Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kajian Tentang Inkuiri Sosial

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak
didik. Pendidikan berkaitan erat dengan transmisi atau penyalur ilmu pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keterampilan dan aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda.
Kelakuan manusia hakikatnya hampir keseluruhannya bersifat sosial, yakni yang
dipelajari dalam interaksi dengan manusia lainnya.

Masyarakat modern umumnya telah memandang pendidikan sebagai peranan


penting dalam mencapai tujuan sosial. Harapan masyarakat terhadap pendidikan
adalah berupa proses pendidikan yang berupaya menuju kearah tujuan pembangunan
nasional. Pendidikan hendaknya dapat mengembangkan wawasan anak terhadap
ideologi, politik, agama, sosial, budaya, dan negara untuk dapat mencapai
pembangunan nasional.

Maka pada kesempatan inilah kami akan membahas tentang pendidikan dan
masyarakat yang saling berpengaruh besar dalam pembangunan nasional guna
menghasilkan anak didik yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masa
lah sebagai berikut:
1. Apa pengertian pembelajaran Inkuiri Sosial ?
2. Apa saja Prinsi-prinsip Inkuiri Sosial ?
3. Apa saja Langkah-langkah Inkuiri Sosial ?
4. Bagaimana Pembelajaran IPS di SD Model Inkuiri Sosial ?
5. Apa saja Sumber Belajar dalam Penerapan pembelajaran Inkuiri Sosial ?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran Inkuiri sosial.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip Inkuiri Sosial
3. Untuk mengetahui apa saja langkah-langkah Inkuiri Sosial.
4. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran IPS di SD Model Inkuiri Sosial.
5. Untuk mengetahui apa saja sumber belajar dalam penerapan pembelajaran Inkuiri
Sosial.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inkuiri Sosial

1. Inkuiri

Menurut Khoirul Anam (2015: 7) inkuiri berasal dari kata inquiyi yang merupakan

kata dalam bahasa Inggris yang berarti; penyelidikan / meminta keterangan;

terjemahan bebas untuk konsep ini adalah siswa diminta untuk mencari dan

menemukan sendiri. Jadi inkuiri adalah individu dapat bereaksi pada suatu masalah,

dan mencari cara bagaimana pemecahannya.

2. Inkuiri sosial

Menurut Bruce Joyce (Wina Sanjaya 2006: 205) Inkuiri Sosial merupakan strategi

pembelajaran dari kelompok sosial (social family) sub kelompok konsep masyarakat

(concept of society). Oleh karena itu dalam inkuiri sosial siswa haruslah diberikan

pengalaman bagaimana memecahkan masalah yang muncul di masyarakat. Inkuiri

sosial dapat juga dikatakan sebagai suatu strategi pembelajaran yang berorientasi

kepada pengalaman siswa. Dari kedua kelompok model yang berorientasi pada

interaksi sosial, cara inkuiri dari ilmu pengetahuan sebagai model yang

mengembangkan kemampuan siswa dapat memikirkan secara sungguh-sungguh dan

terarah, merefleksikan kehidupan sosial khususnya kehidupan siswa sendiri dan

kehidupan masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah sosial. Kelebihan-

kelebihan Inkuiri sebagai berikut:

Menurut Wina Sanjaya (Ahmad Susanto 2014:181-182) kelebihan model inkuiri

adalah, sebagai berikut:

3
1. Merupakan model pembelajaran yang menekankan aspek kognitif, afektif, dan

psokomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna.

2. Memberikan ruang kepada peserta didk untuk belajar sesuai dengan gaya belajar

mereka.

3. Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang memandang belajar

adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

4. Memfasilitasi berbagai karakter peserta didik.

B. Prinsip – prinsip inkuiri

Prinsip- prinsip menurut Wina Sanjaya (2006: 199-201) prinsip – prinsip inkuiri adalah

sebagai berikut.

1. Prinsip Intelektual

Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah mengembangan kemampuan berpikir.

Dengan demikian, strategi pembelajaran ini salain berorientai kepada hasil belajar

juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses

pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan di tentukan oleh sejauh

mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa

beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. sesuatu yang harus ditemukan oleh

siswa melalui proses berpikir adalah sesuatu yang dapat ditemukan, bukan sesuatu

yang tidak pasti, oleh sebab itu setiap gagasan yang harus di kembangkan adalah

gagasan yang di temukan.

2. Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara

siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran

sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagi sumber belajar,

tetapi sebagi pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

4
3. Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan inkuiri adalah guru

sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab 9 setiap pertanyanan

pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,

kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.

Berbagai jenis dan teknik bertanya hanya sekedar untuk melacak, bertanya untuk

mengembangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.

4. Prinsip Belajar untuk Berpikir

Belajar bukan hanya meningkatkan sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah

proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi

seluruh otak, baik otak maupun otak neokortek.

5. Keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu

mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk

mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai

kemungkinan sebagai hipotesis yang harus di buktikan kebenarannya.

C. Tujuan inkuiri sosial

Menurut Khoirul Anam (2015: 9) Inkuiri bertujuan untuk mendorong siswa

semakin berani dan kreatif dalam berimajinasi. Menekakan dalam proses belajar inkuiri

terletak pada kemampuan siswa untuk memahami kemudian mengindentifikasi dan

teliti dengan memberikan jawaban atau solusi dalam permasalahan yang di bahas. Oleh

sebab itu siswa didorong bukan saja untuk mengerti pelajaran, namun mampu

menciptakan menemukan sendiri.

D. Langkah-langkah inkuiri sosial

5
Menurut Abdul Azis enam langkah dalam penerapan Model Inkuiri Sosial

tersebut yang meliputi:

1. Orientasi terhadap masalah

Tahap orientasi merupakan tahap awal dari Model Inkuiri Sosial dalam tahap

ini guru harus mampu membangun/ mengembangkan rasa peka terhadap masalah-

masalah sosial atas objek yang di bahas. Kepekaan siswa mungkin akan muncul/

tumbuh dari pengamatan situasi kehidupan sahari –hari, dari hasil refleksi terhadap

suatu bacaan/ topik, dari situasi konflik yang ada di kelas atau dari sejumlah sumber

lain. Menurut Cierdiello (Made Wena 2014: 81) kriteria penting dalam tahap ini

adalah semua aspek tersebut harus berpusat dari suatu masalah yang menjadi objek

pembelajaran.

2. Menyusun hipotesis

Tahap kedua dari model ini adalah proses menyusun hipotesis sejelas mungkin,

sebagai konsekuensi dari permasalahan yang sedang dikaji. Hipotesis yang diajukan

dapat dijadikan penuntun pada proses inkuiri selanjutnya, di mana siswa berusaha

untuk memverifikasi komponem – komponem masalah yang sedang di pecahkan.

3. Membuat perumusan dan pembatasan masalah

Dalam tahap ini membuat perumusan dan pembatasan masalah, sehingga

semua kelompok siswa dapat memahami dan mengkomunikasikan permasalahan

yang dibahas dan membatasi masalah tersebut.

4. Melakukan eksplorasi

Dalam tahap ini hipotesis yang diajukan diperluas/ dianalisis implikasinya,

asumsi – asumsinya, dan deduksi yang mungkin dilakukan dari hipotasis tersebut.

6
Dalam hal ini kajian terhadap kualitas dan kekurangan hipotesis, yang diuji tingkat

validitas logisnya dan konsistensi internalnya. Seperti di ungkapkan Wilen & Clegg

(Made wena 2014: 83) bahwa salah satu tujuan pembelajran ilmu sosial adalah

menumbuhkembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam melakukan

eksplorasi terhadap gelaja–gejala sosial yang multikompleks.

5. Mengumpulkan fakta - fakta dan data

Pada tahap ini fakta – fakta yang dibutuhkan untuk mendukung hipotesis

dikumpulkan, sesuai dengan karakteristik hipotesis yang diajukan. Dalam tahap ini

siswa di bimbing cara – cara mengumpulkan bukti, fakta, data yang berhubungan

dengan hipotesis yang di ajukan Joice &Weil (Made Wena 2014 : 83).

6. Generalisasi atau pernyataan terhadap masalah

Tahap terakhir dari model ini adalah menyelesaikan masalah yang dipecahkan.

Dari data–data (bukti fakta) yang telah dikumpulkan dan dianalisis, siswa di dorong

untuk mencoba mengembangkan beberapa kesimpulan, dan dari berbagai

kesimpulan yang telah di buat, siswa dibimbing bagaimana memilih pemecahan

masalah yang paling cepat.

E. Pembelajaran IPS di SD model inkuiri sosial

Pembelajaran IPS dalam menggunakan model inkuiri sosial terdiri dari kegiatan

pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

1. kegiatan awal Dalam kegiatan awal adalah guru menyampaikan tujuan

pembelajaran IPS yang akan di sampaikan melalui langkah – langkah model inkuiri

sosial.

2. Kegiatan inti Pada kegiatan inti pemebelajaran IPS menggunakan Model inkuiri

sosial guru memberi informasi terlebih duhulu kepada siswa. siswa bagi menjadi

beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota kelompok untuk 13 bekerja sama

7
dapat menyelesaikan tugas yang di berikan oleh guru. Siswa diberi kesempatan

untuk mencari suatu permasalahan kemudian itu menjadi bahan diskusi pada tiap-

tiap kelompok tersebut. Tugas guru sebagai membimbing kelompok-kelompok

saat mengerjakan tugas. Kegiatan di akhiri kegiatan evaluasi, yaitu guru

mengevaluasi hasil belajar dari masing-masing kelompok dan mempresentasikan

hasil pekerjaannya.

3. Kegiatan akhir Kegiatan akahir guru memberikan penghargaan baik kepada

individu maupun kelompok yang berhasil.

F. sumber belajar dalam penerapan pembelajaran IPS di SD

1. Berdasarkan Jenisnya

Berikut ini klasifikasi sumber belajar berdasarkan jenisnya antara lain :

a. Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan

belajar atau proses perubahan tingkah laku. Misalnya : perpustakaan, pasar,

museum, sungai, gunung, dan lain-lain.Contoh penerapannya adalah ketika kita

akan mempelajari tentang peninggalan sejarah dalam pembelajaran IPS kita

dapat mengetahuinya dengan mendatangi museum atau ketika kita ingin

mengetahui tentang kegiatan ekonomi kita dapat mempelajatinya dengan

mengunjungi pasar.

b. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah

laku bagi peserta didik, misalnya : candi, masjid, dan sebagainya. Contoh

penerapannya adalah ketika kita ingin mengetahui letak suatu wilayah kita dapat

menggunakan peta sebagai sumber belajar.

c. Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh

peserta didik, misalnya : buku pelajaran, majalah, koran, dan sebagainya.

Contoh penerapannya adalah siswa sedang belajar tentang perjuangan tokoh

8
nasional maka siswa dapat menggunakan buku-buku teks yang berkaitan

dengan perjuangan tokoh nasional sebagai sumber belajar.

d. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya kerusuhan, peristiwa bencana,

dan peristiwa lainnya. Contoh penerapannya adalah seseorang yang sedang

mempelajari peristiwa bencana banjir maka ia dapat turun secara langsung ke

daerah yang sedang dilanda banjir untuk mengetahui bagaimana peristiwa

banjir dan pengaruh banjir tersebut bagi penduduk di sekitarnya.

2. Berdasarkan Sumber Materi Belajar

Sumber belajar IPS dapat di bagi dalam dua macam, yaitu :

a. Sumber materi belajar berupa bacaan (reading materials) seperti:

1) Buku teks atau buku paket atau buku modul belajar (yang digunakan

UT) , bulletin majalah, dan surat kabar, sering digunakan untuk

menjelaskan masalah-masalah yang aktual dan yang terkini.

2) Buku ensiklopedia dan kamus sering digunakan untuk mencari makna

dan arti dari suatu kata atau istilah.

3) Buku biografi para tokoh-tokoh untuk mengetahui tokoh-tokoh yang

berpengaruh di Indonesia maupun di dunia.

4) Buku kumpulan sajak atau puisi dan momen karya para satrawan sebagai

bahan materi pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Sumber materi berupa non bacaan (non reading materials) seperti :

1) Berita atau informasi dari media elektonik (TV, Radio, Internet dsb)

2) Lingkungan alam sekitar (manusia, maupun alam)

3) Guru dan siswa itu sendiri.

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Inkuiri Sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok sosial (social family)

sub kelompok konsep masyarakat (concept of society). Oleh karena itu dalam inkuiri

sosial siswa haruslah diberikan pengalaman bagaimana memecahkan masalah yang

muncul di masyarakat. Inkuiri sosial dapat juga dikatakan sebagai suatu strategi

pembelajaran yang berorientasi kepada pengalaman siswa. Dari kedua kelompok model

yang berorientasi pada interaksi sosial, cara inkuiri dari ilmu pengetahuan sebagai model

yang mengembangkan kemampuan siswa dapat memikirkan secara sungguh-sungguh dan

terarah, merefleksikan kehidupan sosial khususnya kehidupan siswa sendiri dan

kehidupan masyarakat dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini kami susun sejauh dari kata sempurna. Namun,

kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang

10
membacanya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi

kesempurnaan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Nisbah, F ( 2013 ) Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial [ online ]. Tersedia:


http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/06/strategi-pembelajaran-inkuiri-sosial.html [20 mei
2014]

Sanjaya, Wina.2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sudrajat, A ( 2011 ) Pembelajaran Inkuiri Sosial [ online ]. Tersedia:


http:// akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/30/strategi-inkuiri-sosial/.html [20 mei
2014]

11

Anda mungkin juga menyukai