Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

PROTOZOA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PROTOZOA

A. Pengertian Protozoa
Kata protozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos yang berarti
pertama dan zoon yang artinya binatang. Dengan demikian, protozoa berarti
binatang-binatang yang sangat rendah dan bersel satu (unisel). Hewan ini
sangat kecil, sehingga untuk mengamatinya diperlukan mikroskop. Oleh karena
itu, protozoa digolongkan sebagai mikroorganisme. Protozoa merupakan
kelompok lain Protista eukariotik. Ukuran tubuhnya antara 3 sampai 1.000
mikron, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm.

B. Habitat Protozoa
Protozoa hidup pada semua habitat yang memungkinkan hewan itu hidup.
Secara mutlak, protozoa memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam
air, baik air tawar maupun air bergaram, dalam tanah yang basah sampai
kedalaman kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi
lainnya yang bercairan, dan semua tempat di mana saja.
Protozoa yang hidup bebas dalam air sebagian akan membentuk plankton
(Phytoplankton), misalnya Phytomastigophora. Protozoa untuk penelitian
dapat diperoleh dengan mudah dari perairan bebas yang banyak mengandung
bahan sisa tumbuhan dan hewan yang lapuk. Selain itu, dapat juga diperoleh
dari tubuh hewan lain, misalnya dari kecoak dan lain-lainnya. Protozoa tanah
akan ditemukan pada semua tanah dengan kedalaman kurang lebih 15 cm dan
ada yang sampai kedalaman 25 cm. Ratusan spesies protozoa tanah telah
dicatat dan sebagian besar berupa flagellata kecil, Amoeba bercangkang,
Amoeba tanpa cangkang, dan ciliata.

C. Morfologi Protozoa
Bentuk protozoa bermacam-macam, ada yang tidak tetap dan ada yang
tetap. Bentuk yang tetap disebabkan protozoa telah memiliki pelliculus (kulit)
dan beberapa mempunyai cangkang kapur, berflagella, bersilia, dan berspora.
Pada umumnya, protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran yang
mempunyai sedikit granula seluas permukaannya. Membran memegang
peranan dalam sistem pengangkutan enzim, sehingga menimbulkan
metabolisme yang efisien. Pada sebagian besar spesies, membran itu telah
dilapisi oleh lapisan lain, sehingga terbentuk kulit (pelliculus) yang tegar.
Dengan demikian, protozoa yang bersangkutan mempunyai bentuk yang tetap.
Pada tubuh protozoa akan dijumpai plastida dan benda-benda sejenisnya,
misalnya kromatofora, pirinoid, stigmata, pigmen, dan alatalat simbiotik.
Plastida sangat bervariasi, tetapi konstan pada tiap-tiap spesies yang berbeda.
Kromatofora merupakan ciri khusus pada protozoa yang holofitis.
Alat gerak pada protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa
pseudopodia sampai flagella dan silia. Pseudopodia selalu dibentuk dari
ektoplasma, walaupun endoplasma akan mengikutinya. Flagella dan silia
merupakan ciri dari mastigophora dan ciliata mempunyai kemiripan dalam
ultrastruktur. Keduanya merupakan benang bergetar, tersusun atas 2 fiber pada
pusat dan 9 di kelilingnya yang timbul dari basal granula dari kinestom.

D. Perkembangbiakan Protozoa
Protozoa dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual, protozoa dapat mengadakan pembelahan diri menjadi 2 anak sel
(biner), tetapi pada flagellata pembelahan terjadi secara longitudinal dan pada
ciliata secara transversal. Beberapa jenis protozoa membelah diri menjadi
banyak sel (skizogoni). Pada pembelahan skizogoni, inti membelah beberapa
kali kemudian diikuti pembelahan sel menjadi banyak sel anakan.
Perkembangbiakan secara seksual dapat melalui cara konjugasi, autogami,
dan sitogami. Protozoa yang mempunyai habitat atau inang lebih dari satu
dapat mempunyai beberapa cara perkembangbiakan. Sebagai contoh spesies
Plasmodium dapat melakukan skizogoni secara aseksual di dalam sel inang
manusia, tetapi di dalam sel inang nyamuk dapat terjadi perkembangbiakan
secara seksual. Protozoa umumnya berada dalam bentuk diploid. Protozoa
mempunyai kemampuan untuk memperbaiki selnya yang rusak atau terpotong.
Beberapa ciliata dapat memperbaiki selnya yang tinggal 10% dari volume sel
asli asalkan inti selnya tetap ada.

E. Fisiologi Protozoa
Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk
metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer
elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
Protozoa yang hidup di lingkungan air maka oksigen dan air maupun
molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel.
Pada kelompok ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang
disebut sitostom. Sitostom dapat digunakan untuk menangkap makanan
dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan
kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak
di samping sitostom.

F. Klasifikasi Protozoa
Berdasarkan perbedaan bentuk morfologinya serta macam alat geraknya,
protozoa dibedakan menjadi 4 kelas sebagai berikut:
1. Rhizopoda atau sarcodina, alat geraknya adalah pseudopodia atau kaki
semu.
2. Flagellata atau mastigophora, alat geraknya berupa bulu cambuk atau
flagella.
3. Ciliata atau ciliaphora, alat geraknya adalah silia atau bulu getar.
4. Sporozoa, tidak mempunyai alat gerak.

Rhizopoda

Kata rhizopoda berasal dari bahasa Yunani yang berarti binatang berkaki
palsu. Rhizopoda merupakan segolongan hewan bersel satu yang bergerak
dengan kaki palsu atau pseudopodia. Pseudopodia juga digunakan untuk
mengambil makanan dengan cara fagositosis. Hewan-hewan ini hidup di dalam
air laut, air tawar, dan ada pula yang hidup pada tubuh hewan lain atau manusia
sebagai parasit. Cara berkembang biaknya adalah dengan membelah diri.

1. Amoeba
Amoeba (a artinya tidak dan moebein artinya bentuk). Amoeba adalah
hewan satu sel. Hewan ini ada yang hidup di alam bebas, seperti di air atau
tanah lembap, namun ada pula yang hidup di dalam tubuh binatang atau
manusia.
Tubuh Amoeba dibedakan atas dua bagian sitoplasma yaitu endoplasma
dan eksoplasma. Sebuah kantong yang bulat tampak dekat akhir tubuh
hewan, yang tampak lenyap secara periodik dan disebut vakuola kontraktil.
Di tengah endoplasma tampak nukleus dan satu atau lebih kantong yang
disebut vakuola makanan. Vakuola kontraktil berfungsi menampung zat
sisa metabolisme yang tidak berguna dibuang melalui permukaan membran
tubuh. Sementara vakuola
makanan berfungsi mencerna
makanan yang telah berada di
dalam dan dengan enzim
makanan itu menjadi bagian-
bagian yang sederhana yang
selanjutnya diedarkan ke seluruh
tubuh. Bagian makanan yang
tidak dapat dicerna akan
dikeluarkan melalui permukaan
tubuh juga.
2. Foraminifera
Foraminifera dibagi atas 2 golongan, yaitu yang berlubang-lubang dan
hanya mempunyai 1 lubang untuk menyalurkan pseudopodia, seperti
halnya pada Thecamoeba. Sementara golongan yang kedua adalah yang
berlubang-lubang dan mempunyai banyak lubang-lubang kecil. Melalui
lubang itu terjadi jaringan pseudopodia. Pada Foraminifera yang sederhana
berkembang biak dengan membelah diri menjadi dua, seperti pada Arcella.
Pada Foraminifera yang mempunyai bentuk yang kompleks
perkembangbiakannya dengan jalan menambah kamar lain dalam struktur
cangkoknya. Foraminifera membentuk rumah dari kalsium karbonat yang
akan bertumpuk dalam laut membentuk batu karang. Fosil dari salah satu
kelompok Foraminifera, yaitu Globigerina akan membentuk tanah
globigerina yang sangat penting dalam geologi, yaitu sebagai petunjuk
untuk menentukan adanya minyak bumi.
3. Radiolaria
Radiolaria hampir semuanya hidup di laut, mempunyai kapsul sentral yang
tipis, membagi protoplasma badan menjadi intra dan ekstra. Kapsul terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu lapisan asimilatif, calymma dan lapisan luar.
Organisme ini mempunyai kerangka dalam yang terbuat dari silika. Apabila
mati, sisa tubuh organisme ini membentuk tanah radiolaria yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan penggosok.

Flagellata

Nama flagellata berasal dari bahasa Latin flagell yang artinya cambuk atau
mastigophora yang juga berasal dari bahasa Yunani mastig yang berarti
cambuk dan phora yang artinya gerakan. Alat gerak flagellata adalah flagellum
atau cambuk getar. Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagella juga dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga
digunakan sebagai alat indra dan alat bantu untuk menangkap makanan.
Flagellata juga memiliki alat pernapasan yang disebut stigma. Stigma ini
berfungsi sebagai alat respirasi yang dilakukan untuk pembakaran hidrogen
yang terkandung di dalam kornel. Reproduksi flagellata secara aseksual dengan
membelah diri secara membujur. Namun, beberapa flagellata ada juga yang
bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara konjugasi

1. Fitoflagellata
Fitoflagellata adalah flagellata yang dapat melakukan fotosintesis karena
memiliki kromatofor. Fitoflagellata mencerna makanannya dengan
berbagai cara, menelan lalu mencerna di dalam tubuhnya (holozoik),
membuat sendiri makanannya (holofitrik), atau mencerna organisme yang
sudah mati(saprofitik). Habitat fitoflagellata adalah di perairan bersih dan
di perairan kotor. Fitoflagellata bergerak menggunakan flagella.
Cara reproduksi fitoflagellata ada dua, yaitu secara konjugasi dan secara
aseksual dengan membelah diri. Contohnya adalah Euglena viridis, Volvox
globator, dan Noctiluca millaris.
2. Zooflagellata
Zooflagellata adalah flagellata yang tidak mempunyai klorofil dan
menyerupai hewan, sehingga bersifat heterotrof. Ada yang hidup bebas,
namun kebanyakan bersifat parasit pada hewan lain atau pada manusia.
Bentuk tubuhnya mirip dengan sel leher porifera. Mempunyai flagell yang
berfungsi untuk menghasilkan aliran air dengan menggoyangkan flagell,
selain itu flagell juga berfungsi sebagai alat gerak. Reproduksinya secara
seksual dengan pembelahan biner secara longitudinal. Sementara
reproduksi seksualnya belum banyak diketahui. Contohnya adalah
Trypanosoma dan Leishmania.

Ciliata
Ciliata adalah protista bersel satu yang permukaan tubuhnya ditumbuhi
rambut getar (silia) atau hanya pada bagian tertentu. Bentuk tubuhnya tetap
tidak berubah-ubah, oval, dan hidup di tempat-tempat yang berair dan banyak
mengandung bahan organik tinggi. Ciliata ada yang hidup bebas dan ada pula
yang parasit.
1. Paramecium caudatum
Paramecium caudatum disebut pula sebagai hewan sandal, karena bentuk
selnya menyerupai telapak kaki.
Paramecium bergerak
Struktur Paramecium caudatum

dengan menggetarkan
silianya. Dengan getaran
silianya, hewan ini dapat
maju, mundur, membelok,
berguling atau berhenti.
Mulut sel berfungsi untuk
memasukkan makanan ke
dalam sel. Jika rambut getar
di sekitar mulut sel digetarkan
maka terjadi aliran air keluar
masuk mulut sel. Bersamaan
dengan aliran air, terbawa bakteri, sisa bahan organik, atau hewan monoseluler
yang lain, dan terkumpul di dalam mulut sel. Reproduksi dibagi 2 cara yaitu
aseksual dengan membelah diri yaitu dengan pembelahan biner, dan seksual
dengan konjugasi.
2. Nyctoterus ovalis
Nyctoterus ovalis merupakan hewan bersel satu dan hidup di dalam usus
kecoak. Hewan ini berbentuk oval, dapat bergerak karena di seluruh
permukaan tubuhnya terdapat silia. Bentuknya mirip Paramecium.
3. Stentor
Stentor hidup di sawah-sawah atau air menggenang yang banyak
mengandung bahan organik. Biasanya hidup menempel pada suatu tempat.
Akan tetapi, bila keadaan setempat tidak menguntungkan maka Stentor
dapat berpindah tempat. Hewan ini bentuknya seperti terompet, bagian
mulutnya dikelilingi oleh silia, dan bagian tangkainya melekat pada dasar.
4. Balantidium coli
Balantidium coli bersifat parasit pada manusia karena menyebabkan
penyakit diare berdarah atau balantidiosis yang gejalanya sama dengan
penyakit diare. Biasanya hidup di usus besar (kolon).
5. Didinium
Didinium merupakan pemangsa di dalam ekosistem perairan. Ia pemangsa
Paramecium. Hidup di perairan yang banyak mengandung protozoa.
6. Vorticella
Vorticella memiliki bentuk seperti lonceng dan tangkai memanjang yang
diletakkan pada dasar dan menetap di suatu tempat. Sementara silia
terdapat di sekeliling mulut sel. Tangkai dapat lurus atau seperti spiral.
7. Stylonichia
Stylonichia mirip dengan Paramecium yang berbentuk seperti siput.
Silianya berkelompok disebut sirus, yang bentuknya seperti duri-duri.
Hidup di perairan yang banyak mengandung sampah organik atau di
permukaan daun yang terendam air.

Sporozoa
Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Sporozoa hidup sebagai parasit, baik
pada tubuh hewan lain maupun pada manusia. Respirasi dan ekskresi terjadi
secara difusi. Tubuh sporozoa berbentuk bulat panjang. Sebagian sporozoa
memperbanyak diri secara aseksual dan sering disebut skizogoni. Contoh
sporozoa antara lain Plasmodium, Isospora hominis, dan Toxoplasma gondii.
1. Plasmodium
Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan
oleh genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini senantiasa mempunyai
dua inang dalam siklus hidupnya, yaitu vektor nyamuk dan inang
vertebrata. Jenis-jenis Plasmodium antara lain Plasmodium falciparum,
Plasmodium vivax, Plamosmodium malariae, Plasmodium ovale, dan
lain-lain.
2. Isospora
Isospora dapat menyebabkan penyakit isosporiasis. Isosporiasis adalah
penyakit pada usus manusia yang disebabkan oleh parasit Isospora belli.
Penyakit ini dapat ditemui di seluruh dunia, terutama di daerah tropis dan
nontropis. Infeksi sering muncul pada individu dengan sistem imun yang
tenggang, terutama pasien AIDS.
3. Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii adalah hewan bersel satu. Protozoa ini merupakan
parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasmosis dikategorikan
sebagai penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari
hewan ke manusia.
Toxoplasma gondii merupakan parasit yang menumpang hidup pada
hewan, seperti anjing, kucing, kambing, babi, dan kelinci. Kita dapat
terinfeksi parasit toxoplasma ini jika mengonsumsi daging yang tidak
matang dengan sempurna, sayur, dan buah-buahan mentah yang tidak
dicuci bersih, dan berjalan tanpa alas kaki di permukaan tanah yang telah
tercemar parasit tersebut. Sebagian besar Toxoplasma gondii berada dalam
tiga bentuk utama, yaitu ookista, tachyzoit, dan bradizoit. Ookista hanya
terbentuk dalam usus inang definitif, yaitu bangsa kucing. Ookista
dikeluarkan melalui feses. Apabila tertelan oleh manusia atau hewan lain,
berkembang menjadi tachyzoit (tropozoit). Bentuk ini merupakan bentuk
yang dapat memperbanyak diri dengan cepat.

D. Peranan Protozoa Bagi Kehidupan Manusia


Beberapa protozoa yang menguntungkan antara lain sebagai berikut:
1. Zooplankton yang sangat berguna untuk makanan ikan.
2. Entamoeba coli yang hidup di usus manusia dan hewan yang berguna untuk
membusukkan sisa makanan dan membantu pembentukan vitamin K.
3. Foraminifera yang mempunyai kerangka luar dari zat kapur, endapan
kosong dari hewan ini merupakan tanah globigerina, yang fosilnya
digunakan sebagai petunjuk adanya sumber minyak bumi.
4. Radiolaria yang umumnya hidup di laut, mempunyai kerangka dari zat
kersik. Radiolaria yang mati, cangkangnya akan membentuk tanah
radiolaria yang penting sebagai bahan alat penggosok.

Anda mungkin juga menyukai