A
A
A
FISIOGRAFI
Lembar Komodo, Nusa Tenggara terdiri dari Pulau Sumbawa bagian timur, Pulau
Sangeang, Pulau Gilibanta, Pulau Komodo, Pulau Rinca dan Pulau Flores bagian barat serta
lebih dari 20 pulau kecil yang terletak di sekitarnya.
Pulau Komodo, Rinca dan Flores bagian barat morfologinya hampir sama, dapat dibedakan atas
daerah bagian utara dan daerah bagian selatan.
Daerah bagian utara berbentuk bukit – bukit yang berpuncak hampir datar. Batuannya terdiri dari
batuan gunung api dan sedimen berumur Tersier. Pola aliran sungainya mendaun. Lembah –
lembahnya lebar dan lerengnya landai. Tumbuhannya sebagian besar terdiri dari semak belukar
setempat terdapat bekas ladang dan kebun yang ditutupi oleh rumput – rumputan.
Daerah bagian selatan dibentuk oleh satu gunung kerucut, batuannya terdiri dari hasil gunung api
tua. Pola aliran sungainya memancar dan lembah – lembahnya berbentuk “V”. Daerahnya
sebagian besar ditutupi oleh hutan lebat setempat terdapat bekas ladang dan kebun yang ditutupi
oleh rumput – rumputan.
B. STRATIGRAFI
Terdiri atas kerikil, pasir dan lumpur yang terbentuk di dalam lingkungan sungai,
delta dan pantai. Endapan pasir di sepanjang pantai utara dan selatan Pulau Sumbawa
setempat mengandung pasir magnetit.
2) BATUGAMPING KORAL
Disusun oleh batugamping koral yang sebagian kompak dan sebagian bersifat
breksi, bagian bawah mengandung konglomerat, batupasir yang berkonsolidasi lemah
dan lapisan tipis pasir magnetit. Komponen konglomeratnya terdiri dari andesit,
andesit piroksin dan andesit berongga; matriksnya adalah pasir.
Batuan gunung api yang terdiri dari perselingan breksi, lava dan tufa yang
berkomposisi andesit dan basal. Pemeriksaan petrografi menunjukkan bahwa
batuannya terdiri dari andesit piroksin, andesit berongga, basal gelas, basal dan basal
olivine (Subroto, DG, komunikasi tertulis, 1975). Topografi batuan gunung api
terseut membentuk beberapa kerucut dan setengah kerucut yang terpisahsatu sama
lain. Berdasarkan morfologinya para penulis menduga bahwa pusat – pusat erupsi
adalah Doro Lambuwu, Doro Maria,Doro Saboke, Gilibanta, Doro Otota , Doro
Orora,dan Gunung Beliling.
Batuan gunung api ini di pulau Sumbawa menempati jalur bagian utara sedangkan
di daerah timur mulai dari pulau Komodo sampai pulau Flores menempati jalur
bagian selatan. Di daerah puncak Doro Lambuwu, Doro Maria dan gunung Beliling
terdapat dinding kaldera dan dinding kawah lama. Pantai utara pulau Gilibanta
membentuk setengah lingkaran yang diduga merupakan sisa dinding kaldera tua.
Batuan gunung api yang mengandung leusit di sebelah timur laut Doro lambuwu
(Brouwer, 1917 dan Sudrajat, 1975).
5) BATU GAMPING TUFAAN
Terdiri atas batugamping tufaan, batugamping pasiran, tufa dan napal tufaan. Berlapis
baik, berwarna putih kekuningan. Foraminifera plangton dan cangkang moluka
melimpah. Fosil penunjuk yang dikenali adalah Globorotalia cf. merotumida (Blow &
Banner), Globigerinoides conglobatus (Brady), Globoquadrina altispira (Cushman &
Jarvis), Globorotalia plesiotumida (Blow & Banner), Globigerinoides extremus
(D’Orbigny), Globorotalia acostaensis (Blow) dan Sphaerodinella seminulina
(Schwager). Fosil – fosil ini menunjukkan umur Miosen Akhir hingga Pliosen Awal.
7) TUFA DASITAN
Berwarna kelabu, dicirikan oleh kuarsa berukuran 0,5 – 1 cm, pada umumnya
berlapis dan sebagian pejal. Mengandung sisipan – sisipan tufa hijau, tufa gampingan,
batugamping dan batupasir tufaan, setempat dengan sisipan breksi dan lava. Lavanya
sebagian berkonsolidasi dasit dan sebagian berkonsolidasi andesit. Sisipan batugamping
mengandung fosil Lepidocyclina sumatrensis (Brady), Cycloclypeus annulatus (Tan),
Cycloclypeus transiens (Tan), Operculina sp. dan Amphistegina sp. yang menunjukkan
umur Miosen Tengah (Darwin Kadar, DG. Komunikasi tertulis, 1974). Satuan ini
setempat – setempat diterobos oleh urat – urat kuarsa setebal 1 – 20 cm, sebagian
terkersikkan dan termineralisasikan, kerak – kerak besi terjadi di bagian yang
terkersikkan.
8) BATUAN GUNUNGAPI
Terdiri atas lava dan breksi yang bersifat dasit, umumnya berwarna kelabu tua,
pejal, dicirikan oleh kuarsa berukuran 0,5 – 20 cm; mengandung sisipan – sisipan tufa
dasit dan tufa gampingan. Pemeriksaan petrografi menunjukkan bahwa batuannya
terdiri dari dasit dan dasit porfiri. Setempat mengandung banyak urat kuarsa;
batuannya terkersikkan dan termineralisasikan. Kedudukan stratigrafi satuan ini sama
dengan batugamping berlapis.
9) BATUGAMPING
Sejarah geologi daerah pemetaan mungkin dimulai pada kala Miosen Tua. Pada
kala tersebut daerah ini mungkin merupakan suatu cekungan. Kegiatan gunungapi
terjadi pada cekungan tersebut dan menghasilkan batuan gunungapi yang terutama
bersifat andesit dan basal. Setelah kala Miosen Awal terjadi suatu rumpang. Dari kala
Miosen Akhir sampai Pliosen Awal daerah ini kembali menjadi suatu sub-cekungan.
Keiatan gunungapi terjadi pada cekungan tersebut dan menghasilkan batuan
gunungapi yang terutama bersifat dasit. Batuan terobosan yang bersifat menengah
yang menghasilkan endapan bijih logam diduga terjadi pada kala Miosen Akhir.
Daerah ini mungkin telah merupakan daratan semenjak kala Miosen Akhir akan
teteapi kegiatan gunungapi berlangsung terus sampai sekarang dan menghasilkan
batuan gunungapi yang terutama bersifat andesit dan basal. Pertumbuhan
batugamping koral di sepanjang pantai utara pulau Sumbawa dan pulau Flores
membuktikan bahwa daerah ini masih mengalami pengangkatan.