Lapres Respirasi
Lapres Respirasi
Lapres Respirasi
Disusun oleh:
2019
A. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi pada kecambah kacang
hijau (Phaseolus radiates) ?
B. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi pada kecambah
kacang hijau (Phaseolus radiates).
C. Hipotesis
Ha = Adanya pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi pada kecambah kacang hijau
(Phaseolus radiates).
Ho = tidak adanya pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi pada kecambah kacang
hijau (Phaseolus radiates).
D. Kajian Pustaka
Bernafas yang buasa diartikan sebagai proses pertukaran gas di paru – paru,
namun tidak semua makhluk hidup bernafas dengan cara seperti itu. Secara biologis,
repirasi merupakan proses pembongkaran atau pembakaran zat sumber energy di dalam
sel – sel tumbuhan untuk memperoleh energy atau tenaga. Sel pada tumbuhan dan
hewan menggunakan respirasi sebagai alat untuk mengubah energy tersimpan menjadi
bahan kiia yang dikonsumsi oleh sel individual. Berbeda dengan pernapasan pada
manusia dan hewan, pernapasan pada tumbuhan cenderung lebih kompleks. Respirasi
merupakan proses yang vital bagi tumbuhan, karena merupakan salah satu proses
metabolisme primer yakni respirasi. Proses respirasi merupakan proses esensial bagi
kehidupan tumbuhan (Novitasari, 2017). Substrat dari respirasi meliputi pati, fruktosa,
sukrosa, lemak, asam organic yang bukan protein, oksigen, dan lain – lain. Semua sel
aktif terus menerus melakukan repirasi untuk menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida dalam volume yang sama. Respirasi juga merupakan aspek alamiah
dari metabolisme sel yang meliputi proses – proses oksidasi bahan organik dengan
terjadinya reaksi molekul oksigen membentuk air dan pembebasan energi dalam bentuk
fosfat berenergi tinggi atau yang biasa disebut dengan ATP (Anfa, 2016).
Pada tumbuhan respirasi terjadi di dalam sel yaitu dalam sitoplasma
(anaerob) dan terutama di mitokondria (aerob). Di dalam mitokondria berlangsung
pemecahan kerangka-kerangka karbon antara untuk menghasilkan berbagai produk
essensial lainnya. Mitokondria mengandung DNA sirkular yang mempunyai informasi
genetic untuk menghasilkan enzim. Panjang mitokondria hanya beberapa micrometer.
Membran dalam mitokondria sangat berbelit-belit, menjorok ke matriks dengan pola
seperti tabung yang sempit (Sallisbury, F.B:1995). Terdapat dua macam respirasi pada
tumbuhan, yakni respirasi aerob dan repirasi anaerob.
a. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang dapat berlangsung meskipun
jumlah oksigen disekitar tumbuhan tersebut sedikit. Respirasi ini membutuhkan asam
organic sebagai acceptor electron. Berikut merupakan proses respirasi anaerob :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + ATP
b. Respirasi Aerob
E. Variabel Penelitian
- Variable manipulasi
a. Suhu ruangan : Suhu ruangan 300C dam suhu inkubasi 370C.
- Variabel kontrol
a. Umur kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yakni 2 hari
b. Berat kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yakni 20gr
untuk 4 erlenmeyer, yang dibagi menjuadi 5gr per Erlenmeyer.
c. Volume NaOH 0,5 N sebanayak 30mL tiap tabung Erlenmeyer.
- Variable respon
a. Kecepatan respirasi kecambah kacang hijau (Phaseolus
radiatus)
H. Rancangan Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menyiapkan dan mengisi 6 erlenmeyer 250 ml dengan asing-
masing 30 ml larutan NaOH 0,5 N.
3. Menimbang kecambah 5 gram, kemudian membungkus dengan
kain kasa dan mengikat dengan seutas tali. Masing-masing 2
sampel untuk suhu ruangan dan 2 sampel untuk suhu di dalam
ruang inkubator.
4. Memasukkan bungkusan kecambah ke dalam Erlenmeyer dan
menggantungkan di atas NaOH dengab bantuan tali, kemudian
menutup botol rapat-rapat dengan plastic.
5. Menyimpan 2 botol berisi kecambah dan 1 botol tanpa kecambah
(kontrol) dalam ruang dengan suhu ruangan 30 oC dan yang lain di
dalam inkubator bersuhu 37oC .
6. Setelah 22 jam, melakukan titrasi untuk mengetahui jumlah gas
CO2 yang dilepaskan selama respirasi kecambah.
7. Mengambil 5 ml larutan NaOH dalam botol, memasukkan dalam
Erlenmeyer. Kemudian menambahkan 2,5 BaCl2 dan mentetesi
dengan 2 tetes PP sehingga larutan berwarna merah. selanjutnya
mentitrasi larutan dengan HCl 0,5 N. Menghentikan titrasi setelah
warna merah tepat hilang.
I. Langkah Kerja
6 Erlenmeyer Kecambah
- Bungkusan dimasukkan
kedalam 4 erlenmeyer dengan
digantung
- Botol ditutup rapat dengan
plastik
0.12
Kecepatan respirasi (ml/jam)
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
Kontrol A B
Suhu
L. Pembahasan
Berdasarlan hasil analisis terhadap data yang telah
diperoleh pada percobaan kecepatan respirasi kecambah, didapati
adanya pengaruh suhu terhadap lau respirasi. Kenaikan suhu seiring
dengan peningkatan kecepatan respirasi. Metabolisme yang
dilakukan untuk memperoleh energi yaitu respirasi. Respirasi
dilakukan dengan menggunakan pati yang merupakan cadangan
makanannya dan akan dipecah menjadi glukosa yang merupakan
substrat respirasi (Kartasapoetra, 2003). Pada saat pengamatan
pengaruh suhu terhadap kecepatan respirasi, kecambah yang
digunakan dibungkus kasa dan digantungkan pada Erlenmeyer yang
berisi larutan NaOH 0,5 N sebanyak 30 ml selama 22 jam. Fungsi dari
larutan NaOH tersebut yaitu untuk mengikat CO2 yang merupakan
produk sampingan dari proses respirasi. CO2 tersebut dibuang ke
lingkungan dan diikat dengan NaOH. Tetapi, CO2 yang dibuang ke
lingkungan tersebut tidak semuanya diikat oleh NaOH. Sehingga tidak
semua NaOH yang direaksikan dengan BaCl2 akan menghasilkan
Ba(OH)2 yang berwarna putih keruh. Setelah itu, Ba(OH)2 tersebut
diuji dengan indikator PP, sehingga menyebabkan warna larutan
menjadi merah muda. Warna merah muda tersebut merupakan hasil
dari reaksi NaOH dengan BaCl2 yang menghasilkan NaCl dan Ba(OH) 2
yang bersifat basa dietesi dengan indikator PP yang bersifat basa.
Pada saat larutan tersebut dititrasi dengan HCl maka warna yang
mulanya merah muda berubah menjadi putih. Tepat saat perubahan
warna tersebut titrasi dihentikan, dan volume HCl yang diperoleh
sebanding dengan volume NaOH yang tidak mengikat CO 2, sehingga
dari volume HCl dapat diketahui volume NaOH yang mengikat CO2.
Percobaan kali ini mendapati hasil yang tidak sesauai
dengan teori. Teori menyatakan bahwa suhu maksimum untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah 37 0C atau pada
percobaan ini merupakan suhu inkubasi. Laju respirasi tersebut dapat
meningkat karena adanya reaksi enzimatis yang mempengaruhinya.
Dalam proses metabolisme seperti respirasi, dibantu dengan adanya
enzim sebagai biokatalisator, sehingga saat suhu dinaikkan dalam
batas optimumnya, kerja enzim juga akan meningkat dan laju
respirasi pun ikut meniningkat. Namun suhu yang digunakan untuk
terjadinya proses respirasi ada batasnya, yakni dengan suhu
maksimum 40-45⁰C. Hal tersebut dikarenakan enzim yang bekerja
pada proses respirasi akan mengalami kerusakan bila suhu terlalu
tinggi (Meyer, Anderson. 1952). Laju respirasi bisa ketahui dari
kandungan CO2 yang dihasilkan dari tanaman tersebut, semakin
banyak maka laju respirasi semakin tinggi. Beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi kecepatan respirasi, seperti cahaya,
protoplasmic, ketersediaan substrat dalam sel, suhu, konsentrasi O 2,
dan lain – lain. Pada percobaan ini perlakuan pada suhu ruangan
diletakkan pada tempat yang terpapar sedikit sinar matahari,
berbeda dengan perlakuan inkubasi yang sama sekali tidak terkena
paparan sinar matahari. Pengcahayaan sangat penting dalam proses
respirasi, karena merupakan faktor yang tidak dapat dihindari dari
proses tersebut.
M. Simpulan
Berdasarkan hasil perobaan didapati bahwa ada pengaruh
suhu terhadap kecepatan respirasi pada kecambah kacang hijau.
Didapati hasil dari perobaan adalah 0,125ml/jam pada perlakuan
suhu ruang, dan 0,075 pada perlakuan suhu inkubasi. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi laju respirasi, bukan hanya dari
faktor suhu saja melainkan juga bisa dari faktor – faktor lainnya
sepert intensitas cahaya, perlakuan, enzim, dan lain – lain.
N. Daftar Pustaka
Anfa, Azki Afidati Putri. 2015. Respirasi Pada Tumbuhan. Jurusan
Biologi. FMIPA.
Fakultas Andalas, Padang.
Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia
Kartasapoetra, A.G., 2003. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan
Tuntunan
Praktikum. Cetakan keempat. Rineka Cipta. Jakarta.
Meyer,. Anderson. 1952. Fisiologi Tanaman. New York : New York D.
Van Nostrans
Company
Novitasari, Rahmah. 2017. Proses Respirasi Seluler Pada Tumbuhan.
Pendidikan
Biologi. FKIP. Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.
Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid
1. Bandung: ITB.
Wiraatmaja, Ir. I Wayan. 2017. Metabolisme Pada Tumbuhan.
Program Studi
Agroekoteknologi. Fakultas Pertanian. Unud.
O. Lampiran