Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab 13

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PENGAKUAN PENDAPATAN

A. Konsep Pengakuan Pendapatan


1. Lingkungan Saat Ini
 IASB dan FASB mengindikasikan bahwa kondisi saat ini atas pelaporan pendapatan
kurang memuaskan. IFRS dikritik karena tidak memberikan cukup pedoman dalam
beberapa bidang. Baru-baru ini, IASB mengeluarkan standar konvergen tentang
pengakuan pendapatan yang berjudul Penghasilan dari Kontrak dengan Pelanggan
(Revenue from Contracts with Customers).
 Saat ini standar akuntansi yang mengatur terkait dengan pengakuan pendapatan adalah
IFRS 15 tentang Revenue from Contracts with Customers. Di Indonesia, IFRS 15 telah
diadopsi dalam PSAK 72 tentang Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.
2. Tujuan PSAK 72 (Revenue from Contracts with Customers)
Menetapkan prinsip tentang sifat, jumlah, waktu, dan ketidakpastian pendapatan dan arus
kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Selain itu untuk pencapaian tujuan :
 mengakui pendapatan untuk menggambarkan pengalihan barang atau jasa yang
dijanjikan kepada pelanggan
 mempertimbangkan syarat kontrak serta seluruh fakta dan keadaan yang relevan
 untuk kontrak individual dan portfolio kontrak
3. Pedoman Pengakuan Pendapatan
Revenue from Contracts with Customers mengadopsi pendekatan aset-liabilitas.
 Dalam pendekatan tersebut, perusahaan menghitung pendapatan berdasarkan aset atau
liabilitas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan.
 Perusahaan menganalisis kontrak dengan pelanggan karena kontrak memulai transaksi
pendapatan.
 Dalam hal ini, kontrak menunjukkan ketentuan transaksi, memberikan pengukuran
pertimbangan, dan menentukan janji yang harus dipenuhi.
 Pendapatan diakui dalam suatu periode akuntansi dimana kewajiban pekerjaan telah
dipenuhi.

C. Beberapa Isu Lain Terkait Pengakuan Pendapatan


1. Sales Returns and Allowances
Sales returns and allowances adalah hak pengembalian yang diberikan atas barang yang
telah dibeli pelanggan karena beberapa alasan, seperti ketidakpuasan terhadap produk. Akibat
pengembalian tersebut,
 penjual dapat mengembalikan dana secara penuh atau sebagian kepada pembeli (refunds),
 mengkredit piutang pembeli, atau
 memberikan produk pengganti kepada pembeli.
Terkait pengakuan pendapatan, penjual dapat mengakui:
a. penyesuaian terhadap pendapatan yang diharapkan akan dikembalikan dan
b. aset sebesar barang yang dikembalikan oleh pembeli.
Contoh Credit Sales with Returns and Allowances:
Diasumsikan bahwa pada tanggal 12 Januari 2019, PT Ulala menjual 100 kamera dengan harga
masing-masing € 100 secara kredit kepada PT Ayem Tentrem. PT Ulala memberikan fasilitas
kepada PT Ayem Tentrem untuk mengembalikan kamera yang tidak digunakan dalam waktu
45 hari sejak pembelian. Biaya setiap produk adalah € 60.
PT Ulala memperkirakan bahwa:
a. Tiga produk akan dikembalikan.
b. Biaya untuk memulihkan produk tidak material.
c. Produk yang dikembalikan diharapkan akan dijual kembali dengan untung.

Jurnal pada tanggal 12 Januari 2019 adalah

Pada 24 Januari, PT Ayem Tentrem mengembalikan dua kamera. Pada tanggal 31 Januari, PT
Ulala menyiapkan laporan keuangan dan menentukan bahwa kemungkinan hanya satu kamera
lagi yang akan dikembalikan. PT Ulala membuat jurnal berikut terkait dengan transaksi ini.

PT Ulala awalnya memperkirakan bahwa besar kemungkinan tiga kamera akan dikembalikan.
PT Ulala meyakini bahwa perkiraan tersebut adalah benar dan membuat jurnal penyesuaian
berikut ke akun untuk mencatat estimasi pengembalian satu buah kamera oleh pelanggan pada
31 Januari 2019.

Berikut laporan laba rugi PT Ulala pada tanggal 31 Januari 2019.


Berikut laporan posisi keuangan PT Ulala per tanggal 31 Januari 2019.

2. Repurchase Agreements
Repurchase Agreements adalah perjanjian jual beli dimana penjual berhak tanpa syarat atau
wajib tanpa syarat untuk membeli kembali barang yang telah dijual kepada pembeli dengan
harga dan jangka waktu yang telah disepakati di kemudian hari. Jika harga beli kembali yang
disepakati lebih besar atau sama dengan harga jual awal, maka transaksi tersebut merupakan
transaksi pembiayaan.
Contoh: PT MotoMoto, dealer peralatan, menjual peralatan pada 1 Januari 2019, ke PT
Pantji seharga £ 100,000. Pt MotoMoto setuju untuk membeli kembali peralatan ini (kewajiban
tanpa syarat) pada tanggal 31 Desember 2020, dengan harga £ 121.000. Dengan asumsi tingkat
bunga yang diperhitungkan dalam perjanjian sebesar 10%, PT MotoMoto membuat jurnal
berikut untuk mencatat pembiayaan pada 1 Januari 2019.

Jurnal yang dibuat PT MotoMoto pada tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut.

Saat pembelian kembali peralatan pada tanggal 31 Desember 2020, PT MotoMoto


membuat jurnal sebagai berikut.
3. Bill-and-Hold Arrangements
Bill-and-Hold Arrangements adalah kontrak dimana penjual telah memberikan tagihan
kepada pembeli atas suatu produk, tetapi fisik barang yang dijual masih dikuasai atau disimpan
oleh penjual smpai waktu tertentu di masa depan karena pembeli belum siap menerima barang
tersebut. Terkait pengakuan pendapatan, penjual dapat mengakui pendapatan pada saat
pembeli telah memegang kontrol (kendali) atas barang tersebut.
Contoh: Ratata menjual perapian seharga ₺450,000 (cost ₺280,000) pada tanggal 1 Maret
2019, ke sebuah kedai kopi lokal, Kopiku, yang berencana untuk memperluas lokasi di sekitar
kota. Berdasarkan perjanjian tersebut, Kopiku meminta Ratata untuk menyimpan perapian ini
di gudang sampai toko kopi baru yang akan menampung perapian sudah siap. Kepemilikan
perapian diberikan ke Kopiku pada saat perjanjian ditandatangani.
Ratata mengakui pendapatan dari transaksi penjualan perapian di atas pada saat Kopiku
telah mendapatkan kendali atas perapian tersebut. Agar Kopiku mendapatkan kendali atas
perapian tersebut, semua kriteria berikut ini harus dipenuhi.
a. Alasan perjanjian bill-and-hold harus substantive
b. Produk (perapian) harus diidentifikasi secara terpisah sebagai milik Kopiku
c. Kondisi produk (perapian) saat ini harus siap secara fisik untuk dikirim ke Kopiku
d. Ratata tidak dapat memiliki wewenang untuk menggunakan produk atau menjualnya ke
pelanggan lain.
Pada contoh di atas, kriteria di atas dipenuhi, dan oleh karena itu, pengakuan pendapatan
dilakukan pada saat kontrak ditandatangani. Sehingga jurnal pada tanggal 1 Maret 2019 adalah
sebagai berikut.

4. Principle – Agent Relationship


Principal-agent Relationship adalah perjanjian kerjasama antara agen dengan penjual
induk (principal) dimana principal berkewajiban untuk menyediakan barang atau jasa kepada
pembeli, sedangkan kewajiban agen adalah membantu principal menjual barang atau jasa
kepada pembeli. Penghasilan agen adalah jumlah komisi yang diterima.
Contoh: Agen tiket memfasilitasi pemesanan perjalanan pesiar dengan mencari pelanggan
untuk Perusahaan Kapal Pesiar (prinsipal).

5. Consignments
Consignments adalah hubungan dimana consignor (penjual) mengirimkan dan menitipkan
barang kepada pihak lain yang disebut consignee untuk dijual kepada pembeli namun hak
kepemilikan barang tetap berada di tangan consignor sampai dengan barang terjual. Consignor
mengakui pendapatan pada saat consignee melaporkan dan menyerahkan hasil penjualan
barang dan consignee mengakui pendapatan pada saat menerima komisi dari consignor dari
hasil penjualan yang dilakukan.
Contoh: Nelba MFG (consignor) mengirimkan barang dagangan senilai €36.000 kepada
Best Value Store (consignee) melalui konsinyasi. Nelba MFG membayar biaya pengiriman
sebesar €3.750, sedangkan Best Value Store membayar biaya iklan sebesar €2.250 yang akan
diganti oleh Nelba MFG. Pada akhir periode, Best Value Store telah menjual dua pertiga dari
barang dagangan konsinyasi dengan harga sebesar €40.000 secara tunai. Selanjutnya, Best
Value Store melaporkan penjualan tersebut kepada Nelba MFG sekaligus menyerahkan uang
hasil penjualan kepada Nelba MFG setelah sebelumnya dipotong komisi penjualan sebesar
10%. Berikut jurnal yang dibuat oleh Nelba MFG dan Best Value Store terkait transaksi
tersebut.

6. Warranties
Warranties (garansi) adalah jaminan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
bahwa produk yang dijual telah memenuhi spesifikasi yang disepakati dalam kontrak.
Terdapat dua jenis garansi, yaitu
a. assurance type warranty
garansi yang nilainya sudah termasuk dalam harga jual. tidak ada pencatatan kewajiban
pekerjaan secara terpisah karena dianggap bagian dari produk. Sehingga dicatat sebagai
expense dan liability.
b. service-type warranty
garansi yang dijual secara terpisah sehingga dianggap performance obligation
tersendiri. Terdapat pencatatan kewajiban pekerjaan secara terpisah sehingga penjualan
garansi ini dicatat ke dalam akun Unearned Warranty Revenue.
Contoh: PT Chips menjual 1.000 unit komputer pada 1 Oktober 2019 secara tunai
dengan total harga sebesar $6.000.000 dengan jaminan garansi bahwa produk bebas dari
cacat. Harga pokok 1.000 unit komputer tersebut adalah $4.000.000. Jangka waktu jaminan
garansi ini adalah 2 tahun, dengan perkiraan biaya $80.000. Selain itu, PT Chips menjual
garansi tambahan selama 3 tahun untuk 400 unit komputer dengan harga sebesar $18.000.
Pada 22 November 2019, PT Chips mengeluarkan biaya tenaga kerja sebesar $3.000 dan
biaya suku cadang sebesar $25.000 terkait dengan pemberian garansi. PT Chips
memperkirakan bahwa total biaya jaminan garansi di masa mendatang pada 31 Desember
2019 adalah sebesar $44.000.
Jurnal PT Chips saat penjualan pada tanggal 1 Oktober 2019

Jurnal pencatatan biaya garansi yang dikeluarkan PT Chips tanggl 22 November 2019

Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2019

7. Non-Refundable Upfront Fees


Non-refundable upfront fees merupakan pembayaran di muka yang diterima penjual
dari pembeli sebelum barang dikirim atau jasa diberikan dan biasanya tidak dapat di-
refund. Pembayaran di muka tersebut biasanya terkait dengan inisiasi, aktivasi atau
permulaan aktivitas terkait barang atau jasa yang akan disediakan di masa mendatang,
seperti biaya keanggotaan di klub kesehatan, biaya aktivasi untuk telepon, internet, atau
kabel.

Anda mungkin juga menyukai