Makalah Sistem Informasi Manajemen Rumah
Makalah Sistem Informasi Manajemen Rumah
Makalah Sistem Informasi Manajemen Rumah
1
2
ABSTRACT
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat (Leevey dan
Loomba, dalam Azwar, 2010). Pelayanan kesehatan dibedakan dalam dua
golongan, yakni pelayanan kesehatan primer (primary health care), atau
pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan sekunder dan tersier
(secondary and tertiary health care). Pelayanan kesehatan primer adalah
pelayanan kesehatan yang paling depan, yang pertama kali diperlukan masyarakat
pada saat mereka mengalami ganggunan kesehatan atau kecelakaan. Sedangkan
pelayanan kesehatan sekunder dan tersier merupakan rumah sakit, dimana
masyarakat dapat memperoleh perawatan lebih lanjut atau rujukan (Juanita, 2009).
Tujuan utama dari adanya pelayanan kesehatan adalah untuk dapat mencegah dan
menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan serta sasaran utamanya
untuk perseorangan dan keluarga, hingga masyarakat (Hodgetts dan Cascio, dalam
Azwar, 2010).
Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan individu dan
merupakan unit perawatan rujukan, yang memberdayakan berbagai kesatuan
personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik
untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Rumah Sakit menurut
WHO Expert Committee On Organization Of Medical Care adalah bagian integral
dari organisasi sosial dan medis, yang berfungsi untuk menyediakan pelayanan
kesehatan masyarakat secara menyeluruh, baik kuratif maupun preventif serta
pelayanan pasien rawat jalan hingga menjangkau keluarga dan lingkungan rumah;
rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan pekerja kesehatan dan penelitian
biososial. (WHO, 2010). Rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan individu penggunanya.
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai spesifik. Menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983 Tahun 1992, tugas pokok rumah sakit
umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan (promotif)
dan pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan. Dalam rangka
menyusun tatanan pelayanan rumah sakit umum, peningkatan serta
pengembangan pelayanan kesehatan dan fungsi rumah sakit umum. Departemen
Kesehatan RI menentukan standar pelayanan rumah sakit yang berisi kriteria-
kriteria penting mengenai jenis disiplin pelayanan yang berkaitan terutama dengan
struktur dan proses pelayanan. Selain itu, peningkatan pelayanan kesehatan
bukanlah semata-mata ditentukan oleh tersedianya fasilitas fisik yang baik saja.
Namun yang lebih penting adalah sikap mental dan kualitas profesionalisme para
personel yang melayaninya.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan
4
dan dapat dipercaya serta perlunya pengelolaan data yang sistematis untuk
pengambilan keputusan yang bersifat strategis (Rustiyanto, 2011).
Institusi rumah sakit selalu mendapat tekanan untuk dapat memperbaiki
pelayanan medis, mengurangi kesalahan medis, penyediakan akses informasi yang
tepat waktu, dan pada saat yang sama harus bisa memonitor aktifitas pelayanan
serta mengendalikan biaya operasional. Untuk dapat memenuhi tuntutan ini,
rumah sakit harus memiliki sistem informasi manajemen (SIM) terintegrasi yang
bisa sharing informasi real-time, tepat dan akurat. Sistem informasi manajemen
ini tidak bisa berjalan secara otomatis apabila tidak didukung sistem perangkat
lunak (software systems) atau sistem enterprise (enterprise software) yang sudah
tertanam dalam server rumah sakit tersebut. Menurut badan dunia WHO, sistem
informasi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi untuk proses
pengambilan keputusan di setiap level dalam sebuah organisasi; dan sistem
informasi rumah sakit (SIRS) adalah suatu sistem yang mengintegrasikan
pengumpulan data, pemprosesan, pelaporan, dan penggunaan informasi yang
diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan
melalui manajemen yang lebih baik di berbagai level pelayanan kesehatan;
sedangkan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) adalah sebuah
sistem informasi yang khusus didisain untuk membantu manajemen dan
perencanaan program kesehatan.
Sistem informasi rumah sakit (SIMRS) dapat dicirikan dengan fungsinya
melalui informasi dan jenis layanan yang ditawarkan. Untuk mendukung
perawatan pasien dan administrasinya, SIMRS mendukung penyediaan informasi,
terutama tentang pasien, dalam cara yang benar, relevan dan terbarukan, mudah
diakses oleh orang yang tepat pada tempat/lokasi yang berbeda dan dalam format
yang dapat digunakan. Transaksi data pelayanan dikumpulkan, disimpan,
diproses, dan didokumentasikan untuk menghasilkan informasi tentang kualitas
perawatan pasien dan tentang kinerja rumah sakit serta biaya. Ini mengisyaratkan
bahwa sistem informasi rumah sakit harus mampu mengkomunikasikan data
berkualitas tinggi antara berbagai unit di rumah sakit. Selain komunikasi internal,
tujuan penting lain dari SIMRS adalah pertukaran data elektronik antar penyedia
layanan kesehatan (dokter praktik, fasilitas primer dan rumah sakit) sehingga
dapat menjamin ketersediaan informasi pasien secara komprehensif dan efisiensi
pelayanan. Mengutip pendapat Hurtubise, sistem informasi didefinisikan sebagai
sistem yang menyediakan informasi yang spesifik untuk mendukung proses
pengambilan keputusan di setiap tingkat organisasi (Hatta, 2008).
Sistem informasi sangat membantu di dalam proses kegiatan pengolahan
data yang sebagian besar prosesnya dilakukan menggunakan komputer yang telah
terprogram dengan berbagai program yang akan menangani suatu aplikasi (Dadan,
2001). Begitu pula dengan pelaksanaan tugas rumah sakit akan berhasil baik,
apabila didukung oleh sistem informasi yang baik. Menurut Moekijat (2010),
pengambilan keputusan yang logis membutuhkan pemahaman tentang masalah
dan pengetahuan mengenai alternatif pemecahannya. Informasi yang lebih tepat
akan menghasilkan keputusan yang lebih baik. Oleh karena itu sistem informasi
dan teknologi merupakan komponen vital untuk kesuksesan bisnis organisasi,
maka sistem informasi dan teknologi merupakan keharusan bagi setiap bisnis.
7
Gambar 1
Skematis Pikir Proses Penelitian
Proposisi Penelitian
Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Sebuah realitas
sosial dalam analisis yang lebih sederhana dapat digambarkan sebagai suatu
8
proposisi, akan tetapi suatu realitas dapat pula digambarkan sebagai beberapa
efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan melalui manajemen yang lebih baik
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “penerapan sistem informasi
manajemen rumah sakit (SIM-RS) yang tepat dapat meningkatkan mutu layanan
Lokasi yang menjadi tempat penelitian dalam pembuatan Tesis ini adalah
di RS Santo Borromeus Kota Bandung. Penelitian dilakukan di Jln Ir. H. Djuanda
No.100, Lebakgede, Coblong, Bandung Jawa Barat 40132.
2. Humanware / Personal
Komponen Fisik: pelaksana manajerial, Data Entry Operator, Computer
Operator, Programmer, System Analyst, Database Administrator, dsb.
3. Infoware / Data
Komponen Fisik: Data base
4. Organiware / Prosedur ; Komponen Fisik: Kebijakan formal dan petunjuk utk
mengoperasikan sistem. Terdiri dari tatalaksana, prosedur pengolahan data,
dan pedoman pemakai. Pengelolaan sistem informasi langsung berada
dibawah direktur utama.
Rekomendasi
1. Untuk pengembangan dari sistem informasi rumah sakit, apabila akan
memakai jasa vendor (vendor supporting system) maka disarankan untuk
membeli source dari sistem informasi rumah sakit. Dengan memiliki source
dari sistem informasi rumah sakit maka apabila diperlukan penyesuaian atau
pengembangan program lebih lanjut bisa dilakukan oleh programmer SIMRS.
2. Supaya informasi yang dihasilkan sistem informasi rumah sakit bisa valid dan
pencatatan manual bisa ditinggalkan, maka diperlukan kebijakan dari
topmanajemen tentang pelaksanaan cut-off yang merupakan bagian dari
konversi data manual ke sistem informasi. Sehubungan dengan hal tersebut
diperlukan adanya kebijakan manajemen mengenai target waktu, penghargaan
dan sanksi untuk mendukung keberhasilan implementasi sistem informasi
komunikasi
3. Kepada masing-masing bagian, dalam hal ini manajer unit disarankan agar
membuat salinan SOP, struktur organisasi dan petunjuk teknis untuk disimpan
oleh SDM sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Juga perlunya
secara berkala memastikan bahwa user masih memiliki buku petunjuk
(manual book) sistem informasi rumah sakit.
4. Peneliti merekomendasikan agar semua Tingkatan Manajemen (Operasional,
Taktis dan Strategis) berkomitmen untuk bersama-sama mewujudkan SIMRS
yang ideal yakni sistem yang dapat meningkatkan kinerja rumah sakit dan
pelayanan yang cepat dan nyaman bagi customer, dan sesuai dengan
Permenkes RI no 82/2013 bahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan
Sistem Informasi Rumah Sakit yang bertujuan untuk merumuskan kebijakan
di bidang perumahsakitan.
5. Peneliti menyarankan untuk mengupdate aplikasi SIMRS terkini untuk dapat
meningkatkan layanan dan memenuhi standar akreditasi RS sehingga dapat
bersaing dengan RS lain di Bandung.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, S.A. 2007. Tesis Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Petugas Rekam
Medis di RSU Daerah Djasemen Saragih Pematang Siantar.
Budi, S.C.b2011. Manajemen Unit Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis
Media David, Fred R. 2009. Strategic Management – Manajemen
Strategis konsep. Buku 1. Edisi 12. Terjemahan Dono sunardi. Jakarta:
Salemba Empat.
Follet, PM, 2003, Prophet of Management, Harvard Business Scholl Press.
Grossmann, M., 1999. The Human Capital Model of The Demand for Health.
Cambridge: National Bureau of Economic Research.
Ilyas, Y. 2002. Kinerja, Teori, Penilaian dan Penelitian. Depok: Penerbit Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI.
Jaringan Komputer. Diunduh dari: docs.docstoc.com//pdf/3120248/76ce7326-
aa6f-436a-9e4e-d241b197.pdf
Junaidi, P. 1995. Pengantar Analisis Data. Cetakan 1. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahsun,M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE
MC Leod, R. Schell, G.P. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Jakarta:
Salemba Empat.
Moleong, L. 2007. Metodolofi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Mulyana,S.. Peranan Komunikasi Dalam Difusi Tekonologi. Pengaruh Efektivitas
Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan. Diunduh dari:
digilib.petra.ac.id
Pengertian Struktur Organisasi serta Empat Elemen Di Dalamnya – Ilmu
Pengetahuan Ekonomi Manajemen. Diunduh dari:
htmi.wordpress.com/2008/02/22/definisi dan pengertian organisasi
Pennings, J.M. 1992. Research in Organizational Behaviour, vol.14. Greenwich:
JAI Press.
Peraturan menteri dalam negeri nomor 4 tahun 2011 tentang standar operasional
prosedur di lingkungan kementrian dalam negeri.
Proasojo, L.D. , Riyanto. 2011. Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta:
Gaya Media
Purnawanto B. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis Proses. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. 2012. Perilaku Organisasi Buku 2.
Jakarta: Salemba Empat.
Rogers, E.M. 2005. Diffusion of Innovations. Edisi 5. New York: Free Press.
Rustiyanto, E. 2010. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Yang
Terintegrasi. Edisi 1. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Sabarguna, B. S. 2005. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Edisi 3.
Yogyakarta: Penerbit Konsorsium RSI Jateng DIY
Santoso, U.2008. Penyusunan Standart Operating Procedure Universitas
Bengkulu. Diunduh dari wordpress.com/2008/04/08/penyusunan standart
operating procedure universitas Bengkulu
13