Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Model Pembelajaran

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MODEL PEMBELAJARAN

Dosen pengampu : Charles FransiscusAmbarita, S.Pd., M.Si

DisusunOleh :
Kelompok 7

Astrina Doloksaribu 7183341002

Chrisma Simarmata 7183341006

Lorentina Pandiangan 7183141046

Togi V. Sitinjak 7183141042

KELAS C

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS


EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan
Karunia-Nya, sehingga kami masih diberikan kesempata untuk dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul Model Pembelajaran .Makalah ini kami buat guna untuk memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah Strategi Pembelajaran. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini kami tentu saja tidak dapat menyelesaikan sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada kepada
dosen pengampu, Bapak Charles Fransiscus Ambarita, S.Pd., M.Si.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapakan kritik serta saran yang membangungun untuk perbaikan dan penyempurnaan
kedepannya.Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan semoga materi yang kami
sampaikan di dalam makalah ini dapat bermanfaat sebagai mana mestinya bagi para
pembaca.

Medan, 11 April 2020

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 LatarBelakang........................................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah...................................................................................................................3
1.3 BatasanMasalah......................................................................................................................3
1.4 TujuanMasalah.......................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................4
2.1 Macam-macam Model Pembelajaran.....................................................................................4
BAB III PENUTUP......................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................21
3.2 Saran ....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................22
ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap
dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan
yang telah dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di rumah, dan
di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan dimana saja. Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar.

Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya teaching & Media-A systematic
Approach (1971) dalam Arsyad (2011: 3) mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan
perilaku, sedangkan perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain
perilaku adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh tindakan
atau beberapa tindakan yang dapat diamati”.

Pembelajaran mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan belajar, di mana


pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada
kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan
mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas pembelajaran.

Menurut Hamalik (2007:77) pembelajaran adalah suatu system artinya suatu


keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponenyang berinteraksi antara satu dengan
lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen-komponen tersebut meliputi tujuan pendidikan
dan pengajaran, peserta didik dan siswa, tenaga kependidikan khususnya guru, perencanaan
pengajaran, strategi pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran.

Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami berbagai pendakatan,
strategi, dan model pembelajaran. Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian
materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar mengajar.
1
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan
dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
Dalam proses pembelajaran model pembelajaran ini sangat diperlukan terutama bagi guru
dan siswa yang akan terlibat dalam proses pembelajaran.

Adapun manfaat dari model pembelajaran ini adalah

a. Bagi Guru.

1. Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab telah jelas langkah-


langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang tersedia, tujuan yang hendak
dicapai, kemampuan daya serap siswa, serta ketersediaan media yang ada .
2. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktifitas siswa dalam pembelajaran.
3. Memudahkan untuk melakukan analisa terhadap perilaku siswa secara personal
maupun kelompok dalam waktu relative singkat.
4. Dapat membantu guru pengganti untuk melanjutkan pembelajaran siswa secara
terarah dan memenuhi maksud dan tujuan yang sudah ditetapkan (tidak sekedar
mengisi kekosongan).
5. Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam merencanakan
Penelitian Tindakan Kelas dalam rangka memperbaiki atau menyempurnakan kualitas
pembelajaran.

b. Bagi Siswa

1. Kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran.
3. Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti pembelajaran secara penuh.
4. Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya secara objektif.

Dalam pembelajaran seharusnya seorang guru harus mampu menyesuaikan kondisi


perkembangan yang telah ada saat ini dengan lebih mengembangkan sesuatu pembelajaran
dan membuat model perencanaan pembelajaran dengan baik supaya proses belajar mengajar
dapat berjalan dan terkontrol dengan baik dan sistematis.
2
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dibuat oleh penulis
adalah apa saja macam-macam Model Pembelajaran ?

1.3.Batasan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam makalah ini lebih fokus, sempurna, dan mendalam
maka penulis membatasi materi hanya berkaitan dengan beberapa macam model
pembelajaran.

1.4.Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui macam-macam Model
Pembelajaran.
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Macam- Macam Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Round Club

Model Pembelajaran Round Club adalah kegiatan pembelajaran dengan cara


berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep.

Kelebihan Round Club

1. Adanya tanggung jawab setiap kelompok

2. Adanya pemberian sumbnagan ide pada kelompoknya

3. Lebih dari sekedar belajar kelompok

4. Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat, pandangan serta hasil


pemikiran

5. Dapat membina dan memperkaya emosional

Kekurangan Round Club Atau Keliling Kelompok

1) Banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling kelompok

2) Suasana kelas menjadi ribut

3) Tidak dapat diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan pengayaan

Model Pembelajaran Inkuiri

Model Pembelajaran Inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan


secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda,
manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.Pembelajaran inkuiri
menekankan kepada proses mencari dan menemukan.

Kelebihan Model Pembelajaran Inquiry yaitu :

1. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan


aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui pembelajaran ini dianggap jauh lebih bermakna.
4

2. Pembelajaran ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan
gaya mereka.

3. Pembelajaran ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan


psikologi belajar moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah
laku berkat adanya pengalaman.

4. Keuntungan lain yaitu dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di
ata rata-raa. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry yaitu :

1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan


siswa dalam belajar.

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang


sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan

4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai


materi pelajaran, maka startegi ini tampaknya akan slit di implementasikan.

Model Pembelajaran MEA

Model Pembelajaran MEA merupakan pengembangan suatu jenis pemecahan


masalah dengan berdasarkan suatu strategi yang membantu siswa dalam menemukan cara
penyelesaian masalah dengan melalui penyederhanaan masalah yang berfungsi sebagai
petunjuk dalam menetapkan cara yang paling efektif dan efisien untuk memecahkan masalah
yang dihadapi.

Model Pembelajaran MID

Model Pembelajaran MID (Meaningful Instructionnal Design) adalah pembelajaran


yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka
kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis.
5

Problem Based Instruction (PBI)

Problem Based Instruction (PBI) merupakan salah satu dari berbagai model
pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengaktifkan siswa dalam belajar (Abbas
dkk 2007: 8). Guru berkewajiban menggiring siswa untuk melakukan kegiatan . guru sebagai
penyaji masalah, memberikan instruksi-instruksi, membimbing diskusi, memberikan
dorongan dan dukungan yang dapat meningkatkan pertumbuhan inkuiri .Problem based
instruction berpusat pada siswa.

Model Pembelajaran Artikulasi

Model Pembelajaran Artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa


aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-
masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman
kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan
dalam mode pembelajaran ini.

Kelemahan dari pembelajaran artikulasi ini antara lain:

1. Untuk mata pelajaran tertentu

2. Waktu yang dibutuhkan banyak

3. Materi yang didapat sedikit

4. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor

5. Lebih sedikit ide yang muncul

6. Jika ada perselisihan tidak ada penengah

Kelebihan dari pembelajaran artikulasi ini yaitu semua siswa terlibat (mendapat
peran), Melatih kesiapan siswa, Melatih daya serap pemahaman dari orang lain, Interaksi
lebih mudah, Lebih mudah dan cepat membentuknya, Meningkatkan partisipasi anak

Model Pembelajaran Think Pair Share

Strategi think pair share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu
tunggu. Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas
Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas.
6

Langkah-langkah Think Pair and Share

1.Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

2.Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

3.Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan


mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

4.Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

5.Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok


permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

Model Pembelajaran Debate

Model pembelajaran debate merupakan salah satu metode pembelajaran yang sangat
penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Materi ajar dipilih dan disusun
menjadi paket pro dan kontra.

Berikut beberapa kelebihan model pembelajaran debat:

1. Memacu siswa aktif dalam pembelajaran

2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara baik

3. Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapat disertai alasannya

4. Mengajarkan siswa cara menghargai pendapat orang lain

5. Tidak membutuhkan banyak media

Adapun kekurangan model pembelajaran debat di antaranya adalah:

1. Tidak bisa digunakan untuk semua mata pelajaran (mata pelajaran tertentu saja);

2. Pembelajaran kurang menarik (cukup monoton) karena hanya adu pendapat;

3. Membutuhkan waktu yang cukup lama, karena siswa harus memahami materi terlebih
dahulu sebelum melakukan debat;

4. Siswa menjadi takut dan tertekan karena harus bisa berkomunikasi secara langsung
untuk mengungkapkan pendapatnya
7

Model Pembelajaran Bermain Peran

Model pembelajaran bermain peran (the role playing model) merupakan model
pembelajaran yang menekankan aspek motorik dan aspek kognitif yang mengedepankan
kegiatan diskusi secara berkelompok dalam bentuk pemeranan/pementasan ke arah situasi
nyata yang terjadi di lingkungan siswa. Artinya bahwa model bermain peran dapat membantu
siswa untuk memahami, berpikir, dan bertindak sebagaimana orang lain lakukan.

Model Pembelajaran Group Investigation

Model pembelajaran dengan teknik group investigation merupakan metode yang


digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas, di mana siswa diminta untuk melakukan
penyelidikan tentang topik yang sedang dibicarakan.

Kelebihan dalam metode group investigation (Setyaningsih, 2013), yaitu

1. Pembelajaran yang dilakukan dalam metode ini meminta siswa untuk berperan aktif
dan komunikatif.

2. Pembelajaran ini menekankan suasana untuk saling bekerja sama dan melakukan
interaksi diantara siswa dalam kelompok, tanpa melihat pada latar belakang yang
dimiliki oleh masing – masing siswa.

3. Siswa dilatih untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik dan


kondusif.

4. Menumbuhkan motivasi dalam diri siswa, agar aktif dalam kegiatan proses belajar,
mulai dari tahap perencanaan sampai dengan pada tahap akhir dari pembelajaran.
Tahap akhir dari pembelajaran ini yaitu melakukan presentasi dari hasil investigasi
dari masing – masing kelompok

Kekurangan dari metode group investigation (Setyaningsih, 2013), yaitu sebagai berikut:

1. Siswa yang memiliki potensi dalam berpikir yang rendah, tidak begitu aktif di kelas
dan dalam diskusi, menjadikan metode group investigation tidak dapat berjalan
dengan baik.

2. Siswa yang berperan sebagai anggota kelompok, belum tentu bersedia untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Hal tersebut disebabkan mereka hanya
memberikan kepercayaan penuh pada ketua yang ada dalam kelompoknya.

3. Teman yang memiliki daya pikir yang lemah, pada umumnya hanya bisa mengikuti
teman dalam kelompok.
8

Model Pembelajaran Snowball Throwing

Model pembelajaran Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti ‘bola
salju bergulir’ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola
pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara
bergiliran di antara sesama anggota kelompok.

Kelebihan model pembelajaran Snowball Throwing adalah

1. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan


melempar bola kertas kepada siswa lain.

2. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena


diberikesempatan untuk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.

3. Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang
dibuat temannya seperti apa.

4. Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

5. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam
praktek.

Kelemahan model pembelajaran Snowball Throwing adalah

1. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa
yang dikuasai siswa hanya sedikit.

2. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi
penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga diperlukan waktu
yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.

3. Memerlukan waktu yang panjang.

4. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

Model Explicit Instruction

Model Explicit Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat


membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang
dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model
Pengajaran Langsung.mengenai explicit instruction dapat disimpulkan bahwa model
pengajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah
9

Model Pembelajaran CIRC

Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition disingkat


CIRC adalah salah satu model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis,
dimana peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman dalam membaca, menulis, memahami kosakata dan seni berbahasa.

Tujuan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah sebagai berikut (Slavin,
2010:202-204):

1. Membaca Lisan. Meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan
menerima umpan balik dari kegiatan membaca, dengan membuat para siswa
membaca untuk teman satu timnya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana
saling merespon kegiatan membaca siswa.

2. Kemampuan Memahami Bacaan. Penggunaan tim-tim kooperatif utuk membantu


siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara
luas.

3. Menulis dan Seni Berbahasa. Pengembangan CIRC terhadap pelajaran menulis dan
seni berbahasa adalah untuk merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi
pendekatan proses menulis pada pelajaran menulis dan seni berbahasa yang akan
banyak memanfaatkan kehadiran teman satu kelas.

Model Pembelajaran Lingkaran dalam dan Luar

Model Pembelajaran Lingkaran dalam dan Luar Inside-outside circle (IOC) adalah
model pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan,
1993), dimana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan
yang berbeda dengan singkat dan teratur.

Kelebihan penggunaan Model IOC ini adalah, siswa akan mudah mendapatkan
informasi yang berbeda-beda dan beragam dalam waktu bersamaan. Sedangkan kekurangan
penerapan Model IOC adalah membutuhkan ruang kelas yang besar, terlalu lama sehingga
tidak konsentrasi dan disalah gunakan untuk bergurau, dan rumit untuk dilakukan.

Model Pembelajaran Tebak Kata

Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan media
kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata
dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang
tepat.
10

Kelebihan model pembelajaran tebak kata

1. Peserta didik akan mempunyai kekayaan bahasa.

2. Sangat menarik sehingga setiap peserta didik ingin mencobanya.

3. Peserta didik menjadi tertarik untuk belajar

4. Memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan peserta didik.

Kekurangan model pembelajaran tebak kata

1. Memerlukan waktu yang lama sehingga materi sulit tersampaikan

2. Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena
waktu terbatas.

Model Pembelajaran Take and Give

Model Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model
pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran
yang diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain).

Kelebihan:

1. Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena
mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain.

2. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi.

Kelemahan:

1. Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang
diterima siswa lain pun akan kurang tepat.

2. Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.

Metode Pembelajaran Consept Sentence

Metode pembelajaran consept sentence merupakan metode pembelajaran yang diawali


dengan menyampaikan kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru
menyiapkan kata kunci, sesuai materi bahan ajar, dan tiap kelompok membuat kalimat
berdasarkan kata kunci
11

Kelebihan model pembelajaran Concept Sentence

1. Meningkatkan semangatbelajar siswa,

2. Membantu terciptanya suasana belajar yang kondusif,

3. Memunculkan kegembiraan dalam belajar,

4. Mendorong dan mengembangkan proses berpikir kreatif,

5. Mendorong siswa untuk memandang susuatu dalam pandangan yang berbeda

Kelemahan model pembelajaran Concept Sentence

1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,

2. Agar proses pembelajaran berjalan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat
dan biaya yang mencukupi,

3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung ada kecenderungan topik


permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.

4. Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang hal ini mengakibatkan siswa yang
lain menjadi pasif.

Model Pembelajaran Pair Check

Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran berkelompok atau


berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun 1993. Model ini menerapkan
pembelajaran berkelompok yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan persoalan yang diberikan.

Model Pembelajaran Bamboo Dancing

Pembelajaran dengan menggunakan model Bamboo Dancing serupa dengan model


Inside Outside Circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa
menulis-kan topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya jawab apa yang
diketahui peserta didik mengenai topik itu.

12
Model pembelajaran kooperatif bamboo dancing merupakan model pembelajaran
yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk berperan aktif dan berinteraksi
dengan peserta didik lainnya secara maksimal, sehingga terjadi pertukaran informasi antar
peserta didik. Pembelajaran diawali dengan pengenalan topik oleh guru.Model ini merupakan
modifikasi dari teknik lingkaran kecil lingkaran besar yang mana pada proses pembentukan
kelompok diskusi teknik lingkaran kecil lingkaran besar ini siswa membentuk dua buah
lingkaran, sedangkan pada teknik tari bambu siswa membentuk kelompok yang berjajar dan
saling berhadapan.

Model Pembelajaran Poin Counterpoint

Strategi pembelajaran Point Counterpoint adalah suatu cara dalam proses


pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif berargumen (mengajukan
ide-ide, gagasan) dari persoalan yang muncul atau sengaja dimunculkan dalam pembelajaran
sesuai dengan aturan-aturan yang ada.

Model Pembelajaran The Power of Two

The Power of Two adalah suatu taktik atau trik yang harus dikuasai dan diterapkan
oleh pendidik agar tujuanpembelajaran dapat tercapai denganmaksimal, yaitu dengan
membentukkelompok kecil yang terdiri atas dua orang .Jadi, dalam pembelajaran dengan
strategiini guru membentuk siswa menjadikelompok yang tediri dari dua orang
agarmendapatkan hasil yang lebih baik.

Metode The Power Of Two artinya menggabungkan kekuatan dua orang.


Menggabungkan kekuatan dua orang dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil,
masing-masing kelompok terdiri dari dua. kegiatan ini dilakukan agar muncul sinergi, yaitu
dua orang atau lebih itu lebih baik dari pada satu orang.Aktifitas pembelajaran The Power Of
Two ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting
serta manfaat sinergi dua orang. Metode ini mempunyai prinsip bahwa berpikir berdua jauh
lebih baik dari pada berpikir sendiri.

13
Model Pembelajaran Guided Note Taking

Metode pembelajaran guided note taking merupakan metode pembelajaran yang


menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) .Pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan
siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi
antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran tersebut.Tujuan Metode
pembelajaran guided note taking adalah agar metode ceramah yang dikembangkan oleh guru
mendapat perhatian siswa, terutama pada kelas yang jumlah siswanya cukup banyak

Adapun langkah – langkah pembelajaran dengan metode Guided Note Taking adalah sebagai
berikut :

1. Memberi bahan ajar misalnya berupa handout kepada siswa


2. Materi ajar disampaikan dengan metode ceramah.
3. Mengosongi sebagian poin-poin yang penting sehingga terdapat bagian-bagian yang
kosong dalam handout tersebut, misalnya dengan mengosongkan istilah atau definisi
atau bisa dengan cara menghilangkan beberapa kata kunci.

Model Pembelajaran Snoball Drilling

Model ini dikembangkan untuk menguatkan pengetahuan yang diperoleh peserta


didik dari membaca bahan – bahan bacaan. Peran guru adalah mempersiapkan paket soal –
soal pilihan ganda dan menggelindingkan bola salju berupa soal latihan dengan cara
menunjuk atau mengundi. Langkah – langkahnya :

1. Peserta didik di tunjuk arau diundi satu persatu untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
2. Jika peserta didik pertama berhasil menjawab maka paserta didik tersebut berhak
menunjuk teman yang lainya untuk menjawab soal berikutnya. Tetapi jika peserta
tersebut gagal manjawab pertanyaan pertama maka dia harus menjawab pertanyaan
berikutnya hingga berhasil menjawab.
3. Diakhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari peserta
didik.

14
Model Pembelajaran Mind Mapping

Model Mind Mapping (Peta Pikiran) adalah model pembelajaran yang dikembangkan
oleh Tony Buzana, kepala Brain Foundation. Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif
yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang dibuat
membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah,
sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya.6 Cabangcabang tersebut juga
bisa berkembang lagi sampai ke materi yang lebih kecil. Sebagaimana struktur keturunan
manusia yang bisa berkembang terus sampai hari akhir tiba, sehingga terbentuklah sebuah
sistem keturunan manusia hidup sampai hari akhir.

Belajar berbasis pada konsep Peta Pikiran (Mind Mapping) merupakan cara belajar
yang menggunakan konsep pembelajaran komprehensif Total- Mind Learning (TML). Pada
konteks TML, pembelajaran mendapatkan arti yang lebih luas. Bahwasanya, di setiap saat
dan di setiap tempat semua makhluk hidup di muka bumi belajar, karena belajar merupakan
proses alamiah. Semua makhluk belajar menyikapi berbagai stimulus dari lingkungan sekitar
untuk mempertahankan hidup.

Model Pembelajaran Giving Question And Getting Answer

Dilakukan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan keterampilan


bertanya dan menjawab pertanyaan. Langkah – langkahnya :

1. Bagikan 2 potongan kertas pada peserta didik, kemudian minta kepada peserta didik
untuk menuliskan dikartu itu (1) kartu menjawab, (2) kartu bertanya.
2. Ajukan pertanyaan baik dari peserta didik maupun guru tulis pada kartu bertanya.
3. Minta kepada peserta didik untuk memberi jawab dan menuliskannya pada kartu
menjawab dan serahkan pada guru.
4. Jika sampai akhir masih ada peserta didik yang memegang 2 kartu maka minta
mereka untuk membuat resume atas proes tanya jawab yang sudah berlangsung.

15
Model Pembelajaran Questions Students Have

Model pembelajaran Questions Students Have adalah suatu metode belajar yang
menggunakan cara berpikir kreatif dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.Model
Pembelajaran ini mengandalkan pikiran sebagai media dalam proses pembelajaran. Cara
berpikir kreatif ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum
proses pembelajaran guru sudah menyiapkan jawaban atas pertanyaan dari siswa yang akan
ditampilkan baik dalam bentuk kartu tulisan atau dalam bentuk lainnya.Langkah-langkahnya
yaitu:

1. bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada peserta didik.Minta


setiap peserta didik untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan
materi pelajaran, atau yang berhubungan dengan kelas. (tidak perlu menuliskan
nama).
2. Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing diminta untuk
memberikan kepada teman di samping kirinya. Jika posisi duduk peserta didik adalah
lingkaran, nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah jarum jam. Jika
posisi duduk berderet, sesuaikan dengan posisi mereka asalkan semua peserta didik
dapat giliran untuk membaca semua pertanyaan dari teman-temannya.
3. Pada saat menerima kertas dari teman disampingnya, mereka diminta untuk membaca
pertanyaan yang ada. Jika pertanyaan itu juga ingin dia ketahui jawabannya, maka dia
harus memberi tanda centang(√), jika tidak berikan langsung kepada teman di
samping kanannya.
4. Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, peserta didik diminta untuk
menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya. Pada saat ini carilah pertanyaan
yang mendapat tanda centang paling banyak.
5. Beri respon kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan ; a) jawaban langsung
secara singkat, b) menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu
membahas topic tersebut, c) menjelaskan bahwa pelajaran ini tidak akan sampai
6.membahas pertanyaan peserta didik tersebut. Jawaban secara pribadi dapat
diberikan di luar kelas.

16
6. Jika waktu cukup, minta beberapa orang peserta didik untuk membacakan pertanyaan
yang dia tulis meskipun tidak mendapatkan tanda centang yang banyak kemudian beri
jawaban.
7. Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaan-pertanyaan yang akan
peserta didik jawab pada pertemuan berikutnya.

Model Pembelajaran Everone is a Teacher Here

Penggunaan strategi ini merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi
kelas secara keseluruhan maupun individual.strategi pembelajaran everyone is a teacher here
adalah sebuah Strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan
tanggung jawab individu. Dalam proses belajar mengajar, tidak harus semua dari guru, siswa
hanya duduk terpagu dan mendengarkan ceramah dari guru, akan tetapi siswa bisa saling
mengajar terhadap kawan-kawannya.

Langkah-langkah metode pembelajaran everyone is a teacher here adalah sebagai berikut:

1. Bagikan secarik kertas/kartu indeks kepada seluruh siswa. Mintalah mereka untuk
menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas
atau sebuah topik khusus yang akan di diskusikan dalam kelas
2. 2Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa.
Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri. Minta
mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian
memikirkan jawabannya.
3. 3Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan
menjawabnya.
4. Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk menambahkan dan
Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya

17
Model Pembelajaran Tebak Kata

Model pembelajaran Tebak Kata merupakan salah satu model pembelajaran Cooperative
Learning, dengan proses pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi berminat atau
tertarik untuk belajar, mempermudah dalam menanamkan konsep-konsep dalam ingatan
siswa. Selain itu siswa juga diarahkan untuk aktif, yaitu siswa atau peserta didik mampu dan
dapat bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL)

Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PBL)


adalah model atau metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya.

Kelebihan / Keuntungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong kemampuan


mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
4. Meningkatkan kolaborasi.
5. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi.
6. Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.
7. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

18
8. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan
dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
9. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan dengan dunia nyata.
10. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun
pendidik menikmati proses pembelajaran.

Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

1. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.


2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
4. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
5. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan.
6. Ada kemungkinanpeserta didikyang kurang aktif dalam kerja kelompok.
7. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, dikhawatirkan
peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

Model Pembelajaran Jurisprudential Inquiri

Model pembelajaran jurisprudential inquiry adalah model pembelajaran inovatif yang


mencoba melatih siswa untuk dapat menganalisis, berpikir kritis dan sistematis terhadap isu-
isu sosial yang sedang ada dimasyarakat.

Kelebihan model pembelajaran jurisprudential inquiry

1. Memotivasi siswa untuk aktif menganalisis sebuah kasus sehingga tidak mudah
menentukan sikap dan menyimpulkan tanpa dasar.
2. Memotivasi siswa untuk berdebat secara aktif dan memberi argumen logis dan
rasional, sehingga meningkatkan kemampuan verbal siswa.
3. Mengembangkan keterbukaan dan menghargai perbedaan pendapat

19
4. Mengembangkan pengetahuan dan wawasan siswa tentang sebuah kasus
5. Banyak isu sosial yang berkembang dalam masyarakat sehingga model ini mudah
diterapkan untuk setiap kompetensi dasar.

Kelemahan model pembelajaran jurisprudential inquiry:

1. Membutuhkan implementasi yang cukup lama karena perubahan metode


pembelajaran sebelumnya yang tidak menuntut keaktifan siswa.
2. Sulit untuk mengarahkan argumentasi siswa pada awalnya karena tidak semua siswa
mempunyai pengetahuan yang cukup sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi
debat kusir.

Model Pembelajaran Logan Avenue Problem Solving – Heuristik (LAPS - Heuristik)

Model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving rangkaian pertanyaan yang


bersifat tuntunan dalam solusi masalah.model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
di kelas untuk mencapai tujuan belajar tertentu

Beberapa kelebihan masalah Model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving

1. Dapat mengidentifikasi masalah dan diperoleh yaitu memeriksa langkah-langkah


penyelesaian yang dilakukan oleh menguji kembali hasil yang didapat dan apakah
hasilnya sudah benar .
2. Menciptakan pola pikir siswa untuk berpikir Mandiri dan sistematis
3. Siswa menjadi lebih termotivasi
4. Siswa memilih untuk kemampuan memecahkan masalah .

Model Pembelajaran Scaffolding

Scaffolding pertama kali digagas kan oleh Vigoski. Vygotsky membatasi


pembelajaran scaffolding sebagai peranan guru dalam mendukung perkembangan siswa dan
menyediakan struktur dukungan untuk mencapai tahap atau level berikutnya.Penggunaan
strategi pembelajaran scaffolding bertujuan untuk mendorong siswa menjadi siswa yang
mandiri dan mengatur diri sendiri (self regulating). Begiktu pengetahuan dan kompetensi
belajar siswa meningkat, guru secara berangsur-angsur mengurangi pemberian dukugan. Jika
siswa tidak mampu mencapai kemandirian, guru kembali ke sistem dukungan untuk
membantu siswa memperoleh kemajuan sampai mereka mampu mencapai kemandirian.

Lipscomb et al (2004) mengungkapkan terdapat sembilan keuntungan dari proses


pembelajaran menggunakan scaffolding, yaitu:

a. Dapat mengidentifikasi bakat dan tingkat kemampuan siswa seawall mungkin


b. Memberikan pembelajaran secara individual,
c. Memberikan jaminan yang lebih besar dalam pencapaian pemahaman yang
komprehensip.
d. Memberikan pengalaman belajar yang variatif.
e. Meningkatkan efesiensi pembelajaran.
f. Menciptakan percepatan melalui pemberian bimbingan secara terstruktur.
g. Membuat siswa berpartisifasi aktif dalam proses pembelajaran
h. Mendorong dan memotivasi siswa untuk belajar, dan
i. Meminimalkan tingkat keputusasaan siswa dalam belajar.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang


sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.Penggunaan model pembelajaran yang tepat
dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk
memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat dipergunakan oleh guru atau
pendidik dalam proses pembelajaran.Penggunaan model pembelajaran ini tergantung kepada
Tujuan Pembelajaran,kemampuan guru,kemampuan peserta didik,jumlah peserta didik,jenis
materi,alokasi waktu,fasilitas / sarana prasarana.

3.2 Saran
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,dari kalangan pembaca guna
penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Harapan kami,
makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya pagi para pembaca.

21
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Jakarta:

Prestasi Pustakarya.

B uno, Hamzah. 2006.Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi Aksara

Hanafiah &Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University press.

Lubis, E.A, & Herliani, R. Strategi Belajar mengajar. 2020. Yogyakarta: K-Media.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasi

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

https://metrojambi.com/read/2017/10/25/26042/pentingnya-media-dan-model-pembelajaran-
dalam-proses-mengajar

22

Anda mungkin juga menyukai