BT Metode Duke
BT Metode Duke
BT Metode Duke
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat, taufik serta hidayah-nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar
Akhir kata penulis berharap semoga hasil laporan praktikum ini dapat
Gorontalo, Maret,2019
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
2
3.2 Metode...................................................................................................13
3.3 Prinsip....................................................................................................13
3.5 Analitik..................................................................................................13
4.1 Hasil.......................................................................................................15
4.2 Pembahasan...........................................................................................15
BAB V PENUTUP................................................................................................18
5.1 Kesimpulan............................................................................................18
5.2 Saran......................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latihan lari sangat penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas fisik
metode duke?
1
1.3 Tujuan Praktikum
metode duke.
2
BAB II
TINAJAUN PUSTAKA
cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat dianggap sebagai
jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada dasarnya terdiri atas unsur-
darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas
unsur berbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum
manusia terjadi proses sirkulasi berbagai macam zat yang dibutuhkan tubuh.
dalam sirkulasi untuk melakukan proses ini. Media dan alat-alat ini bekerja
darah. Media yang berperan dalam peredaran zat-zat penting ke seluruh tubuh
Merupakan bagian utama dari sel darah. Jumlah pada pria dewasa
sekitar 5 juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah.
3
Berbentuk Bikonkaf, warna merah disebabkan oleh Hemoglobin (Hb)
darah. Fungsi utama dari sel tersebut adalah untuk Fagosit (pemakan)
bibit penyakit/ benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka jumlah sel
pembekuan darah. Saat terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut.
fibrin. Luka akan ditutup oleh benang fibrin yang berupa benang-benang
4
2.3 Plasma Darah
volume ±5% dari berat badan. Apabila sejumlah volume darah ditambah
selama 20 menit dengan kecepatan 3000rpm maka cairan yang terdapat pada
factor X dan faktor VII yang diperlukan untuk aktivasi intrinsik. Faktor XI
dan XII stabil dalam plasma simpan, tidak diabsorpsi oleh barium dan tidak
plasma yang larut menjadi fibrin. Fibrin menjaring agregat trombosit pada
tempat luka vaskular dan mengubah sumbatan trombosit primer yang tidak
5
stabil menjadi sumbatan haemostasis yang kuat, utuh, dan stabil (Smeltzer,
S.C. 2001.).
pada kolagen yang telah terpapar, faktor III dan faktor jaringan. Dengan
menghidrolisa ikatan peptide tergantung pada asam amino serin pada inti
Sistem peredaran darah manusia ada dua yaitu system peredaran darah
aorta menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian
bawah). Melalui arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-
sistem organ vena membawa darah kotor menuju ke jantung. Vena yang
berasal dari sistem organ di atas jantung akan masuk ke bilik kanan
melalui vena cava inferior, sementara vena yang berasal dari sistem organ
di bawah jantung dibawa oleh vena cava posterior. Darah kotor dari bilik
6
satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang mengandung
tepatnya pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas
O2 masuk melalui sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh.
O2 yang masuk akan diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di
dalam alveolus. Selanjutnya darah bersih ini akan keluar dari paru-paru
darah bersih.
Willbrand, sebagian besar kelainan fungsi trombosit dan setelah minum obat
Pembuluh kapiler yang tertusuk akan mengeluarkan darah sampai luka itu
tersumbat oleh trombosit yang menggumpal. Bila darah keluar dan menutupi
perdarahan yang lebih lanjut . Pada tes ini darah yang keluar harus dihapus
7
secara perlahan-lahan sedemikian rupa sehingga tidak merusak trombosit.
Untuk metode Duke, dibuat di kuping telinga atau ujung jari yang ditusuk
untuk menyebabkan perdarahan. Seperti dalam metode Ivy, tes ini waktunya
dengan metoda Duke adalah bahwa tekanan pada vena darah di daerah
menusuk tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat diandalkan.
Keuntungan dengan metode Duke adalah bahwa bekas luka tidak tetap
setelah ujian. Metode lain dapat menyebabkan bekas luka, garis rambut kecil
di mana luka tersebut dibuat. Namun, ini adalah sebagian besar perhatian
Alkohol harus ditinggalkan dikulit cukup lama untuk membunuh bakteri pada
alkohol akan berdampak buruk hasil tes oleh pembekuan menghambat. Nilai
1. Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein
8
faktor ini menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau
hypofibrinogenemia.
2. Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma
dan diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor IIa) oleh pembelahan
sumber yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan
jaringan.
4. Faktor IV
Kalsium : Sebuah faktor koagulasi yang diperlukan dalam fase
pembekuan darah.
5. Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil
dan panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan
9
Proconvertin : sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif
antihemophilic A.
9. Faktor IX
Tromboplastin Plasma komponen, sebuah faktor koagulasi
penyimpanan yang relatif stabil dan terlibat dalam jalur intrinsik dari
10
menyebabkan gangguan koagulasi sistemik. Disebut juga Prower Stuart-
mengaktifkan faktor IX. Lihat juga kekurangan faktor XI. Disebut juga
faktor antihemophilic C.
12. Faktor XII
Hageman faktor: faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh
kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya dan memulai jalur
dan tidak larut dalam urea, fibrin yang memungkinkan untuk membentuk
11
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Mandiri Gorontalo
3.2 Metode
3.3 Prinsip
berhenti dicatat.
1. Persiapan pasien
Persiapan pasien tidak memerlukan perlakuan khusus
2. Persiapan sampel
Darah kapiler pada daun telinga
3. Persiapan alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini
70%.
3.5 Analitik
mm. Sebagai pegangan pakailah kaca objek dibalik daun telinga dan
menyentuh luka.
12
4. Bila pendarahan berhenti, hentikan stopwatch dan catat waktu
pendarahan.
Interpratasi hasil:
13
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping
primer atau interaksi antara trombosit dan pembuluh darah dalam membentuk
diprakarsai oleh trombosit. Uji waktu perdarahan atau bleeding time biasanya
14
setelah terluka, atau yang memiliki riwayat keturunan gangguan perdarahan.
Selain itu, Uji waktu perdarahan kadang-kadang dilakukan sebagai tes pra
dan setelah operasi. Namun, pasien yang tidak memiliki riwayat masalah
pasien sebaiknya ditanya terlebih dahulu mengenai obat yang sedang mereka
thiazide, aspirin, dan obat anti inflamasi. Tes ini juga dapat dipengaruhi oleh
pemeriksaan.
Seperti yang telah dijelaskan pada dasar teori terdapat beberapa cara atau
metode yang digunakan dalam pemeriksaan bleeding time yaitu metode Ivy
dan duke, namun dalam praktikum kali ini dilakukan dengan menggunakan
cara duke. Untuk metode duke, sebuah torehan dibuat dicuping telinga atau
metode ivy, tes ini dimulai dari awal sampai pendarahan benar-benar berhenti.
Kelemahan metode duke adalah bahwa tekanan pada vena darah tusukan
tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat diandalkan. Keuntungan
15
metode duke adalah tidak ada bekas luka setelah pemeriksaan. Tidak ada
telinga yang akan ditusuk dengan kapas alcohol 70%. Alkohol harus
dibiarkan pada kulit cukup lama untuk membunuh bakteri di area luka.
lanset steril panjang 2 mm dalam 3 mm. Setiap 30 detik darah yang keluar
diisip dengan tisu jangan sampai menyentuh luka. Setelah darah tidak keluar
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
tidak harus pada daun telingan bisa juga diambil pada darah kapiler.
17
DAFTAR PUSTAKA
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak Edisi ke-4. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta
Smeltzer, S.C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Vol. 2. Jakarta: EGC.
18