Chapter 1
Chapter 1
Chapter 1
Setiap dari kita pasti mempunyai impian, cita-cita dan harapan. Harapan
yang tersembunyi dari relung hati dan jiwa kita akan menimbulkan dorongan
untuk melakukan sesuatu perubahan. Ketika saya masih kecil saya juga
mempunyai impian bahwa ketika dewasa kelak saya harus menjadi orang yang
bermanfaat dan berhasil. Saya ingin berhasil, bisa mandiri, dan bisa membantu
orang lain. Saya ingin menunjukkan kepada orang tua kelak bahwa saya bisa
meraih cita-cita saya. Saya ingin memperlihatkan kepada orang tua, sahabat, dan
orang lain bahwa sebenarnya kita bisa melakukan sesuatu yang berguna dan
bermanfaat di tengah- tengah keterbatasan kita. Sejak kecil saya tidak memiliki
prestasi apapun baik dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Saya adalah
orang yang biasa saja di bidang akademik dan tidak ada yang dibanggakan dari
saya. Saya akan bercerita kehidupan saya mulai saya duduk di bangsu SD
(Sekolah Dasar) hingga SMA (Sekoah Menengah Atas).
Waktu saya SD adalah masa kecil yang sangat menyenangkan dan tak
akan terulang dalam hidup ini dengan canda tawa dan keceriaan. Saya waktu itu
SD di SDN 1 Beji Kabupaten Tangerang, dimana letaknya berada di sekitar
rumah kira-kira berjarak 50 meter dari rumah sehingga jika saya ingin kesekolah
cukup dengan berjalan kaki saja. Saat pertama masuk sekolah perasaaan saya
sangat senang dan mempunyai banyak teman. Pertamanya saya diantar kesekolah
karena masih malu-malu sama teman yang lain tetapi lama kelamaan saya pun
berangkat kesekolah bersama kakak dan teman yang kebetulan bertetangga jadi
kami selalu bareng. Waktupun berlalu proses belajar mulai aktif dan di dalam
kelas itu saya yang paling dikenal sama ibu guru karena saya yang selalu
mengerjakan tugas di atas papan tulis dan dikenal sebagai terrajin yang datang
kesekolah. Waktupun berlalu hingga saya naik ke kelas II namun ada pengalaman
yang sangat menyedihkan disaat itu karena saya harus kehilangan teman saya.
Tetapi saya punya sahabat lain yang selalu menyemangati saya dan
akhirnya saya pun kembali tegar. Waktu SD saya bersahabat 5 orang yaitu Erna,
Ria, Fatma, Ori , Sukma. Yang paling berkesan yaitu berhubung dengan rumah
saya dekat dari sekolah jadi saya dan teman-teman selalu pulang kerumah saat
ada pelajaran yang tidak di suka alasannya selalu izin untuk buang air besar
padahal itu hanya kalasi dari kami semua tetapi pulang kerumah untuk bermain.
Dan pengalaman yang sangat menjengkelkan waktu berada di kelas IV saya di
pukul sama guru saya karena salah dalam menghafal perkalian sampai 10
pengalaman itu sangat membuat saya malu sama teman-teman yang lainnya
walaupun ada beberapa teman lainnya juga yang salah seperti saya dan akhirnya
pelajaran matematika adalah pelajaran menantang dalam hidupku dan menjadi
pelajaran kesukaan ku. Ada satu pelajaran yang sangat ku benci yaitu bahasa
daerah karena gurunya menyebalkan karena punya tompel di pipinya makanya
kami beri nama ibu tompel.
Waktupun berlalu hingga saya kelas VI dan melalui yang namanya ujian
dan hasil paling menyenangkan yaitu saya lulus dengan hasil peringkat tertinggi
diantara angkatan ku.
Enam tahun pun berlalu, dengan hasil yang sangat memuaskan saya pun
memberanikan diri untuk mendaftar di sekolah unggulan yaitu SMPN 1 Sepatan
dengan ditemani orang tua saya. Setelah melewati ujian, saya pun lulus sekolah
tempat saya mendaftar tersebut dan akhirnya saya memilih untuk bersekolah di
SMPN 1 Sepatan.
Saya pertama masuk di SMPN 1 Sepatan mendapatkan kelas 7.8 dan di
dalam kelas ku itu ternyata ada tetangga ku lagi. Jadi kita selalu pulang bareng.
Waktu itu saya terpilih jadi ketua kelas saat itu. Seiring berjalannya waktu dengan
suka duka jadi anak SMP yang mulai banyak pelajaran yang harus dihadapi.
Beberapa bulan kemudian hingga saya naik kekelas 8.4 dan terpisahkan dengan
teman-teman lainnya.
Banyak pengalaman suka duka sejak SMP yang paling berkesan adalah
saya terpilih jadi ketua kelas selama tiga tahun berturut-turut dan prestasiku tetap
tertahankan dengan selalu mendapat peringkat hingga lulus smp.
Aku sekarang telah lulus dari tingkat SMP, dan aku akan melanjutkan ke
jenjang SMA. Aku bingung ingin melanjutkan ke SMA mana, tetapi aku disuruh
orangtua untuk melanjutkan ke SMA N 11 Kab. Tangerang karena sekolah ini
sekolah terfavorit di Kecamatan Sepatan.
Sekarang aku sudah SMA, waktu mau masuk SMAN 11 ternyata susah
juga. Udah pendaftarannya waktu salah dan keesokannya balik lagi, waktu tes dan
tes iq dan juga pada saat mos. Ternyata mos itu sudah berlalu dan tak lama
kemudian pelajaran sudah dimulai. Semua siswa maju kedepan untuk
memperkenalkan diri. Nah disinilah aku mulai dapat teman. Temanku sekarang
sudah banyak. Semoga di SMAN 11 ini aku bisa menggapai cita-cita dan sukses,
amin.
Aku pernah bahagia ketika jerih payahku telah terbukti yaitu bisa
bersekolah di SMAN 11 ini. Dulu tak pernah terbayangkan oleh ku bisa sekolah
disini. Karena aku hanya orang biasa tak punya kepandaian yang lebih tetapi
ketika aku diterima di SMAN 11 aku bangga sekali karena tidak sembarang orang
bisa sekolah disini dan aku bahagia bisa berkumpul dengan orang-orang terpilih di
sekolah ini tak pernah terbayangkan oleh ku aku bisa menjadi bagiannya, duduk
bersama orang-orang terpilih menyelaraskan pikiran.
Sekarang aku telah menjadi pelajar sma yang terbuka dipenuhi canda tawa,
lebih cerewet dari sebelumnya. Bernar-benar memberikan kejutan kepada teman-
teman sekolahku dulu atas perubahan yang signifikan ini.
Aku yang memiliki sejuta harapan juga akan berusaha membangun impian
dan cita-citaku dan tentunya mewujudkan impian orang tua. Dan menjalani hidup
sesuai dengan kata kata yang menjadi inspirasi kuat buat diriku, life, miracle and
smile”.
Dengan kata-kata ini aku merasa lebih hidup tidak menjalani kehidupan
sendirian, tetapi hidup menyenangkan dengan orang tua keluarga dan sahabat
yang siap berbagi suka dan duka. Serta cinta dan kasih dapat merasakan keajaiban
dengan perubahan sifat tertutupku menjadi sifat terbuka. Dan dapat menjalani
kehidupan ini dengan selalu sabar dan diiringi dengan senyum.
Perjalanan hidup saya mulai berubah ketika saya menginjak SMA. Ketika
itu saya masuk SMA Negeri 11 Kabupaten Tangerang. Disinilah awal saya mulai
bermimpi dan bercita-cita. Di SMA Negeri 11 Kabupaten Tangerang saya
mendapatkan teman-teman yang begitu beragam dan luar biasa. Saya memiliki
guru yang juga selalu memberikan motivasi dan inspirasi untuk menatap ke
depan. Guru saya selalu mengatakan bahwa jika ada kemauan pasti ada jalan.
Saya mempercayai hal itu bahwa suatu saat saya akan melakukan sesuatu
yang baru. Di sekolah itu, saya mulai bergaul dan sering mendengar pengalaman
teman-teman tentang kakak-kakak mereka yang sudah sukses setelah kuliah. Ada
yang kerja diluar negeri, ada yang jadi PNS dan posisi kerja lain yang cemerlang.
Sehingga cerita mereka telah memotivasi saya ingin melihat bagaimana kehidupan
di luar sana. Saya bermimpi bahwa suatu saat saya juga bisa seperti cerita kakak
teman-teman saya.
Sejak kelas tiga SMA, saya mulai rajin untuk belajar dan belajar karena
saya bercita-cita masuk kulian negeri karena saya bukan orang yang terlalu pintar
dan berpretasi di sekolah. Saya ingin bahwa orang yang biasa-biasa juga bisa
berbuat sesuatu dan tidak hanya orang yang berprestasi saja. Universitas negeri
adalah universitas kebanggaan bagi setiap orang.
Berawal setelah saya lulus dari SMAN 11 Kabupaten Tangerang. Saya
melanjutkan untuk mendaftar masuk ke perguruan tinggi. Semula saya ingin
masuk fakultas Pendidikan pada saat masuk perguruan tinggi, karena cita-cita
saya ingin menjadi guru PGSD. Namun karena saya gagal mengikuti jalur SNPTN
dan SBMPTN, dan akhirnya saya bingung mau lanjutin kuliah dimana.
Tibalah saatnya aku merasakan bangku-bangku kuliah untuk mengikuti
ujian tulis yang telah ditentukan oleh Universitas Negeri Indoensia. Hari pertama
aku mengikuti tes sangat antusias sekali karena sudah tidak sabar untuk mengikuti
perkuliahan. Awalnya aku merasa sangat rendah sendiri karena aku melihat orang-
orang yang mengikuti tes pada waktu itu ilmunya lebih dari ilmu yang aku punya,
namun dengan tekat dan semangat yang menggebu-gebu yang aku miliki, aku
harus yakin akan lolos seleksi untuk menjadi calon mahasiswa UI, meski dalam
tes hari pertama sangat banyak kejadian yang mengganggu fikiranku, karena pagi
hari sebelum berangkat tes, aku takut akan terlambat dalam mengikuti tes, jika ku
sampai terlambat pupuslah semua harapanku untuk menjadi mahasiswa di UI.
Saat aku telah selesai tes hari pertama pada waktu itu, saya langsung pulang
kerumah dan berfikir apakah soal yang ku jawab tadi benar atau salah, apa pun
yang aku jawab dan ku kerjakan pasti akan memuaskan bagiku, karena aku sudah
berusaha dengan baik dalam mengerjakan soal tersebut, walaupun hari pertama
membuat aku tidak tenang tapi itu sangat mengesankan bagiku.
Malam pun semakin membuat aku tidak tenang, aku mencoba
menenangkan fikiran, aku mulai membuka buku untuk mempersiapkan tes dalam
hari kedua, untuk hari kedua besok pasti soal tesnya akan lebih sulit dari hari
pertama, maka dari itu aku mempersiapkan dengan matang untuk mengikuti tes.
Tibalah saat yang aku tunggu-tunggu untuk mengikuti tes hari kedua, aku mecoba
untuk lebih tenang dari hari sebelumnya supaya aku lebih fokus dan
berkonsentrasi dalam mengerjakan soal tes. Hari kedua berlalu sangat cepat.
Akhirnya aku pun selesai dalam mengerjakan soal-soal tersebut tanpa ada
kesulitan yang membuat fikiranku gundah pada hari pertama saat tes, karena hari
kedua aku sudah mempersiapkan dengan matang semuanya jauh-jauh hari.
Sehingga pada saat tes kedua pun berjalan dengan lancar dan sukses.
Setelah berhari-hari aku menunggu saat-saat yang paling aku tunggu
sepanjang sejarah hidupku, waktu pun berlalu sangat singkat kini tibalah saatnya
yang aku tunggu-tunggu yaitu pengumuman masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Hati ku pun merasa lebih tenang setelah melihat pengumuman tersebut, aku tidak
lulus, hatiku hancur sepertinya, apa yang aku usahakan sia-sia.
Akhirnya teman saya yang bernama Erni mengajak saya melanjutkan
kuliah di Yogyakarta. Pada tanggal 24 Agustus 2013 kami mendaftar Di
Universitas Ahmad Dahlan dan mengikuti tes, saya akhirnya diterima di Jurusan
PGSD, tapi karena mahal akhirnya saya keluar. Kendalanya yaitu dalam
pembayaran registrasi, pada saat itu orang tua saya belum punya uang.
Saya berputus asa, saya pasrah, tetapi saya mempunyai niat yang sangat
besar sekali ingin melanjutkan kuliah yang saya inginkan. Sempat saya down,
saya sepertinya tidak semangat lagi untuk melanjutkan kehidupan, sepertinya saya
merasa masa depan saya suram, saya berpikir mau dimana kehidupan masa depan
saya ini, kedua orangtua saya melihat sedang putus asa, mereka akhirnya
berbicara dengan saya :
“Neng, emang pingin banget kuliah, kalau emang pingin coba kuliahnya
jangan jauh-jauh, kalau di Yogya mah biayanya besar, coba kalau di daerah
tangerang aja, mungkin ada tempat kuliahan yang agak terjangkau, mungkin
mama sama abah bisa nanti usahakan” begitu kata ibuku.
“ iya ma, neng masih pingin kuliah, ingin mengejar cita-cita neng”
jawabku kepada ibu.
“coba tanya Dewi dia kan kuliah didaerah tangerang, tanya dia kuliah
diuniversitas mana, minta formulir dan rincian biayanya” kata ibuku.
Seperti sudah di skenario oleh Allah, sepupuku yang bernama Dewi main
kerumahku, lalu ibuku tanya dia.
“Assalamu’alaikum cang” dewi memberi salam kepada ibuku.
“Wa’alaikumsalam wie” jawab ibuku.
“Alhamdulillah elo dateng wie, ini gw bingung ade katanya pingin banget
kuliah, emang kuliah ditempat elo berapa wie” tanya ibuku.
“ga mahal kok cang, masih terjangkau, dewi kuliah di UMT di jurusan
Bahasa Indonesia” jawab dewi.
“coba elo bawa rincian biayanya wie, siapa tau ade nanti mau kuliah
ditempat elo” kata ibu.
“iya cang, nanti dimintain ke kampus cang” jawab dewi.
“ Ade, coba elo tanya Dewi sekitar tempat kuliah dia, siapa tau elo minta”
ibu bertanya kepadaku.
“ iya ma” jawabku.
Akhirnya terjadilah percakapan antara aku dan sepupuku Dewi, aku
bertanya fakultas apa saja yang ada di UMT, bagaimana prosedur masuk ke
perguruan tinggi tersebut.
Setelah dapat penjelasan dari sepupuku, aku jadi tertarik dan ingin
mendaftar kuliah disana. Sepupuku berjanji akan mengajak ku ke kampusnya dan
mengantar aku untuk mendaftar disana. Sebenarnya Universitas Muhammadiyah
tidak hanya di daerah Tangerang saja, tetapi Universitas Muhammadiyah ada
disetiap daerah.
Dan sepertinya aku sudah mantap ingin kuliah disana, setelah aku
mengambil formulir pendaftaran dan diterima di universitas tersebut rangkaian
selanjutnya adalah melakukan daftar ulang, saya telah resmi menjadi mahasiswa
UMT jurusan Bahasa Indonesia dan di saat itu ada salah satu pengalaman unik
yang pertama kali saya dapatkan
Pertama kali saya masuk kuliah sangat takut, binggung sekali karena saya
tidak ada teman untuk diajak ngobrol dan teman yang lain sibuk dengan
temannya. Entah kenapa hatiku sedih dan kenapa saya tidak seperti mereka yang
memiliki banyak teman, apa saya salah kalau ingin seperti mereka dan bisa
berbagi cerita tentang pengalaman. Hari pertama masuk kuliah tidak ada kesan
yang menarik bagi saya pokoknya buat saya biasa saja hari pertama itu tidak ada
yang menarik yang saya alami hari itu.
Hari kedua sangat berbeda dengan hari pertama, tiba-tiba disitu ada
seorang teman yang minta kenalan dan saya senang sekali, akhirnya saya
mempunyai teman juga tapi lama kelamaan pertemanan itu mengalir saja dengan
keakraban. Disitu kita cerita tentang kesan hari pertama masuk kuliah.
Masuk kuliah memang harus butuh kesabaran dan harus menahan emosi
supaya tidak terjadi permusuhan. Tapi namanya kuliah pasti ada enaknya dan ada
gaknya. Seperti yang enaknya kalau kuliah kita bisa banyak teman dan bisa
berbagi cerita tapi kalau gaknya seperti hari pertama masuk kuliah kita jalan
sendirian kaya orang kebingungan tidak mempunyai teman yang bisa diajak
ngobrol. Tapikan itu sudah berlalu dan bersifat sementara. Selanjutnya hari kedua
ini kesan yang menyenangkan buat saya bisa bertemu dengan teman-taman yang
bisa saling pengertian itu lebih dari cukup buat saya.
Awal masuk kuliah ini bisa juga disebut sebagai masa-masa transisi, yaitu
dimana perubahan dari masa sekolah ke kuliah perlu dilakukan penyesuaian diri.
Biasanya di sekolah memakai pakaian seragam, sekarang memakai pakaian bebas
tetapi tetap menjaga kesopanan dalam berpakaian. Dahulu jaman sekolah disebut
siswa, kini disebutnya mahasiswa. Begitu juga dengan pengajarnya yang biasanya
saya panggil beliau dengan sebutan guru, tetapi sekarang saya memanggilnya
dosen. Kesan pertama saat diajar oleh dosen, beliau terlihat lebih santai dalam
memberikan materi tidak sama seperti guru sewaktu jaman saya sekolah dahulu.
Tetapi tetap saja tugas yang diberikan dosen sama seperti jaman saya sekolah,
yaitu tugas individu atau tugas kelompok yang harus dikumpulin tepat waktu.
Semester awal telah berlalu, nilai IPK pun telah keluar. Ternyata hasil
yang saya dapatkan pada semester awal kuliah sangat-sangat kurang memuaskan.
Saya berharap mendapatkan IPK diatas 3, namun kenyataannya kebalikan dari itu.
Mungkin hal tersebut terjadi karena background saya di sekolah dulu adalah
jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Oleh karena itu, saya perlu melakukan
penyesuaian dengan jurusan/fakultas yang saya tempuh saat kuliah. Saya pun
tidak patah arang untuk tetap kuliah di fakultas Bahasa Indonesia. Pada saat
perkuliahan di semester 2, saya mulai giat belajar dan rajin sharing dengan teman
sekelas tentang mata kuliah yang sulit saya mengerti. Alhamdulillah semangat
saya dalam belajar dapat membawa hasil yang memuaskan. Nilai IPK saya
mendongkrak naik menjadi diatas 3.
Di saat naik ke semester 3 atau bisa disebut kelas 2, kelas saya dilakukan
random class (mahasiswa dari kelas 1 dulu diacak lagi dan dimasukkan ke kelas
yang baru). Saya pun tidak tahu pembagian kelas 2 ini dibagi berdasarkan kategori
seperti apa dan bagaimana. Berjalan setahun, kelas 2 pun telah saya lewati. Nilai
IPK saya pun terus naik walaupun di kelas 2 ini naiknya tidak terlalu signifikan.
Di tahun saya masuk semester 6 (kelas 3). Pada saat naik ke kelas 4, saya masih
dengan kawan-kawan lama yang di kelas 2 dahulu. Karena di kelas 3 sampai
dengan kelas 4 nanti sudah tidak dilakukan lagi random class. Jadi mahasiswa
yang berasal dari kelas 2 dahulu akan sama sampai nanti lulus kuliah. Di kelas 3
ini saya dan kawan-kawan merasa semakin lebih solid, kompak dan lebih peduli
dibanding sewaktu kelas 2 dahulu. Kami saling bantu-membantu satu sama lain
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen maupun tugas praktikum.
Karena kami merasa bahwa kami masuk Universitas Muhammadiyah Tangerang
di tahun yang sama, maka kami harus lulus bersama-sama pula pada tahun nanti.
Hari demi hari saya jalani di kelas 3, tanpa terasa sudah setahun berjalan.
Tahun ajaran pun telah memasuki periode baru. Di tahun tersebut saya memasuki
kelas 5.
Satu semester sudah berlalu, semester genap yang dilewati seperti kilatan
petir saja. Cepat sekali berlalu. Hanya beberapa momen indah saja yang aku
lewati. Selebihnya biasa saja.
Ini merupakan masa-masa akhir kuliah yang harus saya nikmatin di saat
senang maupun susah. Tugas-tugas yang semakin banyak, waktu kuliah yang
mulai renggang daripada sebelumnya. Dan tugas akhir yang akan menanti di
semester 8. Namun untuk tugas akhir yang akan saya kerjakan nanti di semester 8,
saya mempunyai kata-kata mutiara yang saya kutip dari film 5cm. Kata-kata
mutiara dari saya yaitu, “Biarkan tugas akhir kamu, 5 centimeter mengambang di
depan kening kamu. Dan… sehabis itu yang kamu perlu cuma kaki yang akan
berjalan keruang dosen lebih dari biasanya, tangan yang akan mengetik lebih
banyak dari biasanya, mata yang akan menatap layar laptop lebih lama dari
biasanya, leher yang akan lebih sering nunduk ke keyboard dan lapisan tekad yang
seribu kali lebih tebal dari tugas akhir, serta mulut yang akan selalu nanya hasil
revisian. Yang terpenting bagi saya di kelas 6 ini adalah saya dan kawan-kawan
bisa lulus tepat waktu dan mendapatkan gelar S.Pd dengan nilai IPK >3.60
(cumlaude).