LP Inc
LP Inc
LP Inc
N G1 P1001 AB000
DENGAN INTRAPARTUM SPONTAN PERVAGINAM
DI RUANG BERSALIN PUSKESMAS WAGIR KABUPATEN MALANG
Disusun Oleh :
Nama : Yuniarti
NIM : P17212195048
OLEH :
NAMA : Yuniarti
NIM : P17212195048
Mahasiswa
Yuniarti
NIM : P172121950248
................................................ .................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRA NATAL CARE (ANC)
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
5. Mekanisme Persalinan
6. Fase Persalinan
a. KALA I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan
pembukaan serviks sampai lengkap. Dimulai pada waktu serviks membuka
karena his : kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, makin sering,
makin terasa nyeri, disertai pengeluaran darah-lendir yang tidak lebih banyak
daripada darah haid.
Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa dalam,
bibir porsio serviks tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah
spontan pada saat akhir kala I.
Terdapat 2 fase pada Kala 1 ini, yaitu :
Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar 8 jam.
Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar 6 jam. Fase aktif terbagi atas:
Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10
cm).
Perbedaan proses pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement)
pada primigravida dan multipara :
Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih terlebih dahulu sebelum
terjadi pembukaan, sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat
persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan
pembukaan.
Pada primigravida, ostium internum membuka terlebih dahulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di
tengah), sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum
membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis
lebar).
Periode Kala 1 pada primigravida lebih lama (12 jam) dibandingkan multipara
(8 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien
primigravida memerlukan waktu lebih lama.
Sifat His pada Kala 1 :
Timbul tiap 10 menit dengan amplitudo 40 mmHg, lama 20-30 detik. Serviks
terbuka sampai 3 cm. Frekuensi dan amplitudo terus meningkat.
Kala 1 lanjut (fase aktif) sampai kala 1 akhir.
Terjadi peningkatan rasa nyeri, amplitudo makin kuat sampai 60 mmHg,
frekuensi 2-4 kali / 10 menit, lama 60-90 detik. Serviks terbuka sampai lengkap
(+10cm).
Peristiwa penting Kala 1 :
Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous
plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis, akibat
terbukanya vaskular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput
ketuban dengan dinding dalam uterus.
Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan
mendatar.
Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan
ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum
pembukaan 5 cm).
Kemajuan persalinan dalam kala I :
a. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi dan durasi.
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau ada disebelah kiri
garis waspada).
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
b. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama
persalinan fase aktif (dilatasi serviks berada disebelah kanan garis
waspada).
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin.
c. Kemajuan pada kondisi ibu.
Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau IV
dan berikan analgesik secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi yang
kurang. Segera berikan dextrose IV.
d. Kemajuan pada kondisi janin.
Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari 180 x / menit)
curigai adanya gawat janin.
Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek fleksi sempurna
digolongkan dalam malposisi atau malpresentasi.
b. KALA 2
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat
bayi telah lahir lengkap. Pada Kala II ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan
lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan
pada awal Kala II ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala II pada
primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam.
Sifat His :
Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali / 10 menit. Refleks mengejan terjadi juga
akibat stimulasi dari tekanan bagian terbawah janin (pada persalinan normal
yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga meneran dari
ibu, dengan kontraksi otot-otot dinding abdomen dan diafragma, berusaha untuk
mengeluarkan bayi.
Sifat His :
Amplitudo 60-80 mmHg, frekuensi kontraksi berkurang, aktifitas uterus menurun.
Plasenta dapat lepas spontan dari aktifitas uterus ini, namun dapat juga tetap
menempel (retensio) dan memerlukan tindakan aktif (manual aid).
d. KALA IV
Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap, sampai dengan 1 jam setelahnya.
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV persalinan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus dirawat dan tidak ada hematoma
Resume keadaan umum ibu dan bayi.
Perubahan hormonal
(peningkatan hormon estrogen progesteron)
Metabolisme
Meningkat Aktifitas kelenjar Pembesaran Penekakan pada Tonus otot saluran Perubahan
meningkat uterus vesika urinaria pencernaan menurun psikologis
4) Eliminasi.
a) Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan
uterus.
b) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
c) Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama
upaya mendorong.
5) Nyeri/ Ketidak nyamanan
a) Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
b) Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
c) Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
d) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
e) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan
berakhir 60-90 dtk.
f) Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam
kelas kelahiran anak.
6) Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
7) Keamanan
a) Diaforesis sering terjadi.
b) Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8) Sexualitas
a) Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
b) Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
c) Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
d) Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
e) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
f) Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi vertex
3. Kala III
a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
2) Sirkulasi
a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
b) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
c) Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
3) Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
4) Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir
menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau
laserasi jalan lahir mungkin ada.
5) Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi.
Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid
menjadi bentuk globular.
6) Pemeriksaan fisik
a) Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu
tubuh), status mental klien.
b) Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah
melahirkan plasenta.
c) Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun
sesudah pengeluaran plasenta.
4. Kala IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
2) Sirkulasi
a) Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
b) TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia /
anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin
atau hipertensi karena kehamilan
c) Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah),
atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum
(tanda hipertensi pada kehamilan)
d) Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml
untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
3) Integritas Ego
a) Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi
atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat
(kelelahan), atau kecewa
b) Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut
mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
4) Eliminasi
a) Hemoroid sering ada dan menonjol
b) Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter
urinarius mungkin dipasang
c) Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran
urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
5) Makanan / Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual
6) Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan
menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus,
remaja, atau pasien primipara)
7) Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor
dengan “menggigil”
8) Keamanan
a) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
b) Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
9) Seksualitas
a) Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilikus
b) Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan
hanya beberapa bekuan kecil
c) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
d) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
e) Payudara lunak dengan puting tegang
10) Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk
waktu dan jumlah
11) Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah
lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai indikasi dari
temuan fisik.
2. Diagnosa Keperawatan
NAMA &
NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
1. 12 November 2019 Nyeri Akut (D.0077) Yuniarti
Kala 1 Katerogi : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan kenyamanan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
(kontraksi serebri) ditandai dengan klien mengeluh
NAMA &
DIAGNOSA
NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI TANDA
KEPERAWATAN
TANGAN
1. Nyeri akut Setelah diberikan asuhan Manajemen Nyeri Yuniarti
berhubungan dengan keperawatan, diharapkan nyeri Observasi :
agen cedera fisik klien berkurang. Dengan Kriteria 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
(kontraksi serebri) hasil : nyeri.
ditandai dengan klien 1. Keluhan nyeri menurun (5) 2. Identifikasi skala nyeri
mengeluh 2. Meringis menurun (5) 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
3. Frekuensi nadi membaik (5) 4. Monitor terapi komplementer yang sudah diberikan
5. Monitor integritas kulit pasien
Terapeutik :
6. Berikan terapi nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri (misal
terapi nafas dalam)
7. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
9. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemlihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi :
10. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu yeri
11. Jelaskan strategi meredakan nyeri
12. Anjurkan memonitoring nyeri secara mandiri
13. Ajarkan teknik nonfarmakologi untik mengurangi rasa nyeri
2. Nyeri melahirkan Setelah diberikan asuhan Terapi Relaksasi
berhubungan dengan keperawatan,kondisi klien selama Observasi :
pengeluaran janin periode melahirkan dalam status 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
ditandai dengan uterus baik (status inpartum). Dengan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
teraba membuat Kriteria hasil : kognitif
1. Koping terhadap 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
ketidaknyamanan persalinan 3. Monitor respon terhadap terapi relaksasi.
meningkat (5) Terapeutik :
2. Perdarahan pervaginam 4. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa ganguuan dengan
menurun(5) pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
3. Frekuensi kontraksi uterus 5. Gunakan pakaian nyang nyaman dan longgar, lepas BH
membaik (5) 6. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atai\u
tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi
7. Jelaskan tujuan manfaat dan batasan terapi nafas dalam
8. Anjurkan posisi yang nyaman
9. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
10. Anjurkan sering mengulangi atau melatih tehnik nafas dalam
11. Demontrasikan dan latih teknik teknik relaksani nafas dalam
3. Risiko Perdarahan Setelah diberikan asuhan Pencegahan Perdarahan
berhubungan dengan keperawatan, diharapkan klien Observasi :
komplikasi pasca tidak terjadi perdarahan yang 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
partum berlebih. Dengan Kriteria hasil : 2. Monitor hemoglobin sebelum dan sesudah kehilangan darah
1. Distensi abdomen menurun 3. Monitor tanda-tanda vital
2. Perdarahan perineum menurun 4. Monitor koagulasi (mis, PT, PTT)
3. Perdarahan pervaginam penurun Teraputik
4. Hemoglobin membaik 5. Pertahankan bed rest selama perdarahan
6. Batasi tindakan invasif, jika perlu
7. Gunakan bed yang nyaman
8. Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi
9. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
10. Anjurkan meningkatkan asupan cairan untuk menghindari konstipasi
11. Anjurkan hindari aspirin atau antikoagulan
12. Anjurkan meningkatkan asupan makanan
13. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi
14. Kolaborasi pemberian produk darah, jika peerlu
15. Kolaborasi obat pengontrol perdarahan, jika perlu
4. Ketidaknyamanan Setelah diberikan asuhan Perawatan Pasca Persalinan
pasca partum keperawatan, diharapkan status Observasi :
berhubungan dengan kenyamanan klien pasca partum 1. Monitor tanda-tanda vital
trauma perineum meningakat. Dengan Kriteria hasil : 2. Monitor keadaan lokea (mis, warna, jumlah, bau, bekuan)
selama persalinan dan 1. Luka perineum membaik 3. Periksa perineum dan robekan (kemerahan, edema, ekimosis,
kelahiran ditandai 2. Kontraksi uterus menurun pengeluaran, penyatuan jahitan)
dengan luka robek 3. Frekuensi nadi menurun 4. Monitor nyeri
perineum (jahitan 5. Monitar tanda Homan
dalam 3 dan luar 3 6. Identifikasi kemampuan ibu merawat bayi
7. Identifikasi adanya masalah adaptasi psikologis ibu post partum
Terapeutik :
8. Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
9. Masase fundus sampai kontraksi kuat, jika perlu
10. Berikan kenyamanan pada ibu
11. Fasilitasi ibu berkemih secara normal
12. Diskusikan kebutuhan aktivitas dan istirahat selama masa potpartum
13. Disksikan alat kontrasepsi
Edukasi
14. Jelaskan tanda bahaya nifas pada ibu dan keluarga
15. Jelas pemeriksaan pada ibu dan bayi secara rutin
16. Ajarkan perawatan perineum yang tepatajarkan ibu mengatasi nyeri
secara non farmakologi (nafas dalam)
Kolaborasi
17. Rujuk ke konselor laktasi, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, M.E., 2001. Rencana Keperawatan Maternal Bayi : Pedoman untuk Perencanaan
dan Dokumentasi Klien (terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: EGC
Rohani, Saswita, R. Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta:
Salemba Medika
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Kehamilan 36-40 mg
Penurunan kadar
progesteron & estrogen
Krisis Kontraksi
Ansietas situasional pada uterus
Tekanan hidrostatis air ketuban & Ketuban
tekanan intrauterin naik pecah dini