Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Nama Mineral Kimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Unsur unsur transisi periode keempat

Nama mineral

Scandium (Sc)  Thortveitit (CSc,Y)2Si2O2) Besi (Fe)  Hematit (Fe2O3)


Pirit (FeS2)

Titanium (Ti)  Rutile (TiO2)


Cobalt (Co)  Kobaltit (CoAsS)
Ilmenit (FeTiO3)

Nickel (Ni)  Milerit (NiS)


Vanadium (V)  Vanadinit (Pb5(VO4)3Cl)
Patronit (VS4)
Tembaga (Cu)  Kalkopirit (CuFeS2)
Malasit (Cu2(OH)2CO3)
Chromium (Cr)  Kromit (FeCr2O4)

Seng (Zn)  Zinkblende (ZnS)


Mangan (Mn)  Pirolusit (MnO2)
Smitnosit (ZnCO3)
Hausmanit (Mn2O3)

Sumber Mineral
Thortveitit  Ditemukan di granit dan tanggul pekmatitik
Rutile  Ditemukan di batuan beku ekstrusif, khususnya yang memiliki sumber mantel yang
dalam
Ilmenit  Ditemukan pada kerak bumi/ lifosfer serta pada hamper semua makhluk hidup,
batuan, air, dan tanah
Vanadinit  Ditemukan di iklim kering dan bentuk oleh oksidasi mineral timbal primer. Vanadinit
terutama ditemukan dalam hubungan dengan timbal, sulfide, galena
Patronit  Di tambang Vanadium yang berada di Peru
Kromit  Ditemukan dalam intrusi beku mafik besar
Pirolusit & Hausmarit  Ditemukan dalam berbagai batuan berbentuk Kristal nalus
Hematit  Ditemukan di batuan sedimen, metamorf. Dan beku di seluruh dunia
Pirit  Ditemukan di urat kuarsa, batuan sedimen, dan batuan metamorf, serta di lapisan
batubara.
Kobaltit  Dalam urat mesothermal dari endapan sulfide dan di hornfels
Milerit  Ditemukan sebagai pengganti metamorf dari pentlandit dalam depisot nikel
Kalkopirit
Malasit
Zinkblende
Smitsonit

Sifat Fisis dan Sifat Kimia

A. Sifat Fisis
Semua unsur transisi merupakan unsur logam sehingga bersifat konduktor,
berwujud pada suhu kamar, paramagnetic dan sebagainya.
Sifat Unsur
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Nomor atom 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Titik leleh (°C) 1.541 1.668 1.890 1.857 1.244 1.535 1.495 1.453 1.083 419
Titik didih (°C) 2.830 3.287 3.407 2.672 2.061 2.861 2.927 2.913 2.587 907
Jari-jari aotm (Å) 1,44 1,32 1,22 1,18 1,17 1,17 1,16 1,15 1,17 1,25
Energy inonisasi 631 658 650 653 717 759 758 737 746 905
pertama (kJ/mol)
E° (Volt)
M2+ + 2e-  M ̅ ̅ -1,20 -0,91 -1,19 -0,44 -0,28 -0,25 +0,34 -0,76
M3+ + 3e-  M -2,10 -1,20 -0,86 -0,74 -0,28 +0,04 +0,04 ̅ ̅ ̅
Kerapatan (g/mL) 2,99 4,50 5,96 7,20 7,20 7,86 8,90 8,90 8,92 7,14

1. Sifat Logam
2. Titik Leleh dan Titik Didih
3. Sifat Magnet
Adanya electron yang tidak berpasangan pada sub kulit d menyebabkan unsur
transisi bersifat paramaknetik (dapat ditarik olek medan magnet) seperti : Sc,Ti, Fe, Co,
Ni, V, Cr, dan Mn. Makin banyak electron yang tidak berpasangan, maka makin kuat
pula sifat paramagnetiknya. Zn dan Cu bersifat diamagnetic (tidak tertarik oleh medan
magnet.

4. Jari-jari Atom
Jari jari atom berkurang dari Sc ke Zn, hal ini berkaitan dengan semakin
bertambahnya electron pada kulit 3d, maka semakin besar pula gaya tarik intinya,
sehingga jarak electron pada kulit terluar ke inti semakin kecil

B. Sifat Kimia
1. Kereaktifan
Berdasarkan tabel, unsur transisi periode keempat memiliki harga potensial negative
kecuali tembaga. ini menunjukkan logam-logam tersebut dapat larut dalam asam
kecuali tembaga.
Kebanyakan logam transisi dapat beraksi dengan unsur unsur nonlogam, misalnya air,
oksigen dan halogen.
2Se(s) + 6H2O(l)  3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)

2. Pembentukan Ion Kompleks


Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu struktur dimana kation
logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan.
Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan
berfungsi sebagai penyedia pasangan electron.
Contoh: [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4-
[Cr(NH3)4Cl2]+
Beberapa nama ligan

Rumus kimia Nama sebagai anion Nama sebagai ligan


Cl -
Klorida Kloro
CN- Sianida Siano
F- Fluoride Fluoro
O2- Oksida Okso
S2O32- Tiosulfat Tiosulfato
NO2- Nitrit Nitrito
C2O42- Oksalat Oksalato
SCN- Tiosianat Tiosianato
H2O Air Aquo
NH3 Ammonia Amin

Scandium (Sc)  berwarna keperakan. Akan berubah kekuningan atau merah muda
jika terkena udara. Scandium murni diproduksi dengan maca memanaskan scandium
fluoride (ScF3) dengan logam kalsium

Titanium (Ti)  bewarna putih keperakan. Bersifat ringan dan kuat. Titanium memiliki
massa jenis rendah, keras, tahan karat, dan mudah diproduksi. Titanium tidak larut
dalam larutan asam kuat dan tidak reaktif di udara karena memiliki lapisan oksida
sebagai pelindung. Titanium tahan pengikisan 20 kali lebih besar daripada logam
campuran tembaga nikel.

Vanadium (V)  logam bewarna putih kelabu yang lembut dan mulur. Vanadium
mempunyai kekuatan struktur yang baik dan keratin rentas belahan neutron yang
rendah, menyebabkannya berguna dalam aplikasi nuclear. Memiliki ciri-ciri oksida
valensi yang bersifat acid.

Kromium (Cr)  bewarna perak atau abu-abu baja, berkilau dank eras sehingga
memerlukan proses pemolesan yang cukup tinggi. Bewarna putih perak dan lunak jika
dalam keadaan murni. Bijih kromium PbCrO4 dapat digunakan sebagai pigmen
merah untuk cat minyak.

Mangan (Mn)  bewarna putih keabu-abuan, keras tapi rapuh. Mangan sangat
reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air dingin. Mangan meningkatkan kualitas
tempaan baik dari segi kekuatan, kekerasan dan kemampuan pengerasan. Mangan
bersifat ferromagnetic setelah diberi perlakuan. Logam murninya rerdapat sebagai
bentuk allotropic dengan empat jenis, jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi.
Jenis gamma, bersifat fleksibel, mudah di potong dan ditempa.

Ferrum (Fe)  bewarna putih perak dan ringan. Mudah beraksi dengan oksigen.
Bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam maupun basa.

Kobalt (Co)  bewarna perak. Sering terdapat bersamaan dengan nikel, perak, timbal,
tembaga dan bijih besi.

Nikel (Ni)  bewarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi.


Bersifat keras, mudah ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang
agak baik terhadap panas dan listrik.

Tembaga (Cu)  bewarna kuning dank eras bila tidak murni. Mudah ditempa dan
bersifat elastis sehingga mudah dibentuk menjadi pipa. Merupakan konduktor panas
dan listrik yang baik, kedua setelah perak. Tahan terhadap korosi. Pada suhu sekitar
300°C tembaga dapat beraksi dengan oksigen membentuk CuO yang bewarna hitam.
Sedangkan pada suhu yang lebih tinggi sekitar 1000°C, akan terbentuk Cu2O yang
bewarna merah. Mudah terbakar dalam bentuk serbuk. Dalam CuCl2 dapat
menyebabkan keracunan
Seng (Zn)  bewarna putih kebiruan, berkilau dan bersifat diamagnetic. Berstruktur
Kristal. Keras dan dapat rapuh pada suhu tinggi, namun menjadi dapat ditempa
antara 100°C sampai dengan 150°C. di atas 210°C, menjadi rapuh dan dapat menjadi
bubuk dengna memukul-mukulnya. Dapat menghantarkan listrik.

Warna senyawa unsur transisi

Unsur Bilangan Oksidasi Warna pada bilangan oksidasi


+1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc +3 ̅ ̅ Tbw ̅ ̅ ̅ ̅
Ti +3, +4 ̅ ̅ Ungu Tbw ̅ ̅ ̅
V +2,+3,+4,+5 ̅ Ungu Hijau Biru Merah ̅ ̅
Cr +2,+3,+6 ̅ Biru Hijau ̅ ̅ Jingga ̅
Mn +2,+3,+4,+5,+6,+7 ̅ Merah muda Cokelat Cokelat tua Biru Hijau Ungu
Fe +2,+3 ̅ Hijau Kuning ̅ ̅ ̅ ̅
Co +2,+3 ̅ Merah muda Ungu ̅ ̅ ̅ ̅
Ni +2,+3 ̅ Hijau Tbw ̅ ̅ ̅ ̅
Cu +1,+2 Tbw Biru ̅ ̅ ̅ ̅ ̅
Zn +2 ̅ Tbw ̅ ̅ ̅ ̅ ̅

Beberapa katalis unsur transisi

Unsur transisi Senyawa yang digunakan Reaksi yang dikatalisis


Ti TiCl3 Polimerisasi alkena (pembuatan
plastic)
V V2O5 Proses kontak ( pembuatan H2SO4)
Fe Fe atau Fe2O3 Proses haber-Bosch (pembuatan NH3)
Ni Ni Adisi alkena (pembuatan margarin)
Cu Cu dan CuO Oksidasi alcohol (pembuatan formalin)

Anda mungkin juga menyukai