CBR BK Belajar
CBR BK Belajar
CBR BK Belajar
DISUSUN OLEH :
1183111102
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat
kasih dan anugerahNya saya dapat mengerjakan tugas Critical Book Report untuk
memenuhi salah satu tugas dari program 6 tugas dalam KKNI. Dalam kesempatan
kali ini buku yang telah saya kritisi berjudul “ Pengantar Konseling ” yang ditulis
oleh John McLEOD. Sebagai buku pembanding, saya memilih buku Psikologi
Pendidikan yang ditulis oleh John W. Santrock.
Dalam mengkritisi buku ini, saya juga menyadari banyak kekurangan dalam
pengetikkan maupun pemilihan kata yang tepat. Oleh sebab itu, saya mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar penulisan laporan saya dapat lebih baik lagi
di lain kesempatan.
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan Critical Book Report ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas dari 6 tugas kurikulum KKNI yang diberikan oleh dosen. Dan untuk
membandingkan isi dari materi pembahasan setiap buku yang saya kritik terkait
tentang motivasi belajar.
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan laporan Critical Book Report ini adalah :
Memenuhi salah satu tugas dari 6 tugas KKNI yang diberikan oleh dosen.
Menambah informasi dan pengetahuan tentang motivasi dalam belajar.
BAB II
Identitas Buku
Konseling adalah sebuah penemuan abad ke-20 yang indah . Saat ini,kita
hidup dalam dunia kompleks,sibuk,dan terus berubah maka dari itu popularitas
konseling datang untuk merefleksikan ketegangan dan kekacauan kehidupan dalam
masyarakat kontemporer.
Konseling adalah bentuk pertolongan yang fokus pada kebutuhan dan tujuan
seseorang. Terdapat banyak definisi konseling,masing-masing menekankan aspek
yang berbeda dari peran dan proses konseling. Konseling serupa namun tak sama
dengan bentuk pertolongan lain,seperti psikioterapi,pekerjaan sosial,dan perawatan
psikiatrik. Terdapat berbagai teori konseling,dan berbagai setting untuk praktik
konseling. Keragaman konseling juga tereflesikan dalam disiplin akademik yang
menjadi akarnya seperti filosopi,agama,seni,psikologi,dan psikiatri. Keragaman
konseling tersebut dapat dilihat sebagai kekuatan,karena merefleksikan sensitivitas
konseling terhadap keanekaragaman variasi pengalaman manusia.
Berikut ini adalah beberapa tujuan yang didukung secara eksplisit maupun
implisit oleh para konselor :
Pemahaman . Adanya pemahaman terhadap akar dan perkembangan kesulitan
emosional,mengarah kepada peningkatan kapasitas untuk lebih memilih kontrol
rasional ketimbang perasaan dan tindakan
Berhubungan dengan orang lain. Menjadi mampu membentuk dan
mempertahankan hubungan yang bermakna dan memuaskan dengan orang lain,
misalnya,dalam keluarga atau di tempat kerja.
Penerimaan diri. Perkembangan sikap positif terhadap diri,yang ditandai oleh
kemampuan menjelaskan pengalaman yang selalu menjadi subjek kritik diri dan
penolakan.
Pendidikan psikologi. Membuat klien mampu menangkap ide dan teknik untuk
memahami dan mengontrol tingkah laku
Bab 2
AKAR KONSELING: TINJAUAN KULTURAL DAN HISTORIS
Konseling muncul pada paruh kedua abad dua puluh. Untuk memahami apa
definisi dan yang dilakukan oleh konseling,diperlukan pemahaman terhadap akar
sejarah dan perkembangan bentuk pertolongan ini. Pada periode pra-industrial, orang-
orang yang memiliki masalah emosional ditolong oleh para anggota atau anggota
konutas lainnya. Seiring dengan Revolusi Industri dan peningkatan sekulerisasi dalam
masyarakat,pada abad sembilan belas muncul industri dan profesi baru yang melayani
masalah “sakit mental”. Pada pertengahan abad sembilan belas, mesmerisme
(hipnotis) merupakan bentuk terapi psikologi yang digunakan secara luas.
Di pengujung abad sembilan belas,Freud mengintegrasikan berbagi pemikiran
psikologis, medis, dan filosofi dalam sebuah sistem psikoterapi lengkap pertama yang
kemudian dikenal dengan sebutan psikoanaisis. Psikoanalisis terus menjadi aktivitas
pinggiran sampai kemudian diadopsi dengan antusias oleh berbagai sektor dalam
masyarakat Amerika Serikat pada 1920-an dan 1930-an.
Teori client-cetred (berpusat pada klien) Carl Rogers mempresentasikan
pendekatan lebih populer dan bisa diterima yang berdampak pada peningkatan
penyebaran konseling. Perkembangan dan popularitas konseling yang terus menanjak
di Amerika disebabkan oleh mobilitas sosial dan konsumerisme tingkat tinggi yang
menghasilkan defesiensi makna, atau empty self, yang dibantu oleh terapi tersebut.
Elemen penting lain dalam evolusi konseling adalah panduan karier dalam
setting pendidikan dan sektor relawan. Adalah penting untuk menyadari bahwa dalam
masyarakat,konseling memainkan peran mempromosikan citra individu sebagai
makhluk yang self-deterministik dan independen,dan juga memainkan peran
mendukung strategi menghadapi berbagai permasalahan sosial di level individu.
Konseling adalah sebuah aktivitasbyang mustahil dipisahkan dari kultur
masyarakat industrial Barat, dan karena itu tidak harus relevan dengan permasalahan
yang dialami oleh anggota grup kultur lain.
BAB 3
TEORI KONSELING: KERAGAMAN DAN TITIK TEMU
Terdapat banyak teori konseling yang berbeda satu dengan yang lain. Tujuan
dari bab ini adalah memahami alasan dibalik banyaknya teori, dan untuk
mencerminkan peran teori dalam konseling.
Hingga tingkat tertentu, teori konseling yang berbeda merefleksikan citra
alternatif akan manusia, dan menyadari keyakinan filosofi berkenaan dengan sifat
manusia sebagai contoh dipandangnya manusia sebagai mesin, organisme, atau
makhluk hidup. Faktor signifikan dalam penyebaran teori adalah keluasan cakupan
fenomena yang mereka coba untuk dijelaskan. Biasanya, sebuah teori menjadi alat
proses yang menjelaskan segala sesuatu.
Dalam praktik, penggunaan teori oleh konselor harus dilihat sebagai upaya
untuk memahami klien,dimana pemahaman konselor juga bersumber dari perasaan
dan pengalaman pribadi mereka serta dari ide dan konsep. Beberapa teori yang
digunakan oleh konselor (seperti konsep “pertahanan diri”) didesain untuk
membentuk mereka mengklarifikasi dan memahami apa yang sedang terjadi dalam
sesi konseling. Konsep lain (seperti “bawah sadar”) lebih abstrak dan lebih cenderung
digunakan untuk membuat kerangka umum yang menjadikan terapi sebagai satu
kesatuan.
Akhirnya, konselor membutuhkan teori untuk membantu mereka untuk
melogiskan khaos,kebingungan, dan krisis yang ditunjukkan oleh beberapa orang
klien. Pemahaman teoretis memungkinkan konselor untuk menyelisik jauh kedalam
informasi yang diberikan dan mengembangkan perspektif yang digunakan untuk
memahami klien, proses konseling itu sendiri dan reaksi terhadap klien. Walaupun
demikian,bukanlah sesuatu yang membantu untuk menganggap teori konseling mirip
dengan model sains yang dengan mudah mengarah kepada prediksi, kontrol, dan
penjelaskan. Teori konseling harus diintegrasikan dengan pengalaman pribadi
konselor, dan akan menjadi lebih baik lagi apalagi teori tersebut dipandang sebangai
seperangkat alat heuritis pembanding yang apabila digunakan secara bijak akan
mengarahkan kepada pemahaman dan pendalaman hubungan terapeutik.
Cara lain untuk memandang keragaman teoritis adalah dengan memandang
terapi sebagai pasar. Maka, untuk “menjual” ”produk” konseling, merupakan suatu
yang penting untuk memaketkannya dalam “nama pendek” yang unik dan
menjanjikan “resep spesial”.
Bab 4
TEMA DAN ISU DALAM PENDEKATAN PSIKODINAMIK
Banyak teman Freud seperti Adler dan Jung, tidak setuju dengan aspek
penting teorinya, seperti penekanannya terhadap karakter seksual memori bawah
sadar. Pada 1940-an dan 1950-an,diinspirasikan oleh Klien,Mahler dan yang lain,
aliran object relation psikoanalisis berkembang menjadi pendekatan psikodinamik
yang lebih memperhatikan hubungan antara klien dan objek penting lain dalam
hidupnya.
Tren terbaru yang penting adalah dikembangkannya metode tenggat waktu
dalam konseling,melibatkan banyk partisipasi aktif konselor dan fokus atas tema
kunci seperti attachment dan kehilangan.
Model percakapan dalam konseling psikodinamik, diciptakan oleh Hobson,
Mearers dan kolega mereka di Inggris dan Australia, merepresentasikan pndekakatan
interatif dan berbasis riset yang didasarkan pada berbagai elemen dalam tradisi
psikoanalitis.Pendekatan psikodinamik terhadap konseling adalah perspektif yang
menyertakan berbagai aliran pemikiran.
BAB 5
DARI BEHAVIORISME KE KONSTRUKTISME
BAB 6
TEORI DAN PRAKTIK PENDEKATAN PERSON-CENTERED
BAB 8
PENDEKATAN FEMINIS: RADIKALISASI KONSELING
Narasi telah menjadi sebuah topik yang luar biasa populer. Konsep narasi
telah digunakan dengan cara yang berbeda oleh masing-masing representasi
pendekatan konseling dan psikoterapi yang ada. Terdapat tiga jalur perkembangan
yang berbeda, yang berkaitan dengan evolusi model terapi narraktive-informed dan
narrative-oriented. Tiga aliran teoritis yang paling berperan dalam hal ini adalah
psikodinamik, konstruktivisme, dan pendekatan konstruksionis sosial
(McLeod,1997). Dalam aliran psikodinamik, cerita dipandang sebagai bukti “tema
hubungan” yang bersifat fundamental dan bawah sadar. Konselor konstruktivis
menggunakan metafora sebagai cara untuk menolong klien untuk menciptakan cerita
bertema solusi yang baru sebagai ganti dari cerita penuh deritanya yang lalu.
Konstruksionis sosial adalah sebuah sudut pandang filosofi yang menganggap
pengalaman dan makna pribadi tak hanya dibentuk oleh individu, tapi juga sesuatu
yang tertanam dalam budaya dan dibentuk oleh budaya.
BAB 10
MULTIKULTURALISME SEBAGAI SEBUAH PENDEKATAN KONSELING
BAB 12
HUBUNGAN KONSELING
Nilai penting kualitas hubungan antara konselor dan klien dianggap penting
dalam semua pendekatan konseling dan psikoterapi. Terdapat beberapa cara alternatif
untuk memahami hubungan terapeutik,berkaitan dengan orientasi teoretis yang
berbeda. Bordin dan Charkson telah membangun model integratif hubungan
terapeutik yang berguna. Dalam praktik, pembuatan dan pemeliharaan hubungan
yang kuat dapat melibatkan metakomunikasi,penggunaan strategi untuk memecahkan
jalan buntu dan perwujudan hubungan dalam objek fisik yang disimpan oleh klien.
Nilai penting hubungan konselor-klien dalam konseling tercermin dalam
perhatian luas yang diberikan kepada karya eksperiensial dalam pendidikan konselor.
Kompleksitas hubungan terapeutik menyebabkan para praktisi konseling dan
psikoterapi harus disiapkan untuk terus belajar tentang gaya mereka dalam
berhubungan dengan orang lain sepanjang karier mereka.
BAB 13
PROSES KONSELING
BAB 14
POLITIK KONSELING: PEMBERDAYAAN, KONTROl, DAN KEKUASAAN
Konselor adalah figur yang kuat dalam hidup klien mereka; banyak konselor
yang menyatakan bahwa mereka mencoba untuk menguatkan klien melalui kerja
sama antara mereka. Karena itu,dinamika kekuasaan,politik hubungan konseling,
merupakan topik yang sangat penting. Konselor mengontrol proses yang terjadi
dalam konseling dengan berbagai cara kepemilikan sistem bahasa serta pembelaan;
bertanggung jawab terhadap ruang dan waktu; mengatur akses. Beberapa kritikus
berpendapat bahwa konseling mendukung kontrol institusi dan negara terhadap
individu dengan melakukan diskusi berkenaan dengan isu yang intim dan personal di
luar keluarga dan komunitas, dan membuat diri mereka terbuka terhadap kontrol
profesional eksternal.
Pengujian teori dan praktik konseling dalam hubungannya dengan tiga
kelompok (golongan miskin;gay, lesbian, dan biseksual; terikat secara religi)
menunjukkan bahwa anggota kelompok ini harus berjuang agar pengalaman dan nilai
mereka ditangani dengan serius oleh profesi konseling.
BAB 15
MORAL, NILAI, DAN ETIKA DALAM PRAKTIK KONSELING
Konselor kerap berhadapan dengan dilema moral yang dihadapi klien mereka
dalam kehidupan nyata, dan terkadang berhadapan dengan isu yang berkaitan dengan
praktik mereka. Karena itu, pengetahuan tentang perbuatan keputusan etika dan moral
merupakan hal yang esensial bagi praktisi. Ada empat pemikiran moral yang bisa
digunakan oleh konselor: intuisi personal, panduan etika yang dibentuk oleh
organisasi profesional,prinsip etika, dan teori umum tindakan moral. Penting bagi
konselor untuk selalu waspada terhadap perasaannya sendiri berkenaan dengan apa
yang benar dan yang salah.
Asosiasi profesional mempertahankan kode etik. Namun, akan ada masa
dimana panduan ini menjadi ambigu, atau situasi yang tidak tercakup dalam kode etik
tersebut. Diantara prinsip moral yang menjadi landasan kode etik adalah
otonomi,nonmaleficence,kebaikan, keadilan, dan loyalitas
BAB 16
KONTEKS ORGANISASIONAL KONSELING
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Education Psychology,
Aspek Pengantar Konseling
Global Text
Sangat banyak menggunakan
Tidak ada sama sekali. ilustrasi. Bahkan pada setiap
Sehingga pembaca harus lebih bab dan bahasan, penulis
Ilustrasi dalam Buku berkonsentasi untuk dapat menggunakan ilustrasi agar
memahami beberapa bahasan pembaca dapat lebih mudah
yang sulit dimengerti memahami. Dilengkapi dengan
banyak tabel.
Menggunakan bahasa yang
Sangat mudah di mengerti.
baku dan efektif. Selain
Bahasa yang digunakan dalam
Penggunaan Bahasa sederhana, bahasa yang
buku ini adalah bahasa yan
digunakan penulis adalah
sederhana.
bahasa yang baku dan efektif.
Keunggulan
Keunggulan dari buku ini adalah dalam penyajian materinya sangat lengkap
dan pada buku ini kita diberikan topik untuk refleksi dan diskusi tentang kasus-kasus
yang ada serta diberikan sumber bacaan yang dianjurkan sehingga kita dapat mencari
lebih dalam tentang topik yang dibahas. Materi-materi yang disajikan juga tersusun
secara sitematis. Dalam fokus bab yang penulis pilih, materi disajikan dengan sangat
runtut. Setiap subbabnya dibahas dengan rinci.
Kelemahan
Kelemahan dalam buku ini adalah dalam penyajian materinya, tidak ada
menggunakan ilustrasi berupa gambar, perhitungan, tabel, atau yg lainnya sehingga
pembaca harus lebih berkonsentrasi dalam membacanya, berbeda dengan buku
Psikologi Pendidikan karangan John W Santrock, yang sangat banyak menggunakan
ilustrasi dalam berbagai bentuk. Kelemahan yang lainnya adalah terletak dalam
penggunaan bahasanya, bahasa yang digunakan sangat sulit dimengerti bahkan tidak
efektif dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Terlalu
banyaknya kata-kata asing yang digunakan. Sehingga menyulitkan pembaca dalam
mengambil dan memahami materi yang diberikan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penting bagi kita sebagai calon guru untuk mengetahui apa sebenarnya konseling
dan perannya dalam pendidikan. Adanya konseling ini untuk mendidik,memotivasi
dan memberikan bimbingan kepada peserta didik. Tenaga pendidik bukan hanya
mengajar atau memberi materi, namun juga mendidik karakter siswa supaya lebih
baik dan juga memahami karakter dari masing masing siswa. Kita para pendidik
harus mendorong para siswa untuk memliki rasa keterbukaan sehingga siswa dapat
belajar menghadapi masalah yang dihadapinya. Dengan mengkritisi buku ini, penulis
lebih paham tentang bagaimana menciptakan bimbingan dalam belajar dengan
membandingkan kedua buku.
Saran
Dalam menulis buku, selain isi yang harus terperinci, penulis juga harus
memperhatikan karakteristik buku supaya para pembaca tertarik untuk membaca
buku. Kita sebagai calon guru, hendaknya menggali diri dalam hal belajar-mengajar,
memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, dan mengaplikasikan ilmu yang sudah
didapat.