Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Sap Kecemasan Ibu Primigravida

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DALAM RANGKA PENGABDIAN MASYARAKAT TENTANG


KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
GUNTUNG MANGGIS TAHUN 2019

DISUSUN OLEH :
NAMA : Muhammad Eko Julianor
NIM : 201614401110034

YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI


AKADEMI KEPERAWATAN INTAN MARTAPURA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENYULUHAN KESEHATAN DALAM RANGKA PENGABDIAN MASYARAKAT
KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
GUNTUNG MANGGIS TAHUN 2019

Topik : Primigravida
Sub Topik : Kecemasan Ibu Primigravida
Sasaran : Ibu-Ibu Hamil
Hari / Tanggal : Jumat, 25 April 2019
Waktu / Jam : 10.00 wita / 30 menit
Tempat : Puskesmas Guntung Manggis
Penyuluh : Muhammad Eko Julianor

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu memahami tentang Kecemasan Ibu
Primigravida.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
1. Menyebutkan konsep kehamilan
2. Menyebutkan konsep kecemasan

C. Pokok Materi
1. Konsep Kehamilan
2. Konsep Kecemasan

D. Kegiatan Penyuluhan
TAHAP WAKTU PENYULUH PESERTA
Pendahuluan 5 menit 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam.
(Orientasi) 2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan dan
3. Menyampaikan maksud bersedia untuk diberikan
dan tujuan. penyuluhan.
4. Kontrak waktu dan
bahasa.
5. Mengevaluasi
pemehaman peserta
terkait harga diri.
Penyampaian 10 menit Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan dan
Materi 1. Konsep Kehamilan memperhatikan penjelasan
2. Konsep Kecemasan dari penyuluh.
2. Menayakan hal yang
belum dimengerti.
Diskusi 5 menit Tanya jawab 1. Peserta bertanya.
1. Memberikan 2. Mendengar dan
kesempatan peserta memperhatikan.
untuk bertanya.
2. Menjawab pertanyaan
peserta.
Evaluasi 3 menit Menanyakan kembali materi Menjawab pertanyaan.
yang telah disampaikan.
Kesimpulan 2 menit 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
penyuluhan yang telah memperhatikan.
disampaikan. 2. Menyahut salam.
2. Mengucapkan salam.

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. Media
Media yang digunakan dalam penyampaian materi yaitu :
1. Lembar leafleat yang berisi materi Kecemasan Ibu Primigravida.
2. Materi

G. PENGORGANISASIAN
Pengorganisasian dilakukan sebagai berikut :
1. Penyuluh : Muhammad Eko Julianor
2. Pembimbing :
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan
b. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dilakukan
penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mampu menjawab saat penyuluh menanyakan kembali tentang materi
penyuluhan
c. Peserta menanyakan hal yang belum dimengerti
3. Evaluasi Hasil
Peserta mengerti dan mampu menjelaskan kembali tentang Kecemasan Ibu
Primigravida berdasarkan tujuan Khusus meliputi :

No. Kategori Skor


1. Baik 5
2. Cukup 3-4
3. Baik
Kurang 1-2
Baik
a. Persentase keberhasilan penyuluhan dikategorikan sebagai berikut :
No. Kategori Persentase
1. Berhasil 76 – 100%
2. Cukup Berhasil 56 – 75%
3. Kurang Berasil 0 – 55%

Mengetahui :
Pembimbing Akademik

( )
Materi Penyuluhan

A. Konsep Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang hampir selalu terjadi
pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma dan ovum, tumbuh
dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37 minggu atau sampai 42
minggu. (Nugroho dan Utama, 2014)
Kehamilan merupakan proses alamiah untuk menjaga kelangsungan
peradaban manusia. Kehamilan baru bisa terjadi jika seorang wanita sudah
mengalami pubertas yang ditandai dengan terjadinya menstruasi. (Hani,2011)
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai keenam dan
triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai kesembilan.
Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak
anak dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak
langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi
adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian
ibu misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia dan infeksi. Beberapa faktor
resiko yang sekaligus terdapat pada seorang ibu dapat menjadikan kehamilan
beresiko tinggi.
2. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan
Tanda-tanda kehamilan ada tiga yaitu (Nugroho, dkk, 2014) :
a. Tanda Presumtif atau Tanda Tidak Pasti
Tanda presumtif atau tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan
yang dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang
termasuk tanda presumtif atau tanda tidak pasti adalah :
1) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe
menandakan kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena
umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi. Kadang - kadang amenorhoe
disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat menderita penyakit TBC,
typhus, anemia atau karena pengaruh psikis.
2) Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama
kehamilan sampai akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh
muntah. Nausea sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan
ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas tertentu, keadaan ini masih
fisiologis, namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan dan disebut dengan hiperemesis gravidarum.
3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan
makin tuanya usia kehamilan.
4) Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae sehingga glandula
montglomery tampak lebih jelas.
5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah itu
nafsu makan akan timbul kembali.
6) Sering buang air kecil
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini bisa
timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan
kembali kandung kencing.
7) Obstipasi
Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid.
8) Pigmentasi kulit
Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Kadang –
kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi
yang dikenal dengan kloasma gravidarum (topeng kehamilan). Areola
mame juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea alba. Hal ini terjadi
karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit.
9) Epulis
Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae yang sering
terjadi pada triwulan pertama.
10) Varises (penekanan vena - vena)
Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan terakhir dan terdapat
pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada
multigravida, kadang - kadang varises ditemukan pada kehamilan yang
terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama. Kadang –
kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan muda.
b. Tanda Kemungkinan Hamil
Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan – perubahan yang
diobservasi oleh pemeriksa (bersifat objektif), namun berupa dugaan kehamilan
saja. Semakin banyak tanda – tanda yang didapatkan, semakin besar pula
kemungkinan kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan hamil adalah :
1) Uterus membesar
Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi
rahim. Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa uterus membesar dan
semakin lama semakin bundar bentuknya.
2) Tanda hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menajdi lunak,
terutama daerah ismus. Pada minggu – minggu pertama, ismus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan
pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak sehingga
kalau diletakkan dua jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada
dinding perut di atas simpisis maka ismus ini tidak teraba seolah – olah
korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.
3) Tanda chadwick
Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah dan agak kebiru – biruan (livide). Warna porsiopun tampak livide.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormone esterogen.
4) Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang – kadang pembesaran
tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran tersebut.
5) Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi
atau pemeriksaan dalam uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras
karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa kehamilan.
6) Goodell sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti
merasakan ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak pada
perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga.
7) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human
chorionic gonadotropin pada kehamilan muda adalah air seni pertama pada
pagi hari. Dengan tes ini, dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan
sedini mungkin.
c. Tanda Pasti
Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh
pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada kehamilan.
Yang termasuk tanda pasti kehamilan adalah :
1) Terasa gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya
pada kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida, dapat dirasakan
pada kehamilan 16 minggu karena telah berpengalaman dari kehamilan
terdahulu. Pada bulan keempat dan kelima, janin berukuran kecil jika
dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau rahim didorong
atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam rahim.
2) Teraba bagian – bagian janin
Bagian – bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.
3) Denyut jantung janin
Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh
pemeriksa dengan menggunakan Fetal electrocardiograph pada kehamilan
12 minggu, Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu, Stetoskop laenec
pada kehamilan 18 – 20 minggu.
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.
5) Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa ukuran
kantong janin, panjangnya janin dan diameter bipateralis sehingga dapat
diperkirakan tuanya kehamilan.

B. Konsep Kecemasan
1. Pengertian
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak nyaman atau takut, namun
tidak mengetahui alasan kondisi tersebut terjadi. Kecemasan tidak memiliki stimulus
yang jelas yang dapat diidentifikasi. (Videbeck, 2012)
Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang
dialami sesorang dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak
berdaya. (Kusumawati dan Hartono, 2012)
Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan
kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang timbul secara alami dan dalam
tingkat yang berbeda-beda. (Maimunah, 2009)
2. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan
Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecemasan pada
ibu hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi menjadi
dua jenis, yaitu kepercayaan tentang persalinan dan perasaan menjelang persalinan.
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dibagi menjadi dua jenis, yaitu informasi
dari tenaga kesehatan dan dukungan suami. (Shodiqoh, 2014)
Kepercayaan pada faktor internal merupakan tanggapan percaya atau tidak
percaya dari ibu hamil mengenai cerita atau mitos yang didengar dari orang lain atau
yang berkembang di daerah asal atau tempat tinggalnya. Sedangkan, perasaan
menjelang persalinan berkaitan dengan perasaan takut atau tidak takut yang dialami
oleh ibu menjelang persalinan. (Shodiqoh, 2014)
Informasi dari tenaga kesehatan merupakan faktor eksternal yang penting
bagi ibu hamil karena informasi yang diperoleh dapat mempengaruhi tingkat
kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Menurut Natoatmodjo (2010),
kelengkapan informasi yang diperoleh mengenai keadaan lebih laanjut mengenai
kehamilannya, termasuk adanya penyakit penyerta dalam kehamilan, membuat ibu
hamil lebih siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi saat persalinan dan
ibu tidak terbebani dengan perasaan takut dan cemas. Selain informasi dari tenaga
kesehatan, dukungan suami juga merupakan faktor eksternal yang penting bagi ibu
hamil. Dukungan suami dapat mengurangi kecemasan sehingga ibu hamil trimester
ketiga dapat merasa tenang dan memiliki mental yang kuat dalam menghadapi
persalinan. (Shodiqoh, 2014)
Selain faktor internal dan faktor eksternal, terdapat pula faktor biologis
dan faktor psikis yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil. Faktor biologis
meliputi kesehatan dan kekuatan selama kehamilan serta kelancaran dalam
melahirkan bayinya. Sedangkan, faktor psikis seperti kesiapan mental ibu hamil
selama kehamilan hingga kelahiran dimana terdapat perasaan cemas, tegang,
bahagia, dan berbagai macam perasaan lain, serta masalah-masalah seperti
keguguran, penampilan dan kemampuan melahirkan. (Maimunah, 2009)
Secara spesifik, faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil
seperti pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan kesiapan keluarga,
kesehatan dan pengalaman mendapat keguguran sebelumnya. (Maimumah, 2009)
3. Gejala Kecemasan
a. Perasaan ansietas
Yaitu melihat kondisi emosi individu yang menunjukkan perasaan
cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah tersinggung.
b. Ketegangan (tension)
Yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat dengan tenang, mudah
terkejut, mudah menangis, gemetar, dan gelisah.
c. Ketakutan
Yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal sendiri,
takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, dan takut pada
kerumunan orang banyak.
d. Gangguan tidur
Yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk, dan mimpi
yang menakutkan.
e. Gangguan kecerdasan
Yaitu sukar berkonsentrasi dan daya ingat buruk.
f. Perasaan depresi
Yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hobi, sedih,
bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah sepanjang hari.
g. Gejala somatik (otot)
Yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot, gigi gemerutuk,
dan suara yang tidak stabil.
h. Gejala somatik (sensorik)
Yaitu tinitus (telinga berdengung), penglihatan kabur, muka merah
atau pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.
i. Gejala kardiovaskular
Yaitu takikardi, berdebar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras,
perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung seperti
menghilang/berhenti sekejap.
j. Gejala respiratori
Yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan tercekik, sering
menarik napas, dan napas pendek/sesak.
k. Gejala gastrointestinal
Yaitu sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri
sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut, rasa penuh atau
kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, kehilangan berat badan, dan
sulit buang air besar (konstipasi).
l. Gejala urogenital
Yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni,
amenorrhoe, menorrhagia, perasaan menjadi dingin (frigid), ejakulasi
praecocks, ereksi hilang, dan impotensi.
m. Gejala otonnom
Yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, pusing dan sakit
kepala, dan bulu-bulu berdiri/merinding. (Sadock, 2015)
Selain pengaruh gejala diatas, kecemasan memengaruhi pikiran, persepsi,
dan pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan distorsi
persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat
menggangu proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi daya
ingat, dan menggangu kemampuan menghubungkan satu hal dengan hal yang lain
yaitu membuat asosiasi. (Kaplan & Sadock, 2014)
4. Pengukuran Tingkat Kecemasan
Setiap komponen observasiformat skala HARS (Hamiltonanxienty Ranting
Scale) diberi bobot nilai dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Skor 0 apabila tidak ada gejala sama sekali
b. Skor 1 apabila satu hari ada gejala
c. Skor 2 apabila separuh dari gejala yang ada
d. Skor 3 apabila lebih separuh dari gejala yang ada
e. Skor 4 apabila semua gejala ada.
Setelah dijalankan (skor total) kemudian ditetapkan klasifikasi sebagai berikut:
Table 2.1Klasifikasi Tingkat Cemas
No Klasifikasi Nilai Kategori Tingkat Cemas
1 <6 Tidak Ada Cemas
2 6-14 Cemas Ringan
3 15-27 Cemas Sedang
4 >27 Cemas Berat
DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN

Hari / Tanggal : Jumat, 25 April 2019


Tempat : Puskesmas Guntung Manggis
Pukul : 10.00 s/d 10.30 wita (30 menit)
Penyuluh : Muhammad Eko Julianor

No Nama Tanda Tangan


1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Mengetahui
Kepala Puskesmas Guntung Manggis

( )

Anda mungkin juga menyukai