Kepemimpinan Dan Isu Kontemporer
Kepemimpinan Dan Isu Kontemporer
Kepemimpinan Dan Isu Kontemporer
DALAM KEPEMIMPINAN
RESUME
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah perilaku organisasi yang diampu oleh
Fandi Fathoni, S.Pd., M.SM
Oleh :
Nurul Anifa 18080574021
Muzharoatiningsih 18080574029
Helma Renanda Y.P 18080574030
Alvian Danu Erliawan 18080574075
Fuad Muttaqin 18080574136
dalam banyak pembicaraan sehari – hari, istilah leader, pemimpin dan manager,
manajer sering dipergunakan saling bergantian. namun, perlu disadari bahwa
antara keduanya tidak identik dan harus dipisahkan.
peran utama seorang pemimpin adalah memengaruhi orang lain untuk secarah
sukarela mencapai sasaran yang telah ditetapkan. pemimpin menciptakan visi dan
menginspirasi orang lain untuk mencapai visi tersebut dan memperluas diri
mereka di luar kabilitas normalnya. sedangkan menajer merancanakan aktivitas.
mengorganisirstruktur yang sesuai, dan mengontrol sumber daya.
3. pendekatan
pendekatan dan pengelompokan tentang teori kepemimpinan di antara para pakar
sangat beragam . namun, perbedaan tersebut hanya merupakan perbedaan
penekanan dalam sudut pandang
krietner dan kinicki (2010: 468) mengelompokan pendekatan dalam kepemimpinan
menjadi lima kelompok antara lain; triat approach, behavioral approach, contingency
approach, transformational approach, dan emerging approach.
sedangkan mc shane dan von glinow (2010: 361) melihat kepemimpinan dari prespektif
competency,behavior, contingency, transformational, dan implicit.
4. teori sifat
trait theory atau teori sifat adalah merupakan teori kepemimpinan yang
berpandangan bahwa pemimpin adalah seorang yang mempunyai kualitas dan
kreateristik tertentu yang membedekan dengan yang bukan pemimpin
karakteristi atau sifat pemimpin yang sukses menurut pandangan teori ini
adalah ditunjukan oleh adanya;
5. teori perilaku
behavioral theories atau teori perilaku kepemimpinan tumbuh sebagai hasil
dari ketidak puasan terhadap trait theories atau teori sifat karena dinilai tidak
dapat menjelaskan efektivitas kepemimpinan dan gerakan hubungan antara
manusia. adapun lima gaya kepemimpinan untuk mempengaruhi orang lain
dengan efektif.
menurut pandangan teori ini, perilaku pemimpin juga mempunyai dua dimensi
yaitu: employee – oriented dan production – oriented. pemimpin yang employee –
oriented menekankan pada hubungan interpersonal, mereka memperhatikan
kepentingan personal dalam kebutuhan pekerja mereka dan menerima perbedaan
individual di antara anggota.
6. teori kontijensi
contingency theory atau situational theory menganjurkan bahwa efektifitas gaya
perilaku pemimpin tertentu tergantung pada situasi. apabila situasi berubah diperlukan
gaya kepemimpinan yang berbeda. gaya kepemimpinan perlu disesuaikan dengan
perubahan situasi. teori ini secara langsung menentang gagasan bahwa hanya ada satu
gaya kepemimpinan terbaik.
6.1 fiedler model: contigency leadership model
fiedler berkeyakinan bahwa pemimpin mempunyai satu gaya kepemimpinan
dominan atau alamiah. dalam model fiedler, gaya kepemimpinan dipengaruhi oleh
lingkungan atau situasi. kontrol terhadap situasi merupakan kontinum dari rendah
sampai tinggi. kontrol terhadap situasi dibedakan menjadi tiga dimensi sebagai
berikut:
menurut hersey dan blanchard terdapat empat gaya kepemimpinan yang tersedia
bagi manajer.
pidato martin luther king, jr. berrajuk “saya memiliki impian” begitu
mempengaruhi gerakan perjuangan hak – hak asasi manusia. kata – katanya
menciptakan gambaran mengenai keadaan suatu negara bila tidak ada lagi
prasangka rasial. apa yang dilakukan king merupakan salah satu contoh
pembingkaian masalah gerakan hak – hak asasi manusia sehingga orang lain bisa
memandang masalah ini sama seperti cara ia memandangnya.
jadi, mengapa pembingkaian relevan bagi kepemimpinan saat ini? karena dalam
lingkungan yang kompleks dan semrawut yang membuat pekerjaan pemimpin
menjadi menumpuk, biasanya terdapat kemampuan manuver sehubungan dengan “
fakta – fakta”. para pemimpin dapat menggunakan bahasa untuk memengaruhi
persepsi pengikutnya tentang suatu masalah, makna dari suatu kejadian,
keyakinan tentang penyebab dan konsekuensinya, dan visi akan masa depan.
melalui pembingkaianlah para pemimpin menentukan apakah orang – orang
memerhatikan suatu masalah, bagaimana mereka memahami dan mengingat
masalah – masalah yang ada, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap suatu
masalah. jadi, pembingkaian merupakan suatu alat yang sangat berguna bagi
pemimpin untuk memengaruhi cara pandang dan interpretasi orang lain untuk
mengenai suatu relitas.
7.2 pendekatan inspirasional terhadap kepemimpinan
pada bagian ini, akan di sajikan dua teori kepemimpinan kontemporer dengan
tema yang sama. kedua teori ini memandang pimpinan sebagai individu yang
memberikan inspirasi kepada para pengikutnya melalui kata – kata, berbagai ide,
dan perilaku mereka. teori –teori tersebut ada;lah kepemimpinan karismatik dan
transformasional.
7.2.1 charismatic leadership
a. relation to status quo. secara esensial menentang status quo dan berusaha
mengubahnya.
b. future goal. visi idealistis berbeda dari status quo.
c. likableness. perspektif dan visi bersama yang ideal membuat pemimpin
menyenangkan dan pahlawan terhormat pantas dikenal dan ditiru
d. expertise. ahli dalam menggunakan sarana yang tidak konvensional melebihi
perintah yang ada.
e. environmental sensitifity. kebutuhan tinggi akan sensitivitas lingkungan untuk
mengubah status quo
f. articulation. artikulasi kuat untuk visi kedepan dan motivasi untuk memimpin
g. power base. kekuasaan personal, berdasar pada keahlian, penghormatan, dan
kekaguman untuk pahlawan unik.
h. leader- follower relationship. elitist, wirausaha, keteladanan. mengubah orang
untuk berbagi perubahan radikal yang diadvokasi.
karakteristik utama charismatic leader menurut conger dan kanungo (robbins,
2003:342) adalah sebagai berikut:
a. vision and articulation. mempunyai visi, dinyatakan sebagai tujuan yang ideal,
yang memproses masa depan lebih baik daripada status quo, dan dapat
mengklarifikasi pentingnya visi dalam terminology yang dapat dipahami oleh
orang lain.
b. personal risk. ingin mengambil risiko personal tinggi, menderita biaya tinggi,
dan terikat dalam pengorbanan diri untuk mencapai visi.
c. environmental sensitivity. dapat membuat pengukuran realistic atas hambatan
lingkungan dan sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan perubahan.
d. sensitivity to follower needs. pengertian terhadap kemampuan dan tanggapan
orang lain terhadap kebutuhan dan perasaan.
e. unconventional behavior. terikat dalam perilaku yang dirasakan sebagai baru dan
berlawanan terhadap norma.
bukti – bukti yang ada menunjukan proses yang terdiri atas empat tahap. dimulai
dari pernyataan visi sang pemimpin. visi ( vision ) adalah strategi jangka panjang
untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan. visi ini menunjukan nuansa pada
kontinuitas bagi para pengikut dengan cara menghubungkan keadaan pada saat ini
dengan masa depan yang lebih baik bagi organisasi.
sebuah visi belumlah lengkap tanpa adanya pernyataan visi (vision statement),
yaitu pernyataan formal visi atau misi organisasi.pemimpin yang karismatik
bisa menggunakan pernyataan visi untuk menanamkan suatu tujuan dan sasaran
kepada benak para pengikuitnya.
sebuah visi memiliki gambaran yang jelas dan kuat yang menawarkan cara yang
inovatif untuk perbaikan, yang berakar dari tradisi, dan terkait dengan tindakan yang
bisa di ambil untuk merealisasikan perubahan. visi menyentuh emosi dan energy
orang lain. bila dinyatakan dengan jelas, sebuah visi menciptakan antusiasme
sebagaimana yang dimiliki orang pada saat menyaksikan pertandingan olahraga.
bagaimana penting dari sebuah visi adalah kemampuan inspirasionalnya yang
terpusat pda nilai, dapat direalisasikan, dengan gambaran dan artikulasi yang kuat.
visi harus mampu menciptakan kemungkinan yang inspirasional dan unik serta
menawarkan tatanan baru yg bisa menghasilkan perbedaan organisasional.
a. charisma
b. inspiration
c. intelectual stimulation
d. individualized consideration
dalam beberapa tahun terakhir, telah banyak penelitian yang dilakukan untuk
menjelaskan bagaimana kepemimpinan transformasional bekerja. para pemimpin
transformasional mendorong bawahannya agar lebih inovatif dan kreatif. para
pemimpin yang transformasional lebih efektif karena mereka sendiri lebih kreatif, tetapi
mereka juga lebih efektif karena mampu mendorong para pengikutnya menjadi kreatif
pula.
terkait dengan motivasi dan kepuasan para bawahan dan kinerja yang tinggi serta
efektivitas si pemimpin.
ringkasnya, keseluruhan bukti mengindikasikan bahwa kepemimpinan
transformasional memiliki korelasi yang lebih kuat dibandingkan kepemimpinan
transaksional dengan tingkat perputaran karyawan yang lebih rendah, produktifitas yang
lebih tinggi, dan kepuasan karyawan yang lebih tinggi.’
shared leadership paling diperlukan ketika orang bekerja sebagai tim, ketika
orang terlibat dalam proyek yang kompleks, dan ketika orang melakukan pekerjaan
berbasis pengetahuan, pekerjaan yang memerlukan kontribusi sukarela oleh
profesional cerdas dan terampil. shared leadership juga bermanfaat ketika orang
bekerja pada tugas atau proyek yang memerlukan saling ketergantungan dan
kreativitas. namun, patut diingat bahwa orang bervariasi daram preferensinya daram
shared leadership,antara lain karena perbedaan dalam budaya
lawler dan worley (2006: 218) mengemukakan adanya tiga keuntungan shared
leadership, yaitu:
a. shared leadership dapar secara efektif menggantikan hierarki. merihat
kepemimpinan pada beberapa tingkat memungkinkan menyebarkan keputusan.
b. shared leadership membangun kader leadership tarent. organisasi perlu merekrut
individu yang dapat mengisi psisi kepemimpinan atau mengembangkan surplus
kepemimpinan. apabila menghadapi banyak perubahan, mungkin memerlukan
keduanya.
c. shared leadership mendukung manajemen perubahan lebih efektif. adanya
banyak pemimpin di semua tingkatan yang memahami lingkungan eksternal dan
mempunyai kapabilitas inlernal, sering melihat kecenderungan perlunya
perubahan seberum manajemen senior.
l. litening
m. emphaty,
n. healing
o. awareness
p. persuation
q. conceptualization
r. foresight
s. stewardship
t. commitment to the growth of people
u. building community
karisma mereka untuk menguasai para pengikutnya, yang akhirnya bermuara pada
kepuasan diri semata. pemimpin yang etis diyakini menggunakan karisma mereka
untuk melayani sesama. juga, terdapat isu penyalahgunaan kekuasaan oleh
pemimpin, misalnya, ketika mereka menghargai diri mereka sendiri dengan gaji yang
tinggi, bonus, dan opsi saham padahal pada saat yang sama mereka berupaya
memangkas biaya dengan merumahkan pegawai atau karyawan yang sudah lama
bekerja. karena menjadi patokan moral bagi sebuah organisasi, para eksekutif
puncak perlu menetapkan standar etika yang tinggi, memperlihatkan standar
tersebut pada perilaku mereka, serta mendorong dan menghargai integritas orang
lain.
integiritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. dari kelima dimensi yang
disebut sebelumnya, dimensi ini adalah yang paling penting saat seseorang menilai
apakah orang lain bisa dipercaya atau tidak. kompetensi meliputi pengetahuan serta
keahlian teknis dan antarpersonal individu. konsistensi berkaitan dengan keandalan,
prediktabilitas, dan penilaian yang baik pada diri seseorang dalam menangani
situasi.
seorang pemimpin dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuannya. agar mampu
mencapai tujuan seorang pemimpin diharapkan mempunyai kompetensi sesuai
dengan kepentingan organisasi. di asamping itu masih banyak faktor yang
memengaruhi efektivitas kerja. karena itu diperlukan pemimpin yang cerdas dan
trampil serta memiliki kompetensi..
1. kompetensi kepemimpinan
kornpetensi kepemimpinan adalah keterampilan, pengetahuan, bakat,
karakteristik personal lain yang mengarahkan pada kinerja unggul. komperensi
pemimpin yang efektif adalah:
a. personality
b. self-concept
c. drive
d. integrity
e. leadership motivation
f. knowledge of the business
g. cognitive and practical intelligence
h. emotional intelligence
2. faktor yang mempengaruhi efektifitas pemimpin
mengapa beberapa pemimpin rebih efektiidari rainnya, menurur colquitt, lepine
dan wesson dipengaruhi oleh tiga unsure, yaitu pemilihan gaya pengambilan
keputusan secara optimal, bauran perilaku sehari-hari secara optimal, dan bauran
perilaku transactional dan transformational secara optimal.
11. memperbaiki efektivitas kepemimpinan
hubungan mentoring dijelaskan dalam dua kategori fungsi umum – funsi karier
dan fungsi psikososial. jadi hubungan mentor – anak didik merupakan jalur
komunikasi penting yang memungkinkan mentor mengeertahui masalah maslah yang
ada sebelum masalah tersebut diketahui manjemen yang lebih tinggi. sealin itu dari
sisi kepentingan pemimpin, mentoring biasa memberikann kepuasan pribadi bagi
eksekutif senior. mentoring member mereka peluang untuk berbagi dengan orang
lain mengenai pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka bangun selam
bertahun tahun.
Fungsi -Fungsi K rier Fungsi - Fungsi Psikososial
a
melobi agar anak didik mendapatkan memberi saran kepada anak didik untuk
tugas yang menantang dan masuk akal mengatasi kecemasan dan ketidakpastian
Melatih anak didik mengembangkan guna meningkatkan rasa percaya dirinya
keahliannya dan mencapai tujuan kerja berbagi pengalam pribadi dengan anak
Membanyu anak didik bertemu orang didik
orang yan memiliki pengaruh dalam Menjalinpersahabatadan penerimaan
organisasi yang baik
Melindunga anak didik dari resiko resiko Bertindak sebagai contoh atau model
yang bisa merusak reputasinya
Bertindak seolah olah sebagai dewan
yang menedengarkan berbagai ide yang
mungkin dimiliki oleh anak didik tetapi
segan disampaikan ke supervisor
diatassnya.
bagaiman cara pemimpin disarankan seperti : beberapa hal yang yang efektif
membantu para pengikutnya memimpin menyiapakan pemimpin sendiri?
karismanya melalui kata-kata tertulis, dapat menentukan secara tepat pilihan- pilihan
kata, struktur, nada, dan gaya komunikasi digitalnya, mengembangkan keahlian
membaca yang tersirat dalam pesan-pesan yang diterima, dan mengembangkan
keahlian dalam mengartikan komponen emosional dari suatu pesan. tantangan yang
dihadapi pemimpin online adalah mengembangkan dan memelihara kepercayaan
dikarenakan kedekatan dan interaksi tatap muka yang sangat kurang.
13. tantangan-tantangan bagi pembentukan kepemimpinan
Pekerjaan
-Tugas berstruktur Tinggi
-Tidak ada Pengaruh -Menggantikan
-Mmembrikan Umpan Balik Sendiri
-Secara Intrinsik Memuaskan -Tidak ada Pengaruh -Menggantikan
-Menggantikan -Tidak ada Pengaruh
Organisasi
-Tujuan Tujuan eksplisit yang diformalisasi
-Aturan dan Prosedur yang ketat -Tidak ada Pengaruh -Menggantikan
-Kelompok kerja yang kompak -Tidak ada Pengaruh -Menggantikan
-Menggantikan -Menggantikan
- teori tersebut sangat rumit karena terdapat banyak substitusi dan penetralisasi
yang mungkin untuk banyak jenis perilaku pemimpin yang berbeda pada situasi
yang juga berbeda.
- kadang-kadang perbedaan antara substitusi dan penetralisasi masih belum jelas.
14.1 seleksi
14.2 pelatihan
terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan manajemen untuk memperoleh hasil
maksismal dari anggaran anggaran pelatihan kepemimpinan. tidak semua orang
memiliki latar belakang pelatihan yang sama. pelatihan kepemimpinan dalam
berbagai bentuk cenderung lebih tinngi dibandingkan yang rendah. dan orang orang
seperti ini cenderung memiliki fleksibilitas untuk mengubah perilaku mereka
menjadi lebih baik.
15. apa yang dimaksud dengan afeksi, emosi dan suasana hati?
afeksi (efek) adalah istilah umum yang mencakup kisaran yang luas dari perasaan
yang dialami seseorang meliputi emosi maupun suasana hati. emosi adalah perasaan
intens yang di arahkan pada seseorang atau sesuatu. suasana hati (mood) adalah
perasaan yang kurang intens dibandingkan dengan emosi dan sering muncul tanpa
sebuah peristiwa spesifik sebagai stimulus.
emosi adalah reaksi pada seseorang (melihat orang yang kita sukai di tempat kerja
membuat anda senang) atau suatu peristiwa (menghadap dosen killer yang membuat
anda frustasi). sebaliknya, suasana hati biasanya tidak di arahkan kepada orang atau
peristiwa. namun emosi dapat berubah menjadi suasana hati saat anda kehilangan focus
pada peristiwa atau objek yang memulai perasaan itu. dengan cara yang sama, suasana
hati baik atau buruk dapat membuat anda menjadi emosional dalam merespon sebuah
peristiwa. emosi dan suasana hati dapat mempengaruhi satu sama lain, contohnya
ketika anda mendapatkan pekerjaan impian, anda dapat menciptakan emosi bahagia,
yang membuat suasana hati anda akan menjadi baik selama beberapa hari.
emosi :
1. disebabkan oleh kejadian spesifik
2. sangat cepat dalam durasi (detik atau menit).
3. bersifat spesifik dan banyak
4. biasanya disertai oleh ekspresi wajah yang jelas
5. bersifat berorientasi tindakan.
suasana hati :
1. penyebabnya seringkali umum dan tidak jelas.
2. berakhir lebih lama dari emosi (jam atau hari)
3. lebih umum
4. tidak di indikasikan ekspresi yang jelas
5. bersikap kognitif
dasar emosi
rene descartes menyebutkan enam “nafsu sederhana dan primitive”, yaitu rasa
kagum, cinta, benci, hasrat, gembira, dan sedih. namun beberapa peneliti berargumen
bahwa tidak masuk akal untuk memikirkan emosi-emosi dasar karena emosi lain yang
jarang kita alami juga dapat berpengaruh sangat kuat pada kita.
dalam penelitian kontemporer, psikolog telah mencoba mengidentifikasi emosi-
emosi dasar dengan mempelajari berbagai ekspresi wajah. salah satu masalah dari
pendekatan ini adalah, beberapa emosi terlalu kompleks untuk diekspresikan melalui
wajah. karena tidak mudah untuk mengekspresikan emosi melalui wajah. selain
itu,tiap kultur memiliki norma yang mengatur ekspresi emosi. sehingga terkadang
bagaimana kita mengalamiemosi tidak akan selalu sama sama dengan bagaimana kita
menunjukkannya.
afek positif (positive affect) sebagai sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas
emosi-emosi positif seperti kesenangan, ketenangan diri dan kegembiraan pada ujung
tinggi dan kegembiraan pada ujung tinggi, dan kebosanan, kemalasan dan kelelahan
pada ujung rendah.
afek negatif (negative affect) adalah sebuah dimensi suasana hati yang terdiri atas
kegugupan, stres dan kegelisahan pada ujung tinggi, serta relaksasi, ketenangan dan
keseimbangan pada ujung rendah. afek positif dan negatif adalah suasana hati.
B. emosi yang ditampilkan: emosi yang dituntut organisasi untuk ditunjukkan oleh
pekerja dan dianggap pantas untuk pekerjaan itu.
exhibit diatas menunjukkan bahwa teori ini dimulai dengan mengenali bahwa emosi
adalah respon dari kejadian yang terjadi pada lingkungan kerja. lingkungan kerja
mencakup semuanya dalam ruang lingkup pekerjaan: seperti pemberian tugas, dan
lainnya. peristiwa-peristiwa itu memicu reaksi emosional positif atau negatif, dimana
keperibadian dan suasana hati juga turut menjadi penentu responnya.
intuisi menyatakan orang yang dapat mendeteksi emosi orang lain, mengendalikan
emosinya sendiri, dan mengendalikan interaksi sosial dengan baik memilik potensi
yang kuat dalam dunia bisnis.
B. kecerdasan emosional memprediksi kriteria yang berarti
level tinggi kecerdasan emosional berarti orang tersebut akan berkinerja baik
dalam perusahaan. para peneliti telah menguji bahwa kecerdasan emosional
berkorelasi konsisten positif dengan kinerja yakni dengan memperhitungkan
kemampuan kognitif, rasonalitas, dan kehati-hatian.
C. kecerdasan emosional berdasarkan biologi
sebuah studi menyimpulkan bahwa orang dengan kerusakan di area otak memiliki
skor standar kecerdasan yang tidak lebih rendah daripada orang tanpa kerusakan
yang sama. ada pula bukti yang menerangkan bahwa kecerdasan emosional
dipengaruhi genetic, yang selanjutnya mendukung pendapat bahwa kecerdasan
emosional mengukur sebuah faktor biologis mendasar yang nyata.
15.5.2 kasus yang bertentangan dengan kecerdasan emosional
disamping dukungan, kecerdasan emosional juga mendapat kritik yang mengatakan bahwa
kecerdasan emosional bersifat samar dan tidak mungkin diukur, mempertanyakan
validitasnya.
A. para peneliti kecerdasan emosional tidak sepakat dengan definisi
bagi banyak peneliti, kecerdasan emosional adalah hal yang tidak jelas, karena
peneliti menggunakan definisi yang berbeda-beda. selain definisi, ukuran yang
digunakan setiap prespektif pun hampir tidak berkorelasi satu sama lain.
B. kecerdasan emosional tidak dapat diukur
menurut beberapa kalangan, kecerdasan emosional tidak dapat diukur secara pasti
karena tidak memiliki satu ukuran yang valid. hal ini dikarenakan kecerdasan
emosional adalah sebuah bentuk intelegensia.
C. kecerdasan emosional tidak lebih dari sekedar kepribadian dengan label berbeda
beberapa kritik berpendapat bahwa karena kecerdasan emosional sangat erat
kaitannya dengan intelegensia dan kepribadian. para peneliti telah menyelesaikan
isu ini dengan mencatat bahwa kecerdasan emosional adalah sebuah konsep yang
sebagian ditentukan oleh ciri-ciri seperti kecerdasan kognitif, kehati-hatian, dan
penalaran, sehingga masuk akal bahwa kecerdasan emosional berkolerasi dengan
karakteristik-karakteristik ini.
peran emosi dan suasana hati negatif di dalam pengambilan keputusan. alloy dan
abramsom (1979) menyatakan individu yang tertekan membuat penilaian-penilaian
yang lebih akurat daripada orang yang tidak tertekan.
C. kreativitas
orang-orang dalam suasana hati baik cenderung lebih kreatid daripada orang dalam
suasana hati buruk. mereka menghasilkan banyak ide dan pilihan, dan yang lain
berpikir ide mereka orisinal.
D. motivasi
suasana hati dan emosi penting di dalam motivasi. dalam mencapai sesuatu, setiap
orang pasti mempunyai motivasi yang berbeda-beda. kondisi suasana hati yang
positif mendukung seseorang untuk dapat mencapai tujuan dengan hasil yang lebih
baik daripada seseorang yang mempunyai motivasi namun dalam suasana hati yang
negatif.
E. kepemimpinan
beberapa studi menunjukan bahwa orang-orang yang memiliki hari baik di tempat
kerja cenderung berada dalam suasana hati lebih baik di rumah malam itu, dan juga
sebaliknya.
I. perilaku menyimpang di tempat kerja