Perawatan Sistem Pengisian
Perawatan Sistem Pengisian
Perawatan Sistem Pengisian
(PERAWATAN BATERAI)
PERAWATAN SISTEM PENGISIAN
Sistem pengisian harus dirawat dengan baik supaya arus listrik tidak mengalami
gangguan selama digunakan. jika sistem pengisian tidak dirawat dengan baik akan
muncul beberapa akibat, seperti:
1. Pengisian baterai kurang sempurna, energi listrik yang disimpan baterai kurang
dan mesin tidak dapat distarter.
2. Baterai tidak dapat menyimpan energi listrik.
3. Usai pemakaian baterai lebih pendek.
1. Perawatan baterai
2. Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi: pemeriksaan tegangan V
belt dan kondisi fisik V belt, seperti keretakan.
3. Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.
A. MERAWAT BATERAI
Pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor, baterai mempunyai peranan yang
penting, baik saat mesin hidup maupun saat mesin distarter. Perawatan baterai yang
baik akan memberikan beberapa manfaat seperti:
Gangguan yang sering dirasakan adalah fungsi saat mesin distarter, dimana jika bateri
kurang baik maka energi yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter sehingga
kendaraan sulit distarter atau bahkan tidak bisa distarter.
Penyebab energi listrik tidak cukup untuk melakukan starter disebabkan beberapa hal,
yaitu:
1. Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari energi listrik yang
dibutuhkan untuk starter.
2. Baterai sudah lemah sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik atau
terjadi pengosongan sendiri.
3. Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.
Jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang lama maka energi yang tersimpan di
baterai dapat kosong atau habis dengan sendirinya, hal ini disebut dengan self
discharger. Besarnya self discharger ditunjukan dalam persentase kapasitas baterai.
Besarnya self disharger biasanya berkisar 0,3-1,5% per hari pada temperatur 20-30
derajat celcius tiap hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam waktu 1-3 bulan.
Self discharge atau pengosongan sendiri pada baterai disebabkan beberapa hal, yaitu:
1. Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel baterai.
2. Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur dengan
elektrolit. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa menambah elektrolit
harus menggunakan air suling atau air yang tidak mengandung logam.
3. Bahan aktif baterai.
4. Temperatur elektrolit baterai.
Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi,
bila terminal korosi maka tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan
tegangan pada beban sehingga beban tidak dapat berfungsi optimal. Untuk mencegah
hal tersebut maka terminal harus dibersihkan. Pembersihan terminal baterai dilakukan
dengan cara:
1. Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai.
2. Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau
mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau
terminal baterai. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan
traker khusus.
Dalam pemeriksaan elektrolit ada dua hal yang dilakukan yaitu: pemeriksaan jumlah
elektrolit dan berat jenis elektrolit.
Jumlah elektrolit di dalam baterai dapat berkurang karena beberapa hal, seperti:
Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan air zuur. Air accu
merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan
asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan
untu menambah elektrolit baterai yang berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk
mengisi baterai pada kondisi kosong. Penambahan elektrolit dengan air zuur
menyebabkan berat jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat menyebabkan
interprestasi hasil pengukuran keliru, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat jenis
elektrolit baterai tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan kecil.
Selain jumlah elektrolit pemeriksaan juga perlu dilakukan terhadap berat jenis
elektrolit. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk
mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj
1,100-1,130. Hubungan berat jenis dan kapasitas adalah sebagai berikut:
Perbedaan berat jenis antar sel tidak boleh melebihi 0.040, bila hal ini terjadi maka
lakukan pengisian penuh, kemudian ukur kembali beratjenisnya, bila berat jenis antar
sel melebihi 0.030, setel berat jenis dengan menambah air suling atau menambah air
zuur sampai elektrolit hamper sama, namun bila tidak bisa dilakukan, ganti dengan
baterai baru.
Terdapat beberapa produsen baterai menggunakan indicator berat jenis baterai yang
menjadi satu kesatuan dengan sumbat baterai, atau dipasang satu indicator tersendiri.
Adanya indicator berat jenis baterai membuat perawatan lebih mudah, karena saat
perawatan pemeriksaan berat jenis membutuhkan waktu yang cukup lama, dan bila
tidak dilakukan degan hati-hati elektrolit dapat tumpah/menetes pada kendaraan.
Indikator pada baterai jenis ini mempunyai 3 warna, yaitu:
Artikel tentang perawatan sistem pengisian saya bagi menjadi 3 bagian, maka untuk
mengetahui secara lengkap tentang perawatan sistem pengisian, baca juga artikel di
blog ini yang berjudul :
1. Perawatan baterai
2. Pemeriksaan V belt
3. Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian