ANFAR
ANFAR
ANFAR
DISUSUN OLEH :
R. Pebliana Syahara
1801109
S1-4C
DOSEN PENGAMPU :
Armon Fernando.M,Si,.Apt
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah Analisa Farmasi dengan judul “Identifikasi senyawa obat secara reaksi
kimia” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Kami sudah berusaha maksimal untuk menyelesaikan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan masalah.............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Reaksi identifikasi gugus fungsi..................................................................3
2.1.1 Eter..............................................................................................................5
2.1.2 Aldehida dan Keton....................................................................................6
2.1.3 Haloalkana (alkil halogenida).....................................................................8
2.1.4 Amina.......................................................................................................10
2.1.5 Amida.......................................................................................................11
2.1.6 Gugus Nitro..............................................................................................12
2.1.7 Gugus Sulfon dan Sulfonat.....................................................................13
2.1.8 Gugus Guanidin.......................................................................................13
2.2 Reaksi identifikasi karbohidrat.................................................................13
2.3 Reaksi identifikasi alcohol, fenol, dan karboksilat..................................18
2.3.1 Alkohol dan fenol.....................................................................................18
2.3.2 Fenol.........................................................................................................21
2.3.3 Asam karboksilat......................................................................................23
2.4 Reaksi identifikasi golongan obat alkaloid dan steroid...........................23
2.4.1. Uji golongan alkaloid...............................................................................23
2.4.2 reaksi identifikasi steroid..........................................................................25
2.5 Reaksi identifikasi obat antibiotic dan turunan sulfomida.....................27
2.5.1 Reaksi identfikasi obat antibiotic..............................................................27
2.5.2 Reaksi identifikasi turunan sulfonamide..................................................31
BAB III.......................................................................................................................34
ii
PENUTUP..................................................................................................................34
3.1. Kesimpulan..................................................................................................34
3.2. Saran............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat
pada suatu senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas dan
berpengaruh pada sifat fisik dan kimia senyawa tersebut. Senyawa organik
yang mempunyai gugus fungsional sama akan ditempatkan pada deret
homolog yang sama. Ikatan tunggal karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam
senyawa organik biasanya tidak reaktif karena mereka non polar.
Golongan polar membentuk bagian yang reaktf dalam suatu molekul
organik yaitu gugus fungsional tersebut. Misal, alkohol adalah suatu golongan
senyawa yang mengandung gugus fungsi hodroksil (-OH) terikat pada karbon.
Semua alkohol mempunyai reaksi kimia yang sama karena mengandung
gugus fungsional ini. Ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga yang
menghubungkan atom-atom karbon juga dianggap gugusan fungsional, sebab
lebih reaktif daripada ikatan tunggal karbon-karbon.
Tujuan dari identifikasi adalah untuk mengenali gugus fungsi tertentu
yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia tertentu yang
spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang
mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat bereaksi dengan gugus
fungsi yang lain. Masing-masing senyawa organik memiliki sifat tertentu
yang bergantung pada gugus fungsionil yang dimilikinya. Beberapa senyawa
dengan gugus fungsi berbeda dapat memiliki sifat yang sama/mirip. Gugus
fungsionil adalah gugus yang terdapat dalam suatu senyawa organic yang
berperan pada analisa senyawa tersebut
1
Karbohidrat merupakan polimer alami yang dihasilkan oleh tumbuh-
tumbuhan dan sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Karbohidrat juga
merupakan sumber energi yang terdiri atas unsur-unusr C, O, dan H dengan
rumus molekul Cn(H2O)n. Pada senyawa karbohidrat terdapat berbaga gugus
fungsi yang diikatnya yaitu gugus fungsi keton, aldehid, dan gugus hidroksi.
Adapaun rumusan masalah yang mendasari penulisan makalah ini antara lain:
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ikatan Tidak Jenuh Reaksi pengenal:
1. Reaksi addisi terhadap Aqua Brom
0,1 g sampel padat atau 0,2 ml sampel cair ditambahkan larutan
Brom 5% dalam CHCl3 setetes demi setetes sambil dikocok. Warna Brom
hilang dan larutan tidak terbentuk HBr. - C = C – + Br2 → - HCBr - BrCH
– Adanya gugus yang bermuatan negatif yang terikat pada atom C tidak
jenuh dapat memperlambat atau menghalangi terjadinya reaksi, misalnya
pada reaksi: C6H5CH=CHCOOH + Br2 → C6H5CHBr - BrHCCOOH
(lambat) Pada beberapa senyawa (phenol, amin primer aromatis)
penghilangan warna Brom dapat terjadi karena reaksi substitusi; Senyawa-
senyawa reduktor juga dapat menghilangkan warna Brom (terbentuk HBr).
4
Pada larutan sampel tambahkan larutan KmnO4 2% setetes demi
setetes sambil dikocok, warna ungu akan hilang. Tambahkan KmnO4
sampai sedikit berlebih (berwarna rosa). Jika ada ikatan tidak jenuh, mula-
mula terbentuk glikol, jika dipanaskan terjadi oksidasi lebih lanjut dan
terbentuk asam karboksilat. 2 KmnO4 + H2O → 2 KOH + 2 MnO2 + 3 (O)
C C + (O) + H2O → C C OH OH → C O OH + O C OH Reaksi Baeyer ini
tidak spesifik untuk ikatan tidak jenuh, karena senyawa-senyawa yang
mudah teroksidasi seperti: Alkohol, Fenol, Aldehid, dan lain-lain juga
memberi hasil positif
2.1.1 Eter
Isomer pada eter Isomer pada eter mulai ada pada suku yang memiliki
empat atom C. Makin banyak atom C yang dimiliki suatu eter, makin banyak
isomernya. Eter dengan atom C lima memiliki enam isomer, yaitu empat
isomer merupakan butil metil eter, dan dua isomer merupakan etilpropil eter.
Sifat Eter
Eter memiliki titik didih jauh lebih kecil dari pada alkohol dengan
jumlah atom Cyang sama. Kelarutan eter dalam air sangat kecil sehingga
dapat disebut tidak bercampur dengan air. Pada temperatur kamar, kelarutan
dieti eter hanya 8 g/100 mL Eter jauh kurang reaktif jika dibandingkan dengan
alkohol. Sebagaimana alkohol, eter mudah terbakar membentuk gas karbon
dioksida dan uap air.
5
Reaksi Identifikasi Gugus Fungsi pada Eter
• Eter tidak bereaksi dengan logam aktif, misalnya natrium. Sifat ini dapat
digunakan untuk membedakan eter dengan alkohol
• Eter dan alkohol dapat bereaksi dengan PCL, reaksi alkohol dengan PCL,
sedang kan eter tidak membebaskan HCL. Reaksi ini dapat digunakan untuk
membedakan alkohol dengan eter.
• Eter akan terurai oleh asam halida menjadi alkohol dan haloalkana (alkil
halida)
• Dengan asam halida berlebihan, eter dapat membentuk alkil halida (R-X)
dan H,0.
Kegunaan Eter
Etil eter banyak digunakan untuk pelarut organik dan obat bius yang
diberikan melalui pernapasan pada proses operasi. Sebagai obat bius, etil eter
diberikan melalui pernapasan. Selain etil eter, senyawa eter yang banyak
digunakan adalah metil ters-butil eter (MTBE).senyawa ini digunakan untuk
menaikkan angka oktan bensin.
6
Identifikasi gugus aldehida dapat dilakukan dengan melakukan Tes
Tollens. Tes tollens ini menggunakan reagen Tollen. Tes ini didasarkan pada
oksidasi suatu aldehid oleh larutan ion perak (Ag+) dalam basa amonia.
Larutan ini mengandung ion kompleks [Ag(NH3)2]+. Oksidasi terhadap
aldehid diikuti dengan reduksi ion perak menjadi logam perak yang tampak
sebagai cermin perak. Tes Fehling juga dapat mendeteksi aldehid. Tes Fehling
dilakukan menggunakan larutan Fehling, dimana larutan ini mengandung ion
kompleks tembaga (II) yang disiapkan dengan mencampurkan larutan Fehling
A yang mengandung tembaga sulfat, ke dalam larutan Fehling B yang
mengandung natrium hidroksida dan garam Rochelle (natrium kalium
tartarat). Selama oksidasi aldehid menjadi asam karboksilat, ion tembaga (II)
direduksimenjadi tembaga (I) yang mengendap sebagai tembaga (I) oksida
yang berwarna merah
a. Tes Fehling,
Dilakukan untuk menguji adanya gugus aldehid, positif jika terjadi
perubahan ada endapan merah bata untuk sampel aldehid atau keton
(aseton). Reagen: Fehling A: 34,64 gram CuSO4.5H2O dalam 500 mL
larutan Fehling B: 65 g NaOH dan 173 gram KNaTartrat dalam 500 mL
larutan Kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 1 mL
Fehling A dan 1 mL Fehling B. Dipanaskan tabung reaksi di dalam
penangas air mendidih selama 10 menit, diamati dan dicatat perubahan
yang terjadi. Tes positif jika terjadi perubahan ada endapan merah bata
untuk sampel aldehid atau keton (aseton).
b. Tes Tollen,
Dilakukan untuk menguji adanya gugus aldehid atau keton, positif jika
terbentuk cerminperak Reagen: larutan 5% AgNO3, larutan 5% NaOH,
larutan NH3 encer Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering,
7
dimasukkan 1 mL sampel, seperti aseton, benzaldehida, fruktosa, atau
yang lain, 1 mL larutan 5% AgNO3 dan 1 mL larutan 5% NaOH serta 5
tetes ammonia. Dipanaskan tabung reaksi di dalam penangas air mendidih
selama 10 menit, diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada sampel
aldehida atau keton (aseton).
c. . Reaksi Schiff.
Pereaksi: 0,2 g p. Rosanilin HCl (Fuchsin) dilarutkan dalam 2 ml HCl
pekat, encerkan dengan 200 ml air dan kedalamnya dilarutkan 2 g
NaHSO3 (pereaksi tidak berwarna; jika disimpan lama dan telah
berwarna rosa, pereaksi tidak dapat dipakai). Cara melakukan: Dalam
tabung masukkan 2 ml air dan 1 tetes Aldehyda, lalu tambahkan 1-2 tetes
pereaksi, akan terbentuk warna merah sampai merah ungu. Catatan:
Beberapa aldehyd aromatis (misalnya; Vanilin, p-dimetil amino
benzaldehyd) memberi hasil negative
8
2.1.3 Haloalkana (alkil halogenida)
• Reaksi Substitusi adalah reaksi penggantian suat atom, ion, atau gugus
fungsi dengan atom, ion, atal gugus lain. Dalam reaksi substitusi
haloalkana, atom halogen digantikan dengan atom atau gugus lain.
9
• Reaksi Eliminasi terjadi jika haloalkana direaksikan dengan basa kuat
dan sebuah molekul kehilangan atom atau ion dari strukturnya. Dalam
reaksi ini atom H dan X (atom halogen) keluar dari haloalkana. Reaksi ini
disebut juga reaksi dehidrohalogenasi. Awalan de berarti minus atau
hilang.
Uji halogen
a. Reagen 2% AgNO3
No. Sampel Sebelum +AgNO3 Pemanasan
1. Klorobenzena Tidak berwarna Tetap Tetap
2. Toluena Tidak berwarna Tetap Tetap
3. Kloroform Tidak berwarna Tetap Tetap
2.1.4 Amina
10
Amina adalah senyáwa organik yang mengandung atom nitrogen
trivalent yang berikatan satu,dua, atau tiga atom karbon. Dengan gugus fungsi
-NH, dan rumus umum : C,H2n+3N - Amina tergolong ke dalam basa organik
lemah yang dapat bereaksi dengan asam membentuk garam yang dapat larut
dalam air, tetapi dalam keadaan bebas amina sulit atau hampir tidak larut
dalam air kecuali dengan senyawa amina yang berwujud gas.
2.1.5 Amida
11
• Titik didihnya cukup tinggi.
Reaksi umum :
12
melakukan: sampel dilarutkan dalam etanol, tambahkan 3 ml HCl encer,
masukkan serbuk Zn dan sedikit air, panaskan dipenangas air selama 10
menit. Sampel dibagi 2: a. pada filtrat ditambahkan 2 tetes larutan NaNO2
dan larutan ß naftol dalam NaOH akan terbentuk warna atau endapan
jingga. b. Pada filtra ditambahkan 2 tetes p DAB HCl akan terbentuk warna
kuning.
13
Berdasarkan gugus fungsi yang diikat, karbohidrat digolongkan ke dalam dua
jenis:
Glukosa
Glukosa dapat diperoleh dari hidrolisis sukrosa (gula tebu) atau pati (amilum).
Di alam glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Dalam alam
glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan bantuan
sinar matahari dan klorofil dalam daun serta mempunyai sifat:
14
C6H12O6 –> 2C2H5OH + 2CO2
Laktosa
Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa.
Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa
mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus.
Beberapa sifat lakotsa:
15
Reaksi identifikasi : tambahkan 5 ml natrium hidroksida 1 N pada 5 ml
dalam larutan jenuh laktosa panas dan hangatkan hati-hati.
Cairan menjadi kuning dan akhirnya merah kecoklatan.
Dinginkan hingga suhu kamar, dan tambahkan beberapa tetes
tembaga (II) tatrat alkali LP, terbentuk endapan merah tembaga
(I) oksida.
Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu adalah disakarida dari glukosa dan fruktosa.
Sukrosa dibentuk oleh banyak tanaman tetapi tidak terdapat pada hewan
tingkat tinggi. Sukrosa mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke
kanan. Hasil yang diperoleh dari reaksi hidrolisis adalah glukosa dan fruktosa
dalam jumlah yang ekuimolekular. Sukrosa bereaks negatif terhadap pereaksi
fehling, benedict, dan tollens.
Amilum
16
Apabila dilarutkan dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi
amilosa dan amilopektin
Amilopektin merupakan polimer yang lebih besar dari amilosa
Hirdolisis parsial akan menghasilkan amilosa
Hidrolisis lengkap akan menghasilkan glukosa
Rumsan molekul : -
Pemeriaan : serbuk sangat halus, putih
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol
Reaksi identifikasi : panaskan sampai mendidih selama 1 menit suspense 1
gram dalam 50 ml air, dinginkan berbentuk larutan kanji
yang necer. Campur 1 ml larutan iodium 0,005 M, terjadi
warna biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul
kembali pada pendinginan.
5. Maltosa
6. Galaktosa
17
glukosa. Dapat diperoleh dari hidrolisis gula susu (laktosa), dan mempunyai
sifat:
a. Metanol
Sampel metanol berwarna bening dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sebanyak 0,5ml. Kemudian ditambahkan reagen lucas sebanyak 3 ml. Metanol
yang telah dicampur dengan reagen lucas dan dikocok tetap berwarna bening.
Setelahnya ditunggu selama 15 menit, campuran tersebut tetap berwarna
bening. Kemudian larutan tersebut dimasukkan kedalam gelas beker berisi air
18
mendidih dan ditunggu selama 10 menit, dan larutan tetap berwarna bening.
Hal ini menandakan bahwa larutan tersebut merupakan alkohol primer karena
hasilnya negatif. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa fenol tidak bereaksi
dengan reagen Lucas.
b. Etanol
Pada sampel etanol juga berwarna bening yang kemudian
dicampurkan dengan reagen lucas dan dikocok hasilnya tetap berwarna
bening. Setelahnya ditunggu selama 15 menit, warna yang terlihat tetap
berwarna bening. Lalu ditabung reaksi dicelupkan ke dalam air mendidih
sekitar 600C tetap tidak menunjukan terjadinya reaksi dengan tetap berwarna
bening. Halm tersebut menyimpulkan bahwa etanol merupakan alkohol
primer karena hasil yang didapat negatif.
c. 2-propanol
Sampel 2-propanol berwarna bening kemudian dicampurkan dengan
reagen lucas dan dikocok tetap berwarna bening. Setelah dibiarkan selama 15
menit , tetap berwarna bening. Lalu direndam dalam air mendidih dan
ditunggu selama 10 menit hasilnya membentuk kabut putih dibagian atas dan
lapisan bawah berwarna bening. Hal tersebut membuktikan 2-propanol
termasuk kedalam alkohol sekunder karena hasil yang diperoleh positif.
19
dan air. Digunakan dalam industri kimia dan penggunaan dalam
laboratorium (Katritzky, 2012).
ZnCl2
ZnCl2 adalah senyawa yang berwujud solid (padat) dan tidak
berbau, berwarna putih dengan titik didih 7320C dan titik beku
2900C. Senyawa ini bersifat stabil dan reaktif dengan agen
pengoksidasi dan logam. Seng klorida (ZnCl2) adalah senyawa
padatan putih yang bersifat higroskopis. Digunakan sebagai katalis,
zat pendehidrasi, dan fluks solder kertas
Tes Lucas
20
1ml aquades + 1ml aquades + 5 tetes Kuning (-)
5 tetes methanol + FeCl3 5% 2
methanol tetes
1ml aquades + 1ml aquades + 5 tetes Kuning (-)
5 tetes etanol etanol+ FeCl3 5% 2 tetes
1ml aquades 1ml aquades + 5 tetes 2- Kuning (-)
+ 5 tetes 2- propanol+ FeCl3 5% 2
propanol tetes
1ml aquades 1ml aquades + 5 tetes Ungu (-)
+ 5 tetes fenol fenol+ FeCl3 5% 2 tetes
No Perlakuan Hasil
1 Etanol
Etanol + K2CR2O7 + H2SO4 50% Larutan warna biru
Gliserin
- Gliserin + 1 tts CuSO4 + dibasahkan NaOH - Gliserin + CuSO4 -> biru jernih
+ NaOH -> larutan jernih
- Dikisatkan - Menjadi cair
Mentol
- Mentol + H2SO4 + Vanilin sulfat - Endapan putih
2.3.2 Fenol
21
berwarna bening. Halm tersebut menyimpulkan bahwa fenol merupakan
alkohol primer karena hasil yang didapat negatif.
No Perlakuan Hasil
1 Fenol
- Fenol + FeCl3 - Larutan hitam abu abu
- Fenol + Ρ-DAB - Endapan coklat kekuningan
2 Nipagin
- Nipagin + FeCl3 - Terbentuk ungu kehitaman
- Resirnol + FeCl3
- Resirnol + lieberman - Larutan ungu kehitaman
- + FeCl3 - Keunguan
22
2.3.3 Asam karboksilat
No Perlakuan Hasil
1 Asam tatrat
- Asam tatrat + CuSO4 + - Larutan warna biru muda
NaOH
2 Asam benzoate
- Panaskan sampel + H2SO4 - Larutan kuning bening
- Asam benzoate + FeCl3 - Menjadi larutan kuning tua dan
terbentuk endapan
3 Asam stearate -
1. Uji penggolongan
23
2. Uji penetapan
3. uji penegasan
uji penegasan pirimidin dan kodein
24
NaOH
- reserpine + HNO3 - tidak terbentuk
+ titan yellow + NaOH - tidak terbentuk
+ pany - tidak terbentuk
- tidak terbentuk
Sifat Steroid
25
menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor prostat,
kelainan koagulasi dan gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut,
tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi,
steroid anabolik dapat membuat seseorang menjadi agresif.
Salkowski
26
Larutan B : Asam sulfat pekat
Liebermann-Buchard
Antibiotic adalah zat zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi
dan bakteri tanah, yang dapat menghambat pertumbuha atau membasmi
mikroba jenis lain, sedangkan toksisitasnya terhadap manusia relative kecil.
Penggolongan antibiotic berdasarkan struktur kimianya :
Golongan aminoglikosida ( amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin,
neomisin, netilmisin)
Golongan β-laktam ( golongan karbanem, golongan sefalosporin,
golongan β-laktam monosiklik, dan golongan penicillin)
Golongan glikopeptida ( vankomisin, teikoplanin, ramoplanin)
Golongan polikeptida (golongan makrolida, golongan ketolida, golongan
tetrasiklin)
Golongan kinolon atau fluorokinolon ( asam nalidiksat, siprofloksasin,
ofloksasin, norflosaksin, levofloksasin)
Golongan streptogranin ( pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan
kinupristindalfopristin )
Golongan oksazolidinon ( linezolid)
Golongan sulfanamid ( kotrimoksazol dan trimetropin )
Antibiotic lain yang penting, seperti kloramfenikol, klindamisin, dan
asam fusidat.
Metode identfikasi senyawa obat
27
Identifikasi senyawa obat merupakan analisis kualitatif yang bertujuan
untuk mengetahui atau menemukan komponen suatu obat. Identfikasi obat
dapat dilakukan dengan cara, anatara lain sebagai berikut :
Organoleptis
Dalam cara ini suatu zat dapat dikenal berdasarkan sifat-sifat
fisikanya, yaitu dengan menggunakan panca indra (berupa rasa, tekstur,
warna, dan bau)
Pemanasan pada cawan porselin
Dengan pemanasan, zat zat tersebut dapat mencair, memadat, dan
menguap atau segara menyublim. Adapula zat yang dapat terbakar pada
pemanasan.
Kelarutan
Dalam melihat kelarutannya dalam keadaan dingin dan panas dalam
pelarut aquadest, asam (HCl), basa (NaOH), da alcohol (-OH)
Direaksikan dengan pereaksi
Dengan menggunkan pereaksi yang dapat bereaksi dengan senyawa
yang dianalisis dan dapat menimbulkan gejala- gejala yang dapat diamati
seperti adanya perubahan warna, terbentuknya endapan, terbentuknya
Kristal, dan perubahan spesifik lainnya.
Identifikasi uji senyawa obat antibiotic:
1. Organoleptis
28
atau
hamper
tidak
berbau
4 Eritromisina C37H67NO13 Putih Tidak Rasa Serbuk atau
atau agak berbau agak hablur
kuning pahit
5 Amoksisilin C16H19N3O5 . Putih Praktis Rasa Serbuk
3H2O tidak pahit hablur
berbau
2. Kelarutan
Tetrasiklin
Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol
(95%) P, tidak larut dalam kloroform P, dan dalam eter P, larut
dalam asam encer, larut dalam alkali disertai peruaraian.
Kloramfenikol
Larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2.5 bagian
etanol (95%) P dan dalam 7 bagian propilen glikol P, sukar larut
dalam kloroform P dan dalam eter P
Ampisilina
Larut dalam 170 bagian air, praktik tidak larut dalam 2.5
bagian etanol (95%) P, dalam kloroform P, dalam eter P, dalam
aseton P dan dalam minyak lemak.
Eritromisina
Larut dalam lebih kurang 1000 bagian air, larut dalam etanol
(95%) P, dalam kloroform P dan dalam eter P.
Amoksisilini
Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut dalam benzana,
dalam karbon tetraklorida, dan dalam kloroform.
3. Reaksi identfikasi
29
Reaksi marquis : Merah anggur
+ formalin + H2SO4 pekat
Reaksi frohde : Merah anggur
+ammonium moblidat + H2SO4
pekat
+ vitali Kuning-coklat
+ Millon Rase, aduk coklat
+ nessler (+NaOH) Coklat hitam
+ aqua bromate Endapan kuning
+ ammonium moblidat Biru hitam
2 Kloramfenikol + NaOH (dipanaskan) Orange merah
Reaksi cuprifil : Endapan merah bata
Lar. (dlm air) + NaOH ad basa +
CuSO4
Jika dipanaskan
+ HCl pekat + serbuk Zn Warna orange/kuning
(panaskan) DAB HCl 2 tts
+ nessler Endapan abu-abu
+ Cu(FO3)2 amoniakal Abu abu coklat
+ metanol+CaCl2 + serbuk Zn Merah ungu
Panaskan 10 menit tuang
filtrat pada tabung lain + kristal
Na-asetat + benzoil klorida 2 tts
(kocok 1 menit) + bbrpa tts
FeCL3 + HCl encer
3 Ampisilina Suspensikan 10% zat dlm air + 2 Violet
ml fehling dan 6 ml air
+ zat dalam alkohol + H2SO4 + Hijau kuning
Resorsim (dipanaskan)
Lar. Zat dlm alkohol + lar. Hijau kuning tua
Tembaga nitrat amoniakal
(panaskan)
Teteskan 0.1 ml lar. Ninhidrida P Lembayung muda
0,1 % b/v diatas kertas saring P,
keringkan pada suhu 105º, lapisan
0,1 ml lar. Uji 0,1% b/v panaskan
pada suhu 105º selama 5 menit
(biarkan dingin)
Suspensikan 10 mg dlm 1ml air, Violet
+ 2 ml lar. Kalium tembaga (II)
tartar P dan 6 ml air
4 Eritromisina + H2SO4 conc Coklat merah
+ nessler Abu abu hitam
Larutan zat dlm aseton + HCl Jingga yang berubah menjadi
conc. merah keunguan
+ CHCl3 (kocok) Lapisan CHCl3 menjadi ungu
+ Cu (NO3)2 ammoniakal Abu abu coklat
(biarkan 5 menit )
30
+ HNO3 pekat + air Kuning hiaju
± 5 mg + 2 ml asam sufat P Coklat merah
(kocok perlahan)
± 3 mg dlm 2 ml aseton P,+ 2 ml Jingga menjadi merah
HCl P
+ 2ml kloroform P (kocok) Lapisan kloroform ungu
5 Amoksisilin Lar. 10 mg amoksisilin dlm 2 ml Merah
air (panaskan selama 2 menit ) +
0,5 ml merkuri nitrit suasana
asam
n
Kelarutan sulfonamide :
1. Umumnya tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air
panas. Elkosin biasanya larut dalam air panas dan dingin
31
2. Tidak larut dalam eter, kloroform, proteulom eter
3. Larut dalam aseton
4. Sulfa-sulfa yang mempunyai gugus amin aromatic tidak bebas akan
mudah larut dalam HCl encer, irgamid, dan irfagon tidak larut dalam HCl
encer.
5. Sulfa-sulfa dengan gugus aromatic sekunder sukar larut dalam HCl,
misalnya septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi
larut dalam NaOH
2. Uji pendahuluan
3. Uji penegasan
Pereaksi parri
32
o
1 Sulfadiazine Alcohol + parri + Merah tua
NH4OH 1 tts
2 Sulfamerazin Alcohol + parri + Violet-merah jambu
NH4OH 1 tts
3 Sulfanilamide Alcohol + parri + Merah
NH4OH 1 tts
Pereaksi vanillin
Pereaksi CuSO4
Pereaksi
Korek api Kuning Orange Kuning Jingga Kuning -
jingga orange
p-DAB Jingga Kuning Kuning Jingga Kuning Merah
HCl hijau orange jingga orange hijau
Zwikker - Biru Violet Biru- Pink -
violet violet
Roux Ungu, Hijau Kuning Hijau Ungu, Kuning
merah, coklat – hijau zambrut biru, hijau
coklat, hijau kuning,
hijau ungu hijau
kotor
Indfenol Merah Biru langit Kuning Hijau Merah rose Merah
kecoklatan
33
NaOH + - - - Biru Hijau -
CuSO4 kemerahan zaitun
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Identifikasi senyawa awal senyawa obat yang telah terekstraksi yang diperiksa
organoleptiknyameliputi bentuk, bau, rasa dan kelarutan. Pereaksi golongan yaitu
pereaksi yang memberikan warna seusai dengan golongan. Reaksi penegasan
adalah reaksi yang memberikan warna yang spesifik pada setiap sampel.Hasil
reaksi dapat berupa perubahan warna untuk pencampuran suatu bahan obat
dengan reagen, terlihatnya warna khas suatu bahan obat pada analisis UV VIS,
dan tercium bau khas pada analisis organoleptis.Dimana identifikasi obat dapat
digolongkan berdasarkan gugus fungsi, asam karboksilat, turunan obat sulfamida,
dan obat golongan alkaloid.
3.2. Saran
Mempelajari senyawa kimia memang sulit apalagi bagi yang belum
mempunyai dasar ilmu kimia sama sekali. Janganlah kita mempelajari materi
yang sulit langsung. Tapi hendaknya kita mempelajari materi dasar dulu sebelum
mendalami ilmu kimia.
34
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Edisi ke-3 jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fasenden, J Ralp. 2006. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Prasojo. 2010. Kimia Organik 1 . Yogyakarta : Gajah Mada Press.
Sudarmono. 2006. Kimia Organik 1. Jakarta : Erlangga.
Tim Dosen Kimia Organik. 2018. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember :
Universitas Jember.
35