Koloid
Koloid
Koloid
Cara Kondensasi
Cara kondensasi termasuk cara kimia.
kondensasi
Prinsip : Partikel Molekular ————–> Partikel Koloid
Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi :
1. Reaksi Redoks
2 H2S(g) + SO2(aq) ® 3 S(s) + 2 H2O(l)
2. Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) ® Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
3. Reaksi Substitusi
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) ® As2S3(s) + 6 H2O(l)
4. Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat membentuk
partikel koloid dengan pereaksi yang encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer) ® AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)
1. CARA KONDENSASI
Dengan cara kondensasi partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel
koloid. Cara ini dapat diliakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis,
dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
a Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Contoh : pembuatan sol belerang dari reaksi kimia antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2.
b Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
Contoh : pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3 + 3H2O Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl
– Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
c Dekomposisi Rangkap
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S
2H3AsO3 + 3H2S As2S3 (koloid) + 6H2O
Misalnya:
– Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3
dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l)
(Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-)
– Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;
AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
PENGGANTIAN PELARUT
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semulal
arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya;
– untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol
seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam
etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit
demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel
koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
– Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu
dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan
terbentuklah koloid kalsium asetat.
2. CARA DISPERSI
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat
dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
Cara Dispersi
Prinsip : Partikel Besar —————-> Partikel Koloid
Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia:
1. Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara
penggerusan atau penggilingan.
2. Cara Busur Bredig
Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.
3. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan
bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
– Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
a Cara Mekanik
Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid sampai
diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh : sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan
suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan
untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini
biasa disebut penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam:
– industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb.
– Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.
– Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna.
– Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
Alat penggilingan koloid terdiri dari 2 pelat baja dengan arah rotasi berlawanan. Partikel kasar
akan dimasukkan ke ruang antara kedua pelat tersebut dan selanjutnya digiling. Partikel
berukuran koloid yang terbuntuk kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk
membuat system koloid. Contoh koloid yang dibuat dalam proses ini ialah koloid grafit untuk
pelumas, tinta cetak, cat, dan sol belerang.
b Cara Mekanik
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid
digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan
listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu
atom-atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi cara busur
ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt.
Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai
elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling
dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi
loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan
terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa
pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka
metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
Logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel koloid digunakan sebagai elektrode. Dua
elektrode logam dicelupkan ke dalam medium pendispersi (air dingin) sedemikian sehingga
kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian kedua elektrode diberi loncatan listrik. Panas yang
timbul akan menyebabkan logam menguap. Uapnya kemudian akan terkondensasi dalam
medium pendispersi dingin. Hasil kondensasi ini berupa partikel-partikel koloid.
c Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan
bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi
butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein
(polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim peptin.
Contoh : agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain.
Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu
endapan / proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat
pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun
pelarut tertentu.
Contoh:
– Agar-agar dipeptisasi oleh air; karet oleh bensin.
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.
– Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan
sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif
– Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid.
Contohnya; gelatin dalam air.
Cara peptisasi adalah proses dispersinya endapan menjadi system koloid dengan penambahan zat
pemecah. Zat pemecah yang dimaksud adalah elektrolit, terutama yang mengandung ion sejenis,
atau pelarut tertentu. Sebagai contoh: Jika pada endapan Fe(OH)3 ditambahkan elektrolit FeCl3
(mempunyai ion Fe3+ yang sejenis) maka Fe(OH)3 maka Fe(OH)3 akan mengadsorpsi ion-ion
Fe3+ tersebut. Sehingga, endapan menjadi bermuatan positif dan memisahkan diri untuk
membentuk partikel-partikel koloid.
Beberapa contoh lain :
– Sol NiS dibuat dengan penambahan H2S kedalam endapan NiS
– Sol AgCl dibuat dengan penambahan HCl ke dalam endapan AgCl
– Sol Al(OH)3 dibuat dengan penambahan AlCl3 ke dalam endapan Al(OH)3
3.Pembuatan Koloid
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan sejati atau
menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan medium pendispersi.
Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi.
A. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi
partikel koloid.
Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan
dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Contoh 1:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida
(SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO
(formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) ⎯⎯→ 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8 KCl(aq) +
KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan
larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
3. Dekomposisi Rangkap
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
Contoh 2:
Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl
encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ AgCl(koloid) + HNO3(aq)
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian
pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu
koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
1. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai
diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh:
– Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat
inert (seperti gula pasir),
2. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan
dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein
(polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
Contoh:
– Karet olehbensin
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S
Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara dispersi.
A. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi
partikel koloid.
Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan
dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Contoh 1:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida
(SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) ⎯⎯→ 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3 dan HCHO
(formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) ⎯⎯→ 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8 KCl(aq) +
KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan
larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) ⎯⎯→ Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
3. Dekomposisi Rangkap
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) ⎯⎯→ As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
Contoh 2:
Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan larutan HCl
encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq) ⎯⎯→ AgCl(koloid) + HNO3(aq)
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan penggantian
pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan terbentuk suatu
koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
1. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai
diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi.
Contoh:
– Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat
inert (seperti gula pasir),
2. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan
dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein
(polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
Contoh:
– Karet olehbensin
– Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S
jalan Cara Dispersi adalah suatu cara pembuatan larutan koloid dengan mengubah partikel-
partikcl kasar menjadi partikel koloid.
Cara dispersi ini dapat dilakukan dengan cara kimia atau cara mekanik
Materi yang besar dihaluskan dengan cara menggunakan penggilingan koloid. karbon kasar
dijadikan halus lalu didispersikan ke dalam air.
Dengan penambahan elektrolit (zat kimia) maka endapan yang terjadi dapat diubah menjadi
partikel koloid. Endapan Al(OH)3, terjadi apabila reaksi pembentukan Al(OH)3 dalam jumlah
yang banyak. Endapan tersebut dapat berubah menjadi koloid apabila ditambah AlCl3 Jika Gas
H2S dialirkan keendapan cas atau endapan NiS akan terbentuk Sol S yang terdispersi. Maka
endapan ini membentuk sol sulfida bukan dan larutan.
Cara kondensasi dapat dilakukan dengan cara kimia atau dapat dilakukan dengan cara penurunan
kelarutan. Atau partikel-partikel diubah menjadi partikel besar yang berukuran koloid. Untuk
menurunkan kelautan zat tersebut kita ganti pelantnya. Dalam proses kondensasi, molekul
molekul dari larutan direaksikan menghasilkan suatu senyawa
Reaksi kimia yang sering dilakukan untuk menghasilkan partikel koloid dapat dilihat pada
contoh berikut ini:
Reaksi Redoks
Reaksi Hidrolisis
a. Dengan penambahan larutan FeCl3 ke dalam air yang sedang mendidih membentuk sol
Fe(OH)3, maka reaksi elektrolisa dapat terbentuk sebagai berikut
b. Sol senyawa hidrolisis yang sukar larut seperti Fe(OH) 3. Al(OH)3 dapat dibuat dari reaksi
hidrolisis dengan air.
Contoh:
Jika air dimasukan larutan Al(SO4)3, atau AlCl3 (tawas) akan terjadi :
3. Reaksi penggaraman
Pada pereaksi yang encer dapat membentuk partikel koloid dari beberapa sol garam yang sukar
larut, seperti BaSO4, PbI2, AgCl, PbSO4, AgBr
Contoh
Dalam larutan asam arsent encer melalui reaksi subtitusi, dialirkan gas H2S membentuk sol
As2S3 sebagai berikut.
Dispersi Koloid
Sistim dispersi zat dapat dibedakan menurut ukurannya
1.Dispersi halus
Ukuran partikel-partikel suatu zat yang didispersikan antara 1 sampai dengan 100 millimikron.
2. Dispersi kasar
3. Dispersi molekuler
Partikel partikel yang lebih kecil dari pada 1 millimikron merupakan partikel-partikel zat yang
didispersikan. Ada beberapa fase dari sistim koloid tersebut, yaitu : fase dispersi dan fase
medium dispersi. Kedua fase ini terdapat gas cair dan padat.
Jadi pada kedua fasa tersebut di atas terdapat hubungan sistimkoloid dapat dilihat pada tabel di
bawah ini