Hidrolisis Garam & Larutan Penyangga
Hidrolisis Garam & Larutan Penyangga
Hidrolisis Garam & Larutan Penyangga
Disusun oleh:
SATRIO BUDIMAN
XI MIA D / 31
A. TUJUAN
Menentukan sifat larutan garam di air.
B. LANDASAN TEORI
Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam oleh air, dimana ion garam tersebut
mengalami reaksi dengan air menghasilkan asam lemah atau basa lemah. Ion garam
dianggap bereaksi dengan air jika ion tersebut dalam reaksinya menghasilkan asam
lemah atau basa lemah. Apabila garam merupakan hasil reaksi dari suatu asam dengan
basa, maka ditinjau dari kekuatan asam dan basa pembentukannya, ada empat jenis
garam, sebagai berikut.
1. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan ke dalam air
akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Anion tersebut bereaksi
dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan larutan bersifat basa.
2. Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah jika dilarutkan ke dalam air
akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Kation tersebut bereaksi
dengan air dan menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat asam.
3. Garam yang Terbentuk dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Ion-ion yang dihasilkan dari ionisasi garam yang berasal dari asam kuat dan basa
kuat tidak ada yang bereaksi dengan air, sebab jika dianggap bereaksi maka akan
segera terionisasi kembali secara sempurna membentuk ion-ion semula. Oleh
karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak terganggu, sehingga larutan
bersifat netral.
4. Garam yang Terbentuk dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah di dalam air akan terionisasi
dan kedua ion garam tersebut bereaksi dengan air. Oleh karena dari kedua ion
garam tersebut masing-masing menghasilkan ion H+ dan OH-, maka sifat larutan
garam ini ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan dari kedua reaksi tersebut.
Jika Ka > Kb, maka larutan akan bersifat asam dan jika K a < Kb, maka larutan akan
bersifat basa. Hidrolisis yang berasal dari asam lemah dan basa lemah merupakan
hidrolisis total, sebab kedua ion garam mengalami reaksi hidrolisis dengan air.
C. ALAT & BAHAN
Alat Bahan
Pipet tetes Larutan garam NaCl 1 M
Pelat tetes Larutan garam CH3COONa 1 M
Larutan garam NH4Cl 1 M
Larutan garam (NH4)2SO4 1 M
Larutan garam Al2(SO4)3 1 M
Larutan garam Na2SO4 1 M
Larutan garam Na2CO3 1 M
Kertas lakmus merah dan biru
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan plat tetes dan letakan potongan kertas lakmus merah dan biru pada setiap
lekukan.
2. Tetesi kertas lakmus pada :
a. Lekukan 1 dengan NaCl 1 M
b. Lekukan 2 dengan CH3COONa 1 M
c. Lekukan 3 dengan NH4Cl 1 M
d. Lekukan 4 dengan (NH4)2SO4 1 M
e. Lekukan 5 dengan Al2(SO4)3 1 M
f. Lekukan 6 dengan Na2SO4 1 M
g. Lekukan 7 dengan Na2CO3 1 M
3. Amati perubahan warna kertas lakmus dan catatlah hasil pengamatan.
A. TUJUAN
Menjelaskan larutan penyangga dan membedakan antara larutan penyangga dengan
bukan larutan penyangga berdasarkan sifatnya.
B. LANDASAN TEORI
Larutan penyangga atau buffer adalah larutan dari campuran asam lemah dan basa
konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. Campuran ini mempunyai
kemampuan untuk mempertahankan harga pH pada penambahan sedikit asam atau
basa atau pada pengenceran. Ditinjau dari komposisi zat penyusunnya, terdapat dua
sistem larutan penyangga sebagai berikut.
1. Sistem Penyangga Asam Lemah dan Basa Konjugasinya atau Larutan Penyangga
Asam (Buffer Asam)
Larutan penyangga ini dibuat dari campuran asam lemah dan basa konjugasinya.
Larutan ini mempunyai pH < 7 dan dapat mempertahankan nilai pH pada
penambahan sedikit asam atau basa atau pada pengenceran. Misalnya campuran
CH3COOH dan CH3COONa dalam percobaan ternyata dapat berperan sebagai
sistem penyangga. Dalam sistem ini sebenarnya terdapat beberapa spesi, yaitu
CH3COOH yang tidak terurai (asam lemah), CH 3COO- hasil ionisasi dari sebagian
kecil CH3COOH dan ionisasi CH3COONa, ion H+ hasil ionisasi sebagian kecil
CH3COOH dan ion Na+ dari ionisasi CH3COONa.
CH3COOH(aq) ⇆ CH3COO-(aq) + H+(aq)
CH3COONa (aq) → CH3COO-(aq) + Na+(aq)
Di dalam larutan penyangga tersebut terdapat campuran asam lemah (CH3COOH)
dengan basa konjugasinya (CH3COO-). Sistem campuran tersebut dibuat secara
langsung dari asam lemah dengan garam yang mengandung basa konjugasi
pasangan dari asam lemah tersebut atau sering disebut campuran asam lemah
dengan garamnya.
2. Sistem Penyangga Basa Lemah dan Asam Konjugasinya atau Larutan Penyangga
Basa (Buffer Basa)
Larutan penyangga ini dibuat dari campuran basa lemah dan asam konjugasinya.
Larutan ini mempunyai pH > 7 dan dapat mempertahankan nilai pH pada
penambahan sedikit asam atau basa atau pada pengenceran. Misalnya campuran
NH3(aq) atau NH4OH dengan NH4Cl. Dalam larutan, sebenarnya terdapat ion OH-
yang berasal dari ionisasi sebagian NH4OH, serta ion NH4+ yang berasal dari
ionisasi sebagian NH4OH dan ionisasi NH4Cl. Dengan demikian, di dalam sistem
penyangga tersebut terdapat campuran basa lemah dengan basa konjugasinya.
Sistem ini dibuat secara langsung dengan mencampurkan basa lemah dengan
garam yang mengandung asam konjugasi dari basa tersebut dan sering disebut
sebagai campuran dari basa lemah dengan garamnya.
C. ALAT & BAHAN
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan 6 tabung reaksi dan tandai dengan nomor. Isilah tabung reaksi 1 dan 2
masing-masing dengan 2 ml akuades, kemudian tetesi dengan 2 tetes indikator
universal.
2. Pada tabung 1, tambahkan larutan HCl tetes demi tetes hingga terjadi perubahan
warna. Catat jumlah tetes yang digunakan pada tabel pengamatan.
3. Pada tabung 2, tambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga terjadi perubahan
warna. Catat jumlah tetes yang digunakan pada tabel pengamatan.
4. Isilah tabung reaksi 3 dan 4 masing-masing dengan campuran 1 ml larutan
CH3COOH 0,1 M dan 1 ml larutan CH3COONa 0,1 M. Tetesi masing-masing
campuran dengan 2 tetes indikator universal.
5. Pada tabung 3, tambahkan larutan HCl 0,1 M tetes demi tetes hingga terjadi
perubahan warna yang sama dengan tabung nomor 1. Catat jumlah tetes yang
digunakan pada tabel pengamatan.
6. Pada tabung 4, tambahkan larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes hingga terjadi
perubahan warna yang sama dengan tabung nomor 2. Catat jumlah tetes yang
digunakan pada tabel pengamatan.
7. Isilah tabung nomor 5 dan 6 masing-masing dengan campuran larutan NH 3 0,1 M
dan NH4Cl 0,1 M. Tetesi masing-masing 2 tetes larutan indikator universal.
8. Lakukan seperti langkah nomor 5 dan 6 terhadap tabung nomor 5 dan 6.
E. HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN
Volume yang
No. Ion yang terdapat Larutan yang
Isi tabung diperlukan sampai
tabung dalam tabung ditambahkan
warna berubah
+ -
1. Akuades + HCl H dan OH HCl 2 tetes
2. Akuades + NaOH H+ dan OH- NaOH 5 tetes
CH3COOH + H+, CH3COO-,
3. HCl 20 tetes
CH3COONa dan Na+
CH3COOH + H+, CH3COO-,
4. NaOH 15 tetes
CH3COONa dan Na+
OH-, NH4+, dan
5. NH3 + NH4Cl HCl 5 tetes
Cl-
OH-, NH4+, dan
6. NH3 + NH4Cl NaOH 25 tetes
Cl-
Pertanyaan
1. Sistem yang dapat menjaga agar nilai pH suatu larutan relatif tetap disebut dengan
sistem larutan penyangga atau buffer. Arti penyangga secara umum adalam
menahan agar suatu kondisi tidak mengalami perubahan secara mencolok. Dari
percobaan tersebut, campuran manakah yang berperan sebagai sistem penyangga?
2. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, larutan pada tabung nomor berapakah
yang nilai pHnya sukar berubah? Larutan yang nilai pHnya sukar berubah
merupakan larutan penyangga.
3. Ion-ion manakah dalam larutan tersebut yang berfungsi sebagai penyangga?
Jelaskan!
Jawaban
1. Yang berperan sebagai sistem penyangga adalah campuran CH3COOH +
CH3COONa sebagai penyangga asam dan campuran NH3 + NH4Cl sebagai
penyangga basa.
2. Larutan yang nilai pHnya sukar berubah merupakan larutan penyangga. Yang
merupakan larutan penyangga adalah campuran CH3COOH + CH3COONa
sebagai penyangga asam dan campuran NH3 + NH4Cl sebagai penyangga basa.
3. Ion-ion dalam larutan tersebut yang berfungsi sebagai penyangga adalah
CH3COOH, CH3COO-, NH4Cl, dan Cl-.
F. KESIMPULAN
Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat
mempertahankan nilai pH tertentu. Sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga
ini adalah :
1. pH larutan hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat atau basa
kuat.
2. Larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam
lemah dengan basa konjugasinya atau oleh basa lemah dengan asam konjugasinya.
Pada praktikum ini yang merupakan larutan penyangga adalah :
1. CH3COOH + CH3COONa
2. NH3 + NH4Cl
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Unggul Sudarmo, M.Pd. 2014. Kimia Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam,
Jakarta : Erlangga