.
3. Senyawa saponin didapatkan hasil positif dengan hasil buih yang stabil selama 10
menit dan tidak hilang setelah ditetesi asam klorida 2N.
4. senyawa tanin dan fenolik juga didapatkan hasil positif dengan hasil berturut-turut
hijau kecoklatan dan biru.
2.1.2 Menurut (Harborne, 1987), (Depkes, 1989), dan (Ayoola, et al., 2008).
Penapisan fitokimia adalah pemeriksaan kandungan kimia secara kualitatif
untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam suatu tumbuhan.
Pemeriksaan dilakukan pada senyawa metabolit sekunder yang memiliki khasiat bagi
kesehatan seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, dan fenolik.
a. Identifikasi Alkaloid
Identifikasi alkaloid dilakukan dengan metode Dragendorf. Sampel 10 mg
ditambah dengan 1 mL HCl 2 M dan 9 mL akuades dipanaskan selama 2 menit,
dinginkan kemudian disaring. Filtrat di tambahkan pereaksi Dragendorf. Hasil
positif pada uji Dragendorf ditandai dengan terbentuknya endapan coklat muda
sampai kuning. (Harborne, 1987).
b. Identifikasi Flavonoid
Ekstrak ditambahkan 10 mL air panas, didihkan selama 5 menit kemudian
disaring. Ambil filtratnya, dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 0,1 g
serbuk Mg dan 10 tetes HCl pekat, dikocok kuat. Jika terbentuk warna merah
jingga sampai merah ungu, menunjukkan adanya senyawa flavonoid. (Depkes,
1989).
c. Identifikasi Fenolik
Ekstrak 10 mg dalam 10 ml air dididihkan dalam tabung reaksi kemudian
disaring. Beberapa tetes besi klorida 0,1 % ditambahkan dan diamati, terbentuknya
warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman menunjukkan adanya fenol. (Ayoola,
et al., 2008).
d. Identifikasi Tanin
Sampel 10 mg ditambahkan 10 mL air suling. Campuran dididihkan selama 30
menit. Setelah dingin kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat diambil,
ditambahkan FeCl3 1% ke dalam filtrat. Terbentuknya warna biru tua atau hijau
kehitaman menunjukkan adanya senyawa golongan tanin.
e. Uji Saponin
Ekstrak 10 mg ditambahkan 5 mL aquades dalam tabung reaksi. Larutan
dikocok kuat dan diamati. Terbentuknya busa stabil menunjukkan adanya saponin
(Ayoola, et al., 2008).
Tabel 2. Hasil uji fitokimia ekstrak kulit batang kapuk randu
No. Metabolit Sekunder Pereaksi Hasil Standar (warna)
1. Alkaloid metode Dragendorff + endapan coklat muda
2. Flavonoid Serbuk Mg + HCl pekat + Merah jingga
3 Fenolik Besi klorida 0,1% + Hijau kecoklatan
4. Tanin FeCl3 1% + Hijau kehitaman
5. Saponin Aquades + Terbentuk busa stabil
Pengujian fitokimia dilakukan untuk mengetahui kondungan metobolit sekunder yang
ada dalam sampel. Hasil uji fitokimi didapatkan bahwa dalam ekstrak etanol kulit batang
kapuk randu (Ceiba Petandra L. Gaertn) terdapat Alkaloid, flavonoid, fenol, tannin, dan
saponin.
2.1.3 Menurut (Farnsworth, 1966)
Pada pemeriksaan terhadap golongan senyawa kimia dari serbuk dan ekstrak
kulit muda buah randu seperti alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, steroid/terpenoid,
kuinon, minyak atsiri, kimarin, penetapan kadar air, penetapan kadar abu, penetapan
susut pengeringan.
a. Identifikasi Alkaloid
Sebanyak 2 gram ekstrak dilembabkan dengan 5 ml amoniak 30% digerus
dengan mortir, kemudian ditambahkan 20 ml kloroform dan digerus kembali
dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring, filtrate berupa
larutan organik diambil (sebagai larutan A), sebagai larutan A (10 ml) diekstraksi
dengan 10 ml larutan HCL 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil
larutan bagian atasnya ( larutan B). Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas
saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendroff , terbentuk warna
merah atau jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid.
Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi
Dragendroff dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi
Dragendroff atau endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya
senyawa alkaloid ( Farnsworth, 1966).
b. Identifikasi Flavonoid
Sebanyak 2 gram ekstrak ditambah 100 ml air panas, didihkan selama 5 menit.
Ambil 5 ml filtrate (dalam tabung reaksi), ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan
1 ml asam klorida pekat dan 5 ml alcohol, kocok kuat dan biarkan memisah.
Terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol
menunjukkan adanya flavonoid (Farnsworth, 1966).
c. Identifikasi Saponin
Sebanyak 1 gram ekstrak dimasukan kedalam tabung reaksi, ditambahkan 10
ml air panas. Setelah dingin kocok kuat secara vertikal 10 detik. Terbentuknya
busa yang stabil, menunjukkan adanya saponin bila ditambahkan 1 tetes HCL 1%
busa tetap stabil.
d. Identifikasi Tanin
Sebanyak 10 gram ekstrak ditambah 10 ml air, didihkan selama 15 menit,
setelag dingin kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat ditambah 1-2 tetes
FeCl3 1%. Terbentuknya warna biru, hijau, atau hitam menunjukkan adanya
senyawa golongan tannin.
e. Identifikasi Steroid/Terpenoid
Sebanyak 5 gram ekstrak dimaserasi dalam 20 ml eter selama 2 jam kemudian
disaring. Diuapkan dalam cawan penguap sampai kering. Ditambahkan 2 tetes
asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat kedalam residu. Terbentuknya
warna hijau atau merah menunjukkan adanya steroid/terpenoid.
Hasil Uji Fitokimia Eksrak Kulit Batang Pohon Kapuk Randu
Berdasarkan hasil pemeriksaan penapisan fitokimia, kulit batang pohon kapuk
randu (ceiba pentandra L. Gaertn) terdapat golongan senyawa flavonoid, saponin,
tannin, terpenoid.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
http://kayusejatiku.blogspot.com/2016/03/manfaat-terbesar-kayu-randu-kapuk-
yang.html
https://rubi77botani.wordpress.com/2017/11/11/deskripsi-dan-klasifikasi-tanaman-
kapuk-randu/
Agus Imam Muhgni.2013. Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk
Randu (Ceiba Pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal
Pada Tikus Putih Jantan [skripsi]. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Farmasi UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Irfan Awal Maulana.2015. Uji Formula Ekstrak Daun Randu (Ceiba Pentandra (L.)
Gaertn) Sebagai Tonik Penumbuhan Rambut Pada Kelinci New Zealand White
[skripsi]. Bogor : Universitas Pakuan Bogor
Ary Andriani.2011. Skrining Fitokimia dan Uji Penghambatan Aktivitas a-
Glukosidase pada Ekstrak Etanol dari Beberapa Tanaman yang digunakan Sebagai
Obat Antidiabetes [skripsi]. Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Studi Sarjana Farmasi
Yamin, Rini Hamsidi, Nasria, Sabarudin. 2013. Karakaterisasi dan Uji Aktivitas
Antioksidan serta Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Etanol Kulit Batang Kapuk
Randu (Ceiba Pentandra L. Gaertn)
di http://ojs.uho.ac.id/index.php/pharmauho/article/view/5096/0 (akses 11 Desember
2018)