Kajian Hubungan Kekerabatan
Kajian Hubungan Kekerabatan
Kajian Hubungan Kekerabatan
Pengukuran Kemiripan
Hubungan kekerabatan antar jenis tumbuhan dapat dianalisis untuk menentukan sejauh mana
kemiripannya dengan cara menghitung koefisien korelasi, indeks kemiripan, jarak taksonomi,
dan dapat pula dengan menggunakan analisis kelompok, secara umum semua cara pengukuran
ini bertujuan mengetahui antar jenis tanaman yang dibandingkan berdasarkan jumlah karakter
(Romesburg, 1984: 12). Perhitungan indeks kemiripan terdiri atas dua, yaitu pengukuran
kemiripan atau Indeks Similaritas (IS) dan pengukuran ketidakmiripan atau Indeks Disimilaritas
(ID). Nilai ID diperoleh dari hasil pengurangan nilai IS dengan bilangan 100; atau ID = IS – 100
(Romesburg: 1984: 12). Pada perhitungan nilai IS digunakan rumus yang diusulkan oleh
(Mueller-Dombois dan Ellenberg). Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kekerabatan 10 spesies
tumbuhan yang diamati, dilakukan “Analisis Cluter” (Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974).
Analisis cluster berguna untuk meringkas data dengan cara mengelompok spesies-spesies
berdasarkan kesamaan karakter diantara 10 spesies anggota Euphorbiaceae yang diteliti (Sitepu
dkk, 2011: 12). Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk dendogram.
Analisis Cluster
Analisis cluster merupakan analisis pengelompokkan elemen mirip sebagai objek penelitian
untuk menjadi kelompok (cluster) yang berbeda. Analisis cluster berguna untuk meringkas data
dengan jalan menggelompokkan objek-objek berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu
diantara objek-objek yang diteliti. Adapun ciri-ciri cluster adalah homogenitas dan heterogenitas
yang tinggi antar anggota yang satu dengan yang lainnya. Analisis cluster dibagi menjadi dua
metode, yaitu metode hirarki dan metode non-hirarki (Sitepu dkk, 2011: 12). Analisis cluster
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode hirarki. Metode ini dimulai dengan
mengelompokkan data yang memiliki jumlah Indeks Dissimilaritas (ID) terkecil. Selanjutnya
diteruskan ke objek lain yang memiliki kedekatan ke dua dan seterusnya hingga seluruh spesies
berpasangan. Hasil analisis ini akan membentuk sebuah “pohon hirarki” yang menggambarkan
hubungan kekerabatan antara setiap spesies dari yang paling dekat kekerabatannya hingga yang
paling jauh. Metode non-hirarki digunakan jarak Eucladian, untuk menetapkan nilai kedekatan
antar objek. Bakal cluster pertanam adalah observasi lengkap berikutnya yang dipisahkan dari
bakal pertama objek jarak minimum khusus (Sitepu dkk, 2011).:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 genus Euphorbiaceae
yang diwakili oleh satu spesies untuk setiap genusnya. Objek penelitian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 1 Objek Digunakan dalam Penelitian
No Simbol Nama Ilmiah Nama lokal
1. A Acalypha indica Anting-anting
2. B Aleurites moluccana Kimiri
3. C Codiaeum variegatum Puring
4. D Euphorbia heterophylla Kate mas
5. E Jatropha curcas Jarak pagar
6. F Manihot esculenta Ubi karet
7. G Pedilanthus bracteatus Bunga kristal
8. H Phyllanthus acidus Cermai
9 I Ricinus communis Jarak kepyar
10 J Sauropus androgynus Katuk
3. Prosedur Kerja
1. Pengumpulan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan di lapangan dengan metode observasi. Organ sampel yang
diambil adalah organ batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jumlah sampel yang diambil adalah 10
genus Euphorbiaceae yang diwakili oleh satu spesies untuk setiap genusnya.
2. Penetapan ciri pada STO (Satuan Taksonomi Operasional)
Dari setiap STO dipilih ciri dari setiap tumbuhan minimal sebanyak 50 ciri, yang kemudian
dinyatakan dengan angka yang memberikan suatu gambaran terhadap ciri tersebut. Gambaran
ciri pada STO dapat dinyatakan dengan angka nol (0), apabila ciri yang yang diamati tidak
terdapat pada jenis tersebut dan apabila ciri yang diamati terdapat pada jenis tersebut maka
dinyatakan dengan angka satu (1).
3. Mengidentifikasi Ciri Morfologi
Pengamatan ciri morfologi dilakukan pada jenis habitus dan organ batang, daun, bunga, buah,
dan biji.
4. Evaluasi Data
Hasil pengamatan ciri morfologi untuk seluruh STO disusun dalam bentuk table data
berikut ini:
a. Batang
Tabel 2. Pengamatan Ciri Morfologi Batang
No Ciri yang diamati Spesies
1 Sifat batang berkayu A B C D E F G H I J
2. Sifat batang herba
3. Percabangan simpodial
5. Percabangan monopodial
6. Warna getah bening
7. Warna getah putih
8 Warna permukaan batang hijau
9. Warna permukaan batang abu-abu
10 Pemukaan batang licin
11. Permukaan berlentisel
Keterangan:
A : Acalypha indica F : Manihot esculenta
B : Aleurites moluccana G : Pedilanthus bracteatus
C : Codiaeum variegatum H : Phyllanthus acidus
D : Euphorbia heterophylla I : Ricinus communis
E : Jatropha curcas J : Sauropus androgynus
b. Daun
Ciri daun yang diamati dalam penelitian ini sebanyak: 25 ciri. Kemudian ciri tersebut
disusun dalam tabel, seperti tabel 2. untuk ciri batang
c. Bunga
Ciri bunga yang diamati dalam penelitian ini sebanyak: 28 ciri. Kemudian ciri tersebut disusun
dalam tabel, seperti tabel 2. untuk ciri batang
d. Buah
Ciri buah yang diamati dalam penelitian ini sebanyak: 10 ciri. Kemudian ciri tersebut disusun
dalam tabel, seperti tabel 2. untuk ciri batang
e. Biji
Ciri biji yang diamati dalam penelitian ini sebanyak: 10 ciri. Kemudian ciri tersebut disusun
dalam tabel, seperti tabel 2. untuk ciri batang
f. Jenis Habitus
Ciri habitus yang diamati dalam penelitian ini sebanyak: 3 ciri. Kemudian ciri tersebut disusun
dalam tabel, seperti tabel 2. untuk ciri batang
5. Pengukuran Kemiripan
Penentuan hubungan kekerabatan fenetik 10 spesies anggota Euphorbiaceae dilakukan dengan
pengukuran Indeks Similaritas (IS) dan Indeks Dissimilaritas (ID) dengan menggunakan indeks
kemiripan berikut:
Keterangan:
ID = Indeks Dismilaritas
IS = Indeks Similaritas
= Jumlah ciri yang sama pada dua individu yang dibandingkan
= Jumlah ciri individu A
= Jumlah ciri individu B
Hasil pengamatan ditabulasikan dalam bentuk matriks. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat
kekerabatan nilai 10 spesies tumbuhan yang diamati, dilakukan “Analisis Cluster” (Mueller-
Dombois dan Ellenberg, 1974). Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk “Dendogram”.
Keterangan:
A : Acalypha indica F : Manihot esculenta
B : Aleurites moluccana G : Pedilanthus bracteatus
C : Codiaeum variegatum H : Phyllanthus acidus
D : Euphorbia heterophylla I : Ricinus communis
E : Jatropha curcas J : Sauropus androgynus
6. Dendogram
Dendogram adalah diagram bercabang yang menggambarkan hubungan kategori berdasarkan
derajat kesamaan sejumlah karakteristik dalam taksonomi. Makin besar persamaan diantara
makhluk hidup, makin dekatlah hubungan yang ada (Radeng, 1989: 41). Berikut ini adalah
contoh dendogram 10 jenis spesies dari familia Euphorbiaceae yang menggambarkan hubungan
kekerabatan.
Hasil pengamatan terhadap 10 spesies tumbuhan anggota Euphorbiaceae dengan genus yang
berbeda menunjukkan ciri yang berbeda untuk setiap parameter yang diamati pada tiap organ.
Organ yang diamati adalah batang, daun, bunga, buah, biji, dan jenis habitus. Parameter yang
diamati pada organ batang terdiri atas sifat batang, percabangan batang, warna permukaan
batang, sifat permukaan batang, dan warna getah. Spesies yang memiliki sifat batang berkayu
dan percabangan simpodial sebanyak 7 spesies dan 3 spesies lainnya memiliki sifat batang herba
dengan percabangan monopodial dan semua spesies yang diamati memiliki batang bergetah.
Parameter yang diamati pada organ daun terdiri atas jenis, bentuk, pangkal, tepi, ujung,
permukaan, pertulangan, dan duduk daun. Umumnya pada spesies yang diamati memiliki daun
tunggal, duduk daun tersebar dengan pertulangan menyirip. Parameter yang diamati pada organ
bunga terdiri atas jenis, rangkaian, letak bunga,keberadaan, jumlah, sifat kelopak, jumlah, warna,
sifat mahkota, tenda bunga, letak benang sari dan jumlah benang sari. Hasil penelitian pada 10
spesies Euphorbiaceae menunjukkan bahwa dari 10 spesies yang diamati 6 diantarannya
memiliki letak bunga pada ujung tangkai, sedangkan 4 spesies lainnya bunga terletak pada ketiak
daun. Spesies yang memiliki tenda bunga berjumlah 7 spesies dan semua spesies yang diteliti
berbunga majemuk.
Parameter yang diamati pada organ buah terdiri atas jenis buah, bentuk buah, permukaan buah,
dan jumlah ruang buah. 7 dari 10 spesies yang diamati memiliki buah dengan 3 ruang. Parameter
yang diamati pada organ biji terdiri atas warna biji, bentuk biji, jumlah biji dan parameter yang
diamati pada jenis habitus adalah apakah spesies termasuk ke dalam jenis pohon, perdu, atau
semak. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh 7 dari 10 spesies yang diamaiti memiliki jumlah
biji 3 dalam satu buah.
Parameter yang diamati pada jenis habitus adalah apakah spesies yang diamati berupa pohon,
perdu, atau semak. Hasil pengamatan pada 10 spesies menunjukkan bahwa familia ini memiliki
habitus pohon, perdu, dan semak, namun dari sampel yang diamati umumnya memiliki habitus
berupa perdu.
4.1.2 Analisis Kekerabatan
Analisis kekerabatan setiap genus yang diamati dapat dihitung menggunakan perhitungan indeks
kemiripan yang terdiri atas pengukuran kemiripan atau Indeks Similaritas (IS) dan pengukuran
ketidakmiripan atau Indeks Dissimilaritas (ID). Nilai ID diperoleh dari pengurangan nilai IS
dengan bilangan 100; atau ID = 100 – IS (Romesburg, 1984: 12).
Selanjutnya untuk mengetahui tingkat kekerabatan 10 spesies tumbuhan yang diamati, dilakukan
analisis Cluter (Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974). Analisis cluster berguna untuk
meringkas data dengan cara mengelompok spesies-spesies berdasarkan kesamaan karakter
diantara 10 spesies anggota Euphorbiaceae yang diteliti (Sitepu dkk, 2011: 12). Hasil analisis
akan disajikan dalam bentuk dendogram
Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah indek similaritas yang dimiliki
maka semakin dekat hubungan kekerabatan antar tumbuhan satu dengan yang lainnya. Hal ini
didasari oleh sejumlah karakter pada masing-masing tumbuhan, sesuai dengan apa yang
diungkapkan oleh Loveless (1989: 10) bahwa klasifikasi didasarkan pada korelasi sejumlah besar
karakter, sehingga dua tumbuhan yang memiliki sejumlah karakter yang sama dianggap lebih
dekat kekerabatannya daripada dua tumbuhan yang hanya memiliki beberapa persamaan karakter
saja.
Tabel 4. Matriks Indeks Similaritas (IS) dan Indeks Disimilaritas (ID)
Keterangan:
A : Acalypha indica F : Manihot esculenta
B : Aleurites moluccana G : Pedilanthus bracteatus
C : Codiaeum variegatum H : Phyllanthus acidus
D : Euphorbia heterophylla I : Ricinus cumunis
E : Jatropha curcas J : Sauropus androgynus