Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Keperawatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

A.

Keperawatan sebagai Profesi


Keperawatan merupakan salah satu daya atau usaha manusia untuk membantu manusia
lain dengan melakukan atau memberikan pelayanan yang profesional dan tindakan untuk
membawa manusia pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk
pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari
lingkungannya. (Dorothea Orem,1978)

Menurut Prof. Ma’rifin Husin, keperawatan sebagai profesi memiliki ciri – ciri sebagai berikut
:

1. Memberi pelayanan atau asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah
ilmu dan keterampilan serta kode etik keperawatan.
2. Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga diharapkan
mempu untuk:
• bersikap profesional,
• mempunyai pengetahuan dan keterampilan profesional,
• memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
• menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.
3. Mengelola ruang lingkup keperawatan berikurt sesuai dengan kaidah suatu profesi
dalam bidang kesehatan, yaitu:
• Sistem pelayanan/asuhan keperawatan,
• Pendidikan/pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut,
• Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi), dan
• Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara
terencana dan terarah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Asas-Asas Profesionalisasi Keperawatan :


• Keterbukaan, kebersamaan, dan kemitraan.
• Manfaat, semua kebutuhan atau tindakan yang harus diambil harus
bermanfaat bagi kepentingan pasien, tenaga keperawatan, dan
institusi.
• interdependensi, terdapat saling ketergantungan antara tenaga
keperawatan dalam merawat pasien.
• Saling menguntungkan, masing-masing pihak yang terlibat dalam hal
ini perawat, klien, dan institusi memperoleh kepuasan.
2
Proses profesionalisasi keperawatan bertujuan untuk memperoleh hasil asuhan
keperawatan yang bermutu, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan pelaksanaannya
yang dilakukan secara sistematis,dinamis,dan berkelanjutan.

Proses profesionalisasi keperawatan berfungsi sebagai berikut :

• Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi


tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui
asuhan keperawatan.
• Memberikan ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui
pendekatan pemecahan
• Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang
optimal sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di
bidang

B. Keperawatan sebagai Pendidik


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2014 Pasal 11 ayat (4) tentang
Tenaga Kesehatan bahwa perawat merupakan jenis tenaga kesehatan yang termasuk
dalam kelompok tenaga keperawatan. Penting kiranya bagi tenaga kesehatan untuk
mencapai sampai pendidikan tinggi sehingga mampu memberikan pelayanan yang bermutu
dan profesional bagi kliennya. Hal ini dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 36 tahun 2014 Pasal 17 Ayat (2) dan (3) yang berbunyi Pengadaan Tenaga Kesehatan
dilakukan melalui pendidikan tinggi bidang kesehatan (2). Pendidikan tinggi bidang
kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diarahkan untuk menghasilkan Tenaga
Kesehatan yang bermutu sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Pelayanan Profesi (3).
Pada dasarnya perawat merupakan seorang guru dan agen informasi kesehatan tanpa
memandang lingkungan tempat ia berada. Pengajaran dianggap sebagai suatu komponen
pokok praktik keperawatan pada perawatan pasien yang sehat atau sakit, selain itu juga
dapat dilakukan pada keluarga dalam hal yang mendampingi pasien selama menjalani
perawatan di rumah sakit. Agar perawat dapat bertindak sesuai perannya sebagai pendidik,
maka perawat harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang prinsip-prinsip
pengajaran dan pembelajaran. Perawat juga harus bisa mendidik keluarga pasien sehingga
pasien maupun keluarga yang belum tahu tentang suatu hal menjadi lebih tahu. Harapannya
setelah pasien dipulangkan dari rumah sakit, keluarga dapat membina pasien dalam
merawat dirinya secara mandiri tanpa bantuan seorang perawat. Peran keluarga dianggap
sebagai salah satu variabel penting yang mempengaruhi hasil perawatan pasien (Reeber,
1992 [seperti] dikutip oleh Bastable, 2002).

3
Kemudian, apabila ada keluarga yang bertanya tentang sakit yang diderita keluarganya,
maka perawat harus bisa menjelaskan sesuai faktanya sehingga pihak keluarga tidak
merasa khawatir dan cemas lagi dan dapat memberikan pengaruh positifnya kepada
pasien. Galroth dalam Bastable (2002) menegaskan bahwa pemberian pendidikan dalam
keluarga dapat memberikan dukungan emosi, fisik, dan sosial yang penting bagi pasien.
Peran perawat sebagai pendidik tidak hanya di lingkup rumah sakit saja, tetapi juga di
masyarakat. Menurut Gaffar (1999) perawat berperan dalam mendidik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat serta tenaga keperawatan atau tenaga kesehatan yang berada
di bawah tanggung jawabnya. Melihat kurangnya pengetahuan masyarakat tentang hal yang
berhubungan dengan kesehatan, maka perawat harus ikut andil dalam menyalurkan
ilmunya. Perawat harus bisa memberikan penyuluhan-penyuluhan di masyarakat mengenai
kesehatan agar pengetahuan masyarakat bertambah dan tidak terjadi kesalahpahaman
kembali. Perawat juga bisa bekerja sama dengan ahli kesehatan masyarakat maupun ahli
gizi dalam mensosialisasikan informasi kesehatan dimanapun objeknya. Dengan latar
belakang pendidikan yang berlainan jurusan, maka mereka bisa saling melengkapi informasi
satu sama lain. Misalnya, mengadakan sosialisasi tentang penyakit tifus di masyarakat. Di
sini, mereka berperan memberikan informasi mulai dari pengertian, penyebab, gejala, cara
penyembuhan, makanan yang boleh dikonsumsi, cara pencegahan, dan lain-lain.
Peran perawat sebagai pendidik sangatlah penting, karena akan berdampak positif pada
objek yang dididik. Objek perawat dalam memberikan perawatan sangatlah luas, tidak hanya
sebatas pada pasien saja, tetapi bisa pada keluarga, masyarakat, sekolah, dan lain-lain.

C. Perawat sebagai Praktek

Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri perawat melalui kolaborasi dengan sistem
klien dan tenaga kesehatan lain dengan menggunakan pengetahuan teoritik yang mantap
dan kokoh mencakup ilmu dasar dan ilmu keperawatan sebagai landasan dan
menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan, termasuk praktik keperawatan individual dan berkelompok.

Praktek keperawatan, termasuk etika keperawatan mempunyai dasar penting, seperti


advokasi, akuntabilitas, loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat
manusia. Diantara berbagai pernyataan ini, yang termasuk dalam standar praktek
keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam waktu lama adalah advokasi,
responsibilitas dan akuntabilitas, dan loyalitas (fry, 1991)

1. Advokasi

Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung


hakhak pasien. Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat,
dalam menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan
yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan.
4
2. Responsibilitas
Resposibilitas (tanggung jawab) adalah eksekusi terhadap tugas-tugas yang
berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. Pada saat memberikan obat,
perawat bertanggung jawab untuk mengkaji kebutuhan klien dengan
memberikannya dengan aman dan benar, dan mengevaluasi respons klien
terhadap obat tersebut. Perawat yang selalu bertanggung jawab dalam melakukan
tindakannya akan mendapatkan kepercayaan dari klien atau dari profesi lainnya.
Perawat yang bertanggung jawab akan tetap kompeten dalam pengetahuan dan
keterampilannya, serta selalu menunjukkan keinginan untuk bekerja berdasarkan
kode etik profesinya.

3. Akuntabilitas

Akuntabilitas (tanggung gugat) dapat menjawab segala hal yang berhubungan


dengan tindakan seseorang. Perawat bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri,
klien, profesi, sesama karyawan, dan masyarakat. Akuntabilitas merupakan
konsep yang sangat penting dalam praktik keperawatan. Akuntabilitas
mengandung arti dapat mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang dilakukan,
dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut (Kozier, Erb, 1991). Fry
(1990) menyatakan bahwa akuntabilitas mengandung dua komponen utama, yaitu
tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan
dapat dilihat dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat
dibenarkan atau absah. Akuntabilitas dapat dipandang dalam suatu kerangka
sistem hierarki, dimulai dari tingkat induvidu, tingkat institusi, dan tingkat sosial
(Sullivan, Decker, 1988).

4. Loyalitas

Loyalitas merupakan suatu konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan
timbal balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan
perawat. Hubungan profesional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan
bersama, menepati janji, menentukan masalah dan prioritas, serta mengupayakan
pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984, Fry, 1991). Untuk mencapai
kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan berbagai pihak
yang harmonis, loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik loyalitas
kepada klien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi.

5
Pengaturan praktek perawat dilakukan melalui Kepmenkes nomor 1239/Menkes/JK/XI/2001
tentang Registrasi dan Praktik Perawat, yaitu setiap perawat yang melakukan praktik di unit
pelayanan kesehatan milik pemerintah maupun swasta diharuskan memiliki Surat Izin
Praktik (SIP) dan Surat Izin Kerja (SIK).
Proses penetapan dan pemeliharaan kompetensi dalam praktek keperawatan meliputi :

• Pemberian lisensi
Pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi
persyaratan oleh badan pemerintah yang berwenag, sebelum ia diperkenankan
melakukan pekerjaan dan prakteknya yang telah ditetapkan. Tujuan lisensi ini :
A. Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan
hanya bagi yang kompeten
B. Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai
kompetensi yang diperlukan

Badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan bertanggung jawab terhadap
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan pelanggaran etis.
Hukum atau undang-undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi akan
menjamin keselamatan pelaksanaan standar praktik keperawatan secara minimal.

• Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar
diizinkan memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat terdaftar, perawat harus
telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran
dengan nilai yang diterima. Izin praktik maupun registrasi harus diperbaharui setiap
satu atau dua tahun. Dalam masa transisi professional keperawatan di Indonesia,
sistem pemberian izin praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk
semua perawat baik bagi lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), akademi,
sarjana keperawatan, maupun program master keperawatan dengan lingkup praktik
sesuai dengan kompetensi masing-masing.

• Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi
standar minimal kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu seperti kesehatan
ibu dan anak, pediatric , kesehatan mental, gerontology dan kesehatan sekolah.
Sertifikasi telah diterapkan di Amerika Serikat. Di Indonesia sertifikasi belum diatur,
namun demikian tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang hal ini
dilaksanakan.

6
• Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi
kepada institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan
pemerintah tertentu. Hal-hal yang diukur meliputi struktur, proses, dan kriteria hasil.
Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian atau pengukuran
untuk pendidikan D-III keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator
oleh Pusat Diknakes sedangkan untuk jenjang S-1 oleh Dikti. Pengukuran rumah
sakit dilakukan dengan suatu sistem akreditasi rumah sakit yang sampai saat ini
terus dikembangkan.

Anda mungkin juga menyukai