(Kks 13) Regulasi Tentang Kredensial Staf Keperawatan
(Kks 13) Regulasi Tentang Kredensial Staf Keperawatan
(Kks 13) Regulasi Tentang Kredensial Staf Keperawatan
KOTA SERANG
Nomor : 023/SK-DIR/RSU-IBUNDA/II/2019
TENTANG
PROSES KREDENSIAL TENAGA KEPERAWATAN
DI RSU IBUNDA SERANG
1
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Ditetapkan di : Serang
2
Lampiran : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU IBUNDA KOTA SERANG
Nomor :023/SK-DIR/RSU-IBUNDA/II/2019 :
Perihal :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi,
terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis
perubahannya.Keberadaan staf medis dalam rumah sakit merupakan suatu keniscayaan
karena kualitas pelayanan rumah sakit sangat ditentukan oleh kinerja para staf medis rumah
sakit tersebut. Yang lebih penting lagi kinerja staf medis akan sangat mempengaruhi
keselamatan pasien di rumah sakit. Untuk itu rumah sakit perlu menyelenggarakan tata kelola
klinis (clinical governance) yang baik untuk melindungi pasien.Hal ini sejalan dengan
amanat peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan dan perumahsakitan.
Undang-undang tentang Rumah Sakit yang baru ditetapkan menuntut rumah sakit untuk
melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan melaksanakan clinical governance
tersebut bagi para klinisnya. Setiap dokter di rumah sakit harus bekerja dalam koridor
kewenangan klinis (clinical privileges) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit.Salah satu
faktor krusial dalam keselamatan pasien adalah kewenangan dokter untuk melakukan
tindakan medis yang saat ini tidak dikendalikan dengan adekuat oleh komite medis rumah
sakit.Dalam hal seorang kurang kompeten dalam melakukan tindakan medis tertentu karena
sebab apapun, belum ada mekanisme yang mencegah dokter untuk melakukan tindakan
medis tersebut di rumah sakit.Pada gilirannya kondisi ini dapat menimbulkan keselakaan
pada pasien. Demi menjaga keselamatan pasien dari tindakan medis yang dilakukan oleh
dokter yang kurang kompeten, rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah pengamanan
dengan cara pemberian kewenangan klinis melalui mekanisme kredensial yang dilaksanakan
oleh komite medis. Beberapa pihak yang terkait dengan upaya ini adalah Kolegium
Kedokteran Indonesia (KKI) dan komite medis rumah sakit.KKI dapat menjadi acuan untuk
menentukan lingkup dan jenis-jenis kewenangan klinis bagi setiap cabang ilmu kedokteran.
Komite medis akan menentukan jenis-jenis kewenangan klinis bagi setiap dokter yang
bekerja di rumah sakit berdasarkan kompetensinya melalui mekanisme kredensial.
3
Untuk menjaga kualitas mutu staf medik, Rumah Sakit Umum Ibunda membentuk
Komite Medis yang terdiri dari beberapa sub komite, salah satunya yaitu Sub Komite
Kredensial yang tugasnya yaitu mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional
dan akuntabel bagi pelayanan di Rumah Sakit Umum Ibunda. Dengan terkendalinya tindakan
medis di Rumah Sakit Umum Ibunda maka pasien lebih terlindungi dari tindakan medis yang
dilakukan oleh dokter yang tidak kompeten.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungikeselamatan pasien
melalui mekanisme kredensial staf medis di
Rumah Sakit Umum Ibunda.
2. Tujuan Khusus
Membantu divisi SDM dalam proses mendapatkan danmemastikan staf medis yang
kompeten dan profesional di RumahSakit Umum Ibunda.
Memberikan panduan mekanisme kredensial bagi para dokter diRumah Sakit Umum
Ibunda.
Merekomendasikan kewenangan klinis bagi setiap staf medis diRumah Sakit Umum
Ibunda.
Merekomendasikan untuk diterbitkan kewenangan klinis bagisetiap dokter untuk
melakukan tindakan medis di Rumah SakitUmum Ibunda.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kredensial dan rekredensial staf medis, yaitu Staf medis yaitu dokter
umum, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialisyang akan bergabung di Rumah
Sakit Umum Ibunda.
D.Landasan Hukum
Landasan hukum proses kredensial di Rumah Sakit Umum Ibundaadalah :
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor755/MENKES/PER/IV/2011
tentang Penyelenggaraan Komite Medikdi Rumah Sakit.
2. Pedoman Kredensial dan Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) diRumah Sakit dari
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia tahun2009.
3. Undang-undang Rumah Sakit pasal 29 ayat (1) telah ditetapkanbahwa setiap rumah sakit
wajib menyusun dan melaksanakan hospital yang dalam penjelasan undang-undang tersebut
ditetapkanbahwa setiap rumah sakit wajib melaksanakan tata kelola klinis yangbaik (good
clinical governance). Hal ini harus dirumuskan oleh setiaprumah sakit dalam peraturan staf
medis Rumah Sakit (medical staff) antara lain diatur kewenangan klinis (clinical privilege).
4
4. Kebijakan Pelayanan Rumah sakit.
BAB II
DEFINISI
5
BAB III
TATA LAKSANA
A. Proses Kredensial
Direktur Rumah Sakit Umum Ibunda menetapkan berbagaikebijakan dan prosedur bagi
staf medis untuk memperoleh kewenanganklinis dengan berpedoman pada peraturan internal
staf medis (medicalstaff by laws).Selain itu, direktur rumah sakit bertanggung jawab
atastersedianya berbagai sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini
dapatterselenggara.Untuk melaksanakan kredensial dibutuhkan beberapainstrumen, antara
lain daftar rincian kewenangan klinis untuk setiapspesialisasi medis, daftar mitra bestari yang
mempresentasikan tiapspesialisasi medis dan buku putih (white paper) untuk setiap
pelayananmedis. Setiap rumah sakit mengembangkan instrumen tersebut sesuaidengan
kebutuhannya.
Secara garis besar proses kredensial di Rumah Sakit UmumIbunda, yaitu sebagai berikut:
1.Staf medis yang telah dinyatakan baik hasil psikotest, MCU daninterview oleh kepala
divisi medis diajukan kepada direktur untukdilakukan kredensial.
2.Direktur membuat surat kepada Komite Medik dan diteruskan ke SubKomite
Kredensial perihal permohonan untuk mengkredensial stafmedis.
3.Berkas permohonan staf medis yang telah lengkap disampaikan olehdirektur rumah
sakit kepada komite medik melalui sekretariat komitemedik.
4.Sekretariat komite medik melakukan pengecekan berkas verifikasiberkas staf medis
yang terdiri dari :
a.Ijasah pendidikan dokter umum dan atau dokter spesialis.
b.Surat Tanda Registrasi (STR) staf medis.
c.Sertifikat ACLS dan atau ATLS dan atau Resusitasi Neonatus danatau Hiperkes
(untuk dokter umum)
d.Surat rekomendasi dari teman sejawat minimal 2 (dua) orang.
e.Sertifikat kompetensi kolegium atau sertifikat pendukung lainnya.
6
5.Sebelum kredensial dimulai, staf medis mengajukan permohonankewenangan klinis
kepada direktur dengan mengisi form daftarkewenangan klinis yang telah disediakan
Rumah Sakit UmumIbunda.
6.Pada saat kredensial, sub komite kredensial membentuk panel ataupanitia ad-hoc
dengan melibatkan mitra bestari dari berbagai disiplinyang sesuai dengan kewenangan
klinis yang diminta.
7.Permohonan kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis tersebutdikaji oleh sub
komite kredensial tersebut yang meliputi cakupanderajat kompetensi dan praktik.
8.Sub komite kredensial mengajukan rekomendasi kewenangan klinisstaf medis kepada
komite medis.
9.Komite medis merekomendasikan kewenangan klinis staf mediskepada direktur.
10.Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (clinical appointment)kepada staf medis
tersebut jika staf medis tersebut sudah bergabungdengan Rumah Sakit Umum Ibunda.
Berkas Kredensial dokter umum dan spesialis akan diserahkan kepada staf SDM untuk
dimasukan ke dalam file karyawan.
7
BAB IV
PENUTUP