Jurnal Anatomi Dan Morfologi Hewan Nas 2 PDF
Jurnal Anatomi Dan Morfologi Hewan Nas 2 PDF
Jurnal Anatomi Dan Morfologi Hewan Nas 2 PDF
E-ISSN 2337-8751
21/E/KPT/2018,Tanggal 9 Juli 2018
Volume 17 Nomor 2, Agustus 2018
Berita Biologi Vol. 17 No. 2 Hlm. 91 - 223 Bogor, Agustus 2018 ISSN 0126-1754
Gono Semiadi
(Mammalogi, Pusat Penelitian Biologi - LIPI)
Atit Kanti
(Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi - LIPI)
Siti Sundari
(Ekologi Lingkungan, Pusat Penelitian Biologi - LIPI)
Evi Triana
(Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi - LIPI)
Kartika Dewi
(Taksonomi Nematoda, Pusat Penelitian Biologi - LIPI)
Kesekretariatan (Secretary)
Nira Ariasari, Enok, Budiarjo, Liana
Alamat (Address)
Pusat Penelitian Biologi-LIPI
Kompleks Cibinong Science Center (CSC-LIPI)
Jalan Raya Jakarta-Bogor KM 46,
Cibinong 16911, Bogor-Indonesia
Telepon (021) 8765066 - 8765067
Faksimili (021) 8765059
Email: berita.biologi@mail.lipi.go.id
jurnalberitabiologi@yahoo.co.id
jurnalberitabiologi@gmail.com
Keterangan foto cover depan: Struktur Morfologi Rimpang. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, dan (C, F) C.
(Notes of cover picture): heyneana. (Morphological structure of rhizome (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C.
longa, dan (C, F) C. heyneana) sesuai dengan halaman 123. (as in page 123).
P-ISSN 0126-1754
E-ISSN 2337-8751
No. 21/E/KPT/2018,Tanggal 9 Juli 2018
Volume 17 Nomor 2, Agustus 2018
Dr. Sunaryo
(Morfologi,Pusat Penelitian Biologi - LIPI)
Key words: Mor phology, Anatomy, Rhizome, Cur cuma, Zingiber aceae
ABSTRAK
Curcuma merupakan salah satu genus dari keluarga Zingiberaceae. Rimpang Curcuma telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui morfologi, struktur anatomi, histokimia dan kerapatan sel sekretori pada rimpang Curcuma
aeruginosa Roxb, Curcuma longa L, Curcuma heyneana Valeton & Zijp. Struktur anatomi, uji histokimia dan kerapatan sel sekretori
diamati secara mikroskopik. Uji histokimia memuat amilum, protein, lipid, tanin, alkaloid dan flavonoid. Pengamatan struktur anatomi
menunjukan rata-rata butir amilum berukuran sedang dan bentuk amilum adalah oval. Rimpang Curcuma longa dan C. aeruginosa
menunjukan nilai positif terhadap kandungan amilum, protein, lipid, alkaloid, flavonoid dan tanin. C. heyneana memiliki nilai kerapatan
tertinggi pada amilum dan protein sedangkan C. longa memiliki nilai kerapatan tertinggi pada lipid, alkaloid, flavonoid dan tanin.
Kata kunci: Mor fologi, Anatomi, Rimpang, Cur cuma, Zingiber aceae
dan bentuk sel parenkim termasuk juga, serabut- 2012). Uji lipid dilakukan menggunakan larutan
serabut dan pembuluh floem (Setyawan, 2001). Sudan III 1 %. Irisan rimpang pada slide glass
Teknik histokimia memungkinkan identifikasi ditetesi larutan Sudan III, kemudian dibiarkan
dan lokalisasi dari substansi spesifik dalam jaringan. beberapa menit. Lipid, minyak dan lilin akan
Metode histokimia bergantung pada reaksi kimia berwarna merah (Johansen, 1940). Uji protein
antara reagen dengan jaringan tumbuhan untuk dilakukan menggunakan larutan asam pikrat. Irisan
identifikasi dan lokalisasi (Bancroft, 1975). Beberapa rimpang ditetesi asam pikrat dan didiamkan selama
penelitian anatomi pada jenis Zingiberaceae pernah beberapa menit, kemudian dibilas sampai bersih
dilakukan pada penampang melintang rimpang dengan 100 % EtOH. Protein yang positif ditunjukan
Alpinia galangal (Girija dan Rema, 2014), rimpang dengan warna kuning. Deteksi amilum, protein dan
temulawak (C. xanthorriza) (Kuntorini et al., 2011), lipid diamati menggunakan mikroskop dengan
dan rimpang A lpinia speciosa (Bell, 1980). perbesaran 100x dan 400x (Ohio, 2015).
Uji histokimia dilakukan untuk mengetahui Uji alkaloid dilakukan menggunakan reagen
adanya metabolit primer dan sekunder. Penelitian ini Wagner. Irisan rimpang pada slide glass ditetesi
dilakukan untuk mengetahui struktur anatomi dan dengan reagen Wagner, lalu ditutup dengan cover
senyawa amilum, protein, lipid, alkaloid, flavonoid glass. Adanya senyawa alkaloid ditandai dengan
dan tanin yang terkandung dalam rimpang C. longa, warna merah kecoklatan. Selanjutnya diamati
C. heyneana dan C. aeruginosa. Hasil penelitian menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x
dapat digunakan untuk membedakan karakter dan 400x (Novitasari, 2015). Uji tanin dilakukan
anatomi antar spesies Curcuma dan menambah menggunakan larutan FeCl3 1 %. Irisan rimpang
informasi mengenai struktur morfologi rimpang, pada slide glass ditetesi dengan larutan FeCl3, lalu
anatomi dan uji histokimia. ditutup dengan cover glass. Adanya senyawa tanin
ditandai dengan warna cokelat. Selanjutnya diamati
BAHAN DAN CARA KERJA dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
Tiga jenis rimpang yang dikarakterisasi secara 100x. Uji flavoniod dilakukan menggunakan larutan
morfologi, anatomi dan histokimia yaitu C. NaOH 10 %. Irisan rimpang pada slide glass ditetesi
aeruginosa (temu hitam), C. longa (kunyit), C. dengan larutan NaOH, lalu ditutup dengan cover
heyneana (temu giring) dengan usia dewasa (sudah glass. Adanya senyawa flavonoid ditandai dengan
berbunga dan dalam masa dorman) dan merupakan warna merah. Selanjutnya diamati menggunakan
koleksi Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa mikroskop dengan perbesaran 100x dan 400x
Timur (Lestarini et al., 2012). Rimpang tersebut (Mulyani dan Toga, 2011).
dikarakterisasi morfologinya. Setiap uji dilakukan Perhitungan kerapatan sel sekretori dilakukan
dalam 3 kali ulangan. Uji anatomi rimpang dilakukan per satuan luas. Satuan luas mikroskop berupa
dengan mengambil preparat dengan cork bore. lingkaran. Skala micrometer digunakan untuk
Pembuatan preparat menggunakan metode preparat mengetahui jari-jari dari lingkaran pada mikroskop
segar. Rimpang diiris tipis menggunakan clamp on (Kuntorini et al., 2011). Pengukuran sel sekretori
hand microtome dan dipindahkan ke dalam cawan setiap spesies dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
petri yang berisi air, kemudian difiksasi dengan Nilai skala micrometer okuler dikalibrasi
alkohol 70 %. Irisan rimpang diletakkan pada slide menggunakan rumus menurut Aloysius dan
glass dengan menggunakan kuas, kemudian ditetesi Sukirman (2008).
akuades dan ditutup dengan cover glass. Preparat
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran HASIL
40x dan 400x. Pengamatan Morfologi
Uji amilum dilakukan menggunakan larutan Hasil pengamatan terhadap morfologi rimpang
lugol 1 %. Preparat diberi setetes larutan lugol 1 % menunjukan bahwa bentuk dan ukuran rimpang tidak
lalu ditutup dengan cover glass. Bagian yang menunjukan perbedaan yang jelas (Gambar 1). Tiga
mengandung pati akan berwarna ungu (Lalitha et al., jenis Curcuma memiliki rimpang utama dan rimpang
124
Artikel Penelitian
Trimanto et al. – Morfologi, Anatomi dan Uji Histokimia Rimpang
samping rimpang (percabangan dari rimpang utama). seluruh bagian rimpang. Tipe berkas pengangkut
Perbedaan jelas nampak pada warna daging rimpang, pada rimpang kunyit yaitu kolateral tertutup. Butir
C. Longa berwarna kuning tua, C aeruginosa amilum berbentuk oval dan bulat dengan ukuran
berwarna biru dan C. heyneana berwarna kuning 20–30 μm. Bagian epidermis dari irisan rimpang
muda. C aeruginosa memiliki ukuran rimpang utama temu giring (C. heyneana) berupa selapis sel yang
yang paling besar dibanding yang lain. Struktur pipih, dan terdiri dari 3–6 lapis sel yang kecil.
morfologi rimpang pada C. aeruginosa, C. Longa Terdapat butir amilum berbentuk oval yang
dan C. heyneana dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil berukuran sedang yaitu 10–20 μm. Berkas
karakterisasi morfologi rimpang disajikan pada pengangkut tersebar di seluruh bagian rimpang. Tipe
Tabel 1. berkas pengangkut pada rimpang temu giring yaitu
kolateral tertutup. Struktur anatomi pada ketiga jenis
Pengamatan anatomi Curcuma tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Pengamatan anatomi menunjukan epidermis
pada irisan rimpang temu hitam beupa lapisan yang Pengamatan histokimia
tipis. Hipodermis berupa 3-6 lapis sel yang kecil. Ketiga jenis Curcuma memiliki bentuk amilum
Endodermis berupa dua lapis sel. Butir amilum oval (Gambar 3.). Hasil pengukuran protein
banyak ditemukan pada sel parenkim. Bentuk butir menunjukan bahwa ukuran protein pada ketiga jenis
amilum oval yang memiliki ukuran sedang antara 15 Curcuma tidak menunjukan perbedaan yang besar
–22,5 μm. Berkas pengangkut tersebar di seluruh (Gambar 4). Ukuran protein terkecil adalah pada
bagian rimpang. Tipe berkas pengangkut pada C. heyneana. Ukuran lipid juga tidak menunjukan
rimpang temu hitam yaitu kolateral tertutup. Sel perbedaan yang besar (Gambar 5). Lipid pada
minyak tidak teramati. Bagian epidermis dan C. Heyneana tidak terdeteksi. Alkaloid flavonoid dan
hipodermis pada rimpang kunyit tidak teramati. tanin pada C. longa memiliki ukuran paling besar
Bagian endodermis berupa dua lapis sel dan terdapat (Gambar 6, 7 dan 8). Perbedaaan ukuran amilum,
berkas pengangkut di dalamnya. Sel minyak protein lipid, alkaloid, flavonoid dan tanin pada
memiliki warna kuning-kecoklatan, berbentuk bulat, ketiga jenis Curcuma dapat dilihat pada tabel 2.
dan berukuran 70 μm. Berkas pengangkut tersebar di
A B C
D E F
Gambar 1. Struktur morfologi rimpang. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, dan (C, F) C.
heyneana. (Morphological structure of rhizome (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa,
dan (C, F) C. heyneana)
125
Berita Biologi 17(2) - Agustus 2018
2. Panjang dan lebar rimpang samping 8 dan 2,2 cm 9 dan 1,8 cm 10 dan 2,2 cm
pertama (The length and width of the (8 and 2,2 cm) (9 and 1,8 cm) (10 and 2,2 cm)
first side rhizome)
12. Panjang jarak antar ruas pada rimpang 0,4 – 0,5 cm 0,4-0,7 cm 0,4 – 0,7 cm
utama ( Length of the distance of
segments in the main rhizomes)
13. Panjang jarak antar ruas pada rimpang 0,8 – 1,5 cm 0,9 – 1 cm 1 – 2 cm
samping (The length of the distance
the segments on the side rhizomes)
126
Artikel Penelitian
Trimanto et al. – Morfologi, Anatomi dan Uji Histokimia Rimpang
Tabel 2. Pengamatan Histokimia dan Kerapatan Sel Sekretori Curcuma aeruginosa, C. longa, C.
heyneana (Histochemical Observations and Secretory Cell Density of Curcuma aeruginosa, C.
longa, heyneana)
Nama spesies
(Species name)
Karakter Anatomi C. aeruginosa C. longa C. heyneana
No
(Anatomical character)
Nilai Rata-rata (Average value)
1. Bentuk Amilum Oval Oval Oval
2. Amilum 15,80 ± 6,29 μm 25±5.00 μm 15±5,30 μm
Kerapatan 19,75 sel/mm 2 19,94 sel/mm 2 35,85 sel/mm 2
3. Protein 100 ± 20,00 μm 100 ± 10,00 μm 82,5±20,05 μm
Kerapatan 3,11 sel/mm 2 2,06 sel/mm 2 4,94 sel/mm 2
4. Lipid 45±5,00 μm 42,5 ± 2,50 μm Tidak terdeteksi
Kerapatan 0,82 sel/mm 2 1,10 sel/mm 2 0
5. Alkaloid 62,5±2,50 μm 75±5,00 μm 25 ± 5,00 μm
Kerapatan 0,23 sel/mm 2 4,16 sel/mm 2 1,05 sel/mm 2
6. Flavonoid 62,5±2,50 μm 150±5,00 μm 120 ±5,00μm
2 2
Kerapatan 0,23 sel/mm 4,16 sel/mm 1,05 sel/mm 2
7. Tanin 75±5,00μm 87,5±2,25μm Tidak terdeteksi
Kerapatan 0,18 sel/mm 2 12,71 sel/mm 2 0
Gambar 2. Struktur anatomi rimpang. (A, D) rimpang C. aeruginosa 40x dan 100x, (B, E) rimpang C. longa
40x dan 400x, dan (C, F) rimpang C. heyneana 40x dan 400x. Ket: ep: epidermis, hp:
hipodermis, en: endodermis, pr: parenkim, bp: berkas pengangkut, xl: xilem, fl: floem, aml:
butir amilum, dan sm: sel minyak. (Anatomical structure of rhizomes. (A, D) rhizome
C. aeruginosa 40x and 100x, (B, E) rhizome C. longa 40x and 400x, and (C, F) rhizome C.
heyneana 40x and 400x. ep: epidermis, hp: hypodermis, en: endodermis, pr: parenchyme, bp:
transporter file xl: xylem, fl: floem, aml: amylum grains, and sm: oil cells)
127
Berita Biologi 17(2) - Agustus 2018
Gambar 3. Histokimia amilum. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, dan (C, F) C. heyneana
(Histochemical of amylum. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, and (C, F)
C. heyneana)
Gambar 4. Histokimia protein. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, dan (C, F) C. heyneana
(Histochemical of protein. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, and (C, F)
C. heyneana)
Gambar 5. Histokimia lipid. (A, C) Curcuma aeruginosa, (B, D) C. longa (Histochemical of lipid. (A, C)
Curcuma aeruginosa, (B, D) C. longa.)
128
Artikel Penelitian
Trimanto et al. – Morfologi, Anatomi dan Uji Histokimia Rimpang
Gambar 6. Histokimia alkaloid. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, dan (C, F) C. heyneana
(Histochemical of alkaloids. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, dan (C, F) C.
heyneana)
Gambar 7. Histokimia flavonoid. (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, dan (C, F) C. heyneana
(Histochemical of flavonoids (A, D) Curcuma aeruginosa, (B, E) C. longa, dan (C, F) C.
heyneana)
Gambar 8. Histokimia tanin. (A, C) Curcuma aeruginosa, (B, D) C. longa. (Histochemical of tanin. (A, C)
Curcuma aeruginosa, (B, D) C. longa)
129
Berita Biologi 17(2) - Agustus 2018
130
Artikel Penelitian
Trimanto et al. – Morfologi, Anatomi dan Uji Histokimia Rimpang
Gambar 9. Perbandingan kerapatan sel sekretori pada Curcuma aeruginosa, C. longa, C. heyneana
(Comparison of secretory cell density of Curcuma aeruginosa, C. longa, C. heyneana)
hingga lebih dari 100 mikron (Ai, 2013). Butir alkaloid, flavonoid, dan tanin. Alkaloid adalah
amilum pada temu hitam (memiliki ukuran yang senyawa kimia biologis aktif dan heterosiklik yang
sedang antara 15–22,5 μm. Butir amilum pada mengandung nitrogen dan biasanya digunakan
kunyit memiliki ukuran yang sedang hingga besar untuk obat. Senyawa ini memiliki karakteristik,
antara 20–30 μm. Butir amilum pada temu giring seperti (1) toksisitasnya lebih besar atau lebih kecil
memiliki ukuran yang sedang antara 10–20 μm. dengan aktivitas utamanya terletak pada sistem
Butir amilum pada temu hitam berbentuk oval. saraf pusat (SSP), (2) sifat atau karakter dasar dari
Amilum pada temu hitam berjumlah hingga 340 konstruksi kimia, (3) nitrogen heterosiklik sebagai
butir. Butir amilum pada kunyit berbentuk oval. campuran, (4) adanya sintesis dari asam amino atau
Amilum pada kunyit berjumlah hingga 180 butir. turunan langsung dan (5) sifat distribusinya yang
Butir amilum pada temu giring berbentuk oval. terbatas di alam (Aniszewski, 2015). Alkaloid
Amilum pada temu giring berjumlah hingga 300 banyak terdapat pada sel mesofil dan idioblas.
butir . Sebagian besar alkaloid dijumpai pada akar, namun
Protein pada temu hitam memiliki ukuran beberapa dijumpai pada batang maupun rizoma
±100 μm. Protein pada kunyit memiliki ukuran (Nugroho, 2014). Alkaloid pada rimpang temu
±100 μm. Hasil pengukuran protein menunjukan hitam memiliki ukuran ±62,5 μm. Alkaloid pada
bahwa ukuran protein pada ketiga jenis Curcuma kunyit memiliki ukuran ±75 μm. Alkaloid pada
tidak menunjukan perbedaan yang besar. Lipid temu giring memiliki ukuran ±25 μm. C. longa
pada temu hitam (C. aeruginosa) memiliki ukuran memiliki ukuran alkaloid yang paling besar
±45 μm sedikit lebih besar dibanding ukuran lipid diantara jenis Curcuma yang lain.
pada kunyit (C. longa) dengan ukuran ±42,5 μm. Flavonoid merupakan salah satu golongan
Kandungan lipid pada Curcuma dapat mengalami fenol alam yang terbesar. Golongan flavonoid
kenaikan saat kondisi rimpang kering. Menurut mencakup banyak pigmen yang paling umum dan
Ibrahim et al. (2007) kandungan lipid pada terdapat pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari
rimpang kunyit yang dikeringkan lebih tinggi fungus sampai angiospermae. Flavonoid memiliki
dibanding rimpang yang disimpan biasa. sejumlah kegunaan. Pada tumbuhan, flavonoid
Pengamatan metabolit sekunder mencakup berperan dalam proses fotosintesis, aktivitas anti-
131
Berita Biologi 17(2) - Agustus 2018
mikroba dan anti-virus (Rahmat, 2009). Flavonoid hitam), Curcuma longa (kunyit), dan C. heyneana
pada temu hitam (C. aeruginosa) memiliki ukuran (temu giring) memiliki kerapatan sekretori yang
±62,5 μm. Flavonoid pada kunyit (C. longa) lebih kecil.
memiliki ukuran yang besar yaitu ±150 μm.
Flavonoid pada temu giring (C. heyneana) memiliki KESIMPULAN
ukuran ±120 μm yang lebih kecil daripada Perbedaan rimpang Curcuma aeruginosa
flavonoid kunyit. Kandungan flavonoid yang besar (temu hitam), C. longa (kunyit), dan C. heyneana
menunjukan potensi yang besar pula dalam (temu giring) nampak jelas pada warna dagingnya.
pengobatan. Perbedaan morfologi rimpang tidak nampak jelas
Tanin merupakan turunan fenol. Tanin pada bagian yang lain. Perbedaan anatomi rimpang
biasanya tampak sebagai butiran bahan berwarna pada 3 jenis Curcuma juga tidak menunjukan
kuning, merah, atau cokelat pada mikroskop. Tanin perbedaan yang jelas. Ketiga jenis Curcuma
dapat ditemukan dalam bagian yang berbeda dari menunjukkan bagian epidermis, hipodermis,
tumbuhan, misalnya pada daun, periderm, jaringan korteks, berkas pengangkut, endodermis, sel
pembuluh, buah yang belum masak, kulit biji, dan minyak, butir amilum, dan sklerenkim. Tipe berkas
jaringan yang tumbuh karena adanya penyakit. pengangkut adalah kolateral tertutup. Rata-rata
Tanin dapat diketemukan dalam sel biasa atau butir amilum berukuran sedang dan variasi bentuk
dalam idioblas. Tanin berperan sebagai pelindung amilum adalah oval dan bulat. C. longa dan
tumbuhan untuk melawan dehidrasi, pembusukan, C. aeruginosa positif terhadap amilum, protein,
dan perusakan oleh hewan. Secara komersial, tanin lipid, alkaloid, flavonoid dan tanin. C. heyneana
digunakan khususnya dalam industri penyamakan berkorelasi negatif terhadap lipid dan tanin tetapi
kulit (Mulyani, 2006).Tanin pada temu hitam memiliki nilai kerapatan tertinggi pada amilum dan
(C. aeruginosa) memiliki ukuran ±75 μm. Tanin protein. C. longa memiliki nilai kerapatan tertinggi
pada kunyit (C. longa) memiliki ukuran yang besar pada lipid, alkaloid, flavonoid dan tanin.
yaitu ±87,5 μm. Tanin pada C. heyneana tidak
terdeteksi pada pengamatan. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih atas dana
Kerapatan sel sekretori penelitian oleh proyek penelitian DPP/SPP Fakultas
Struktur sekretori merupakan sel atau jaringan MIPA Universitas Brawijaya. Terima kasih
tumbuhan yang memiliki fungsi sebagai tempat disampaikan pula kepada Dr R Hendrian atas ijin
sekresi senyawa metabolit seperti minyak esensial, yang diberikan untuk penelitian terhadap tanaman
getah, resin, alkaloid, dan glikosida. Struktur koleksi Zingiberaceae di Kebun Raya Purwodadi.
sekretori dibedakan menjadi struktur sekretori
eksternal dan internal. Struktur sekretori eksternal DAFTAR PUSTAKA
meliputi trikoma, nektarium atau kelenjar madu, Ai, Y., 2013. Structures, Properties, and Digestibility of Re-
sistant Starch. Disertation. Iowa State University.
hidatoda serta stigma, sedangkan struktur sekresi Iowa.
internal dapat berupa idioblas, rongga sekretori, Aloysius, S. dan Sukirman. 2008. Biology. First edition.
Yudhistira.Yogyakarta.
saluran sekretori dan latisifer (Dickison, 2000). Aniszewski, T., 2015. A lkaloids: Chemistry, Biology, Ecology,
and Applications. Elsevier.
Hasil pengukuran sel sekretori menunjukan bahwa. Bancroft, J.D., 1975. Histochemical Techniques. Second edition.
C. heyneana memiliki nilai kerapatan tertinggi Butterworth-Heinemann Ltd. London.
Bell, A., 1980. The vascular pattern of a rhizomatous ginger
pada Amilum sedangkan C. longa memiliki nilai (Alpinia speciosa L. Zingiberaceae). 1. The aerial
kerapatan tertinggi pada lipid, alkaloid, flavonoid axis and its development. A nnals of Botany, pp. 46
(2), 203–212.
dan tanin. Jika dibandingkan dengan penelitian lain Dickison, W.G., 2000. Integrative Plant Anatomy. Elsevier.
terhadap jenis C. mangga, yang memiliki rata-rata USA.
Girija, T.P. and Rema, S.A.B., 2014. Comparative anatomical
kerapatan butir amilum sebesar 260,39 sel/mm2 and histochemical characterization of the source
(Setyaningrum 2010), jenis C. aeruginosa (temu plants of the ayurvedic drug rasna. International
Journal of Herbal Medicine, 2 (2), pp. 38–4.
Ibrahim, M., Khalid, N. and Hussin, K., 2007. Cultivated gingers
132
Artikel Penelitian
Trimanto et al. – Morfologi, Anatomi dan Uji Histokimia Rimpang
of peninsular Malaysia: utilization, profiles and Nugroho, L.H., 2014. Peran Anatomi dalam Studi Biosintesis
micropropagation. Gardens’ Bulletin Singapore, 59 dan Akumulasi Metabolit Sekunder pada Tumbuhan.
(1&2), pp. 71–88. Naskah Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas
Johansen, D.A., 1940. Plant Microtechnique. first edition. Gadjah Mada. Yogyakarta.
McGraw-Hell Book Company, Inc. USA. Ohio., 2015. Experimental Anatomy of Plant Development
Kress, W.J., Prince, L.M. and Williams, K.J., 2002. The phylog- Laboratory 1. https://www.ohio.edu/plantbio/staff/
eny and a new classification of the ginger rothwell/ (diakses tanggal 17 September 2015).
(Zingiberaceae): evidence from molecular data. Padua, L.S., Banyaprophatsara, N. and Lemmens, R.H.M.J.,
American Journal of Botany, 89(11), pp. 1682–1696. 1999. Plant Resources of South East Asia. Medicinal
Kuntorini, E.M., Maria, D.A., dan Norma, M., 2011. Struktur and Poisonous Plants 1, pp. 211–219 (Curcuma L.).
anatomi dan kerapatan sel sekresi serta aktivitas Bogor. Indonesia.
antioksidan ekstrak etanol dari rimpang temulawak Rahmat, H., 2009. Identifikasi senyawa flavonoid pada sayuran
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) asal Kecamatan indigenous Jawa Barat. Skripsi. Institut Pertanian
Pengaron Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Bogor. Bogor.
Bioscientiae, 8(1), pp. 28–37. Reddy, S.M. and Chary, S.J., 2003. University botany II:
Lalitha, S., Krishnamurthy, K.V., John, S. and Padma, V., 2012. (gymnosperms, plant anatomy, genetics, ecology)
An alternative method to localise starch grains and (Vol. 2). New Age International.
inulin crystals in plant tissue sections. J. Swamy Bot- Setyaningrum, D. N., 2010. Identifikasi Bentuk, Tipe, Ke-
Cl, 29, pp. 9–12. rapatan, dan Rendemen Butir Amilum pada Rimpang
Lestarini, W., Matrani, Trimanto, Fauziah dan Fiqa, A. P. 2012. empat spesies Zingiberaceae. Skripsi. Universitas
An Alphabetical List of Plant Species Cultivated in Negeri Malang. Malang.
Purwodadi Botanic Garden. Purwodadi Botanic Setyawan, A.D., 2001. Anatomi sistematik pada anggota familia
Garden. Pasuruan. Zingiberaceae. BioSMA RT, 3 (2), pp. 36–44.
Mulyani, S., 2006. Anatomi tumbuhan. Kanisius. Yogyakarta. Velayudhan, K.C., Amalraj, V.A. and Muralidharan, V.K., 1996.
Mulyani, S. dan Toga, L., 2011. Analisis flavonoid dan tannin The conspectus of the genus Curcuma in India.
dengan metoda mikroskopi-mikrokimiawi. Majalah Journal of Economic and Taxonomic Botany, 20, pp.
Obat Tradisional, 16(3), pp. 109–114. 345–382.
Novitasari, D., 2015. Studi anatomi, struktur sekretori, dan
histokimia Aglaonema simplex: tumbuhan obat anti
diare di Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi.
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
133
Pedoman Penulisan Naskah Berita Biologi
Berita Biologi adalah jur nal yang mener bitkan ar tikel kemajuan penelitian di bidang biologi dan ilmu -ilmu terkait di Indonesia. Berita
Biologi memuat karya tulis ilmiah asli berupa makalah hasil penelitian, komunikasi pendek dan tinjauan kembali yang belum pernah diterbitkan
atau tidak sedang dikirim ke media lain. Masalah yang diliput harus menampilkan aspek atau informasi baru.
Tipe naskah
1. Makalah lengkap hasil penelitian (original paper)
Naskah merupakan hasil penelitian sendiri yang mengangkat topik yang up to date, tidak lebih dari 15 halaman termasuk tabel dan
gambar. Pencantuman lampiran seperlunya, namun redaksi berhak mengurangi atau meniadakan lampiran.
2. Komunikasi pendek (short communication)
Komuniasi pendek merupakan makalah hasil penelitian yang ingin dipublikasikan secara cepat karena hasil termuan yang menarik, spesifik
dan baru, agar dapat segera diketahui oleh umum. Artikel yang ditulis tidak lebih dari 10 halaman. Hasil dan pembahasan boleh digabung.
3. Tinjauan kembali (review)
Tinjauan kembali merupakan rangkuman tinjauan ilmiah yang sistematis-kritis secara ringkas namun mendalam terhadap topik penelitian
tertentu. Hal yang ditinjau meliputi segala sesuatu yang relevan terhadap topik tinjauan yang memberikan gambaran ‘state of the art’, meli-
puti temuan awal, kemajuan hingga issue terkini, termasuk perdebatan dan kesenjangan yang ada dalam topik yang dibahas. Tinjauan ulang
ini harus merangkum minimal 30 artikel.
Struktur naskah
1. Bahasa
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia atau Inggris yang baik dan benar.
2. Judul
Judul diberikan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Judul harus singkat, jelas dan mencerminkan isi naskah dengan diikuti oleh nama serta
alamat surat menyurat penulis dan alamat email. Nama penulis untuk korespondensi diberi tanda amplop cetak atas (superscript).
3. Abstrak
Abstrak dibuat dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan Inggris. Abstrak memuat secara singkat tentang latar belakang, tujuan, metode, hasil
yang signifikan, kesimpulan dan implikasi hasil penelitian. Abstrak berisi maksimum 200 kata, spasi tunggal. Di bawah abstrak dicantumkan
kata kunci yang terdiri atas maksimum enam kata, dimana kata pertama adalah yang terpenting. Abstrak dalam Bahasa Inggris merupakan
terjemahan dari Bahasa Indonesia. Editor berhak untuk mengedit abstrak demi alasan kejelasan isi abstrak.
4. Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang, permasalahan dan tujuan penelitian. Perlu disebutkan juga studi terdahulu yang pernah dilakukan terkait
dengan penelitian yang dilakukan.
5. Bahan dan cara kerja
Bahan dan cara kerja berisi informasi mengenai metoda yang digunakan dalam penelitian. Pada bagian ini boleh dibuat sub-judul yang
sesuai dengan tahapan penelitian. Metoda harus dipaparkan dengan jelas sesuai dengan standar topik penelitian dan dapat diulang oleh
peneliti lain. Apabila metoda yang digunakan adalah metoda yang sudah baku cukup ditulis sitasinya dan apabila ada modifikasi maka harus
dituliskan dengan jelas bagian mana dan hal apa yang dimodifikasi.
6. Hasil
Hasil memuat data ataupun informasi utama yang diperoleh berdasarkan metoda yang digunakan. Apabila ingin mengacu pada suatu tabel/
grafik/diagram atau gambar, maka hasil yang terdapat pada bagian tersebut dapat diuraikan dengan jelas dengan tidak menggunakan kalimat
‘Lihat Tabel 1’. Apabila menggunakan nilai rata- rata maka harus menyertakan pula standar deviasinya.
7. Pembahasan
Pembahasan bukan merupakan pengulangan dari hasil. Pembahasan mengungkap alasan didapatkannya hasil dan arti atau makna dari hasil
yang didapat tersebut. Bila memungkinkan, hasil penelitian ini dapat dibandingkan dengan studi terdahulu.
8. Kesimpulan
Kesimpulan berisi infomasi yang menyimpulkan hasil penelitian, sesuai dengan tujuan penelitian, dan penelitian berikutnya yang bisa
dilakukan.
9. Ucapan terima kasih
Bagian ini berisi ucapan terima kasih kepada suatu instansi jika penelitian ini didanai atau didukungan oleh instansi tersebut, ataupun kepada
pihak yang membantu langsung penelitian atau penulisan artikel ini.
10. Daftar pustaka
Pada bagian ini, tidak diperkenankan untuk mensitasi artikel yang tidak melalui proses peer review. Apabila harus menyitir dari "laporan"
atau "komunikasi personal" dituliskan 'unpublished' dan tidak perlu ditampilkan di daftar pustaka. Daftar pustaka harus berisi informasi yang
up to date yang sebagian besar berasal dari original papers dan penulisan terbitan berkala ilmiah (nama jurnal) tidak disingkat.
Format naskah
1. Naskah diketik dengan menggunakan program Microsoft Word, huruf New Times Roman ukuran 12, spasi ganda kecuali Abstrak. Batas kiri
-kanan atas-bawah masing-masing 2,5 cm. Maksimum isi naskah 15 halaman termasuk ilustrasi dan tabel.
2. Penulisan bilangan pecahan dengan koma mengikuti bahasa yang ditulis menggunakan dua angka desimal di belakang koma. Apabila
menggunakan Bahasa Indonesia, angka desimal ditulis dengan menggunakan koma (,) dan ditulis dengan menggunakan titik (.) bila
menggunakan bahasa Inggris. Contoh: Panjang buku adalah 2,5 cm. Lenght of the book is 2.5 cm. Penulisan angka 1-9 ditulis dalam kata
kecuali bila bilangan satuan ukur, sedangkan angka 10 dan seterusnya ditulis dengan angka. Contoh lima orang siswa, panjang buku 5 cm.
3. Penulisan satuan mengikuti aturan international system of units.
4. Nama takson dan kategori taksonomi ditulis dengan merujuk kepada aturan standar yang diakui. Untuk tumbuhan menggunakan
International Code of Botanical Nomenclature (ICBN), untuk hewan menggunakan International Code of Zoological Nomenclature (ICZN),
untuk jamur International Code of Nomenclature for A lgae, Fungi and Plant (ICFAFP), International Code of Nomenclature of Bacteria
(ICNB), dan untuk organisme yang lain merujuk pada kesepakatan Internasional. Penulisan nama takson lengkap dengan nama author hanya
dilakukan pada bagian deskripsi takson, misalnya pada naskah taksonomi. Penulisan nama takson untuk bidang lainnya tidak perlu
menggunakan nama author.
5. Tata nama di bidang genetika dan kimia merujuk kepada aturan baku terbaru yang berlaku.
6. Ilustrasi dapat berupa foto (hitam putih atau berwarna) atau gambar tangan (line drawing).
7. Tabel
Tabel diberi judul yang singkat dan jelas, spasi tunggal dalam bahasa Indonesia dan Inggris, sehingga Tabel dapat berdiri sendiri. Tabel
diberi nomor urut sesuai dengan keterangan dalam teks. Keterangan Tabel diletakkan di bawah Tabel. Tabel tidak dibuat tertutup dengan
garis vertikal, hanya menggunakan garis horisontal yang memisahkan judul dan batas bawah. Paragraf pada isi tabel dibuat satu spasi.
8. Gambar
Gambar bisa berupa foto, grafik, diagram dan peta. Judul gambar ditulis secara singkat dan jelas, spasi tunggal. Keterangan yang menyertai
gambar harus dapat berdiri sendiri, ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Gambar dikirim dalam bentuk .jpeg dengan resolusi minimal
300 dpi, untuk line drawing minimal 600dpi.
9. Daftar Pustaka
Sitasi dalam naskah adalah nama penulis dan tahun. Bila penulis lebih dari satu menggunakan kata ‘dan’ atau et al. Contoh: (Kramer, 1983),
(Hamzah dan Yusuf, 1995), (Premachandra et al., 1992). Bila naskah ditulis dalam bahasa Inggris yang menggunakan sitasi 2 orang penulis
maka digunakan kata ‘and’. Contoh: (Hamzah and Yusuf, 1995). Penulisan daftar pustaka, sebagai berikut:
a. Jurnal
Nama jurnal ditulis lengkap.
Agusta, A., Maehara, S., Ohashi, K., Simanjuntak, P. and Shibuya, H., 2005. Stereoselective oxidation at C-4 of flavans by the endophytic
fungus Diaporthe sp. isolated from a tea plant. Chemical and Pharmaceutical Bulletin, 53(12), pp.1565-1569.
b. Buku
Merna, T. and Al-Thani, F.F., 2008. Corporate Risk Management. 2nd ed. John Welly and Sons Ltd. England.
c. Prosiding atau hasil Simposium/Seminar/Lokakarya.
Fidiana, F., Triyuwono, I. and Riduwan, A., 2012. Zakah Perspectives as a Symbol of Individual and Social Piety: Developing Review of
the Meadian Symbolic Interactionism. Global Conference on Business and Finance Proceedings. The Institute of Business and Finance
Research, 7(1), pp. 721 - 742
d. Makalah sebagai bagian dari buku
Barth, M.E., 2004. Fair Values and Financial Statement Volatility. Dalam: Borio, C., Hunter, W.C., Kaufman, G.G., and Tsatsaronis, K.
(eds.) The Market Dicipline A cross Countries and Industries. MIT Press. Cambridge.
e. Thesis, skripsi dan disertasi
Williams, J.W., 2002. Playing the Corporate Shell Game: The Forensic Accounting and Investigation Industry, Law, and the Management
of Organizational Appearance. Dissertation. Graduate Programme in Sociology. York University. Toronto. Ontario.
f. Artikel online.
Artikel yang diunduh secara online ditulis dengan mengikuti format yang berlaku untuk jurnal, buku ataupun thesis dengan dilengkapi
alamat situs dan waktu mengunduh. Tidak diperkenankan untuk mensitasi artikel yang tidak melalui proses peer review misalnya laporan
perjalanan maupun artikel dari laman web yang tidak bisa dipertangung jawabkan kebenarannya seperti wikipedia.
Himman, L.M., 2002. A Moral Change: Business Ethics After Enron. San Diego University Publication. http:ethics.sandiego.edu/LMH/
oped/Enron/index.asp. (accessed 27 Januari 2008) bila naskah ditulis dalam bahasa inggris atau (diakses 27 Januari 2008) bila naskah
ditulis dalam bahasa indonesia
Proofs
Naskah proofs akan dikirim ke penulis dan penulis diwajibkan untuk membaca dan memeriksa kembali isi naskah dengan teliti. Naskah proofs harus
dikirim kembali ke redaksi dalam waktu tiga hari kerja.
Naskah cetak
Setiap penulis yang naskahnya diterbitkan akan diberikan 1 eksemplar majalah Berita Biologi dan reprint. Majalah tersebut akan dikirimkan kepada
corresponding author
Pengiriman naskah
Naskah dikirim secara online ke website berita biologi: http://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi
Alamat kontak
Redaksi Jurnal Berita Biologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI
Cibinong Science Centre, Jl. Raya Bogor Km. 46 Cibinong 16911
Telp: +61-21-8765067, Fax: +62-21-87907612, 8765063, 8765066,
Email: berita.biologi@mail.lipi.go.id, jurnalberitabiologi@yahoo.co.id atau
jurnalberitabiologi@gmail.com