SP Komunikasi Igd
SP Komunikasi Igd
SP Komunikasi Igd
KOMUNIKASI DI IGD
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
ABDUL ARIF FATUH R S18001
AJI SULISTIO S18003
DELLA SILVIANI S18011
DIANA PUTRI P S18013
DWI LESTARI S18015
IKA FAUZIYYAH R S18024
LAILA FEBRIYANA S18027
NITA WAHYUNINGSIH S18036
PINKA ERNIYANTI S18038
VENANDA PUTRI S S18050
1. Fase Orientasi
Penolong 2 : “Dek kamu bawa KTP, boleh saya pinjam dulu untuk
administrasi? Kamu bawa hp atau tidak ? Nanti saya akan mengabari keluargamu”
*di receptionis
Keluarga : “sus anak saya tadi kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit.
Pasien dengan nama Abdul ?” (dengan ekspresi yang panik)
Petugas RM pun mengantarkan orang tua pasien menuju bad tempat anaknya
dirawat.
Orang tua Abul pun segera membuka sampiran dan menjumpai anaknya terbaring
tak berdaya di atas tempat tidur
Ibu : “ Ya Allah nak...... kok bisa sampek kayak gini to? apanya yang
sakit nak?”
Pasien : “ Kaki bu, sama pusing”
Ayah : “ Lha ini tadi kamu sudah diperiksa sama dokter belum nak?”
Pasien : “ Sudah pak”
Ibu : “ Terus apa katanya dokter?”
Pasien : “ Gak tau bu”
Perawat 1 : “ Permisi bapak ibu, saya izin mau menanyai adeknya sebentar ya
Ibu ; “ Iya sus, silahkan”
Perawat 1 : “Gimana dek ada yang dikeluhkan lagi ?”
Pasien : “ Masih sus, dada saya terasa sesak ”
Perawat 1 :“ Kalau begitu saya pasangkan oksigen dulu ya, biar nafasnya
lancar.”
Pasien ( Menganggukan kepala)
Ibu : “ Lho nak dadamu sesak juga to?” (Sang ibu kaget)
Pasien ( Menganggukkan kepala)
Ibu : “ Ini kenapa ya sus, kok dada anak saya sesak? Padahalkan anak
saya tidak punya riwayat sakit asma”
Perawat 1 : “ Mungkin anak Ibu mengalami syok, sehingga dadanya terasa
sesak”
Ayah : “ Lha ini tadi katanya anak saya sudah diperiksa sama Dokter,
hasilnya gimana ya sus?”
Perawat 1 : “ Oh itu, nanti bapak akan dijelaskan secara langsung oleh dokter”
Ayah : “ O begitu ya sus”
Perawat 1 : “ Iya pak, kalau begitu saya permisi dulu ya bapak ibu, kalu
butuh sesuatu bisa panggil kita di ruang perawat ya”
Bapak : “ Baik sus”
Perawat 1 : “ Mari bu, permisi”
Ibu : “ Oh iya, monggo”
Perawat kembali ke ruang perawat dan Ibu pasien tetap menunggu pasien di
samping tempat tidur pasien. Setelah beberapa menit kemudian, seorang perawat
datang kembali.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Ibu diminta untuk menemui dokter sekarang bu”
Ibu : “ Iya sus, lha terus anak saya sama siapa sus?”
Perawat 2 : “ Ibu silahkan temui dokter dulu, anaknya biar saya yang
menjaga”
Di ruang jaga orang tua pasien bertemu dengan Dokter yang berjaga di IGD
Dokter : “ Keluarga dari Saudara Abdul ya?”
Ayah : “ Iya dok, bagaimana dengan anak saya dok?”
Dokter : “ Silahkan duduk dulu bapak ibu, saya akan menjelaskan tentang
keadaan anak ibu”
Ibu : ” Iya dok” (sambil duduk)
Dokter : “ Ini sepertinya ada gangguan pada tulang di bagian kaki
Saudari Andriana, dan sejak tadi dia mengeluhkan pusing, jadi
untuk mengetahui keadaan tulang di bagian kakinya kita
sebaiknya melakukan rogten terlebih dahulu dan juga sebaiknya
kita melakukan CT Scan untuk mengetahui keadaan dari bagian
dalam kepala anak Ibu”
Ayah : “ Memangnya kalau tidak dilakukan itu kenapa ya dok?”
Dokter : “ Jika tidak dilakukan rogten dan CT scan, kita tidak
mengetahui keadaan pastinya, jadi kita tidak bisa mengambil
tindakan selanjutnya”
Ibu : “ Kalau saya pikirkan terlebih dahulu bagaimana dok?”
Dokter : “ Iya bu silakan, tetapi saya mohon Ibu segera
memberikan keputusan agar kita bisa melakukan tindakan
selanjutnya”
Bapak : “ Baik dok, kalau begitu saya permisi dulu”
Dokter : “ Oh iya bapak, silahkan”
Orang tua pasien kembali menuju ruangan pasien, namun di tengah perjalanan
mereka bertemu dengan perawat yang menangani anaknya tadi
Perawat 1 : “ Ibu, bagaimana anaknya bu?”
Ibu : “ Eh suster, tadi kata dokter sebaiknya dilakukan rogten dan CT
scan pada anak saya, tapi kok saya nggak yakin ya sus?”
Perawat 1 : “ Memang sebaiknya dilakukan itu bu, agar bila terjadi sesuatu
bisa segera diketahui dan ditangani, bagaiamana bu apa ada yang
kurang jelas?”
3. Fase Terminasi
Ibu : “ Setelah saya pikir-pikir saya setuju bila anak saya dirogten
dan di CT scan”
Dokter : “ Baiklah kalau begitu ibu bisa menandatangani surat
persetujuan tindakan”
Dokter : “ Ini silahkan Ibu baca terlebih dahulu , kemudian tanda tangan
di sebelah sini”
Kemudian orang tua Abdul kembali ke kamar pasien , setelah beberapa saat
kemudian datanglah seorang perawat.
Perawat 2 : “ Permisi bu, Dek ini mau dilakukan rogten, ini adek mau saya
antarkan ke ruang radiologi, sebelumnya perhiasannya dan
jamnya dilepas dulu ya, biar dibawa ibunya dulu”
Perawat 2 : “ Perawat yang tadi sudah pulang dek, biar saya antar saja ya
dek, Ibunya juga boleh ikut nganter kok