Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1769 8325 1 PB PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Volume 4 Nomor 2 E-ISSN: 2527-807X

Juli-Desember 2019 P-ISSN: 2527-8088

REALITAS SOSIAL MASYARAKAT PERKAMPUNGAN DALAM


NASKAH DRAMA H.A.H KARYA PUTU WIJAYA
Ferdian Achsani
dwikurniawan219@gmail.com
IAIN Surakarta

Abstract: The drama script is a type of prose fiction literature that can not only
be enjoyed through pen strokes from writers, but also aims to be performed on
stage shows. In drama scripts, the topic or story that is displayed is inseparable
from the life of society in general. Through the action of the cast of the cast, it is
able to show that the story brought in the script seems to reflect the real life.
This study aims to describe the form of reality of social life that occurs in the
H.A.H drama by Putu Wijaya. This research is in the form of qualitative
descriptive, with the method of analysis analysis through the sociological
approach of literature. The source of the data in this study is citation text in the
H.A.H drama script by Putu Wijaya, which reflects the reality of social life in the
village community. Data collection techniques in this study are document
techniques. While the data validity technique used in this study uses source
triangulation. Triangulangi source is one of the validity test data that is suitable
for use in this study. After analysis, the results of this study show that Putu
Wijaya's H.A.H drama script reflects the social life of the community such as:
moral degradation, cultural shifts, social conflict, crime. This is due to weak
economic conditions, lack of understanding of religious teachings about faith,
faith and piety, and lack of education.
Keywords: sociology of literature, drama scripts, social reality

PENDAHULUAN miskin dan jauh dari kehidupan yang


Putu Wijaya merupakan salah satu diidealkan. Naskah drama ini juga
sastrawan yang tidak lagi diragukan bercerita bagaimana kehidupan para
karya-karyanya. Selain sebagai seorang tetangga yang begitu benci dengan
sastrawan beliau juga menjadi seorang keluarga Bopeng, namun ketika
wartawan, penulis resensi buku dan mengetahui bahwa Bopeng
film, juga pemimpin teater Mandiri. mendapatkan lotre satu miliyar, para
Karya-karya yang diciptakannya tetangga berbondong-bondong meminta
merupakan cerminan realita kehidupan sumbangan kepadanya.Selain sebagai
masyarakat, yang tidak hanya terkenal bentuk tiruan dari masyarakat
di Indonesia, namun karya-karya beliau perkampungan yang serba krisis,
juga diterjemahkan dalam bahasa dalam naskah ini juga berisi amanat
Arab, Thailand Spanyol dll. yang mendalam sekaligus bentuk
Dari beberapa karya yang pernah kritikkan yang ingin disampaikan oleh
beliau ciptakan, naskah drama H.A.H Putu Wijaya. Naskah drama ini
karya Putu Wijaya merupakan salah menceritakan perjalanan kehidupan
satu karya sastra yang Warni, yang setiap hari selalu
menggambarkan kehidupan mendapatkan konflik dengan para
masyarakat sekaligus memberikan tetangga, nenek, Pincang, Bopeng
pengajaran moral. Dikatakan sebagai (suaminya) hingga dengan anak-
gambaran masyarakat saat ini karena anaknya. Dalam menghadapi
dalam naskah ini menceritakan permasalahan yang terus datang,
perjuangan hidup masyarakat yang membuat Warni kewalahan dan
tinggal di daerah perkampungan yang akhirnya nekat untuk gantung diri.

139
Ferdian Achsani

Tiuran yang terjadi dalam naskah yang mencakupi pembaruan dan


drama tersebut merupakan bentuk pengelabuan identitas budaya kelas
konflik yang sering terjadi belakangan sosial (sistem kasta) yang digambarkan
ini. naskah drama ini seakan menjadi melalui ideologi para tokoh. Hal
rangkuman dari peristiwa-peristiwa tersebut digambarkan dengan
yang terjadi di masyarakat, meskipun percintaan lintas kasta antara Gusti
naskah drama ini sudah beberapa Biang dan Wayan serta Nyoman dan
tahun lamanya ditulis oleh Putu Ngurah.
Wijaya. Penelitian ini jauh berbeda dengan
Putu Wijaya patut diacungi jempol, penelitian yang dilakukan oleh
atas kepiawaiannya dalam Prihantono. Penelitian Prihantono
menggambarkan kehidupan mengkaji naskah drama BMBM dengan
masyarakat dalam naskah drama ini. pendekatan pascamodernisme,
Karya-karya drama Putu Wijaya tak sedangkan pada penelitian ini akan
jarang selalu mengangkat kehidupan mengkaji naskah drama H.A.H melalui
yang keras getir yang di dalamnya pendekatan mimetic. Meskipun
terdapat pesan ataupun amanat yang keduanya merupakan karya asli dari
mendalam yang ditujukan kepada Putu Wijaya, namun dalam penelitian
penonton (Mujiyanto & Fuady 2014). ini terdapat perbedaan objek, sekaligus
Dalam naskah ini Putu Wjiaya perbedaan pendekatan karya sastra
menceritakan bagaimana permasala- yang digunakan.Dengan pendekatan
han sosial yang sering terjadi dalam sosiologi sastra ini, diharapkan dapat
kehidupan masyarakat. Faktor ekonomi menggambarkan bentuk realitas
merupakan penyebab utama kehidupan yang tergambar dalam
permaslahan-permasalahan sosial yang naskah drama tersebut. Sehingga, hasil
sering terjadi di masyarakat. Mulai dari penelitian ini nantinya juga dapat
dari kejahatan, moral, agama dll. dijadikan badingan bahwa bukan
Apabila faktor ekonomi di masyarakat hanya naskah drama BMBM yang
tinggi, maka dapat menciptakan menceritakan tentang keadaan realitas
kehidupan masyarakat yang makmur suatu masyarakat, namun naskah
serta kondusif. Namun jika faktor drama H.A.H juga mencerminkan
ekonomi masyarakat rendah maka realitas kehidupan suatu masyarakat.
akan memicu konflik di lingkungan Sastra dan masyarakat merupakan
masyarakat. Hal tersebutlah yang ingin dua hal yang tidak dapat dipisahkan
disampaikan oleh Putu Wijaya melalui dan saling melengkapi. Sebagai
naskah drama ini. cerminan dalam kehidupan masyarakat
Penelitian terhadap naskah drama (Pujiharto 2012), karya sastra hadir
H.A.H belum pernah dilakukan oleh sebagai bentuk pembelajaran ataupun
penelitian manapun. Hal ini yang memberikan model kehidupan bagi
menjadikan peneliti tertarik untuk masyarakat. Hal tersebut merupakan
meneliti naskah drama ini. Meskipun salah satu fungsi sastra, dimana selain
begitu, beberapa penelitian terhadap sebagai media hiburan bagi pembaca,
naskah drama karya Putu Wijaya yang melalui medium bahasa sebagai media
lainnya sudah banyak diteliti oleh utama dalam pengembangannya
peneliti lain. Misalnya penelitian (Rokhmansyah 2014, 2-3), suatu karya
terhadap naskah drama Bila Malam sastra juga harus memberikan
Bertambah Malam (BMBM) yang pengajaran kepada pembaca. Pembaca
dilakukan oleh Prihantono (2018) dituntun untuk menemukan nilai baik
melalui pendekatan Pascamodernisme. buruk yang terdapat dalam suatu karya
Hasil analisis terhadap naskah lakon sastra. Baik buruk kualitas suatu karya
karya Putu Wijaya memperlihatkan sastra, tergantung kepada pembaca
terjadinya pergeseran identitas budaya yang memberikan interpretasi ataupun
140 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019
Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan dalam Drama H.A.H Karya Putu Wijaya

apresiasi kepadanya. Dengan adanya sebagai alat perjuangan (Faruk 2015,


karya sastra mempermudah 45). Dalam mencerminkan pengalaman
penyebaran aspek-aspek yang dibuat dalam bentuk cerita
kemasyarakatan yang beragam serta tersebut, tentunya sedikit mengalami
menambah wawasan kepada pembaca. perombakan cerita yang sengaja
Dalam memberikan apresiasi dilakukan oleh pengarang. Hal ini
terhadap suatu karya sastra, peneliti tentunya bertujuan untuk menekankan
bebas melakukan pendekatan terhadap daya estetik atau keindahan pada
karya sastra yang dikaji, asalkan karya karya sastra
sastra tersebut memiliki bukti-bukti Karya sastra dapat dijadikan
yang kuat. Salah satukajian terhadap sebagai pembentuk struktur kehidupan
karya sastra yang dapat digunakan masyarakat. Hal ini dikarenakan karya
adalah pendekatan sosiologi sastra menjadi produk sosial budaya,
sastra.Sosiologi sastra merupakan sehingga sastra dan sosiologi selalu
pendekatan pada karya sastra yang hidup berdampingan. Sastra yang
memahami hubungan antara karya mencerminkan kehidupan tokoh-tokoh
sastra dengan realitas atau kenyataan dapat dikatakan sebagai bentuk
kehidupan manusia (fakta tindakan baik-buruk dalam kehidupan
kemanusiaan). masyarakat. Adanya tindakan baik-
Sosiologi sastra merupakan salah buruk tersebut memunculkan nilai-
satu pendekatan dalam karya sastra nilai kehidupan masyarakat yang
yang mengkaji hubungan suatu karya bertujuan untuk mendidik pembaca
sastra dengan sosial masyarakat. (Endawarsana 2013b). Misalnya saja
Amriani (2014) menegaskan bahwa masyarakat pernah mendengar cerita
sosiologi sastra merupakan pendekatan pewayangan Petruk dadi ratu. Cerita
dalam karya sastra yang tidak hanya tersebut merefleksikan kehidupan
mendeskripsikan fakta sosial rakyat jelata yang berubah menjadi
masyarakat, namun di dalamnya juga penguasa atau pemimpin.
terdapat tanggapan pengarang Naskah drama sebagai suatu karya
terhadap realitas atau fakta sosial seni yang tidak hanya dinikmati dari
tersebut. Sebagai ungkapan perasaan bacaan, tetapi juga dapat dinikmati
masyarakat, maka suatu karya sastra melalui seni peran yang menjadikan
mencerminkan dan mengekspresikan cerita karya Putu Wijaya ini semakin
hidup. Hal tersebutlah yang hidup. Kisah kehidupan dalam drama
menjadikan adanya pendekatan ditulis oleh sastrawan sesuai dengan
sosiologi sastra. Irma (2018) cerminan atau realita kehidupan baik
mengatakan bahwa sosiologi sastra yang pernah ia alami, ia rasakan
merupakan kajian pendekatan karya ataupun imajinasi pengarang. Melalui
sastra yang mengkaji korelasi adegan-adegan yang sudah di tuliskan
masyarakat dan karya sastra. dalam naskah, penonton dapat
Sosiologi sastra beranggapan pada menyaksikan dan menikmati
prinsip bahwa sastra bukan hanya pementasan sebuah drama dan
produk imajiner penulis. Namun di merasakan bagaimana potret
dalamnya juga terdapat faktor-faktor kehidupan yang terjadi dalam
sosial kemasyarakatan yang kehidupan masyarakat dalam naskah
mempengaruhi terciptanya suatu karya drama H.A.H. Hal tersebut juga tidak
sastra. Sosiologi sastra juga dapat terlepas dari keberhasilan para
beranggapan bahwa karya sastra pelakon dalam membawakan perannya
menyimpan informasi kemasyarakatan. (Nuryani, Agus & Dhika 2018).
Dengan demikian sosiologi sastra Pemeran-pemeran dalam pementasan
berupaya mencerminkan kehidupan suatu drama, memiliki peran untuk
masyarakat dalam bentuk tulisan menyampaikan pesan-pesan yang

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 141


Ferdian Achsani

menjadi tata krama yang berlaku penelitian ini. pendekatan mimetic


dalam lingkungan masyarakat, dengan berprinsip bahwa karya sastra
watak yang disesuaikan dengan merupakan bentuk tiruan kehidupan
kehidupan masyarakat (Endawarsana masyarakat. Teknik pengumpulan data
2012). dalam penelitian ini yaitu teknik
Melalui pendekatan sosiologi sastra, dokumen. Adapun yang dilakukan
penelitian ini akan mendeskripsikan yaitu membaca objek penelitian secara
bahwa naskah drama H.A.H karya berulang-ulang agar dapat memahami
Putu Wijaya ini menggambarkan makna dan menangkap isi dalam
realitas kehidupan tentang masalah- naskah drama yang dijadikan sebagai
masalah sosial yang sering terjadi di objek kajian. Setelah membaca data
masyarakat. Dengan membandingkan secara keseluruhan, prosedur
kutipan-kutipan dalam teks naskah selanjutnya adalah mencatat atau
drama dengan sumber-sumber menandai kutipan dalam naskah
dokumen lainnya yang mendukung, drama yang mencerminkan realita
maka dapat dikatakan bahwa teks kehidupan dalam masyarakat. Dalam
tersebut merupakan bentuk realitas penelitian ini menggunakan content
kehidupan di masyarakat. Dari uraian analisys (analisis isi), yaitu dengan
tersebut maka penelitian ini bertujuan menguraikan isi yang terdapat dalam
untuk mendeskripsikan realitas naskah dokumen. Teknik keabsahan
kehidupan masyarakat dalam naskah data dalam penelitian ini yaitu dengan
drama H.A.H karya Putu Wijaya. triangulasi sumber. Triangulasi sumber
Penelitian dengan pendekatan mimetic merupakan salah satu bentuk validitas
pada karya sastra drama H.A.H karya data yang membandingkan data
Putu Wijaya belum pernah diteliti oleh penelitian dengan suatu fenomena yang
peneliti manapun, baik dengan berkaitan (Moleong 2013). Dalam
pendekatan sosiologi sastra ataupun penelitian ini, peneliti melakukan
pendekatan yang lain. Untuk itu observasi, atau pengamatan langsung
pemilihan naskah drama ini sebagai tentang fenomena yang terjadi di
objek penelitian dikarenakan ingin masyarakat. Dengan memanfaatkan
menunjukkan bahwa naskah drama ini kasus-kasus yang serupa yang sudah
berisi gambaran realitas kehidupan terjadi dalam kehidupan masyarakat,
masyarakat saat ini dan sering kita dapat dijadikan sebagai penentu
temui disetiap harinya. keabsahan data penelitian ini.

METODE PENELITIAN REALITAS SOSIAL DALAM DRAMA


Metode penelitian dalam penelitian H.A.H
ini termasuk dalam penelitian Pergeseran Budaya
deskriptif analitik. Metode analitik Sepanjang hidup, manusia tidak
kerap mewarnai dalam penelitian dapat terlepas dari budaya. Budaya
karya sastra. Metode ini memaparkan merupakan suatu tradisi atau adat
data secara apa adanya dalam suatu istiadat yang sudah membudidaya di
karya sastra (Endawarsana 2013a). suatu daerah. Hal ini sudah turun
Sumber data dalam penelitian ini temurun dan sudah hidup di
adalah kutipan dalam naskah drama masyarakat yang berasal dari nenek
H.A.H karya Putu Wijaya. Penelitian moyang. Budaya satu daerah dengan
ini dilakukan melalui beberapa daerah yang lain adakalnya memiliki
tahapan diantaranya: (1) pendekatan perbedaan namun adakalanya juga
terhadap objek, (2) pengumpulan data, memiliki persamaan. Misalnya dalam
(3) analisis data, (4) sajian data. Dalam naskah drama H.A.H. yang mengambil
penelitian ini menggunakan latar disuatu perkampungan di
pendekatan mimetic untuk menjawab Indonesia, tentu budaya yang tercermin
142 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019
Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan dalam Drama H.A.H Karya Putu Wijaya

adalah saling menghormati, perkampungan. Bukan hanya sikap


menghargai, gotong royong, dsb. Bopeng yang menjadi angkuh, namun
Namun hal tersebut tidak tercemin sikap angkuh atau sombong juga
dalam naskah ini. Dalam naskah ini ditunjukkan oleh tokoh Nenek dalam
seolah digambarkan bahwa masyarakat naskah drama ini.
sudah individual dan jauh dari budaya NENEK : Ini banjir kiriman dari
yang semestinya. Perilaku yang di mana. Sampah dari mana
tampilkan dalam naskah tersebut tidak ini. Ah?! Apa-apan ini Apa-
sesuai dengan kodrat manusia sebagai apaan ini!
makhluk sosial, dimana mereka harus PINCANG : Serbu saja, serbu !
menjalin hidup bermasyarakat, Para pengemis mau mengambil
lingkungan dan alam (Habibah 2018, barang-barang. Nenek mengusirnya.
48). Hal tersebut dapat dilihat dalam Para keluarga melihat para pengemis
kutipan berikut ini. mengambil barang lalu ikut
PINCANG : Bopeng! mengambil. Keadaan kacau. Keluarga
PIAN : Aduh! Itu dia! (Mau lari) Pian berusaha menghalangi.
PINCANG : Bangsat! Pengkhianat Kedua kutipan tersebut di atas
kamu! Bagi! menggambarkan bagaimana bentuk
PIAN : Antara kita tidak ada apa- pergeseran budaya yang terjadi dalam
apa lagi ! naskah drama H.A.H. Kedua kutipan
PINCANG : Siapa bilang ! Kita dari diatas seoalah menggambarkan
dulu cs, kamu jangan peribahasa kacang lupa kulit. Pada
PIAN : Siapa yang ngabur, gua kutipan di atas menceritakan
cuma mabur angin-angin! keserakahan, lunturnya rasa
Pada kutipan di atas, digambarkan menghargai. Hal itu ditunjukkan
bahwa telah lunturnya rasa dengan sikap nenek yang menganggap
menghargai. Hal tersebut digambarkan bahwa pengemis yang datang ke rumah
melalui tokoh Bopeng yang sudah tidak Nenek adalah gembel murahan yang
mengenal Pincang. Padahal, Bopeng tidak pantas dekat-dekat dengannya.
dan Pincang sudah lama saling Sang nenek seolah lupa bahwa dahulu
mengenal. Mereka berdua adalah ia juga pernah hidup miskin sama
sahabat. Pincang sering menolong, seperti mereka. Fenomena yang
ketika Bopeng mengalami kesulitan. tampak pada kedua kutipan di atas
Hal tersebut dibuktikan bahwa Pincang merupakan bentuk permasalahan
memberikan pekerjaan kepada Bopeng. sosial yang sering terjadi di lingkungan
Namun, ketika Bopeng sudah merasa masyarakat. Budaya saling
bahwa dirinya kaya, sudah banyak menghargai, menghormati mudah
uang setelah mendapatkan lotre 1 luntur hanya dengan memiliki materi
miliar, ia seolah lupa dengan apa yang atau kekayaan yang berlimaph
sudah diberikan oleh Pincang Baik kutipan satu maupun kutipan
kepadanya dulu. Sikap hidup yang dua merupakan bentuk realita
ditampilkan oleh bopeng dan kepada kehidupan masyarakat. Banyak dari
pincang ini bukanlah merupakan masyarakat saat ini yang merasa sudah
bentuk sosial yang harus ditanamkan kaya, namun mereka sudah lupa
pada setiap diri individu yangmana bagaimana rasanya hidup susah
mereka harus saling berbagi, sebelum mereka kaya. Mereka tidak
memperhatikan, menyadari dan saling pernah menengok kebelakang tentang
melengkapi satu sama lain (Sapendi masa lalunya dan tidak mau belajar
2015, 22). Perilaku yang tercermin darinya. Mereka telah merasa puas,
dalam kutipan satu tersebut hingga akhirnya setan mudah
merupakan bentuk sikap degradasi menggoda mereka dan terjadilah sikap
moral yang tampak pada daerah ketamakan pada diri mereka. Begitulah

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 143


Ferdian Achsani

amanat serta realitas yang tergambar untuk kelangsungan hidup para


dari kedua kutipan tersebut. tetangga.
Kutipan tersebut merupakan
Konflik Sosial
cerminan kehidupan masyarakat yang
Konflik sosial merupkan konflik
sering sekali kita temui. Misalnya pada
yang terjadi antara satu kelompok
tahun 2017, seseorang tega memukul
dengan orang tertentu. Syam (2014,
tetangganya sendiri lantaran hutang
115) berpendapat bahwa konflik sosial
yang tak kunjung dibayar. bahkan di
merupakan konflik yang sering terjadi
tahun yang sama di daerah Jawa Barat
di lingkungan masyarakat. Umumnya
terjadi pembunuhan hanya karena
konflik sosial ini biasanya dipicu
persoalan hutang. Beberapa kasus
karena beberapa hal yang dapat
tersebut sebagai contoh bahwa masih
menimbulkan kericuhan. Dalam
sering terjadi tindak kejahatan hanya
naskah drama H.A.H ini konflik sosial
karena permaslahan hutang.Perbedaan
digambarkan seperti pertikaian antara
yang tampak antara realita konflik
para tetangga dengan Warni. Hal
sosial dengan yang berada dalam
tersebut dapat dilihat dalam kutipan
kutipan tersebut pada permasalahan
berikut ini.
hutang yang berujung pada konflik
TETANGGA : Pokoknya kalau besok pagi sosial. Sebagai manusia makhluk
duit kita belum dibalikin sosial, sudah sebaiknya kita saling
nggak tahu dah. Masuk menghargai, saling toleransi dan tolong
masuk bui biarin, mau menolong terhadap sesama, terutama
digampar juga nggak apa! kepada tetangga sebagai bentuk
TETANGGA : Jangan pura-pura nggak implementasi sila pancasila, dan agar
denger lhu, brengsek! dapat membentuk kehidupan
Istri menangis tertahan sambil terus masyarakat yang harmonis. Sesama
menyisir. tetangga harus saling hidup rukun,
TETANGGA : Hhh kuno! Boleh mewek kompak agar tercipta kehidupan
tapi hutang tetap hutang! masyarakat yang harmonis.
Bayar!
TETANGGA : Jangan belagak pilon! Degradasi Moral
Moral merupakan perbuatan baik
Pada kutipan di atas
buruk manusia dalam kehidupan
menggambarkan bagaimana bentuk
sehar-hari. Moral merupakan hasil
konflik sosial antara para tetangga
produktivitas dari agama. Jika agama
dengan Warni. Dalam kutipan tersebut
seseorang itu baik, maka baik pula
menceritakan bahwa para tetangga
moral seseorang. Hal ini juga
sudah kuwalahan dalam mengahdapi
menandakan apabila moral seseorang
sikap Warni. Tuntutan ekonomi yang
buruk maka buruk juga agamanya.
mendesak menyebabkan kehidupan
Kemerosotan moral yang terjadi dalam
Warni bergantung dari para tetangga.
naskah drama karya Putu Wijaya ini
Ia sering berhutang kepada tetangga
digambarkan bahwa masyarakat
untuk mencukupi kebutuhan sehari-
sudah tidak mematuhi norma-norma
hari. Namun lambat laun para tetangga
yang berlaku dalam kehidupan. Hal ini
muak dengan sikap Warni yang terus-
tergambar pada kutipan-kutipan
terusan hutang tanpa adanya kepastian
berikut ini.
kapan dia akan membayarnya. Maka
dalam konflik diatas timbul karena TETANGGA : Dia yang merusak anak
perselisihan hutang yang belum juga kita yang lagi giat-
dibayar. Para tetangga melabrak Warni giatnya belajar, kok orang
dengan tujuan agar Warni merasa yang tadinya bener
kapok sehingga hutang-hutang mereka diajakin main judi.
segera di bayar dan dapat digunakan TETANGGA : Anak gue diajakin

144 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019


Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan dalam Drama H.A.H Karya Putu Wijaya

nyuntik. Diajakin main berkeluarga. Hal itu tidak sesuai


perempuan. kurangajar. dengan norma pribadinya.
Pada kutipan di atas tersebut SeharunyaLusi menghargai hubungan
kemerosotan moral digambarkan oleh antara hasip dan istrinya dengan tidak
para tetangga yang geram terhadap menjadi orang ketiga didalamnya.
ulah Warni yang mengajarkan anak- Fenomena yang digambarkan oleh lusi
anak tetangganya untuk berbuat judi, dan hansip tersebut merupakan bentuk
mesum dan main perempuan. Hal ini perilaku yang tidak beradab.
menendakan bahwa kehidupan Perilaku yang tercermin baik dari
masyarakat sudah jauh dari norma kutipan satu dan kutipan dua di atas
yang berlaku. Perbuatan judi, mesum merupakan bentuk realitas kehidupan
dan main perempuan merupakan yang sering terjadi di masyarakat saat
penyakit yang sering terjadi di ini. Anak-anak atau generasi penerus
masyarakat dan harus dihilangkan. sudah jauh dari etika dan tatakrama
Tidak seharusnya generasi penerus yang sudah berlaku dan membudidaya
diajarkan dengan hal-hal yang di masyarakat. Dalam dua kutipan
bertentangan dengan etika dan moral yang sudah dijabarkan di atas
yang berlaku di masyarakat tersebut. menandakan bahwa bentuk degradasi
Hal ini lahbeberapa perilaku yang moral anak-anak digambarkan dengan
disampaikan oleh Ibda (2012, 338) perbuatan seperti berjudi, main
bahwa krisis moral tengah menjamur perempuan, menjadi pelakor. Hal ini
di kalangan remaja, khususnya sesuai dengan realitas kehidupan
generasi penerus. Mereka telah lupa seperti saat ini, dimana anak-anak
bahwa apa yang mereka lakukan muda saat ini sudah banyak yang
sangat bertentangan dengan moral dan menyimpang dari moralitas. Pada
etika yang berlaku di masyarakat. tahun 2018, seorang perempuan di
Maka kutipan di atas merupakan Jawa tertangkap berjudi hingga
bentuk pelanggaran moral yang terjadi akhirnya di tangkap oleh polisi.
di kalangan anak muda atau remaja. Kemudian pada tahun yang sama juga
Dalam naskah drama ini kemerosotan beredar kabar seorang mahasiswa dan
moral juga ditunjukkan oleh sikap dosennya yang tertangkap saat razia.
anak yang masih remaja, tetapi suka Hal ini sebagai bukti bahwa apa yang
bermain (kencan) dengan lelaki yang dituliskan oleh Putu Wijaya dalam
sudah beristri. naskah drama tersebut memang benar-
benar terjadi di kehidupan masyarakat
ANAK : Ke mana saja mau.
saat ini, meskipun naskah drama ini
HANSIP : Nanti kena marah orang
ditulis sudah berapa tahun lamanya.
rumah?
Kerusakan moral atau degradasi
ANAK : Biarin. Udah biasa.
moral sudah menjadi penyakit serius di
(langsung naik ke
kalangan remaja. Untuk itu, sebagai
boncengan). Ngebut ya!
seorang remaja harus membentengi diri
(memeluk). Ayo Oom!
agar tidak mengalami hal yang serupa.
HANSIP : Upahnya apa?
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh
ANAK : Apa saja deh!
remaja dalam membentengi diri
HANSIP : Tapi tiga kali!
mereka. Salah satunya yaitu dengan
ANAK : Sip.
mendekatakan diri kepada Agama.
Pada kutipan di atas tersebut Semakin dekat dengan agama, maka
menggambarkan perilaku kehidupan semakin takut pula seseorang untuk
Lusi yang diam-diam menyukai Hansip berbuat perbuatan tercela. Semakin
yang sudah beristri. Sebagai orang dekat pula dengan agama, maka
yang beradab tidak semestinya Lusi moralitas individu akan semakin
menganggu hubungan orang lain, terbentuk sehingga menjadikan
terlebih hubungan orang yang sudah

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 145


Ferdian Achsani

manusia yang lebih beradab. rumahnya dan membawa senjata


tajam serta mengancam seluruh
Kejahatan
penduduk rumah agar segera memberi
Kejahatan merupakan suatu
tahu keberadaan Bopeng. Hal tersebut
kegiatan yang melanggar ketertiban,
membuat seisi rumah ketakutan. Akan
keamanan suatu aturan. Kejahatan
tetapi seisi rumah tidak ada yang
sebisa mungkin harus dihindari karena
mengetahui keberadaan Bopeng,
dapat merugikan baik pelaku maupun
hingga akhirnya anaknya yang
korban. Pemahaman pengendalian
menjadi bencong dijadikan sebagai
kejahatan dan pencegahan kejahatan
jaminan agar Bopeng mau menemui
merupakan bagian dari lingkup
Pincang. Kejahatan yang dilakukan
pengendalian sosial (Aulina 2017, 8).
oleh pincang terus berlanjut hingga
Akan tetapi kejahatan merupakan
akhirnya, ketika ia bertemu dengan
suatu penyakit yang tidak bisa di
Pian (Bopeng), kejahatannya dapat
hindarkan dalam kehidupan
dihentikan oleh sang Hansip yang
masyarakat. Misalnya seperti yang
bertanggung jawab sebagai keamanan
dicontohkan dalam naskah drama
lingkungan.
karya Putu Wijaya ini. Dalam naskah
ini, di ceritakan bahwa tokoh Pincang HANSIP : Tenang, tenang ! (Semua
merupakan pelaku kejahatan dalam orang berhenti menyanyi).
masyarakat. Sifat keserakahan PINCANG : Pian ! Bangsat ! Lhu jangan
membawanya untuk sering ngabur !
meresahkan orang lain dan membawa Hansip memukul Pincang.
petaka bagi orang lain. Hal tersebut HANSIP : Kapok!
dapat dilihat dalam kutipan berikut ini.
Hansip memborgol Pincang. Pian keluar
NENEK : Berisik! dari orang-orang itu.
PINCANG : Hee! Bongkok! Tikus busuk
PINCANG : Pian lhu jangan ngabur!
nggak usah ikut campur!
PIAN : Siapa bilang gua kabur.Gua
Mau dipatahin lagi ya?
ada di sini sekarang. Gua di
NENEK : Orang cuma ngasi tahu,
sini!!
seminggu bukan setahun
HANSIP : (Meniup sempritan sehingga
Pian belum pulang.
semua diam)
PINCANG : Diam lhu! (mengokang
Tidak punya uang susah,
senjatanya).
punya uang jadi begini
Ini senjata pinjaman. Yang
akibatnya. Kirain gampang
punya lagi tiduran sama
jadi orang kaya. Ayo bubar
jande tukang tahu di pasar.
semua. Bubar, ini bukan
Tapi kalau gua tembak,
urusan kita lagi ! Bubar !
pale lhu pecah juga jadi
Susah jadi juragan, tahu
seribu. Jangan ikut
nggak, kalau nggak kuat ya
campur, Hantu!
kayak begini jadinya.
Kutipan diatas menceritakan Berabe nggak ?!
bagaimana bentuk kejahatan dan
Karakter pantang menyerah demi
bagaimaan akibat dari kejahatan yang
mendapatkan apa yang diinginkannya.
ditimbulkan oleh Pincang. Dalam
Begitulah karakter yang digambarkan
naskah drama ini, Pincang
oleh tokoh Pincang sebagai preman
digambarkan sebagai preman
dalam naskah drama ini. Hal ini
penguasa di gang mesum. Dalam
terlihat ketika pencarian Bopeng tidak
kutipan diatas menceritakan
membuahkan hasil, ia tidak pernah
bagaimana bentuk kejahatan yang
menyerah dan terus berusaha hingga
dilakukan oleh Pincang. Demi mencari
akhirnya ia bertemu dengan Bopeng.
Bopeng, Pincang sampai masuk ke
146 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019
Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan dalam Drama H.A.H Karya Putu Wijaya

Namun ternyata nasib tidak berpihak tergambar dalam naskah drama H.A.H
padanya. Ia justru ditangkap dan karya Putu Wijaya ini, tidak terlepas
diborgol oleh Hansip agar tidak bisa dari faktor penyebabnya atau yang
berbuat onar lagi.Pada kutipan 2 di melatarbelakangi mengapa hal-hal
atas, menceritakan akibat dari tersebut dapat terjadi. Faktor-faktor
perbuatan yang dilakukan oleh penyebab ini saling bertalian sehingga
Pincang. Dalam kutipan tersebut menimbulkan realitas kehidupan
digambarkan bahwa hasip berhasil seperti yang tercermin dalam
mengamankan Pincang dengan penjabaran di atas. Adapun faktor-
memborgolnya agar tidak lagi berbuat faktor tersebut seperti berikut ini.
onar, setelah Pincang bertemu dengan
Kemiskinan
Bopeng dan berkelahi dengannya.
Faktor ekonomi merupakan salah
Baik dalam kutipan satu maupun
satu faktor yang mendukung
kutipan dua tersebut menggambarkan
keberhasilan dalam segala hal.
bagaimana realita kehidupan di zaman
Ekonomi yang maju akan
sekarang ini. Di zaman milenial ini
mempermudah jalannya perkembangan
kejahatan banyak terjadi dimana-mana
manusia dalam segala hal. Bahkan
dan anak pun dijadikan sebagai
sebaliknya, faktor ekonomi yang rendah
jaminan agar sang penjahat berhasil
akan menghambat perkembangan
mendapatkan apa yang diinginkannya.
manusia dalam segala bidang. Sehingga
Tak hanya itu. Preman suatu daerah
kemiskinan dapat mempengaruhi
ataupun suatu wilayah masih berkuasa
segala aspek kehidupan masyarakat
dan membuat resah masyarakat. Hal
(Nugroho 2018, 249). Realitas
ini dapat dilihat pada tahun 2018,
kehidupan yang digambarkan dalam
seorang preman ditangkap karena telah
naskah drama H.A.H. karya Putu
melakukan aksi criminal. Beberapa
Wijaya ini menggambarkan bagaimana
aksi criminal yang dilakukannya
bentuk keluarga di suatu
seperti pemalakan, penyerangan ruko,
perkampungan yang miskin. Keadaan
dan penguasaan wilayah. Hal ini
ekonomi yang mendesak untuk makan
menjadikan resah warga, hingga
dan segala macam menuntut Warni
akhirnya ia pun ditangkap dan
untuk menghalalkan segara macam
dipenjara. Kasus penangkapan preman
cara demi kelangsungan hidup
tersebut sebagai bukti bahwa masih
keluarga. Hal itu dapat dilihat pada
terdapat kejahatan preman yang terjadi
kutipan-kutipan berikut ini.
saat ini. preman sangat berkuasa dan
ingin menang sendiri. Mereka seakan Pincang memeriksa setiap orang.
tidak memiliki hati nurani. Begitulah Sampai ke anak perempuan, dia tiba-
yang tergambar dari tokoh Pincang. tiba merogoh tetek anak itu.
Dalam cerita ini juga ditampilkan ANAK : (Menjerit )
bagaimana bentuk pemalakan yang PINCANG : Bangsat! Jangan pura-
dilakukan oleh Pincang dengan pura. Sama Hansip itu lhu
mengejar Bopeng. Namun pada kok mau diapa-apain! Ini
akhirnya Pincang ditangkap oleh senjata betulan tahu?!
Hansip dan tidak mendapatkan hasil Gua udah sering bunuh
dari keinginannya. orang!
ISTRI : Kasih saja! Kalau dia
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA memang mau, asal bisa
PERMASALAHAN SOSIAL bayar!
Terjadinya permasalahan sosial
Anak itu membuka bajunya,
yang terjadi di masyarakat seperti
memperlihatkan bagian tubuhnya
kejahatan, degradasi moral, pergeseran
yang tadi dirogoh. Pincang meludah.
budaya dan konflik sosial yang terjadi
di wilayah perkampungan seperti yang PINCANG : Bangsat, lhu pikir gua

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 147


Ferdian Achsani

doyan daging busuk? digunakan untuk kelangsungan hidup


Pincang tidak keluarganya untuk kedepannya. Tidak
sembarangan cari hanya menjual satu anak, namun
perempuan. Tahu. Paling warni juga mengizinkan anaknya
nggak peragawati, cover untuk menjadi bencong.
girl atau pemain sinetron. NENEK : Kalau ada rezeki jangan lupa
Tutup lagi. Begitu kok siapa yang kasih jalan dulu.
dipamerin. Bau bacin, lhu! ANAK : Tak usah ya.
Mana, Boy? ISTRI : Cuci dulu sana, jorok!
Kutipan pada data di atas ANAK : Ah capek ah! (Terus
menggambarkan sosok Pincang yang membanting tubuhnya ke
tengah mencari keberadaan Bopeng tempat tidur)
(Pian). Mengetahui bahwa Bopeng NENEK : Anak baik-baik kok diajar
berhasil menang dan mendapatkan nyabo.
lotre 1 milyar membuat Pincang tidak ISTRI : Tapi ikut makan juga kan!
terima dan ingin mengambil sebagian NENEK : Ajarin kek yang bener.
dari hasil yang sudah didapatkan oleh Masak anak bagus-bagus
Bopeng. Akan tetapi Bopeng terus saja begitu disuruh jadi
menghindar dari kejaran Pincang. ANAK : Jadi apa? Bencong? Kalau
Alhasil yang menjadi imbas adalah ngak ada bencong ini juga
keluarganya dimana anak dan istrinya nggak ada yang makan di
selalu saja didatangi oleh Pincang. sini. Jangan anggap remeh
Dalam kutipan diatas aku. Mesti, mesti bikin sakit
menggambarkan bahwa Pincang hati. Maunya nyinggung
tengah mencari keberadaan Bopeng perasaan. Kita udah capek
dengan memeriksa anak-anak Bopeng. bating tulang, terus saja
Lusimenjerit ketika Bopeng dilipet kayak lumpia. Lama-
melakukan perbuatan yang tidak lama bunuh diri juga gua
senonoh padanya, ketika sedang kebanyakan frustasi. Badan
memeriksa anak-anak Bopeng. sudah ringsek begini, kasih
Bukannya melakukan pembelaan kek penghargaan sedikit.
terhadap anaknya, Warni justru malah Kok malah dihina terus.
menyuruh Lusi untuk memberikan Memangnya ini comberan
barang berharga yang dimilikinya tempat berak? Tak usah ya!
kepada Pincang asalkan Pincang mau Kalau memang nggak butuh
membayar dan memberikan uang biar gua minggat sekarang
padanya. biar tahu rasa! Biar kapok!
Perbuatan yang dilakukan oleh (Meloncat bangun).
Warni menyuruh anaknya tersebut Tidak hanya menjual anaknya,
dilakukan karena desakan ekonomi. Warni juga memperbolehkan anaknya
Warni rela melakukan apa saja demi menjadi bencong. Hal itu dapat dilihat
mendapatkan uang untuk pada kutipan dua. Dalam kutipan
kelangsungan hidup kedepannya. tersebut dijelaskan bahwa kehidupan
Salah satu yang dilakukan oleh Warni Warni untuk makan bergantung pada
yaitu dengan menjual anaknya kepada hasil kerja anak laki-lakinya yang
orang lain asalkan dibayar. Menjual menjadi bencong. Hal tersebut diakui
disini bukan dalam artian Lusi ikut sendiri oleh anaknya, bahwa jika tidak
dengan pian selamanya, namun dijual ada dia maka satu keluarga tidak ada
disini Lusi diberikan kepada Pincang yang merasakan makan. Rendahnya
untuk dinikmati. Dengan bayaran ekonomi yang dialami oleh keluarga
tersebut, Warni berharap uangnya bisa Warni menuntunnya agar bisa

148 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019


Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan dalam Drama H.A.H Karya Putu Wijaya

menghalalkan segala macam cara bagi manusia. agama adalah keyakinan


demi kelangsungan hidup. Ia tidak dan kepercayaan yang harus dianut
peduli dan juga tidak memikirkan oleh umatnya. Agama merupakan
apakah uang yang mereka dapat seperangkat aturan yang mengatur
dihasilkan dari perbuatan yang baik kehidupan manusia agar lebih menjadi
ataupun buruk. Baginya, uang adalah pribadi yang baik. Dalam agama selalu
segalanya. Uang adalah penggerak mengajarkan kepada manusia untuk
agar ia bisa merasakan kenikmatan berbuat baik dan mencegah yang buruk
dan kelangsungan hidup. (amal ma’ruf nahi mungkar). Jika
Dari dua kutipan di atas, seseorang memiliki iman yang baik
menggambarkan bahwa rendahnya maka dia tidak akan mudah tergoda
ekonomi suatu masyarakat menjadi nafsu setan atau melakukan perbuatan
penyebab kejahatan, dan degradasi tercela. Dalam naskah drama karya
moral terjadi. Misalnya seperti yang Putu Wijaya ini menggambarkan
dilakukan oleh pincang. realita kehidupan masyarakat yang
Kesehariannya yang tidak bekerja jauh dari norma agama. Kemerosotan
sehingga tidak mendapatkan iman terjadi ketika Warni brniat untuk
pemasukkan ekonomi membuatnya bunuh diri, Bopeng yang suka mabuk-
nekat melakukan kejahatan yang mabukkan, boy yang suka mengumbar
ditunjukkan dengan mengancam dan alat kelaminnya untuk perempuan-
menggeledah seluruh isi rumah perempuan, dll. Hal itu dapat dilihat
Bopeng. Selain itu rendahnya ekonomi dari beberapa kutipan berikut ini.
suatu masyarakat juga berdampak Kutipan 1
pada moral anak-anak seperti yang
ditunjukkan pada kutipan dua. Demi ISTRI : (Berbalik. Semua anak-anak
mendapatkan uang untuk berhenti tertawa dan tidur
kelangsungan hidup, anak-anak warni lagi). Tutup mata kamu,
nekad melakukan perbuatan yang besok semua harus kerja.
tidak senonoh. Salah satunya dengan Nggak ada beras lagi. Bapak
menjadi bencong di perempatan. kamu sudah setahun kabur.
Dengan menjualkan dirinya kepada NENEK : (Dari luar). Sebulan.
laki-laki hidung belang, si bencong ISTRI : Besok semua kerja kalau mau
berharap dapat mendapatkan uang makan! Sabet apa saja.
dan dapat membantu kelangsungan Belajar sama pemimpin-
hidup keluarga. pemimpin kitya itu. Wakil-
Dari hal ini sudah tampak jelas wakil rakyat Sudah kenyang
bahwa faktor ekonomi menjadi salah mereka masih ngerampok
satu penyebab terjadinya kejahatan orang miskin. Jangan main
dan degradasi moral dikalangan melulu. Di Pasar Burung, di
masyarakat. Mereka melakukan perempatan, banyak orang
segala macam cara demi mendapatkan lengfah yang bisa diembat,
uang agar bisa melanjutkan asal lhu berani aja, jangan
kehidupan mereka. Bagi mereka, takut. Jangan cuma berani
kelangsungan hidup adalah harga sama tetangga, paling banter
mahal dan nomor utama yang harus kamu cuma kebagian
dipenuhi, daripada mereka harus mati jemuran, di loak juga
kelaparan. Mereka tidak percuma, ngabis-ngabisin
memperdulikan segala macam cara tenaga saja. Kalau nyolong
yang dilakukan apakah baik ataupun jangan tanggung. Seratus
buruk. trilyun. Masuk bus kek cari
dompet. Ngompas toke-toke.
Agama Atau cari anjing di kompleks
Agama merupakan pedoman hidup perumahan orang kaya.

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 149


Ferdian Achsani

Lama-lama nanti ada barang. Sudah layu


pengalaman dikit, ntar baru begitu masih saja
nyolong anak, besar bertingkah! Minggat!
tadahannya sekarang. Kita (Hansip mendorong
bisa beli rumah di Pondok motornya dengan
Indah. Daripada nyabo, badan gugup)
capek, modal nggak balik, Belum kapok kamu ya !
akhirnya penyakitan. Terus Satu kali lagi coba-coba
begini lama-lama kita mati. ganggu laki gua awas
Istri duduk kembali. Nyisir. Nenek barang kamu tak robek
masuk membawa sesuatu yang sampai jebol! Kalau ada
disembunyikannya. modal sih mendingan.
Ini udah gembrot
Kutipan di atas menggambarkan
(maksudnya memaki,
bentuk kemerosotan akidah di
ternyata ia
masyarakat. Dalam kutipan satu
menyebutkan ciri-ciri
menggambarkan bagaimana kehidpan
phisik dirinya sendiri),
krisis ekonomi yang dialami oleh
beser, bau, kok
keluarga warni, sehingga ia menyuruh
genitnya minta ampun!
anak-anaknya untuk bekerja dengan
Tetangga muncul lagi.
menghalalkan bebagai macam cara.
Misalnya saja dalam kutipan tersebut Anak adalah titipan yang harus
dijelaskan bahwa warni menyuruh dijaga oleh orang tua. Keberhasilan
anak-anaknya untuk merampas, anak dalam mendidik anak tergantung
mencuri, ataupun mencopet barang- pada pola asuh yang diberikan oleh
barang yang dapat menghasilkan uang, orang tua. Pada kutipan di atas
sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan bahwa lemahnya
kelangsungan hidup keluarga. akidah yang diajarkan pada orang tua
Kebebasan yang diberikan Warni pada pada anak berdampak pada kelakuan
anak-anaknya juga tergambar pada akhlak yang kurang baik di
perilaku lusi yang suka menggoda masyarakat. Hal itu digambarkan
Hansip, hingga membuat Istri Hansip dengan sosok hansip yang mencintai
geram. lusi. Padahal hansip sendiri sudah
berkeluarga dan memiliki anak yang
ISTRI HANSIP : Lonte! Kecil-kecil sudah
dijodohkan dengan boy. Pada subbab
gatal begini, besar-
sebelumnya telah disampaikan bahwa
besar kamu jadi
perbuatan Lusi tersebut merupakan
peyeum! Setan!
bentuk kemerosotan moral dan tidak
Meludahi. Anak lari dan meloncat
seharusnya membuat Lusi berbuat
masuk ke bawah balai-balai.
demikian.
ISTRI HANSIP : Bilangin Mak kamu,
Lemahnya akidah di masyarakat
kalau mau merebut laki
yang tergambar dalam naskah drama
orang terang-terangan!
H.A.H karya Putu Wijaya ini menjadi
Kita selesaikan secara
salah satu penyebab adanya realitas
jantan!
kehidupan sosial yang membuat
Meludah lagi.
kemerosotan akhlak. Adanya
HANSIP : Dia Cuma mau num...
keserakahan warni yang menuntut
Langsung dihajar lagi.
anaknya mencari uang dengan
ISTRI HANSIP : Pulang! Cepat pulang!
menghalalkan berbagai macam cara
Dasar lelaki, bisa saja
seperti mencopet, mencuri, dan
cari alasan. Dinas kek,
merampok ini mengakibatkan
lembur kek, tahunya
timbulnya kejahatan di masyarakat.
cuma mau nyuci

150 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019


Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan dalam Drama H.A.H Karya Putu Wijaya

Kelakuan Hansip yang masih suka untuk cari makan tapi


dengan perempuan lain juga cari kepintaran
mengakibatkan timbulnya konflik supaya tidak ngaco,
sosial antara warni dan istri hansip. bego!
Seandainya iman dan akidah mereka ISTRI : Buat apa pintar kalau
kuat, tentu saja hal yang demikian kalau akhirnya
tidak akan pernah terjadi di suatu nyolong juga? Lebih
masyarakat. Dari hal ini sehingga baik langsung saja
dapat diketahui bahwa kurangnya nyolong.
iman dan akidah agama juga dapat ISTRI HANSIP : Dengar. Dengar tidak?
memincu timbulnya kejatahatan dan Sadar dia. Sadar dia
konflik sosial di masyarakat. bejat. Itu suara setan!
ISTRI : Daripada mati
Pendidikan
kelaparan lebih baik
Pendidikan merupakan salah satu
bejat.
usaha sadar dan terrencana untuk
TETANGGA : Gila ! Kalau sudah
membentuk ranah kognitif
begini harus depetrus
(pengetahuan) siswa dan juga karakter
juga biar jangan jadi
siswa. Pendidikan merupakan suatu
penyakit.
proses untuk mendidik siswa agar lebih
ISTRI HANSIP : Lho, jadi kamu sadar
baik dan menjadi manusia beradab,
kamu mendidik anak
demi kemajuan bangsa. Melalui
kamu jadi lonte, jadi
pendidikan yang baik, akan
maling? Sadar ya!
menciptakan generasi penerus yang
ISTRI : Habis mau jadi apa
baik pula. Dengan berjalannya
lagi ?
pendidikan maka usaha bangsa
ISTRI HANSIP : Tuh dengar, dia sadar!
Indonesia untuk mencerdaskan
TETANGGA : Tidak bisa diajak
kehidupan bangsa akan dapat
berunding lagi kalau
terealisasikan. Namun hal tersebut
sudah begini. Sudah
tidak tercermin dalam naskah drama
nekat! Sikat saja!
H.A.H karya Putu Wijaya ini. dalam
ISTRI : Anak banyak begini
naskah drama ini digambarkan dengan
bagaimana kasi
kualitas pendidikan masyarakat yang
makan kalau tidak
rendah, sehingga menciptakan anak
maling? Banting-
yang jauhdari etika. Hal tersebut dapat
tulang sudah bosan,
dilihat dalam kutipan berikut ini.
nggak ada hasilnya.
ISTRI HANSIP : Bener, kalau tidak
Kutipan di atas sebagai bukti
kasihan, sudah lama
bahwa pendidikan sangat penting
tak gasak.Tahu kan ?
untuk memebentuk akhlak serta
Bukan hanya anak
moral bagi anak. Dalam kutipan
perempuannya, yang
tersebut menggambarkan bagaimana
laki-laki juga sudah
bentuk kemerosotan moral yang
rusak semua. Masak
diakibatkan karena kurangnya
dari kecil bukannya di
pendidikan bagi anak. Dalam
sekolahin begitu, biar
kutipan tersebut digambarkan
tidak rusak seperti
bahwa Warni tidak pernah
bapaknya. Malah
menyekolahkan anak-anaknya. Hal
diajarin nyolong.
ini karena banyaknya anak dan
ISTRI : (Nyeletuk) Habis
banyaknya beban pengeluaran hidup
kalau sekolah
yang harus dikeluarkan membuat
memangnya bisa cari
Warni tidak menyekolahkan
makan?
anaknya. Sehingga dampak yang
TETANGGA : Orang sekolah bukan

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 151


Ferdian Achsani

terjadi adalah anak menjadi “rusak”. kehidupan yang terjadi saat ini.
Kerusakan anak-anak Warni di Ekonomi berperan penting dalam
dalam naskah tersebut digambarkan pembangunan masyarakat. Dengan
seperti suka mencuri, menjadi ekonomi yang baik maka akan
pelakor, menjadi bencong dan suka menciptakan kehidupan masyarakat
menggoda dan menyebarkan yang tentram dan damai. Namun
penyakit kelamin. sebaliknya kehidupan dengan ekonim
yang rendah akan membuat
KESIMPULAN permasalahan-permasalahan yang
Karya sastra merupakan cerminan datang silih berganti.
kehidupan yang terjadi dalam
masyarakat.. Naskah drama sebagai DAFTAR PUSTAKA
salah satu jenis karya sastra yang Amriani, H. 2014. "Realitas Sosial Dalam
dapat dinikmati tidak hanya melalui Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya
tulisan tapi juga seni peran juga Ahmad Tohari". Sawerigading, 20 (1),
menggambarkan kehidupan 99-108
masyarakat. Berdasarkan hasil analisis Aulina, A. 2017. "Kejahatan di Wilayah
yang telah dipaparkan tersebut diatas, Perkotaan dan Model Integratif
maka dapat disimpulkan bahwa lakon Pencegahan Kejahatan". Jurnal Ilmu
naskah drama H.A.H Karya Putu Kepolisian, 11 (3): 6-15
Wijaya menggambarkan realitas sosial Endawarsana, S. 2012. Teori Pengkajian
kehidupan di masyarakat. Sosiologi Sastra. Yogyakarta: UNY
Penggambaran realitas sosial Press
kehidupan perkampungan yang Endawarsana, S. 2013a. Metodologi Kritik
terdapat dalam naskah drama tersebut Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak
mencerminkan permasalahan sosial Endawarsana, S. 2013b. Sosiologi Sastra:
yang sering terjadi di masyarakat saat Studi, Teori, dan Interpretasi.
ini yang meliputi kejahatan, degradasi Yogyakarta: Penerbit Ombak
moral, pergeseran budaya dan konflik Faruk. 2015. Pengantar Sosiologi Sastra:
sosial. Hal ini disebabkan karena dari Strukturalisme Genetik sampai
keadaan lemahnya ekonomi, kurangnya Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka
pemahaman terhadap ajaran agama Pelajar
tentang akidah, iman dan takwa, dan Habibah, S. 2018. "Filsafat Pendidikan
kurangnya pendidikan. Melalui Islam dan Tameng Moralitas Bangsa".
pendekatan sosiologi pada naskah Ta'lim : Jurnal Studi Pendidikan Islam,
drama tersebut, peneliti dapat 1(1): 40-58
menyimpulkan bahwa faktor utama Ibda, F. 2012. "Pendidikan Moral Anak
yang melatar belakangi adanya gejala- Melalui Pengajaran Bidang Studi
PPKN dan Pendidikan Agama".
gejala sosial di masyarakat adalah
Didaktika 12 (2): 338-347
lemahnya ekonomi. Lemahnya ekonomi
yang terjadi di kehidupan berdampak Irma, CN. 2018. "Nilai-Nilai Pendidikan
Karakter Dalam Novel Ibuk Karya
pada segala aspek yang menimbulkan
Iwan Setyawan". Retorika, 11 (1): 14-22.
berbagai masalah seperti kejahatan, https://doi.org/10.26858/retorika.v11i1.4
kemerosotan moral dan konflik dapat 888
terjadi di masyarakat, meskipun faktor-
Moleong, LJ. 2013. Metodologi Penelitian
faktor yang lain juga menjadi faktor Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT
penyebab. Remaja Rosdakarya
Dari uraian tersebut juga dapat Mujiyanto, Y & A. Fuady. 2014. Kitab
disimpulkan bahwa Putu Wijaya Sejarah Sastra Indonesia. Yogyakarta:
menuliskan naskah drama ini dengan Penerbit Ombak
tujuan memberikan gambaran kepada Nugroho, YD. 2018. "Penerapan Regresi
masyarakat terkait fenomena Logistik Hierarki Biner Untuk
152 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019
Realitas Sosial Masyarakat Perkampungan dalam Drama H.A.H Karya Putu Wijaya

Menentukan Determinan Kemiskinan Pujiharto. 2012. Pengantar Teori Fiksi.


Di Bengkulu Dengan Menggunakan Yogyakarta: Penerbit Ombak
Indeks Aksesibiltas Sarana Umum Rokhmansyah, A. 2014. Studi dan
(IASU) Sebagai Variabel Kontekstual". Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal
dalam Pendidikan Matematika Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Purworejo Graha Ilmu
- Ruang Seminar UMP: 249-261
Sapendi. 2015. "Internalisasi Nilai-Nilai
Nuryani, L, BS Agus, & P Dhika. 2018. Moral Agama Pada Anak Usia Dini". At
"Variasi Bahasa Pada Pementasan Turats, 9 (2):17-35
Drama Cipoa dan Sidang Para Setan
Syam, NK. 2014. "Kearifan Dakwah dan
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Konflik Sosial". dalam Prosiding
Sastra Indonesia Tahun 2017".
Seminar Nasional Penelitian dan PKM
Widyabastra, 6 (1): 62-75
Sosial, Ekonomi dan Humaniora: 115-
Prihantono, KD. 2018. "Pergeseran 120)
Identitas Budaya Dalam Naskah Lakon
Putu Wijaya Bila Malam Bertambah
Malam: Kajian Pascamodernisme".
Alayasastra, 14 (1): 39-52

Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019 153


154 Leksema Vol 4 No 2 Juli-Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai