Uang Panai
Uang Panai
Uang Panai
Akmal Farhan
Pemain: - jajang
- bunga
- rudi
- narti
- boss
Bagian pertama
Semua pemain masuk ke panggung dan membentuk formasi sambil menari dan bernyanyi lagu
yang mendeskripsikan lakon ini.
Ooooo….ada sebuah kisah tentang anak lelaki yang mencari jati diri,
Semua pemain keluar kecuali jajang yang sedang duduk dikursi, Suasana di sebuah desa yang asri
tempat tinggalnya jajang bersama kedua orang tuanya, jajang sedang duduk dikursi sambil
memakai pupur, keluarlah si emak sambil mencari pupurnya
Bu kasan: ya tuhan jajang, itu kan pupur emak kan sudah emak bilang kamu itu cowo jang
Jajang: eee… enggak kok maa, jajang cuman pingin pakai aja
Bu kasan: cowo itu mainanya di lapangan sana bukan main pupur, kamu itu sudah besar mau sampai
kapan seperti gini?
Jajang: jajang tu lebih suka jadi perempuan maa! (lari keluar panggung sambil membawa pupur)
Bu kasan: ehh jang pupur emak! mau sampai kapan jang kamu seperti ini? Emak bingung harus
gimana lagi, dirimu sudah besar dan emak menginginkan penerus dari dirimu nak, (kepada
penonton) pernah kah kalian membayangkan mempunyai anak lelaki yang kemayu? Pernah kah?
Kalian tidak akan pernah tau rasanya, ketika….
Pak darmo: astaga… emak pagi pagi udah bengong sendiri aja, mikiri apa sih emak?
Bu kasan: anak kita pak si jajang dia pake pupur emak lagi, emak bingung harus gimana merubahnya
pak, kalau dia begitu terus kita yang malu pak
Pak darmo: apa lebih baik kita omongin baik-baik dengan dia? Semoga dia mengerti sama kita orang
tuanya
Pak darmo: eeeehh… jadi Begini emak sama bapak mau ngomong sesuatu, ini soal kepribadian kamu
nak, jika diperhatikan semakin lama semakin menjadi jadi dan kami sebagai orang tua sangat malu
dengan warga desa, jadi kami mohon dengan sungguh sungguh nak jajang merubah kepribadian
menjadi lelaki seutuhnya
Bu kasan: iyaa nak cuman kamu satu satunya harapan kami, orang tua mu ini sudah tua ngga
mungkin bergantung dengan orang lain apalagi dengan fisik kami sendiri
Pak darmo: apa kamu ngga khawatir dengan keadaan kami yang sekarang menua? Kami mohon
dengan sangat kamu merubah kepribadian dan pergi ke kota untuk bekerja, kamu juga sudah besar
siapa tau kotalah rezeki mu
Dengan hati yang terpaksa, sedih dengan keadaan orang tuanya jajang mengangguk dan
menyetujui keputusan orang tuanya dan menghapus gincu dan pupur dengan bajunya
Jajang: baiklah mak pak, jajang bakal berusaha merubah diri dan menyiapkan diri pergi ke kota,
semoga dengan keputusan ini emak dan bapak bisa bahagia
Bagian Kedua
Kemudian si jajang pergi ke kota dengan segala persiapan yang matang, setelah sampai di kota ia
berkeliling kota dan ia melihat lowongan kerja sebagai tukang bersih bersih di sebuah rumah
makan
Jajang: andaikan diriku benar seperti apa yang aku mau, pasti aku tidak akan berada ditempat
seperti ini, berjuang demi orang tua, membohongi diri sendiri, berjuang mempertahankan diri…
ouwoo.. hidup sangat berat tuk dijalanin sampai kuharus melukai diri, sampai kapan ku harus begini,
sampai akhirku nanti..
Jajang: wah kebetulan sekali, saya ingin mendaftarkan diri bekerja disini mba
Narti: persyaratannya diibawa? (sambil melihat bawaan jajang) baiklah ikuti saya
Jajang pun mengikuti perempuan itu sampai kedalam ruangan pemilik rumah makan tsb
Jajang: 28
Boss: baik kamu diterima disini, mulai kerja besok jam 6 pagi harus disini
Narti: jadi mulai besok kamu kerja disini? Perkenalkan, narti (sambil mengajukan tangan)
Narti: karna kamu sudah bergabung disini perkenalkan dulu (teriak memanggil seseorang) RUDI! Sini
sebentar
Narti: ini loh rud kita ada teman kerja baru, dia baru masuk hari ini, kenalkan dulu
Bunga: kebetulan lewat aja, jadi sekalian mampir soalnya sudah lama ngga kesini, ngomong
ngomong gimana kabar kalian?
Narti: baik baik aja kok, oh iya tumben ngga sama cowo itu lgi, biasanya kemana mana sama itu
pacar?
Bunga: ahh udah ngga sama dia lagi, udah lama putusnya biasa ngga cocok
Narti: ett tunggu sebentar, kenalan dulu, jajang ini bunga, bunga ini jajang
Jajang: ah apasi kalian, yasudah aku balik duluan yaa (jajang pun keluar panggung)
Rudi: gimana bunga teman baru kami? Cukup tampan kan? Sepertinya kalian cocok
Bunga: hahah iyaa kalau terlalu cepat entar malah seperti kemarin, tapi watak dan tampangnya
lumayan menarik juga heheh
Kemudian mereka tertawa, seketika fade out. Seketika jajang dan bunga duduk berduaan di
sebuah kursi, mereka tertawa berbincang seperti bunga yang sesaat mekar
Jajang: malam ini cahaya rembulan pun kalah indahnya dengan dirimu
Jajang: bunga, kita sudah 3 tahun pacaran dan aku mau kita lebih serius menuju pelaminan
Bagian ketiga
Kemudian fade out, saat saat bunga mengabari orang tuanya kalau ada yang ingin melamar
dirinya, didepan teras rumah mereka berbincang
Bunga: disaat sedang jatuh cinta, semua serasa milik berdua, ketika sedang berbunga, bahkan
malam gelap pun begitu indah, tak ada yang dapat memisahkan kita, walau dalam keadaan
terpuruk sekalipun, karena itu menandakan bahwa ku sayang padamu
Bu darsi: ada apa manggil nak, kamu kok kelihatan seneng banget?
Bunga: nah gini mah pah, sebelumnya bunga minta maaf ngga memberi tahu kalian kalau bunga
pacaran, bunga sudah pacaran selama 3 tahun dan dia serius sama bunga, dia mau ngelamar bunga
mah pahh
Pak musi: wah bagus dong kalau gitu, mana anaknya bapak ingin berkenalan
Bu darsi: boleh aja sih dia ngelamar kamu tapi ngga semudah itu dapati anakku
Bu darsi: Iya lah setiap anak di kota ini pasti akan dapat uang panai dari calon suaminya dan anak
kita merupakan gadis tercantik di sekitar sini jadi ya ngga semudah itu
Pak musi: astaga ibu, zaman sekarng masih pakai yang begituan
Bu darsi: yaiyalah kita sudah susah payah buat dia secantik ini kok, terus ayah mau anak kita entar
hidupnya sengsara?
Bunga: udah udah bunga yakin ko mas jajang siap mah pah,
Disaat yang bersamaan jajang pulang ke desa dan mengabari ibunya persoalan melamar
Bu kasan: anakku, jajang anakku, akhirnya kamu pulang nak, banyak yang emak mau ceritakan ke
kamu
Jajang: jajang juga ada kabar baik mak buat kita, ngomong ngomong mana bapak mak?
Bu kasan: bapak.. bapak mu meninggal jang, sebulan jang sebulan yang lalu beliau pergi ninggali
emak
Bu kasan: beliau mengidap penyakit kangker di otak dan emak ngga punya biaya buat bawa ke
puskesman apalagi rumah sakit
Jajang: sudahlah mak, emak jangan terus terusan menangis, bapak sudah tenang disana, jajang ada
berita baik mak
Jajang: iya mak jajang bakal nikah dengan gadis kota, panjang ceritanya mak jajang mau siapkan diri
dan menemani jajang dalam proses lamaran
Bu kasan: ayo nak segera kita bersiap (mereka pun keluar panggung lapu fadeout)
Kemudian mereka pergi ke kota, menuju rumah tempat bunga bersama keluarga tinggal
Jajang: assalamualaikum
Bu darsi: aaah pasti kamu yang mau melamar anak saya kan? Silakan masuk
Marni: eh ibu
Jajang: iyaa
Jajang: perkenalkan saya jajang dan emak saya kasan, maaf tante selama pacaran dengan bunga
belum sempat ketemu tante
Bu darsi: iyaa perkenalkan juga, darsi, ngga usah manggil tante panggil ibu aja
Bu darsi: tadi sih dianya keluar paling bentar lagi balik, maaf ini ada perlu apa ya datang kemari?
Bu kasan: ini saya dan anak saya berniat baik untuk melamar anak anda
Bu darsi: alhamdulilah saya bahagia mendengarnya saya merestui hubungan mreka yang semakin
serius
Bu kasan: jadi bu kapan bisa atur pernikahannya? Kira kira berapa yang harus kami keluarkan?
Bu darsi: ah ibu paham banget sih, ya sekitar 150 juta aja bu, kan anak saya paling cantik disini
Marni: ibu apa itu ngga beratin mereka yaa? Itu nominal yang sangat besar bu
Bu darsi: ibu hanya memikirkan masa depan kakak mu mar, ibu cuman ngga mau dia sengsara
Jajang pun pusing memikirkan uang jujuran tersebut, begitu pula ibunya yang sampai jatuh sakit
memikirkannya, kemudian jajang pun pergi meminta tolong kepada teman temannya untuk
meminjam uang mereka
Jajang: makasih ya teman teman udah mau datang ke warung, ada yang mau ku omongkan
Narti: tapi masuk akal juga sih soalnya bunga cantik, baik, dan pinter
Jajang: setelah aku menikah pasti aku bekerja dengan keras menggantinya dan kita kan teman, tapi
jumlah uangnya masih kurang
(muncul si boss)
Boss: iya jang, kamu kerja giat sekali di warung ya hitung hitung uang tambahan hahah
Setelah kerjadian itu ibu kasan masuk rumah sakit dan di operasi karena tidak ada biaya terpaksa
jajang menggunakan uang itu untuk bayar operasi tanpa sepengetahuan teman temannya, namun
ternyata operasinya gagal dan ibunya meninggal jajang pun makin merasa terpuruk
Jajang: aku sudah ngga punya siapa siapa lagi, operasi ibuku gagal ibu ku meninggal, teman temanku
pasti membenciku karena aku gagal melamar bunga dan mengganti uang mereka, dan aku sangat
yakin sekali bunga membenciku sekarang
Bunga: jajang!
Bunga: ku tau kita berdua sangat menyukai tempat ini, tapi kenapa kamu lagi begitu saja jang?
Jajang: operasi ibu ku gagal, dan aku sudah tidak ada uang lagi, yang ku miliki sekarang hanyalah
cinta untukmu bunga
Bunga: ibuku punya pilihannya sendiri, dan aku ngga bisa menolak keinginan ibuku, aku tidak
mencintainya tapi cintaku terhadap ibuku lebih besar daripada apapun
Bunga: biarkan lah jadi pil pahit untuk kita jang, pilihan ibuku sudah mutlak dan tujuan ku kemari
untuk mengabarimu soal itu, ini mungkin jadi yang terakhir buat kita jang
Bunga: iya, lebih baik daripada janji semu, makasih buat segalanya jang, aku duluan
Jajang: bahkan cinta pun meninggalkanku, meninggalkanku dalam kesendirian, apa yang harus aku
lakukan?! Aaahh iya! Sudah saatnya jadi diriku sendiri! Sudah tidak ada lagi yang bisa melarangku
hahahah! (fadeout)
Semua pemain masuk dan bernyanyi tanda untuk mengakhiri pementasan ini
Jajang masuk menggoda lelaki yang ada di tengah panggung sedikit diskusi kecil lalu pergi bareng
keluar panggung
TAMAT