Obat Analgetik
Obat Analgetik
Obat Analgetik
Analgesik ialah istilah yang digunakan untuk mewakili sekelompok obat yang digunakan
sebagai penahan sakit. Obat analgesik termasuk obat antiradang non-steroid (NSAID) seperti
salisilat, obat narkotika seperti morfin dan obat sintesis bersifat narkotik seperti tramadol.
NSAID seperti aspirin, naproksen, dan ibuprofen bukan saja melegakan sakit, malah obat ini
juga bisa mengurangi demam dan kepanasan. Analgesik bersifat narkotik seperti opioid dan
opidium bisa menekan sistem saraf utama dan mengubah persepsi terhadap kesakitan
(noisepsi). Obat jenis ini lebih berkesan mengurangi rasa sakit dibandingkan NSAID.
Analgesik seringkali digunakan secara gabungan serentak, misalnya bersama parasetamol dan
kodein dijumpai di dalam obat penahan sakit (tanpa resep). Gabungan obat ini juga turut
dijumpai bersama obat pemvasocerut seperti pseudoefedrin untuk obat sinus, atau obat
antihistamin untuk alergi.
Antalgin
Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi
yaitu:
– Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
– Nyeri karena tumor atau kolik.
– Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
– Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain.
Kontra Indikasi:
Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah jantung, bayi <
3 bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.
Dosis:
Oral
Dewasa: 500 – 1000 mg 3 – 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 – 500 mg 3 – 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram
untuk 6 – 12 tahun).
Parental
500 – 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok.
Perhatian:
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah
atau granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.
Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.
Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih aman.
Efek Samping:
Infeksi lambung, hiperhidrosis.
Retensi cairan dan garam.
Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik.
Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.
Interaksi Obat:
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat.
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.
Penggunaan pada anak:
Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg).
Jenis: Tablet
Dexamethasone 0,5 mg
Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai
perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg
hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Kontra Indikasi:
– Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex pada mata;
tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
– Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada bayi yang
dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.
Komposisi:
Tiap tablet Dexamethasone Harsen mengandung:
a. Dexamethasone …………….. 0.5 mg.
b. Dexamethasone …………….. 0.75 mg.
Tiap ml injeksi Dexamethasone Harsen mengandung:
Dexamethasone Sodium phosphat ….. 5 mg.
Efek Samping:
– Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti
kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak.
– Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan
beberapa glucocorticoid lainnya.
– Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Dosis:
Dewasa:
Oral: 0.5 mg – 10 mg per hari
(rata-rata 1.5 mg – 3 mg per hari)
Parenteral: 5 mg – 40 mg per hari
Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Anak-anak: 0.08 mg – 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
Perhatian:
– Kekurangan adrenocotical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi
dengan mengurangi dosis secara bertahap.
– Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism dan chirrhosis.
Jenis: Tablet
DIVOLTAR
Indikasi:
– Penyakit reumatik inflamatoar dan degeneratif: artritis reumatoid, termasuk bentuk juvenil,
ankilosing, osteoartritis, dan penyakit priai akut.
– Kelainan muskulo-skeletal akut: periatritis, tendinitis, tenosinovitis, bursitis, salah urat dan
dislokasi.
– Menghilangkan/mengurangi rasa nyeri dan inflamasi nonreumatik.
Kontra Indikasi:
– Ulkus peptikum atau perdarahan saluran cerna.
– Hipersensitivitas terhadap diklofenak.
– Penderita asma yang mengalami serangan asma, urtikaria atau rinitis akut bilamendapat
asetosal atau obat-obat antiinflamasi nonsteroid lainnya.
Komposisi:
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diklofenak natrium 25 mg atau 50 mg
Farmakologi:
DIVOLTAR adalah obat antiinflamasi nonsteroid dengan struktur kimia yang baru (suatu
derivat asam asetat). Obat ini mempunyai sifat antiinflamasi, analgesik dan antipiretik yang
kuat. Seperti obat antiinflamasi nonsteroid lainnya, DIVOLTAR merupakan penghambat
prostaglandinsintetase.
Sebagai tablet salut enterik, DIVOLTAR hancur dan melarut langsung dalam usus halus,
dimana diklofenak diabsorpsi dengan cepat. Dengan demikian, iritasi lambung dikurangi.
Diklofenakmengalami metabolisme lintasan pertama dalam hati. Kadar puncak dalam plasma
akan dicapai setelah 1 – 4 jam. Obat ini 99.7% terikat pada protein plasma dan waktu paruh
eliminasinya 1 – 2 jam. Diklofenak dimetabolisme hampir sempurna dalam hati, ekskresi
obat yang utuh melalui ginjal kurang dari 1%.
Efek Samping:
Pada awal pengobatan, dapat terjadi nyeri epigastrum, sendawa, nausea dandiare, nyeri
kepala atau pusing. Efek samping ini biasanya ringan. Reaksi kulit, retensi cairan dan
peningkatanserum transaminase kadang-kadang terjadi.
Userasi dan pendarahan saluran cerna, ikterus, hepatitis, gagal ginjal dan sindroma nefrotik
juga terjadi. Bila ini terjadi, DIVOLTAR harus dihentikan. Leukopenia, trombositopenia, dan
anemia aplastik dapat juga terjadi, tetapi sangat jarang.
Dosis:
Dewasa:
Dosis awal 75 – 150 mg sehari, dibagi dalam 2 – 3 dosis.
Untuk terapi jangka panjang, dosis biasanya 75 – 100 mg sehari.
Anak 1 tahun atau lebih
1 – 3 mg/kg sehari, dibagi dalam 2 – 3 dosis.
Tablet harus ditelan seluruhnya sewaktu makan atau setelah makan.
Penyimpanan:
Lindungi dari cahaya.
Simpan pada suhu kamar (di bawah 30 derajat Celsius).
Jenis: Tablet
Natrium Diklofenak
Indikasi:
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing
spondilitis.
Kontra Indikasi:
– Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau
alergi pada pemberian aspirin atau NSAIA lain.
– Penderita tukak lambung.
Komposisi:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 25 mg.
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Tiap tablet salut enterik mengandung: Natrium Diklofenak 50 mg.
Efek Samping:
– Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan,
diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti, tukak lambung,
pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
– Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
– Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia,
agranulositosis).
Interaksi Obat:
– Penggunaan bersama aspirin akan menurunkan konsentrasi plasma dan AUC diklofenak.
– Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, metotreksat, siklosporin dan litium
sehingga meningkatkan toksisitasnya.
– Diklofenak menurunkan aktivitas obat-obatan diuretik.
Kemasan:
Natrium Diklofenak 25 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Natrium Diklofenak 50 mg Tablet Salut Enterik
Dus berisi 5 strip @ 10 tablet
Penyimpanan:
Simpan di tempat yang sejuk dan kering serta terlindung dari cahaya.
Sanmol
Indikasi:
Sanmol diindikasikan untuk meringankan raa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi dan
menurunkan demam
Kontra Indikasi:
– Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat
– Hipersensitif terhadap paracetamol
Deskripsi:
N/A
Jenis: Tablet
Sanmol Syrup
Indikasi:
SANMOL diindikasikan untuk meringankan rasa sakit pada keadaan sakit kepala, sakit gigi,
menurunkan demam yang menyertai influenza dan demam setelah imunisasi.
Kontra Indikasi:
– Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat
– Hipersensitif terhadap paracetamol
Komposisi:
Tiap 5 ml mengandung Paracetamol 120mg.
Farmakologi:
SANMOL mengandung Paracetamol yang bekerja sebagai nalgesik, bekerja dengan
meningkatkan ambang rangsang rasa sakit dan sebagai antipiretik, diduga bekerja langsung
pada pusat penghantar panas di hipotalamus.
Efek Samping:
– Penggunaan jangka lama dan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati.
– Reaksi hipersensitivitas.
Perhatian:
Dosis:
1 – 2 tahun: 5 ml, 3 – 4 kali sehari.
2 – 6 tahun: 5 – 10 ml, 3 – 4 kali sehari.
6 – 9 tahun: 10 – 15 ml, 3 – 4 kali sehari.
9 – 12 tahun: 15 – 20 ml, 3 – 4 kali sehari.
Atau menurut petunuk dokter.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (25 – 30 derajat C), terlindung dari cahaya.
Jenis: Fls
SUMAGESIC
Indikasi:
SUMAGESIC ideal untuk menyembuhkan rasa sakit termasuk sakit kepala, sakit gigi, sakit
pada otot dan persendian, rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan sakit karena trauma ringan
dan tindakan pembedahan. Juga ideal untuk menurunkan demam yang menyertai flu, masuk
angin, tonsilitis, tuberkulosis dan infeksi-infeksi lainnya.
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Setiap tablet mengandung:
Asitominofen …………………………………… 600 mg
Sumagesik mengandung dosis optimum yang efektif dari 600 mg asetaminofen. Pada dosis
ini, asetaminofen menyembuhkan rasa sakit sebanding dengan penyembuhan oleh 600 mg
asam asetilsalisilat dan 60 mg kodeina tanpa efek samping dari obat-obat tersebut.
SUMAGESIC menyembuhkan rasa sakit dengan cara bekerja pada pusat rasa sakit dalam
otak dan mencegah timbulnya rangsangan rasa sakit pada tempat-tempat bersangkutan.
SUMAGESIC juga menurunkan demam dengan cara mempengaruhi pusat pengatur suhu
dalam otak untuk menurunkan panas dengan jalan mengeluarkan peluh. Khasiat
antipiretiknya hampir dua puluh lima kali lebih hebat daripada aspirin. SUMAGESIC lebih
manjur dan bekerja lebih cepat daripada asam asetilsalisilat sebagai antipiretik.
SUMAGESIC adalah analgetik-antipiretik pilihan utama bagi penderita yang peka terhadap
asam asetilsalisilat dan obat-obatan sejenis. SUMAGESIC dua kali lebih aman daripada asam
asetilsalisilat dan jauh lebih aman dibandingkan dengan obat-obat analgetik-antipiretik
lainnya. SUMAGESIC tidak menyebabkan iritasi lambung, karenanya dapat diberikan
dengan aman kepada penderita-penderita hiperasiditas (pengeluaran asam lambung yang
berlebihan), tukak lambung dan gastritis (radang pada lambung).
Aturan Pakai:
(3 – 4 kali sehari)
Anak-anak …………………………………………. 1/4 – 1/2 tablet
Dewasa ……………………………………………. 1 tablet
Atau menurut petunjuk dokter.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 25 – 30 derajat Celsius.
Jenis: Tablet
Thrombophop Gel
Indikasi:
Flebitis permukan, dengan atau tanpa pembentukan gumpalan-gumpalan. Penyumbatan
pembuluh balik yang berlebihan.gangguan-gangguan olah raga dan kecelakan-kecelakan
seperti memar, bengkak, keseleo, dan sebagainya.Tendovaginitis, tendosynovitis. Kejang
betis, Furunculosis dan bengkak-bengkak.
Kontra Indikasi:
N/A
Deskripsi:
Thrombophop gel adalah suatu bentuk baru dalam terapi heparin sodium untuk kulit. Heparin
dapat mencegah pembekuan darah dan membantu proses fibrinolisa. Mikrotrombi (butir-butir
bekuan darah) yang terdapat disekitar kulit dapat diserap lebih cepat. heparin juga berkhasiat
sebagai anti-radang, sehingga dapat menyembuhkan bengkak dan mehilangkan rasa nyeri.
obat ini menurunkan ketegangan otot-otot pembuluh darah, sehingga melancarkan peredaran
darah.
Jenis: Tube
VOLTADEX
Indikasi:
– Nyeri yang disebabkan oleh inflamasi non-rematik.
– Artritis rematik, osteoartritis, spondilitis ankilosa, spondiloartritis.
Kontra Indikasi:
– Ulkus peptikum
– Reaksi hipersensitif terhadap diclofenac
– Bila aspirin atau obat anti-inflamasi diketahui menimbulkan asma, urtikaria, atau rinitis,
maka VOLTADEX tidak boleh diberikan.
Komposisi:
VOLTADEX 25 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diclofenac sodium 25 mg
VOLTADEX 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung:
Diclofenac sodium 50 mg
Farmakologi:
VOLTADEX adalah turunan asam fenil asetat yang memiliki khasiat antirematik, anti-
inflamasi, antipiretik, dan analgetik.
Dosis:
25 mg – 50 mg, 3 kali sehari.
Untuk pengobatan jangka panjang cukup dengan dosis 75 – 100 mg sehari.
Dosis sehari jangan melebihi 150 mg.
Anak-anak umur 6 tahun atau lebih: 1 – 3 mg/kg berat badan sehari dalam dosis terbagi.
Tablet harud ditelan utuh pada waktu atau sesudah makan.
Efek Samping:
Pada umumnya VOLTADEX ditoleransi dengan baik dalam tubuh.
Efek samping yang paling sering terjadi adalah gangguan saluran cerna, selain itu dapat pula
timbul sakit kepala, mual, muntah, kembung, sukar tidur, ruam kulit, dan pruritus. Tetapi efek
samping tersebut akan hilang sendiri berangsur-angsur tanpa menghentikan penggunaan
VOLTADEX.
Jenis: Tablet
Kalium Diklofenak
Indikasi:
Sebagai pengobatan jangka pendek untuk kondisi – kondisi akut sebagai berikut:
– Nyeri inflamasi setelah trauma, seperti karena terkilir.
– Nyeri dan inflamasi setelah operasi, seperti operasi tulang atau gigi.
– Sebagai ajuvan pada nyeri inflamasi yang berat dari infeksi telinga, hidung atau
tenggorokan, misalnya faringotonsilitis, otitis. Sesuai dengan prinsip pengobatan umum,
penyakitnya sendiri harus diobati dengan terapi dasar. Demam sendiri bukan suatu indikasi.
Kontra Indikasi:
– Tukak lambung
– Hipersensitif terhadap zat aktif]
– Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, kalium diklofenak
dikontraindikasikan pada pasien dimana serangan asma, urtikaria atau rhinitis akut
ditimbulkan oleh asam asetilsalisilat atau obat-obat lain yang mempunyai aktivitas
menghambat prostaglandin sintetase
Kalium Diklofenak 50 mg
Tiap tablet salut enterik mengandung Kalium Diklofenak 50 mg
Farmakodinamik
Kalium diklofenak adalah suatu zat anti inflamasi non steroid dan mengandung garam kalium
dari diklofenak. Pada kalium diklofenak, ion sodium dari sodium diklofenak diganti dengan
ion kalium. Zat aktifnya adalah sama dengan sodium diklofenak. Obat ini mempunyai efek
analgesik dan antiinflamasi. Tablet kalium diklofenak memiliki mula kerja yang cepat.
Penghambatan biosintesa prostaglandin, yang telah dibuktikan pada beberapa percobaan,
mempunyai hubungan penting dengan mekanisme kerja kalium diklofenak. Prostaglandin
mempunyai peranan penting sebagai penyebab dari inflamasi, nyeri dan demam. Pada
percobaan-percobaan klinis Kalium Diklofenak juga menunjukkan efek analgesik yang nyata
pada nyeri sedang dan berat. Dengan adanya inflamasi yang disebabkan oleh trauma atau
setelah operasi, kalium diklofenak mengurangi nyeri spontan dan nyeri pada waktu bergerak
serta bengkak dan luka dengan edema. Kalium diklofenak secara in vitro tidak menekan
biosintesa proteoglikan di dalam tulang rawan pada konsentrasi setara dengan konsentrasi
yang dicapai pada manusia.
Dosis:
Dewasa:
– Umumnya takaran permulaan untuk dewasa 100-150 mg sehari.
– Pada kasus-kasus yang sedang, juga untuk anak-anak di atas usia 14 tahun 75-100 mg
sehari pada umumnya mencukupi.
Dosis harian harus diberikan dengan dosis terbagi 2-3 kali
Anak-anak:
Tablet kalium diklofenak tidak cocok untuk anak-anak.
Ketepatan diagnosa dan pengawasan yang ketat harus dilakukan pada pasien-pasien
dengan gejala gangguan saluran pencernaan, pasien yang mempunyai riwayat tukak lambung,
dengan ulkus kolitis, atau pasien dengan penyakit Crohn, juga pada pasien yang menderita
gangguan hati yang berat.
Umumnya perdarahan saluran pencernaan atau ulkus/ perforasi mempunyai konsekwensi
yang lebih serius pada orang tua. Hal ini dapat terjadi setiap waktu selama pengobatan
dengan atau tanpa gejala peringatan atau riwayat sebelumnya.
Bila terjadi perdarahan saluran pencernaan atau ulkus pada pasien yang menerima kalium
diklofenak, obat ini harus dihentikan.
Karena prostaglandin penting untuk mempertahankan aliran darah pada ginjal, perhatian
khusus harus diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi jantung atau ginjal, pasien yag
diobati dengan diuretik, dan pada pasien dengan ”extracellular volume depletion”dari
berbagai sebab,misalnya pada fase peri atau sesudah operasi dari operasi bedah yang besar.
Pemantaun fungsi ginjal sebagai tindakan pencegahan direkomendasikan jika digunakan
pada kasus-kasus tertentu. Penghentian pengobatan diikuti oleh penyembuhan seperti
keadaan sebelum pengobatan.
Walaupun jarang, apabila timbul tukak lambung atau perdarahan lambung selama masa
pengobatan dengan kalium diklofenak , obat harus segera dihentikan.
Pada pasien dengan usia lanjut perhatian harus diberikan sesuai dengan prinsip-prinsip
pengobatan kedokteran. Khususnya direkomendasikan untuk menggunakan dosis efektif
terendah pada pasien tua yang lemah atau dengan berat badan rendah. Seperti halnya dengan
antiinflamasi non steroid lainnya, kenaikan satu atau lebih enzim hati mungkin terjadi dengan
kalium diklofenak.
Pemantauan fungsi hati diindikasikan sebagai tindakan pencegahan. Jika test fungsi hati
yang abnormal tetap atau menjadi lebih buruk, dan jika tanda-tanda klinis atau gejala-gejala
tetap dengan berkembangnya penyakit hati atau jika terjadi manifestasi lainnya (misalnya
eosinofilia, ruam, dsb) kalium diklofenak harus dihentikan. Hepatitis mungkin terjadi tanpa
gejala-gejala prodromal.
Perhatian harus diberikan jika menggunakan kalium diklofenak pada pasien-pasien
dengan porfiria hati, karena obat ini mungkin menyebabkan serangan.
Pengobatan dengan kalium diklofenak untuk indikasi seperti tersebut di atas biasanya
hanya untuk beberapa hari. Tetapi bila berlawanan dengan rekomendasi untuk pemakaiannya
dimana kalium diklofenak diberikan untuk jangka waktu lama, sebaiknya seperti halnya obat-
obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktivitas yang tinggi lainnya, dilakukan
hitung darah.
Seperti halnya dengan anti inflamasi non steroid lainnya, reaksi alergi termasuk reaksi
anafilaktik/anafilaktoid, dapat juga terjadi walaupun tanpa pernah terpapar dengan obat ini
sebelumnya.
Mutagenisitas, karsinogenisitas dan studi toksisitas reproduksi:
Diklofenak tidak menunjukkan efek mutagenik, karsinogenik atau teratogenik pada studi
yang dilakukan.
Pemakaian pada waktu kehamilan dan laktasi:
Pada masa kehamilan, kalium diklofenak hanya digunakan pada keadaan yang sangat
diperlukan dan dengan dosis efektif yang terkecil Seperti halnya obat-obat penghambat
prostaglandin sintetase lainnya, hal ini terutama berlaku pada 3 bulan terakhir dari masa
kehamilan (karena kemungkinan terjadinya inertia uterus dan atau penutupan yang prematur
dari ductus arteriosus). Sesudah pemberian oral dosis 50 mg setiap 8 jam, zat aktif dari
kalium diklofenak dijumpai dalam air susu ibu, seperti obat-obat lainnya yang diekskresikan
ke dalam air susu ibu, kalium diklofenak tidak dianjurkan untuk digunkan pada ibu yang
menyusui.
Efek pada kemampuan mengemudi atau menggunakan mesin:
Pasien yang mengalami pusing atau gangguan saraf pusat lainnya harus dihindarkan dari
mengemudi kendaraan atau menjalankan mesin.
Jenis: Tablet
Indikasi:
– Membantu meredakan pegel linu, sakit otot pinggang, dan encok.
– Membantu memelihara kesehatan tubuh.
Kontra Indikasi:
N/A
Komposisi:
Setiap kapsul mengandung ekstrak berkhasiat:
Zingiberis rhizoma 12,5 mg,
Recrofracti fructus 10 mg,
Zingiber aromaticum rhizoma 12,5 mg,
Myristicae semen 12,5 mg,
Curcuma domestica rhizoma 20 mg,
Panax gingseng 10 mg,
Bupleurum falcatum 25 mg,
Royall jelly 5 mg,
Menthae folia 5 mg.
Terbuat dari kombinasi tanaman berkhasiat. Mengandung Bupleurum Falcatum yang dikenal
pada pengobatan tradisional china untuk meredakan nyeri.
Aturan Pakai:
Dewasa dan anak diatas 12 tahun minum 1-2xsehari 2 kapsul.
Sebaiknya diminum sebelum tidur.
Anjuran:
Istirahat yang cukup
Jenis: Kapsul
Thrombogel 10gr
Indikasi:
Trombosis permukaan, Tromboflebitis, Haematomata, mencegah dan mengobati radang
pembuluh balik setelah penyuntikan i.v.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap komponen obat-obat.
Deskripsi:
Heparin adalah suatu antikoagulan yang dapat mencegah terbentuknya gumpalan-gumpalan
dalam darah dan membatu mencegah pembekuan darah yang telah terbentuk.
Jenis: Tube
TRAMADOL
Indikasi:
TRAMADOL diindikasikan untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga berat,
seperti tersebut di bawah ini:
– Nyeri akut dan kronik yang berat.
– Nyeri pasca bedah.
Kontra Indikasi:
– Keracunan akut oleh alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP
lainnya.
– Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamin oksidase (MAO).
– Penderita yang hipersensitif terhadap TRAMADOL.
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung:
Tramadol Hidroklorida……………………………….50 mg
Efek Samping:
– Sama seperti umumnya analgesik yang bekerja secara sentral, efek samping yang dapat
terjadi: mual, muntah, dispepsia, obstipasi, lelah, sedasi, pusing, pruritus, berkeringat, kulit
kemerahan, mulut kering dan sakit kepala.
– Meskipun TRAMADOL berinteraksi dengan reseptor apiat sampai sekarang terbukti
insidens ketergantungan setelah penggunaan TRAMADOL, ringan.
Perhatian:
– Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala, peningkatan tekanan
intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus; karena
dapat meningkatkan resiko kejang atau syok.
– Dapat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan TRAMADOL dikombinasi dengan
obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis yang dianjurkan.
– TRAMADOL tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat. Meskipun
termasuk agonis opiat, TRAMADOL tidak dapat menekan gejala putus obat, akibat
pemberian morfin.
– TRAMADOL sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-benar
diperlukan.
– 0,1% TRAMADOL diekskresikan melalui ASI (Air Susu Ibu).
– TRAMADOL dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan
mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin.
– Lama pengobatan
Pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi ketergantungan, oleh karena itu dokter
harus menetapkan lamanya pengobatan. Tidak boleh diberikan lebih lama daripada yang
diperlukan.
Interaksi Obat:
– Penggunaan TRAMADOL bersama dengan obat-obat yang bekerja pada SSP (seperti:
tranquillizer, hipnotik), dapat meningkatkan efek sedasinya.
– Penggunaan TRAMADOL bersama dengan tranquillizer juga dapat meningkatkan efek
analgesiknya.
Dosis:
Seperti halnya obat-obat analgesik, dosis harus diatur sesuai dengan beratnya rasa sakit dan
respon klinis dari penderita.
Dosis untuk dewasa dan anak berumur di atas 14 tahun:
Dosis tunggal: 1 kapsul.
Dosis perhari: hingga 8 kapsul.
Apabila sakit masih terasa, dapat ditambahkan dosis tunggal kedua 1 kapsul TRAMADOL
lagi, setalah selang waktu 30 – 60 menit.
Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal dan hati, perlu dilakukan penyesuaian dosis.
Kemasan:
Dus isi 5 strip @ 10 kapsul.
Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.
Jenis: Kapsul