Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Ekstraksi DNA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI LABORATORIUM PERLINDUNGAN TANAMAN DAN


BUDIDAYA ANTAGONIS

ACARA 2
EKSTRASI DNA PADI DAN KEDELAI (TRANSGENIK DAN NON-
TRANSGENIK)
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

DNA merupakan materi terkecil dari setiap makhluk hidup yang mempunyai

fungsi sangat penting dalam mengatur dan mengendalikan sifat organisme. DNA

memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel dengan komponen-

komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan pasangan basa.

Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter

pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap dari materi genetik

(DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom.

Sifat suatu organisme dapat ditemukan dalam genom yang terdiri dari

kumpulan beberapa gen dan terangkai menjadi suatu urutan nukleotida yang

sangat panjang. Penyandian gen sangat berhubungan dalam pencarian sifat atau

karakter tertentu suatu tanaman. Perbaikan suatu sifat atau karakter tanaman

diperlukan dalam mencapai tujuan tertentu, meningkatkan produktivitas agar

mencukupi kebutuhan masyarakat, menambah estetika, melindungi tanaman dari

hama penyakit, dll. Sifat-sifat atau karakter suatu tanaman didasari oleh adanya

gen yang menyandi sifat tertentu. Sehingga, hal yang paling mendasar dalam

perbaikan suatu sifat adalah identifikasi dan rekayasa gen dari sumbernya yaitu

DNA.

Ekstraksi DNA merupakan prosedur rutin dalam melakukan analisis

molekuler. Masalah-masalah dalam ekstraksi DNA masih merupakan hal penting


yang perlu diatasi. Kuantitas dan kualitas DNA hasil ekstraksi bervariasi

tergantung dari spesies tanaman sehingga mempengaruhi analisis lebih lanjut

seperti hibridisasi DNA, pemotongan DNA dengan enzim restriksi maupun

analisis dengan polymerase chain reaction (PCR). Ekstraksi DNA dilakukan

dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari bahan lain seperti protein, lemak, dan

karbohidrat. Prinsip utama dalam isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis),

ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta

pemurnian DNA. Prinsip ekstraksi DNA pada berbagai jenis sel atau jaringan

pada berbagai organisme pada dasarnya sama namun memiliki modifikasi dalam

hal teknik dan bahan yang digunakan

B. Tujuan

Untuk mengetahui cara ekstraksi DNA dari tanaman.


II. TINJAUAN PUSTAKA

DNA adalah suatu asam nukleat yang menyimpan segala informasi biologis

yang unik dari setiap makhluk hidup. Peran utama dari molekul DNA adalah

penyimpanan jangka panjang informasi.Struktur kimianya berupa makromolekul

kompleks yang terdiri atas 3 macam molekul, yaitu gula pentosa (deoksiribosa),

asam fosfat, dan basa nitrogenDNA dapat mereplikasi yaitu membentuk salinan

dirinya sendiri. Setiap untaian DNA berisi sekuens basis tertentu. Setiap basis

juga dihubungkan oleh molekul gula dan fosfat. Bila basis membentuk anak

tangga (horizontal), maka molekul gula dan fosfat membentuk bagian vertikal dari

tangga tersebut (Ali, 2005).

DNA dapat mengalami denaturasi dan renaturasi. Selain itu DNA juga bisa

diisolasi. Isolasi DNA dapat dilakukan melauli tahapan-tahapan antara lain:

preparasi esktrak sel, pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi DNA.

Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada

setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini

karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang

dapat menghambat pemurnian DNA (Hasan et al., 2008).

Menurut (Haliman, 2004) proses ekstraksi DNA diawali dengan

memasukkan sebanyak 100 mg setiap jenis sampel ke dalam tabung mikro 1,5 ml

yang telah berisi 500 µl larutan lysis buffer. Sampel tersebut kemudian

dihancurkan dengan sumpit bambu, diinkubasi selama 10 menit pada balok

pemanas dengan suhu 95 °C, lalu disentrifusi dengan kecepatan 12.000 rpm
selama 10 menit. Dari hasil sentrifusi tersebut diambil 200 µl supernatan, dan

dimasukkan ke dalam tabung mikro baru 1,5 ml yang telah berisi 400 µl larutan

etanol 95%, lalu dihomogenkan dengan bantuan vortex dan disentrifusi kembali

dengan kecepatan yang sama selama 5 menit. Setelah sentrifusi selesai, larutan

etanol dibuang, sedangkan butiran DNA yang terbentuk dilarutkan dalam 200 µl

akuabides dan siap untuk diamplifikasi.

Ekstraksi DNA merupakan suatu perlakuan untuk memisahkan DNA dari

komponen seluler lainnya. Prinsip dari ekstraksi DNA ini ada dua diantaranya

yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi ini merupakan teknik untuk

memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang

mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul

ringan akan berada pada bagian atas tabung.Hasil sentrifugasi akan menunjukkan

dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada

bagian bawah.Sedangkan presipitasi merupakan langkah yang dilakukan untuk

mengendapkan suatu komponen dari campuran.Adapun tahapan ekstraksi DNA

menurut Boffey (1984), adalah sebagai berikut:

1. Perusakan dinding dan membran sel (lisis sel).

Pada ekstraksi DNA dari tanaman, tahapan ini terjadi perusakan dinding sel

dan membran seluler (membran plasma dan nukleus).Dinding sel (terbuat dari

selulosa) dirusak dengan kekuatan mekanik (misal, menggerus daun).Merusak

dinding sel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara mekanik

(digerus), mesin micro smash, sonikasi, tekanan tinggi, beku-leleh dan

menggunakan cara enzimatik (bakteri: lisozim), (kapang:kitinase& selulase).


2. Purifikasi DNA dari komponen lain.

Prinsip dari purifikasi ini yaitu memisahkan DNA dari komponen seluler

lainnya seperti protein, lipid, RNA, dll.Secara efektif menginaktivasi

endogenous nucleases (enzim DNAse) dan mencegahnya dari memotong

DNA genom adalah langkah kunci dalam proses purifikasi. DNAse dapat

diinaktivasi dengan panas atau cheating agents.

3. Pencucian dan resuspensi

Pencucian ini dilakukan karena DNA yang terpresipitasi mengandung garam

asetat. DNA tersebut dicuci dengan larutan etanol 70% untuk menghilangkan

garam dan impurities lain yang larut air, tanpa meresuspensi DNA.

Sedangkan, resuspensi dilakukan karena DNA yang bersih diresuspensi dalam

buffer untuk meyakinkan stabilitas dan penyimpanan jangka panjang. Buffer

yang umum digunakan untuk resuspensi yaitu 1xTE.

Ekstraksi DNA adalah langkah pertama yang sangat penting dalam langkah-

langkah kerja analisis DNA sequencing. Kualitas secara keseluruhan, akurasi dan

panjang pembacaan urutan basa DNA dapat dipengaruhi secara signifikan oleh

karakter sample itu sendiri, dan metode yang dipakai untuk ekstraksi DNA.

Mengisolasi DNA dengan kualitas tinggi dari berbagai jenis sample memiliki

tantangan tersendiri, dan metode yang ideal akan beragam bergantung pada jenis

jaringan(termasuk darah), bagaimana ia diperoleh dari sumbernya, dan bagaimana

sample ditangani atau disimpan sebelum diekstrak. Metode untuk isolasi asam

nukleat sering dikerjakan menggunakan penghancuran mekanik atau metode

kimiawi, yang kadang-kadang juga terotomatisasi. Baik metode ekstraksi manual


maupun otomatis yang digunakan, kita harus berhati-hati untuk meminimalisir

degradasi DNA, dengan menghindari ekspos terhadap panas, cahaya, freeze-thaw

yang berulang-ulang dan vortex. Selanjutnya, laboratorium harus diatur

sedemikian rupa untuk meminimalisir kemungkinan kontaminasi silang diantara

sample (Hasan et al., 2008).

Molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diisolasi untuk

berbagai macam keperluan seperti amplifikasi dan analisis DNA melalui

elektroforesis. Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA

dari bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Prisnsip utama dalam

isolasi DNA ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA

dari bahan padat seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA (Dolphin,

2008). Menurut Surzycki (2000), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

proses isolasi DNA antara lain harus menghasilkan DNA tanpa adanya

kontaminan seperti protein dan RNA; metodenya harus efektif dan bisa dilakukan

untuk semua spesies metode yang dilakukan tidak boleh mengubah struktur dan

fungsi molekul DNA; dan metodenya harus sederhana dan cepat.


III. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan meliputi biji kedelai transgenik (GMO) dan kedelai

non-transgenik, daun tanaman padi, PTL buffer, enzym solution, PPT buffer, PGB

Buffer, GW1 Buffer, buffer GW2, buffer-GE. Sedangkan alat yang digunakan

pada praktikum acara 1 meliputi mortar, pestle, mikro pipet, pipet tip, mikro tube

2 mL dan 1,5 mL, penangas air atau waterbath, centrifuge,dan spidol.

B. Prosedur Kerja

1. Haluskan sampel material menggunakan mortar dan alat penumbuk

2. Tambahkan 400 µl PTL buffer and 40 µl enzym solution. Vortex dan inkubasi

selama 15 menit pada suhu 650C. Bolak-balikan tabung 2-3 kali selama

diinkubasi agar lisis.

3. Tambahkan 100 µl PPT buffer. Campur dengan membolak-balik dan

menginkubasikan selama 5 menit pada suhu 40C.

4. Sentrifudge selama 5 menit pada 13.000 rpm

5. Pindahkan 300-4 µl dari supernatan ke tabung 1.5 ml yang baru.

6. Tambahkan 2 volume dari PGB Buffer dan campur dengan dibolak-balik.

7. Pindahkan 700 µl dari campuran ke dalam kolom putar dan sentrifudge selama

1 menit pada 13.000 rpm. Buang cairan yang turun

8. Pindahkan kolom putar ke koleksi tabung baru 2ml untuk filtrasi.


9. Tambahkan 500 µl GW1 Buffer, dan sentrifuge selama 1 menit pada 10.000

rpm.

10. Setelah sentrifudge, buang cairan yang turun dan pindahkan kolom putar ke

tabung 2ml yang baru.

11. Tambahkan 500 µl buffer GW2 ke kolom putar dan sentrifudge selama 1

menit pada 10.000 rpm.

12. Setelah sentrifudge, buang cairan yang dibawah dan satukan kolom putar

dengan tabungnya.

13. Sentrifudge sekali lagi pada 12.000 rpm selama 1-2 menit untuk

menghilangkan etanol dan memastikan tidak ada tetesan yang melekat di

bawah tabung.

14. Pindahkan kolom putar ke tabung 1.5 yang baru untuk elusi. Tambahkan 100

µl buffer-GE ke tabung dan tunggu paling lama 1 menit pada suhu ruang.

15. Sentrifudge pada 10.000 rpm selama 1 menit.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

B. Pembahasan

Ekstraksi DNA merupakan prosedur rutin dalam analisis molekuler.

Masalah-masalah dalam ekstraksi DNA masih merupakan hal penting yang perlu

diatasi. Jumlah dan kualitas DNA hasil ekstraksi bervariasi tergantung dari spesies

tanaman sehingga mempengaruhi analisis lebih lanjut seperti hibridisasi DNA,

pemotongan DNA dengan enzim restriksi maupun analisis dengan polymerase

chain reaction (PCR) (Pharmawati, 2009).

Isolasi DNA adalah proses pemisahan molekul DNA dari molekul-molekul

lain di inti sel. Prosedur ini memiliki beberapa tujuan analisis yaitu visualisasi

DNA, peninjauan pola fragmentasi DNA, pembuatan pustaka genomik, rekayasa

gen, dan amplifikasi DNA. Terdapat tiga tahapan dasar dan dua tahapan tambahan

dalam prosedur isolasi DNA ini, yaitupreparasi ekstrak DNA (perusakan dinding

sel dan lisis membran sel), purifikasi DNA, dan presipitasi DNA, serta pemisahan
terhadap protein (dengan protease) dan RNA (dengan RNAse). Setiap maksud

penggunaan DNA yang beragam membutuhkan persyarakan kualitas DNA yang

berbeda. Kualitas DNA tersebut ditentukan oleh hal-hal berikut yaitu kemurnian

DNA, panjang DNA, kemampuan dipotong oleh sembarang enzim, tidak

mengalami modifikasi selama proses isolasi berlangsung. Oleh sebab itu, terdapat

sejumlah teknik isolasi DNA, yang disesuaikan untuk berbagai maksud

penggunaan dan kualitas minimum yang ingin dicapai.

Macam teknik isolasi DNA mempunyai prinsip dasar yang sama yaitu untuk

mendapatkan kualitas DNA murni. Prinsip dasar pengerjaan isolasi DNA adalah

pemecahan atau penghancuran (lysis) sel, purifikasi DNA, dan presipitasi DNA.

Tahapan-tahapan yang dilakukan sangat menentukan kemurnian DNA yang

didapat. Menurut Surzycki (2000)dalam Syafaruddin et al. (2011), ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam proses isolasi DNA antara lain harus

menghasilkan DNA tanpa adanya kontaminan seperti protein dan RNA;

metodenya harus efektif dan bisa dilakukan untuk semua spesies metode yang

dilakukan tidak boleh mengubah struktur dan fungsi molekul DNA; dan

metodenya harus sederhana dan cepat.

Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA.

Prinsipnya ada dua, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan

teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya.

Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah

tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung. Deoxyribo

nucleic acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling penting dalam
makhluk hidup. DNA merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik

makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Suryo, 2004).

Tahap pertama dalam isolasi DNA adalah proses perusakan atau

penghancuran membran dan dinding sel. Pemecahan sel (lisis) merupakan tahapan

dari awal isolasi DNA yang bertujuan untuk mengeluarkan isi sel (Holme dan

Hazel, 1998). Tahap penghancuran sel atau jaringan memiliki beberapa cara yakni

dengan cara fisik seperti menggerus sampel dengan menggunakan mortar dan

pestle dalam nitrogen cair atau dengan menggunakan metode freezing-thawing

dan iradiasi (Giacomazzi et al., 2005). Cara lain yakni dengan menggunakan

kimiawi maupun enzimatik. Penghancuran dengan menggunakan kimiawi seperti

penggunaan detergen yang dapat melarutkan lipid pada membran sel sehingga

terjadi destabilisasi membran sel (Surzycki, 2000). Sementara cara enzimatik

seperti menggunakan proteinase K seperti untuk melisiskan membran pada sel

darah (Khosravinia et al., 2007) serta mendegradasi protein globular maupun

rantai polipeptida dalam komponen sel (Surzycki, 2000).

Langkah awal yang dilakukan dalam ekstrasksi DNA adalah pemecahan

atau penghancuran (lysis) sel. daun padi dipotong kecil-kecil lalu dimasukkan ke

dalam tube ukuran 1,5 ml sebanyak 0,5g atau setengah dari ukuran tube.

Penggerusan dilakukan menggunakan mortar dan pestle. Setelah daun biji kedelai

tergerus sempurna dan berbentuk serbuk, dengan cepat ditambahkan bahan-bahan

seperti pada langkah kerja.


Pada gambar diatas merupakan langkah-langkah ekstraksi DNA daun padi sebagai

berikut :

1. Material sudah dipotong-potong dan ditambahkan 400 µl PTL buffer and

40 µl enzym solution. Vortex dan inkubasi selama 15 menit pada suhu

650C. Bolak-balikan tabung 2-3 kali selama diinkubasi agar lisis.

2. Beberapa sampel daun padi dan kedelai


3. Tambahkan 100 µl PPT buffer. Campur dengan membolak-balik dan

menginkubasikan selama 5 menit pada suhu 40C.

4. Sentrifudge selama 5 menit pada 13.000 rpm

5. Pindahkan 300-4 µl dari supernatan ke tabung 1.5 ml yang baru.

6. Tambahkan 2 volume dari PGB Buffer dan campur dengan dibolak-balik.

7. Pindahkan 700 µl dari campuran ke dalam kolom putar dan sentrifudge

selama 1 menit pada 13.000 rpm. Buang cairan yang turun

8. Cairan berada di bawah tabung setelah di sentrifudge

9. Pindahkan kolom putar ke koleksi tabung baru 2ml untuk filtrasi.

Tambahkan 500 µl GW1 Buffer, dan sentrifuge selama 1 menit pada

10.000 rpm. Setelah sentrifudge, buang cairan yang turun dan pindahkan

kolom putar ke tabung 2ml yang baru.

10. Tambahkan 500 µl buffer GW2 ke kolom putar dan sentrifudge selama 1

menit pada 10.000 rpm.

11. Setelah sentrifudge, buang cairan yang dibawah dan satukan kolom putar

dengan tabungnya.

12. Sentrifudge sekali lagi pada 12.000 rpm selama 1-2 menit untuk

menghilangkan etanol dan memastikan tidak ada tetesan yang melekat di

bawah tabung.

13. Pindahkan kolom putar ke tabung 1.5 yang baru untuk elusi. Tambahkan

100 µl buffer-GE ke tabung dan tunggu paling lama 1 menit pada suhu

ruang.
14. Sentrifudge pada 10.000 rpm selama 1 menit. Diperoleh hasil ekstraksi

DNA daun padi.

Selain daun padi, kedelai juga diekstrak dengan langkah yang sama, kedelai

yang digunakan adalah kedelai transgenik dan kedelai lokal. Sehingga sampel

yang dimiliki ada 4 untuk daun padi dan 2 untuk kedelai. Hasil yang diperoleh

adalah ekstraksi DNA yang selanjutnya dilakukan uji PCR dari DNA tersebut.

Menurut Syafaruddin et al. (2011), tahapan inkubasi ini dilakukan untuk

mengoptimalisasi kerja buffer ekstrak yang ditambahkan ke sampel. Menurut

Campbell et al. (2002), hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi

yang terpisah, yaitu supernatant pada bagian atas dan pellet pada bagian bawah.

Hasil yang didapatkan berupa sampel yang terdiri dari 2 frasa, frasa bagian atas

berupa larutan bening yang disebut supernatant dimana DNA larut sedangkan

frasa bagian bawah terbentuk endapan protein dan zat pengotor lainnya yang

disebut pellet. Bagian supernatant inilah yang diambil dan dimurnikan karena

terdapat DNA pada larutannya. Namun, perlu kehati-hatian dalam mengambil

bagian supernatant ini agar bagian frasa lainnya tidak terambil. Supernatant

diambil dan dipindahkan ke tube 1,5 ml yang baru.

Setelah purifikasi DNA selesai, selanjutnya dilakukan tahap presipitasi

(pemekatan) DNA. Presipitasi DNA ini bertujuan untuk mengendapkan dan

mengumpulkan DNA yang masih tersebar sekaligus menghilangkan kontaminan

garam-garam sisa larutan CTAB. Isopropanol dimasukkan ke dalam tabung

sebanyak 2/3 volume larutan teratas yang dipindahkan. Sampel DNA yang telah

dimurnikan disentrifuge selama 3 menit dengan kecepatan 14000 rpm. Setelah


disentrifuge, sampel DNA akan menggumpal di bagian bawah (pellet). Menurut

Switzer(1999), setelah proses ekstraksi, pemekatan DNA menggunakan senyawa

etanol atau isopropanol akan mempresipitasi DNA pada fase aquoeus sehingga

DNA menggumpal membentuk struktur fiber dan terbentuk pellet setelah

dilakukan sentrifugasi.

Pemberian alkohol bertujuan untuk membersihkan DNA dari pengotor-

pengotornya. DNA dalam alkohol akan terpresipitasi (menggumpal) sedangkan

DNA dalam air akan larut, tetapi protein tidak dapat larut dalam air. Tahap

tersebut merupakan terakhir, disebut juga tahap presipitasi bertujuan untuk

mengendapkan protein histon, sehingga untai-untai DNA tidak lagi menggulung

(coiling) dan berikatan dengan protein histon, yang menyebabkan DNA menjadi

terlihat. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya benang-benang endapan DNA

pada dasar tabung. Menurut Alberts et al. (1994), presipitasi merupakan langkah

yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen dari campuran.


V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Isolasi DNA adalah proses pemisahan molekul DNA dari molekul-molekul

lain di inti sel. Terdapat tiga tahapan dasar dalam prosedur isolasi DNA,

yaitu preparasi ekstrak DNA (perusakan dinding sel dan lisis membran sel),

purifikasi DNA, dan presipitasi DNA.

B. Saran

Selama melakukan ekstraksi DNA alat yang digunakan harus selalu

diganti agar tidak terjadi kontaminasi.


DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B. Et Al.,1994.Molecular Biology Of The Cell. (Third Edition). New


York, Garland.
Ali, M.F. 2005. Handbook of Industrial Chemistry Organic Chemicals. The
McGraw-Hill Companies, Inc. Sydney.
Boffey, S. A. (1984). Isolation of high molecular weight DNA, in Methods in
Molecular Biology, vol. 2: Nucleic Acids (Walker, J. M., ed.), Humana,
Totowa, NJ.
Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Alih Bahasa Lestari,
R. Et Al. Safitri, A., Simarmata, L., Hardani, H.W. (Eds). Jakarta,Erlangga.
Dolphin, Warren D. 2008. Biological Investigations. New York, McGraw-Hill
Giacomazzi S, F. Leroi and J.-J. Joffraud. 2005. Comparison of three methods of
DNA extraction from cold-smoked salmon and impact of physical
treatments. Journal of Applied Microbiology. 98,1230–12.
Haliman, R.W. 2004. WHITE SPOT SYNDROME VIRUS (WSSV) DAN
BAKTERI Vibrio SP. PADA PAKAN SEGAR YANG DIBERIKAN
SEBAGAI RANSUM INDUK UDANG WINDU, Penaeus monodon. Jurnal
Akuakultur Indonesia, 3(1): 19-22,.
Hasan, Z. dkk, 2008, Efficient method for the extraction of genomic DNA from
wormwood (Artemisia capillaris), African Journal of Biotechnology Vol. 7,
No.18 : 3213, Mengabang Telipot, KualaTerengganu, Malaysia.
Holme, DJ, Hazel, Pack. 1998. Analytical Biochemistry (3rd Edition). Prentice
Hall.
Khosravinia, H., Murthy, HNN., Parasad, DT., Pirany, N. 2007. Optimizing
Factors Influencing DNA Extraction from Fresh Whole Avian
Blood.African journal of biotechnology vol. 6 (4), pp. 481-486.
Pharmawati, M. 2009. Optimalisasi Ekstraksi Dna Dan Pcr-Rapd Pada Grevillea
spp. (PROTEACEAE). Jurnal Biologi XIII (1) : 12 -16.
Suryo. Genetika Strata 1. 2004. Yogyakarta, UGM Press.
Surzycki, S. 2000. Basic Techniques in Molecular Biology. Springer-Verlag,
Berlin, Heidelberg, New York.
Switzer. 1999. Experimental Biochemistry. Oxford, Blackwell Scientific Pub.
Syafaruddin, Enny Randriani, Dan Tri Joko Santoso. 2011. Efektivitas Dan
Efisiensi Teknik Isolasi Dan Purifikasi Dna Pada Jambu Mete. Buletin Ristri
Vol 2 (2).

Anda mungkin juga menyukai