Prinsip-Prinsip Pbak
Prinsip-Prinsip Pbak
Prinsip-Prinsip Pbak
Prinsip-Prinsip Antikorupsi
Prinsip-prinsip antikorupsi merupakan langkah-langkah antisipatif yang harus dilakukan agar laju
pergerakan korupsi dapat dibendung bahkan diberantas. Prinsip-prinsip antikorupsi pada dasarnya
terkait dengan semua aspek kegiatan publik yang menuntut adanya integritas, objektivitas, kejujuran,
keterbukaan, tanggung gugat, dan meletakkan kepentingan publik di atas kepentingan individu.Dalam
konteks korupsi ada beberapa prinsip yang harus ditegakkan untuk mencegah faktor eksternal penyebab
terjadinya korupsi, yaitu prinsip akuntabilitas, transparansi, kewajaran (fairness), dan adanya kebijakan
atau aturan main yang dapat membatasi ruang gerak korupsi serta kontrol terhadap kebijakan tersebut.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Prinsip akuntabilitas merupakan
pilar penting dalam rangka mencegah terjadinya korupsi. Prinsip ini pada dasarnya dimaksudkan agar
kebijakan dan langkah-langkah atau kinerja yang dijalankan sebuah lembaga dapat
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, prinsip akuntabilitas membutuhkan perangkat-perangkat
pendukung, baik berupa perundang-undangan (de jure) maupun dalam bentuk komitmen dan dukungan
masyarakat (de facto), baik pada level budaya (individu dengan individu) maupun pada level lembaga
(Bappenas, 2002). Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang
2005).
agar setiap penganggaran biaya dapat disusun sesuai target atau sasaran.
dengan maksimal.
b. Evaluasi
mahasiswa baru yang tidak hanya diserahkan kepada Direktur Poltekkes dan
Badan PPSDM Kesehatan, melainkan juga kepada semua pihak, khususnya
2. Transparansi
Transparansi merupakan prinsip yang mengharuskan semua proses kebijakan
bentuk yang paling sederhana, keterikatan interaksi antara dua individu atau
keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga
bagi mahasiswa untuk dapat melanjutkan tanggung jawabnya pada masa kini
evaluasi.
a. Proses penganggaran
Proses penganggaran bersifat dari bawah ke atas (bottom up), mulai dari
c. Proses Pembahasan
penetapan retribusi, pajak, serta aturan lain yang terkait dengan penganggaran
pemerintah.
d. Proses pengawasan
mulai dari pelaksanaan tender, pengerjaan teknis, pelaporan finansial, dan pertanggungjawaban secara
teknis. Proses pengawasan dilakukan dalam
e. Proses evaluasi
kuota, daya tampung dan anggaran yang tersedia, baru dirapatkan untuk
dibahas biaya apa saja yang boleh dibebankan pada calon mahasiswa baru
3. Kewajaran
Prinsip kewajaran (fairness) dimaksudkan untuk mencegah adanya ketidakwajaran dalam penganggaran,
dalam bentuk mark up maupun ketidakwajaran
lainnya. Prinsip kewajaran terdiri atas lima sifat, yaitu sebagai berikut.
a. Komprehensif dan disiplin
pembebanan, pengeluaran, dan tidak melampaui batas (off budget). Hal ini
b. Fleksibilitas
c. Terprediksi
Ketetapan dalam perencanaan berdasarkan asas value for money dengan tujuan
pembangunan.
d. Kejujuran
e. Informatif
teratur dan informatif adalah dasar penilaian kinerja, kejujuran, dan proses
yang telah bersikap wajar dan jujur dan tidak menutup-nutupi hal yang
memang seharusnya disampaikan.
usulan dari jurusan, dilakukan verifikasi oleh direktorat dan seleksi sesuai
menurun pada saat daftar ulang atau tidak mencapai kuota yang sudah
ditentukan akan dirapatkan kembali untuk pengisian kuota yang belum
terpenuhi melalui jalur lain. Kuota yang belum tercapai diisi dengan
Dengan demikian, prinsip kewajaran bertujuan untuk mencegah praktekpraktek ketidakwajaran atau
penyimpangan dalam segala level kehidupan.
yang berkaitan dengan penganggaran agar berjalan secara wajar, jujur, dan
dan mahasiswa juga diharapkan memiliki kualitas moral yang lebih baik.
4. Kebijakan
sosial agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan
masyarakat.
a. Isi kebijakan
Isi atau konten merupakan komponen penting dari sebuah kebijakan.
tersebut.
b. Pembuat kebijakan
Pembuat kebijakan adalah hal yang terkait erat dengan kebijakan antikorupsi.
dan pembuat kebijakan juga akan menentukan kualitas dari isi kebijakan
tersebut
c. Penegakan Kebijakan
Kebijakan yang telah dirumuskan akan berfungsi apabila didukung oleh aktor
kebijakan tersebut sebagai aturan yang mengikat bagi semua, di mana hal
d. Kultur kebijakan
5. Kontrol Kebijakan
efektif dan menghapus semua bentuk korupsi. Sedikitnya terdapat tiga model
a. Partisipasi
b. Evolusi
c. Reformasi
kebijakan yang dianggap tidak sesuai. Substansi dari tiga model tersebut
bersama pemerintah harus sesuai dengan apa yang diusulkan oleh rakyat
utama pendapatan negara (pajak, retribusi, penjualan migas, dan sumber lain
yang dikelola pemerintah), tata cara penarikan dana dari berbagai sumber
anggaran negara (proses penetapan pajak retribusi, dana perimbangan pusat
kegiatan yang tidak hanya dibatasi pada aspek ketepatan dalam penyelesaian
baru aturan yang berlaku belum efisien. Misalnya, uji tulis menggunakan
perlu dipertimbangkan untuk computer base test atau one day service.
sebagai individu tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat, organisasi, dan
institusi.