Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Contoh Program Supak

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

CONTOH PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK

LOGO

SEKOLAH

PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK


(Nama Sekolah)
(Tahun Pelajaran)

PEMERINTAH .............
DINAS PENDIDIKAN ..............
(Nama Sekolah)
PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK
(Nama Sekolah)
Tahun 201.../201...
Program Supervisi Akademik ini telah disahkan pada

Hari :
Tanggal :

untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan Supervisi Akademik di SMP


.......................

Karanganyar, ...........Juni 20......


Kepala Sekolah,
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga Program Supervisi Akademik SD/SMP/SMA/SMK Tahun Pelajaran
201.../201... ini dapat terselesaikan dengan baik.
Program Supervisi Akademik ini disusun sebagai pedoman kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi akademik terhadap semua guru di
SD/SMP/SMA/SMK pada tahun 201.../201.... Selain hal itu, program ini disusun
untuk mencapai salah satu kompetensi yang harus dikuasai dan dilaksanakan oleh
Kepala Sekolah, yaitu Kompetensi Supervisi. Supervisi Akademis dilaksanakan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru, serta
meningkatkan hasil belajar siswa.
Harapan kami semoga Program Supervisi Akademik Tahun Pelajaran
201.../201... dapat terlaksana dengan efektif dan hasilnya dapat bermanfaat bagi
peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sumber daya manusia di sekolah
serta peningkatan prestasi belajar bagi siswa SD/SMP/SMA/SMK.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan Program Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 201.../201... ini.
Mohon maaf atas ketidak sempurnaan dan segala kekurangan dalam penyusunan
program supervisi akademik ini serta mohon saran dan kritik demi kesempurnaan
penyusunan program yang akan datang.

Karanganyar, April 201...


Kepala Sekolah

...........................................
NIP.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................


Pengesahan .........................................................................................................
Kata Pengantar ...................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................
BAB I Pendahuluan.........................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Landasar Hukum ...........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
D. Teknik-teknis Supervisi Akademik................................................
E. Waktu/Pelaksanaan Supervisi .......................................................
F. Hasil yag diharapkan ....................................................................
BAB II Rencana Pelaksanaan ..........................................................................
A. Ruang Lingkup .............................................................................
B. Instrumen Supervisi .....................................................................
C. Jadwal Supervisi Akademik ..........................................................
BAB III Penutup ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah,
mengamantkan bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah melakukan
supervisi akademik kepada guru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) supervisi diartikan sebagai pengawasan utama; pengontrolan
tertinggi. Sedangkan menurut K.A. Acheson dan M.D. Gail, supervisi
merupakan suatu proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian antara
tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku yang ideal. Sedangkan
menurut Wayne K. Hoy dan Patrick B. Forsyth, supervisi bukan bertujuan
untuk memberikan vonis tentang kemampuan seseorang atau mengontrol
pekerjaannya, tetapi lebih mengarah kepada bentuk kerja sama antara atasan
dan bawahan. Dengan demikian supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah
kepada guru dalam melaksanakan pembelajaran diarahkan untuk dapat
memperoleh data autentik tentang keunggulan dan kekurangan guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas. Keunggulan dapat digunakan sebagai
bahan kajian dan pengembangan lebih lanjut, juga dapat dijadikan sebagai
contoh kepada guru yang lain, sedangkan kekurangan dapat digunakan sebagai
bahan pembinaan lebih lanjut kepada guru tersebut.
Selama ini, terkesan bahwa supervisi di sekolah-sekolah hanya sekadar
untuk memenuhi administrasi, sehingga banyak hasil supervisi yang bersifat
fiktif. Secara administrasi ada bukti pelaksanaan supervisi, tetapi sebenarnya
tidak dilakukan supervisi. Tidak diketahui secara pasti mengapa banyak terjadi
supervisi fiktif. Tentu hal ini banyak bergantung pada kepemimpinan Kepala
Sekolah. Apabila Kepala Sekolah memegang teguh tugas dan kewajibannya,
maka supervisi tidak sekedar dokumen tetapi salah satu dari tugas yang harus
dilaksanakan, maka supervisi fiktif tentu tidak akan terjadi.
Keberhasilan supervisi pendidikan oleh Kepala Sekolah kepada Para
Guru di sekolahnya akan terwujud apabila setelah supervisi dilaksanakan
dengan sebenar-benarnya. Guru dan Kepala Sekolah perlu bersinergi untuk
mencapai keberhasilan program supervisi. Namun supervisi juga cenderung
tidak akan bermakna apabila hasil supervisi tidak ada tindak lanjutnya. Bentuk
kegiatan tindak lanjut antara lain dengan melaksanakan kegiatan diskusi
dengan kelompok-kelompok guru atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), menyikapi hasil supervisi kepala sekolah kepada para guru. Diskusi
ini tentu diarahkan untuk mencari kesepahaman tentang bagaimana cara
mengajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ketika MGMP merasa perlu
ada bimbingan teknis khusus untuk meningkatkan kemampuan mengajar
(kompetensi pedagogik) sesuai dengan tuntutan kurikulum, maka langkah
selanjutnya adalah mengundang pakar pendidikan untuk membimbing dan
mendampingi guru dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik yang
sesuai dengan tuntutan kurikulum, atau dikirim pelatihan ke lembaga diklat
yang sesuai seperti P4TK, LPMP, dan badan diklat yang lain. Minimal
pelatihan yang denan nara sumber langsung Kepala Sekolah, mengingat Kepala
Sekolahlah yang mengetahui secara pasti kondisi di lapangan.
Satu catatan cukup penting untuk dicermati adalah, bahwa guru akan
merasa nyaman menghadapi supervisi Kepala Sekolah apabila Kepala Sekolah
memposisikan diri “teman curhat guru” berkaitan dengan pengalaman guru
mengajar di kelas. Apabila Kepala Sekolah memposisikan diri sebagai figur
yang akan “menilai kekurangan guru” dalam mengajar, maka program
supervisi menjadi program yang cenderung momok dan ditakuti guru, yang
pada gilirannya kurang diapresiasi guru. Cenderung sangat ironis apabila
keberhasilan supervisi diukur dari banyaknya temuan yang didapat oleh Kepala
Sekolah. Lebih parah lagi apabila dikatakan bahwa makin banyak temuan
makin berhasil supervisinya.
Implementasi kurikulum di sekolah yang masih perlu dipelajari,
didalami, dikaji, baik oleh Kepala Sekolah maupun para guru. Ketidakpahaman
terhadap esensi kurikulum yang sebenarnya akan mengakibatkan banyaknya
temuan dalam supervisi. Kondisi ini akan terjadi apabila Kepala Sekolah
memahami esensi dan pesan dari kurikulum yang diterapkan di sekolah.
Namun sebaliknya apabila Kepala Sekolah kurang memahami esensi dan pesan
dari kurikulum, yang terjadi adalah supervisi tidak akan bermakna apa-apa,
supervisi tidak akan dapat merubah pola pembelajaran guru di kelas.
Mencermati hasil analisis Pelaksanaan Supervisi Tahun lalu 201.../201...
pada SD/SMP/SMA/SMK, secara umum ditemukan beberapa kelemahan yang
perlu diperbaiki demi peningkatan kualitas pembelajaran sekaligus peningkatan
profesionalisme guru. Temuan tersebut adalah, pengembangan indikator belum
sesuai standar, materi pembelajaran belum diuraikan secara jelas, penggunaan
metode pembelajaran yang belum variatif, lemahnya penguasaan guru dalam
model-model pembelajaran aktif, instrumen penilaian belum terlampir dalam
RPP, dan sebagainya.
Karena itu dalam rangka melaksanakan tugas Kepala Sekolah sebagai
Supevisor maka perlu disusun program supervisi yang dapat menggambarkan
secara menyeluruh dan sistematis bagaimana pelaksanaan kegiatan supervisi
yang akan dilakukan serta bagaimana tindak lanjut dari hasil supervisi setelah
kegiatan supervisi selesai dilakukan. Dengan demikaian diharapkan akan
terjadi perbaikan yang signifikan baik dalam pelaksanaan pembelajaran
maupun pencapaian prestasi akademik bagi siswa SD/SMP/SMA/SMK.

B. Landasan Hukum
Landasan hukum program supervisi pendidikan diantaranya adalah:
1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan yang telah diubah menjadi Peraturan Pemerintah RI Nomor 32
Tahun 2013 dan diubah kembali menjadi Peraturan Pemerintah RI Nomor
13 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Standar Nasional Pendidikan
4. Permendiknas RI Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah
5. Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
6. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
7. Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan

C. Tujuan
Supervisi akademik memiliki berbagai tujuan. Salah satu tujuannya
adalah membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan
kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian
tindakan kelas (PTK). Tujuan supervisi akdemik pada prinsipnya adalah (a)
pengembangan profesionalisme guru, (b) peningkatan motivasi, dan (c)
pengendalian mutu.
Bertolak dari uraian pada pendahuluan di atas, maka tujuan dari supervisi
akademik adalah:
1. Memperoleh data yang menggambarkan tingkat kepahaman guru terhadap
kurikulum, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk
meningkatkan kepahaman guru terhadap kurikulum.
2. Memperoleh data yang menggambarkan tingkat kedisiplinan guru dalam
melaksanakan kewajiban mengajar, yang selanjutnya digunakan sebagai
dasar pembinaan kepada para guru.
3. Sebagai salah satu bahan pembinaan kepada para guru tentang esensi
perubahan paradigma pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
menyenangkan, gembira dan berbobot (paikem gembrot).
4. Sebagai wahana menemukan data kesulitan yang dialami guru dalam
melaksanakan pembelajaran untuk menuju terwujudnya pembelajaran yang
berkualitas.
D. Teknik-Teknik Supervisi Akademik
Teknik supervisi adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan
supervisi. Teknik supervisi akademik ada 2 macam yaitu, teknik supervisi
individual dan teknik supervisi kelompok.
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi
perseorangan terhadap guru. Dalam hal ini supervisor hanya berhadapan
dengan seorang guru, sehingga dari hasil supervisi ini akan diketahui kualitas
pembelajarannya.
Teknik supervisi individual dapat dilakukan dengan beberapa teknik
supervisi akademik antara lain; (a) kunjungan kelas, (b) observasi kelas, (c)
pertemuan individual, (d) kunjungan antarkelas, dan (e) menilai diri sendiri.
Sedangkan teknik supervisi yang lain adalah teknik supervisi
kelompok. Teknik supervisi kelompok adalah suatu cara melaksanakan
program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru yang
diduga (sesuai dengan analisis kebutuhan) memiliki masalah atau kebutuhan
atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan menjadi satu.
Kemudian kepada mereka, diberikan layanan supervisi kelompok sebagai
berikut; (a) orientation meeting for new teachers, (b) studi kelompok
antarguru, (c) diskusi sebagai proses kelompok, (d) sharing of
experience/bertukar pengalaman, (e) workshop, (f) panel discussion, (g)
seminar, (h) simposium, (i) demonstration teaching dll.

E. Waktu/Pelaksanaan Supervisi
Supervisi dilaksanakan minimal dua kali dalam satu semester, yaitu
pada awal semester dan akhir semester, dengan menerapkan dua tahapan
yakni tahap pertama supervisi terhadap dokumen administrasi pembelajaran
guru, dan tahap kedua supervisi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Supervisi dokumen dilaksanakan pada kegiatan awal (sebelum
supervisi pelaksanaan pembelajaran). Tahapan ini dilaksanakan setelah para
guru mendapatkan sosialisasi tentang program supervisi. Supervisi pada tahap
ini sebagian besar difokuskan kepada pendampingan Kepala Sekolah kepada
para guru dalam menyusun perangkat pembelajaran, dimulai dari pemahaman
silabus, penyusunan silabus untuk semua mata pelajaran, penyusunan
program semester, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
serta penyiapan perangkat dan sistem penilaian.
Supervisi tahap ke dua difokuskan pada pemantauan pelaksanaan
pembelajaran guru di dalam kelas. Supervisi tahap ke dua ini dilaksanakan
setelah supervisi terhadap dokumen administrasi pembelajaran guru
(supervisi perencanaan pembelajaran).
Supervisi ini dilaksanakan terhadap semua guru di
SD/SMP/SMA/SMK ..............., baik guru tidak tetap (GTT) maupun guru
berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Hasil supervisi digunakan oleh kepala
sekolah untuk merancang program tindak lanjut baik berupa diklat, seminar,
dll demi peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan mutu guru.
Setting pelaksanaan supervisi dibagi dalam empat tahap yakni tahap
pendampingan, tahap supervisi dokumen, tahap supervisi kelas, dan tahap
penyampaian hasil supervisi pada para guru yang disupervisi.
1. Tahap pendampingan
Pada tahap ini, guru didampingi dalam menyusun perangkat
pembejarannya. Pendampingan dilakukan oleh Kepala Sekolah dibantu
oleh para guru yang telah mendapatkan diklat baik di tingkat provinsi
maupun tingakat nasional.
2. Supervisi dokumen
Pada tahap ini, dilakukan pendataan terhadap perangkat
pembelajaran yang telah disusun oleh guru. Apa saja perangkat
pembelajaran yang telah disusun Pada tahap ini, guru didampingi dalam
menyusun perangkat oleh guru. Hasil dari supervisi dokumen ini tercermin
dalam ceklis yang diisi guru secara bertanggung jawab dan jujur dan
diperiksa oleh waka kurikulum.
3. Supervisi kelas
Pada tahap ini, Kepala Sekolah melaksanakan peninjauan di kelas
secara efektif, artinya kepala sekolah melihat langsung pelaksanaan
pembelajaran di kelas dimulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir di
kelas.
4. Penyampaian hasil pada para guru yang disupervisi
Pada tahap ini, Kepala Sekolah menyampaikan rekaman kondisi real
di kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan terhadap guru yang disupervisi
secara perorangan maupun kepada Kelompok Guru Mata Pelajaran atau
yang sering disebut dengan MGMP.

F. Hasil yang Diharapkan


Supervisi ini dilaksanakan terhadap semua guru di
SD/SMP/SMA/SMK.................., baik guru tidak tetap (GTT) maupun guru
berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Hasil supervisi digunakan oleh kepala
sekolah untuk merancang program tindak lanjut baik berupa diklat, seminar dll.
demi peningkatan kualitas pembelajaran dan peningkatan mutu guru.
Pelaksanaan Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 201.../201... yang
disusun berdasarkan hasil evaluasi dan analisis pelaksanaan supervisi akademik
tahun sebelumnya, diharapkan akan memberikan dampak berupa perbaikan
sekaligus peningkatan mutu proses dan output proses pembelajaran.
Peningkatan ini dapat secara langsung diketahui dari kegiatan yang
dilaksanakan guru-guru mata pelajaran di kelas yang diindikasikan dengan
adanya perbaikan pada :
1. Peningkatan pemahaman guru terhadap Kurikulum Satuan
Pendidikan (KTSP) dengan titik berat pada :
a. Review KTSP berupa telaah terhadap pengembangan silabus yang
sesuai dengan kebutuhan pada setiap mata pelajaran
b. Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator
c. Penyusunan RPP
2. Penggunaan Metode–Metode dan Model-Model Pembelajaran
yang lebih variatif dan meningkatkan antusiasme peserta didik dalam
proses pembelajaran
3. Penggunaan instrumen penilaian yang sesuai dengan tuntutan
kompetensi
4. Pelaksanaan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
mengacu kepada tuntutan penguasaan kompetensi
BAB II
RENCANA PELAKSANAAN

A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan supervisi akademik tahun pelajaran 201.../201...
di Kendal meliputi: Pengembangan Silabus/Perumusan Indikator,
Pengembangan RPP/Materi Pembelajaran, Peningkatan Penguasaan Metode
Pembelajaran, Peningkatan Penguasaan Model Model Pembelajaran,
Peningkatan Penguasaan Sistem Penilaian Hasil Belajar, Pelaksanaan
Pembelajaran, Pelaksanaan Layanan BK/Pengembangan Diri.
Pada hakikatnya, fokus utama supervisi adalah terciptanya pembelajaran
yang berkualitas dan efektif yang memungkinkan tercapainya tujuan
pendidikan secara optimal. Oleh karena itu sasaran suprvisi adalah kegiatan
pembelajaran dan hal-hal lain yang menunjang pelaksanaan kegiatan
pembelajaran. Berikut ini adalah ruang lingkup kegiatan supervisi.
1. Akademik/Kegiatan Pembelajaran
Ruang lingkup utama kegiatan supervisi adalah akademik yaitu
kegiatan yang terkait dengan pembelajaran, yaitu antara lain kegiatan
penentuan tujuan pembelajaran, penyiapan program pembelajaran,
pemahaman hal-hal yang terkait dengan kurikulum seperti KTSP/Kurikulum
2013, Standar ISI, Standar Kompetensi Lulusan, Penyusunan/pengembangan
silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), pemilihan metode pembelajaran yang
sesuai, pemilihan dan penyiapan media/alat peraga penunjnag dna penyiapan
media/alat peraga penunjang pembelajaran, pelatihan/pembuatan alat peraga
sederhana, pemanfaatan sumber belajar (learning resources), pelaksanaan
penilaian, pengelolaan kelas dan kegiatan-kegiatan lain yang terkait dengan
pembelajaran.
2. Administrasi
Salah satu ruang lingkup supervisi adalah hal-hal yang bersifat
administratif. Kegiatan supervisi yang terkait dengan administrasi antara lain
administrasi kesiswaan, ketenagaan, keuangan termasuk penggunaan dana
dari masyarakat, persuratan, bimbingan konseling, ketersediaan program
tahunan, program semester, RPP, buku inventaris sarana dan prasarana,
daftar inventaris bahan/alat praktikum, tata tertib penggunaan laboratorium ,
dll.
3. Profesionalisme
Upaya-upaya supervisi yang terkait dengan peningkatan
profesionalisme guru, antara lain membantu guru mengedentifikasi
permasalahan guru terkait dengan profesionalisme mereka, memberi
bimbingan/pelatihan peningkatan kinerja dan kedisiplinan, mengirim
mengikutsertakan guru dalam seminar/loka karya peningkatan profesi, dsb.
4. Karir dan kesejahteraan.
Beberapa kegiatan yang terkait dengan karir dan kesejahteraan guru,
antara lain memberikan bimbingan penulisan KTI kepada guru terutama
bagi guru yang sudah lama tidak naik pangkat/golongan karena kesulitan
menulis KTI atau melaksanakan penelitian yang merupakan salah satu
persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat naik pangkat, mengupayakan
dan membantu, promosi bagi guru yang berprestasi, dll.
Ada bebetapa komponen yang harus disupervisi. Dalam bidang
administrasi guru, komponen yang perlu disupervisi adalah dokumen wajib
(kurikulum, kaldik, jadwal pelajaran serta dokumen yang berkaitan dengan
perencanaan pembelajaran. Dokumen tersebut adalah Dokumen
Perencanaan Pembelajaran yang meliputi; (a) Program Tahunan, Program
Semester, Analisis SK/KD, Silabus, RPP, Perangkat Rancangan Penilaian,
Analisis Penentuan KKM, Jurnal, Agenda Mengajar.
Sedangkan komponen-komponen yang disupervisi dalam supervisi
pelaksanaan pembelajaran adalah; (a) kegiatan pra pembelajaran, (b)
kegiatan inti pembelajaran (pendekatan strategi pembelajaran, pemanfaatan
sumber belajar/ media pembelajaran, serta (c) kegiatan penutup. Komponen-
komponen yang ada di dalam supervisi penilaian pembelajaran adalah
penetapan KKM, penyusunan kisi-kisi soal, analisis hasil penilaian, daya
serap, program remidial dan pengayaan, serta pengelolaan penilaian.

B. Instrumen Supervisi
Instrumen supervisi akademik merupakan alat yang digunakan oleh
supervisor untuk dapat mengidentifikasi profil kemampuan guru dalam
mengelola kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut mencakup dalam
pembuatan silabus pembelajaran, perencanaan pelaksanaan pembelajaran,
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, penilaian pembelajaran, dan adminstrasi
pembelajaran.
Dalam pengembangan instrumen supervisi ada dua jenis instrumen
supervisi akademik, yaitu:
1. Instrumen supervisi persiapan guru untuk pelaksanaan pembelajaran yaitu
program tahunan, program semester, RPP, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, pengawasan proses pembelajaran.
2. Instrumen supervisi kegiatan pelaksanaan pembelajaran, meliputi lembar
pengamatan, suplemen observasi (keterampilan mengajar, karakteristik mata
pelajaran, pendekatan klinis, dsb.) Instrumen yang digunakan dalam
pelaksanaan program supervisi akademik pada SD/SMP/SMA/SMK seperti
terdapat dalam lampiran program ini.
Sebelum digunakan instrumen supervisi divalidasi terlebih dahulu dan
memenuhi reliabilitas instrumen. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena mempunyai keandalan yang tinggi.

C. Jadwal Supervisi Akademik


Supervisi Akademik pada SD/SMP/SMA/SMK dalam satu semester
minimal dilakukan dua kali. Agar pelaksanaan Supervisi Akademis Tahun
Pelajaran 201.../201... ini berlangsung efektif dan dapat memvisitasi seluruh
guru mata pelajaran maka petugas supervisi terdiri atas: Kepala Sekolah,
Pengawas Pembina, Wakil Kepala Sekolah dan Guru-Guru Senior yang
kompeten dan dianggap layak dan mampu melaksanakan Supervisi Akademik.
Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademik Tahun Pelajaran 201.../201...
disusun dengan mempertimbangkan hari efektif belajar dan disusun atas
Jadwal Pelaksanaan Supervisi Akademik Semester Ganjil dan Jadwal Supervisi
Akademik Semester Genap. Berikut ini contoh jadwal Supervisi Akademik
Tahun Pelajaran 201.../201....

JADWAL SUPAK SEMESTER 1 TAHAP 1


SD/SMP/SMA/SMK TAHUN 201.../201...
L
No Nama Mapel Hari /Tanggal Supervisor
/P
Rabu, 24 Dra. Anni
Herawati, S.Pd. P B Indonesia
1 Agustus 2016 Prabandari,
M.Pd.
Selasa, 29 Yulianto,
2 Henggar, S.Pd L Biologi Agustus 2016 S.Pd., M.Pd.
dstnya
BAB III
PENUTUP

Keberhasilan supervisi tidak diukur dengan seberapa banyak temuan oleh


supervisor, tetapi lebih ditekankan pada seberapa besar perubahan yang terjadi
akibat pelaksanaan supervisi. Tentu perubahan yang dimaksud adalah perubahan
ke arah yang digariskan oleh kurikulum dan peraturan perundangan yang ada.
Paradigma baru dalam mengajar perlu dicermati dan dilaksanakan. Apabila guru
mampu merubah pola pembelajaran lama ke dalam pola pembelajaran yang
inovatif dan penilaian autentik, dapat dipastikan dalam kurun waktu 10 hingga 20
tahun ke depan generasi yang muncul adalah generasi yang unggul.
Program Kerja Supervisi Tahun 201.../201... disusun untuk dapat dijadikan
acuan dan pedoman bagi Kepala Sekolah dan Supervisor yang ditunjuk oleh
Kepala Sekolah untuk membantu pelaksanaan supervisi, dalam merencanakan dan
melaksanakan tugas dan fungsi Kepala Sekolah.
Selanjutnya, dengan Program Supervisi yang telah disusun bersama ini,
pada akhir tahun Pelajaran Kepala Sekolah dan Supervisor membuat laporan hasil
supervisi sekolah selama 1 (satu) tahun pelajaran 201.../201... kepada Pengawas
SD/SMP/SMA/SMK/ Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota ....

Anda mungkin juga menyukai