Skripsi Olahraga Skipping & Jogging Passing Futsal
Skripsi Olahraga Skipping & Jogging Passing Futsal
Skripsi Olahraga Skipping & Jogging Passing Futsal
SKRIPSI
Oleh:
GUNAWAN WIBISONO AMIRRULLOH
NPM : 15520669
Oleh:
Gunawan Wibisono Amirrulloh
NPM : 15520669
Pembimbing I
Pembimbing II
i
ABSTRAK
Oleh
Gunawan Wibisono Amirrulloh
NPM : 15520669
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara
latihan skipping dengan latihan jogging terhadap keterampilan teknik dasar
passing atlet futsal. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian eksperimen. Instrumen penelitian menggunakan tes passing
dalam permainan futsal. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMK Tunas Grafika
Informatika kelas X dan XI sebanyak 30 siswa. Sedangkan yang dijadikan sampel
adalah 30 siswa. Teknik sampling menggunakan total sampling, jadi yang
dijadikan sampel adalah seluruh jumlah siswa yang aktif mengikuti
ekstrakurikuler futsal di SMK Tunas Grafika Informatika kelas X dan XI
sebanyak 30 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan serta
penghitungan dan analisis data dari hasil pengukuran, maka pada bagian ini
penulis dapat mengemukakan kesimpulan sebagai berikut: Kelompok A yang
diberikan perlakuan latihan skipping memberikan pengaruh yang lebih signifikan
dibandingkan dengan kelompok B yang diberikan perlakuan latihan jogging
terhadap keterampilan teknik dasar passing dalam ekstrakurikuler futsal di SMK
Tunas Grafika Informatika dengan hasil penghitungan t perbandingan perbedaan
dua hasil pembelajaran 3.01 lebih besar dari ttabel 1.70.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT., yang maha
kuasa atas segala sesuatu dan yang telah mengatur alam beserta isinya, berkat
rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penyusunan skripsi ini dapat
diselesaikan.
iii
UCAPAN TERIMAKASIH
Atas dorongan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis, maka
telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas
waktu, pikiran dan tenaga dengan sabar dan ikhlas membantu penulis dalam
skripsi ini.
5. Yth. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.
Untuk semua itu penulis tidak dapat membalas jasa dan memberi
Semoga amal dan jasa yang penulis terima dari mereka semua diterima oleh Allah
iv
Akhirnya dengan ketulusan hati penulis juga mengharapkan kritik dan
saran yang baik dari para pembaca guna menyempurnakan skripsi ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 3
C. Pembatasan Penelitian .............................................................. 3
D. Perumusan Masalah ................................................................. 5
E. Kegunaan Hasil Penelitian ....................................................... 5
vi
BAB V KESIMPULAN SARAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan .............................................................................. 64
B. Saran ......................................................................................... 65
C. Implikasi ................................................................................... 65
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.2 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Tes Awal Dan Tes Akhir
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rancangan Perlakuan.............................................................................. 69
2. Instrumen Penelitian (Sebelum Uji Coba) .............................................. 76
3. Hasil Uji Coba Instrumen ....................................................................... 78
4. Instrumen Penelitian (Sebelum Uji Coba) .............................................. 80
5. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir ............................................................... 82
6. Data Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok A ................................ 84
7. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................................. 86
8. Uji Hipotesis ........................................................................................... 92
9. Tabel Z .................................................................................................... 95
10. Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors .............................................................. 96
11. Daftar Nilai Distribusi T ......................................................................... 97
12. Daftar Nilai Distribusi F ......................................................................... 98
x
BAB I
PENDAHULUAN
Menjamurnya olahraga futsal saat ini dirasakan oleh para siswa di SMK
bermain futsal. Permainan futsal ini sangat digemari oleh para siswa karena
permainannya yang mudah, murah, menyenangkan dan dapat diikuti oleh banyak
orang. Ada beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain futsal yaitu: 1.
tersebut, dalam penelitian ini penulis akan mencoba mengkaji salah satu teknik
dasar futsal yaitu teknik passing. Passing adalah teknik dasar dalam permainan
futsal dimana seorang pemain memberikan operan atau umpan pendek kepada
teknik passing masih rendah. Kesalahan yang sering terjadi seperti menendang
bola yang terlalu lemah sehingga bola bergerak pelan dan akhirnya mudah direbut
oleh lawan, kemudian arah tendangan passing ke teman satu tim tidak akurat. Hal
passing dan pada akhirnya setiap pemain kurang memberikan kontribusi yang
1
Sucipto Mengembangkan Teknik Bermain Futsal (Bandung Gramedia. 2015) h. 17
1
2
baik bagi team ketika bertanding. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ingin
kaki dan mengarahkan bola yang sempurna, serta didukung oleh kondisi fisik
yang baik, terutama kondisi fisik yang mendukung langsung terhadap pergerakan
yang dibutuhkan dalam passing bola, misalnya kekuatan tungkai. Salah satu
kekuatan kaki, pergelangan kaki, daya tahan, koordinsi gerak, dan membantu
latihan skipping ini sangat sederhana dan bisa di lakukan di mana saja. Sedangkan
menurut Lynne Brick menjelaskan bahwa jogging adalah “suatu kegiatan atau
melalui gerak berjalan atau berlari yang kecepatannya lebih lambat dari 6 mph (10
ini akan lebih difokuskan mengenai pembahasan latihan skipping dengan jogging
terhadap keterampilan teknik dasar passing dalam permainan futsal. Hal tersebut
perlu untuk ditindak lanjuti, jika diteliti yaitu dapat meningkatkan kekuatan otot
tungkai para atlet futsal baik ketika berlatih maupun bertanding, kemudian dapat
dijadikan acuan bagi guru/pelatih dalam memberikan bentuk latihan yang tepat
2
Lynne Brick. Bugar dengan Senam Aerobik. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016) h.43
3
jika tidak diteliti, maka tidak akan diketahui efektifitas dari ke dua bentuk latihan
fisik tersebut terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar passing para atlet
futsal, selain itu penulis khawatir keterampilan teknik dasar passing para atlet
futsal akan semakin rendah jika tidak diterapkan kedua bentuk latihan fisik ini.
B. Identifikasi Masalah
4. Menendang bola lemah sehingga bola bergerak pelan dan mudah direbut oleh
lawan, kemudian arah tendangan passing ke teman satu tim tidak akurat.
C. Pembatasan Penelitian
penelitian ini tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya maka penelitian
2. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan3
4. Waktu dan lama latihan. Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini
dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 2 (dua) bulan, sedangkan lama
5. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang aktif
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi4, jadi yang
sebanyak 30 siswa
3 Michael. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. (Jakarta: UI-Press.2017) h.
24
4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
D. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
atlet futsal yang dapat dijadikan rujukan pengembangan keilmuan dalam dunia
2. Kegunaan Praktis
passing atlet futsal melalui latihan skipping dan latihan jogging untuk dikaji
d. Bagi siswa, latihan skipping dan latihan jogging ini dapat dijadikan masukan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Futsal
Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua regu, yang masing-
lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki dan anggota tubuh lain selain
tangan, kecuali posisi kiper. Selain lima pemain utama, setiap regu juga diizinkan
aktivitas permainan invasi beregu yang dimainkan lima lawan lima orang dalam
durasi waktu tertentu yang dimainkan pada lapangan, gawang dan bola yang
bergerak, menyenangkan serta aman dimainkan serta tim yang menang adalah tim
berbeda dalam permainan sepakbola namun karena faktor lapangan yang relatif
7
8
mempunyai dua pemain dengan beda teknik individual yang harus dimiliki, yaitu
penjaga gawang dan pemain yang lain. Adapun teknik dasar futsal dijelaskan
sebagai berikut:
bola dalam permainan futsal, yang paling sering digunakan adalah teknik
Teknik dasar yang satu ini disebut juga passing. Dalam permainan futsal
bagian dalam. Selain itu, passing juga dilakukan dengan menggunakan kaki
Penggunaan bagian dada dan kepala atau heading juga harus dikuasai oleh
pemain, kendati pun teknik mengumpan bola seperti ini memang agak sulit untuk
memiliki tingkat keakuratan yang cukup baik, apalagi mengingat lapangan futsal
(indoor) yang memiliki batas langit-langit, sangat sulit untuk menerapkan umpan
lambung.
9
Teknik dribbling ini harus dikuasai oleh para pemain agar si pemain mampu
menguasai bola dengan baik saat bola berada di kakinya. Dalam permainan futsal,
penggunaan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar sering dipakai untuk teknik
yang satu ini. Penggunaan bagian punggung kaki juga sering diterapkan.
shooting dilakukan dengan keras dan sekuat tenaga. Penggunaan tenaga kaki yang
besar saat melakukan tendangan karena dalam permainan futsal jarak pemain
dalam sebuah wilayah maka tendangan keras menjadi opsi yang cukup baik
dilakukan. Dalam permainan futsal, sepakan menggunakan ujung kaki atau ujung
Penguasaan teknik dasar dalam setiap cabang olahraga memegang peranan yang
sangat penting. Teknik dasar juga merupakan fondasi awal yang harus dimiliki
dan dikuasai. Kemampuan teknik dasar akan sangat mendukung terhadap setiap
menguasai teknik dalam futsal, salah satunya yaitu passing atau mengumpan bola.
Passing atau mengumpan adalah salah satu karakteristik dalam permainan futsal
yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik passing dengan baik akan
dapat bermain secara efisien. Teknik mengoper bola (Passing) adalah teknik yang
bertujuan agar bola dapat sampai secara tepat pada pemain selanjutnya. Mengoper
bola dilakukan setelah gerakan menggiring dengan sedikit mengontrol bola dan
melihat teman yang akan dituju. Selanjutnya mengoper bola kearah depan, dimana
teman berada. Mengoper bola dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam dan luar.
mengoper.
Karakteristik passing:
3. Hemat tenaga
karena di kaki bagian itulah terdapat permukaan yang lebih luas bagi pemain
untuk menendang bola, sehingga memberikan kontrol bola yang lebih baik.
11
Dibawah ini akan dijelaskan lebih detail tentang passing futsal dengan
Gambar 2.1
Sikap Siap Melakukan Passing
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Posisi badan menghadap ke arah bola yang akan dituju dimaksudkan agar
kita dalam menendang bola lebih dapat mengontrol dan menendang dengan baik.
Gambar 2.2
Gerakan Awal Melakukan Passing
Sumber: Dokumentasi Pribadi
12
Saat kita menarik kaki kebelakang itu adalah saat dimana kita akan
menentukan seberapa kuat bola itu kita tendang. Biasanya semakin jauh tarikan
kita maka akan semakin jauh juga bola kita tendang. Itu akan menentukan
Gambar 2.3
Gerakan Inti (Eksekusi Imfact)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sesuai dengan latihan yang dilakukan maka kita harus menyentuh bola
Gambar 2.4
Gerak Akhir Passing (follow throw)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gerakan akhir setelah kita melakukan sentuhan dengan bola, gerakan ini
berfungsi untuk tidak membuat gerakan menjadi kaku dan enak dilihat. Hampir
a) Posisikan tubuhmu agar sebidang dengan arah passing yang kamu tuju.
5
Danny Mielke. Footbal Technique, (Bandung. Pionir Jaya, 2019) h. 20
14
Gerakan ini akan mengurangi kekuatan tendangan dan sering membuat passing
menjadi lemah dan tidak efektif. Passing paling baik dilakukan dengan
mengoper.
c) Hemat tenaga
1. Passing di tempat
melakukan gerakan berlari terlebih dahulu. Dengan gerakan passing siswa lebih
terfokus dalam melakukan gerakan passing, hal ini dikarenakan pada saat
melakukan passing seorang atlet tidak terganggu gerakannya oleh gerakan berlari
pada saat menendang bola. Kelebihan lainnya seorang atlet bisa leluasa melihat
6
Ibid., h. 20
15
ditempat dia bisa melihat dan mengetahui kearah mana dia akan melakukan
passing.
Gambar 2.5
Tahap Gerakan Mengoper
Sumber: Dokumentasi Prbadi
Passing pindah tempat adalah gerakan mengoper bola dalam kondisi jalan.
pada saat seorang atlet berlari passing kemudian melakukan passing. Dalam
melakukan Passing pindah tempat ini seorang siswa dibutuhkan konsentrasi yang
cukup tinggi, karena dalam melakukan passing siswa melakukan gerakan lari
terlebih dahulu. Dan hal itu bisa menjadi suatu kesulitan siswa dalam melakukan
passing dengan kaki bagian dalam pada permainan futsal. Teknik mengoper bola
(passing) tersebut harus dikuasai oleh seorang pemain futsal dan harus diterapkan
motoriknya.
16
teknik mengoper bola, ialah agar bola dapat sampai secara tepat pada pemain
tim dan kekompakan dalam teknik mengoper bola yang sempurna, serta didukung
oleh kondisi fisik yang baik, terutama kondisi fisik yang mendukung langsung
kerjasama team yang terpadu, tapi di perlukan pula kecakapan individu yang
tinggi, salah satu kecakapan individu yang harus dikuasai di antaranya adalah
mengoper bola (passing). Teknik mengoper bola (passing) bertujuan agar bola
dapat sampai secara tepat pada pemain selanjutnya. Passing dapat dilakukan
dengan cara:
2. Bola harus selalu bersentuhan dengan kaki, sementara lutut agak ditekuk.
4. Usahakan bola berada di antara kedua kaki agar tidak mudah direbut
lawan.
badan.
mengoperkan bola ke arah depan, dimana teman berada. Mengoper bola dapat
17
untuk mengoper.
a. Kondisi Fisik
Kondisi fisik merupakan unsur yang penting dan menjadi dasar dalam
Mochamad Sajoto menjelaskan bahwa kondisi fisik adalah salah satu persyaratan
yang sangat diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan
sebagai landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi7. Menurut Sugiyanto
organ tubuh dalam melakukan aktivitas fisik8. Kemampuan fisik sangat penting
Sajoto menjelaskan bahwa, kondisi fisik adalah satu kesatuan utuh dari
7 Mochamad Sajoto. Meningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga.
cabang olahraga. Oleh karena itu latihan kondisi fisik perlu mendapat perhatian
kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional alat-alat tubuh lebih baik. Cabang
mengubah arah secara capat, memukul dengan tepat, serta menuntut daya tahan
kerjasama dengan orang lain, disiplin untuk mengikuti peraturan yang telah
benar dan tepat, sistematis dan berkesinambungan. Tujuan latihan serta sasaran
prestasinya semaksimal mungkin." Untuk mencapai hal tersebut, ada empat aspek
yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: (a) latihan
fisik, (b) latihan teknik, (c) latihan taktik, dan (d) latihan mental.10
Status kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika memulai latihan
sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan dengan
dapat diketahui dengan cara penilaian yang berbentuk tes kemampuan. Tes ini
Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan dimulai sejak usia
dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk mengembangkan kondisi
fisik bukan merupakan pekerjaan yang mudah, harus mempunyai pelatih fisik
fisik atlet secara menyeluruh tanpa menimbulkan efek di kemudian hari. Kondisi
fisik yang baik mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya mampu dan mudah
mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak mudah lelah saat mengikuti
fungsional dari sistem tubuh, sehingga dengan demikian kemungkinan atlet untuk
yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaan
nya. Artinya, bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh
1988), h, 73
20
Salah satu unsur kondisi fisik yang akan coba penulis kembangkan dalam
11 Mochamad Sajoto. Meningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga.
adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara
dengan factor kekuatan agar memperoleh hasil yang baik. Salah satu faktor yang
berperan dalam pencapaian tendangan adalah faktor kondisi fisik kekuatan otot
tungkai.
Dengan kata lain, untuk mencapai tendangan harus ada unsur kondisi fisik
terutama kekuatan otot tungkai yang digunakan untuk mengangkat paha dan
menolak pada saat menendang bola. Kekuatan otot tungkai seseorang berperan
langkah adalah perkalian antara kekuatan otot tungkai dan kecepatan otot dalam
melangkah. Kekuatan otot tungkai ini digunakan saat lari menggiring bola, dan
menendang bola, dengan otot tungkai yang kuat maka tendangan akan semakin
kuat. Seorang pemain futsal harus memiliki kaki yang kuat, pergelangan kaki
yang kuat, lutut yang kuat dan tungkai yang kuat agar dapat memikul badan yang
berat. Dalam pencapaian kecepatan tendangan bola, kekuatan otot tungkai sangat
13 Ibid., h. 16
14 Hare, I.G.N. (Prinsip Pelatihan Fisik Olahraga, Denpasar: Cetakan Pertama, Penerbit Udayana
University Press. 2009), h, 176
22
seksama melalui pembinaan secara dini, serta memperhatikan postur tubuh, yang
meliputi: (a) ukuran tinggi badan dan panjang tubuh, (b) ukuran besar, lebar dan
berat tubuh, (c) samato type, (bentuk tubuh: endomorphy, mesomorphy, dan
ectomorphy)15.
dapat melakukan dan memikul pekerjaan yang berat dalam waktu yang lama.
Orang yang fisiknya segar akan mempunyai otot yang kuat dan mampu bekerja
secara efisien. Pada olahraga sepakbola kekuatan otot ini diperlukan untuk
mengatasi beban yang terdapat pada saat bermain, dan aplikasinya lebih kepada
daya dukung untuk kondisi fisik power. Salah satu bentuk latihan fisik yang akan
coba penulis terapkan dalam penelitian ini yaitu latihan skipping dan jogging.
b. Skipping
Skipping yaitu salah satu bentuk latihan yang biasanya dilakukan oleh
anak-anak yang berfungsi sebagai latihan kekuatan otot tungkai, yang dilakukan
dengan cara melakukan gerakan melompat melewati tali yang diayunkan oleh
kedua tangan pada saat tali tersebut hampir mengenai ujung kaki. Tujuan skipping
yaitu untuk meloncat ke atas melewati tali dengan mengandalkan kekuatan atau
power otot-otot tungkai16. Oleh karena itu apabila latihan skipping itu dilakukan
secara berulang ulang dengan disertai penambahan beban latihannya, maka dapat
15 Mochamad Sajoto, Meningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olah Raga.
untuk melatih kekuatan otot tungkai sebagai penunjang kekuatan, daya tahan dan
Gambar 2.6
Skipping
http://www.sfidn.com/olahraga-perbesar-otot-betis. Diakses pada tanggal 1
November 2019
memegang seutas tali yang disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
c. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan hampir mendekati kaki
kemudian lakukan gerakan melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
namun mencoba dengan melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
17 Muhammad Muhyi Faqur. Permainan Pengembangan Kecerdasan Kinestetika Anak dengan Media
pada saat kaki naik meloncat ke atas, dan gerakan otot memendek (konsentrik)
pada saat kaki turun melewati tali18. Pembebanan latihan yang tepat serta sesuai
permanent. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan power tungkai salah
c. Jogging
Jogging sebagai kegiatan berlari lebih lambat dari 6 mph (10 menit per mil
kecepatan). Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan
cenderung cara lari –lari kecil Istilah jogging sering digunakan dalam sastra
inggris untuk menjelaskan gerakakan cepat pendek, baik disengaja atau tidak
disengaja. Jogging adalah bentuk olahraga berlari atau berjalan pada keadaan
pengertian jogging dapat disimpulkan bahwa jogging adalah suatu kegiatan atau
melalui gerak berlari yang kecepatannya lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil
kecepatan).
18 Soetoto Pontjopoetro. Permainan Anak Tradisional Dan Aktivitas Ritmik. (Jakarta: Depdiknas,
2017) h. 21-24
19
George Sheehan. Cara Terbaik Olahraga Lari. (Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda,2017) h.56
25
fisik dan kesehatan lainnya, jogging juga memberikan kesenangan secara fisik dan
dilakukan, efek – efek dari Jogging adalah membuat jantung kuat, dimana
jogging. Biasanya latihan Jogging dilakukan di stadion yang ada tempat berlari,
biasanya juga di jalan mengelilingi desa atau kota. Pemanasan (peregangan otot)
Lakukan peregangan terutama pada otot betis dan paha. Jangan lupa untuk
merupakan tempat yang paling banyak mengalami cedera. Untuk pemanasan, bisa
Jangan lupa untuk melakukan peregangan kembali setelah selesai berlari. Saat
konsisten. Bisa saja bernafas seiring langkah. Aturan terpenting saat mem
ulai suatu olahraga adalah jangan memaksa tubuh terlalu berat, rileks tapi tetap
Gambar 2.7
Latihan Jogging
Sumber: https://penjastar.wordpress.com/latihan-kardio-penjaga-kesehatan-
tubuh/Diakses pada tanggal 1 November 2019
bahasan yang sama serta untuk menghindari adanya kesamaan yang berindikasi
plagiat.
27
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Yang Relevan
1 Fajar Prambudi Hubungan Antara Gerak Mata Dan Metode dalam penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa (1) Ada hubungan yang signifikan
2013 Kaki, Kekuatan Otot Tungkai Dan adalah metode survei dengan antara mata kaki dengan ketepatan passing lambung ditunjukan dengan p 0,001 <
Ketepatan Passing Lambung Dalam teknik tes α0,05. (2) Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot tungkai dengan
Permainan Sepakbola Di SMP N 2 ketepatan passing lambung ditunjukan dengan p 0,000 < α 0,05. (3) Ada hubungan
Playenkabupaten Gunungkidul yang signifikan antara mata kaki da kekuatan otot tungkai dengan ketepatan passing
lambung ditunjukan dengan p 0,000 < α0,05
2 Ahmad Syaifuddin Hubungan Antara Mata Kaki, Metode analisa data Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara mata kaki terhadap keterampilan
Anwari Kekuatan Otot Tungkai, Dan menggunakan teknik analisis menggiring bola sebesar -0.581, hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap
(2015) Kelincahan Terhadap Keterampilan korelasi product moment dan keterampilan menggiring bola sebesar sebesar -0.587, hubungan antara kelincahan
Menggiring Bola Pada Peserta analisis regresi linier berganda dengan keterampilan menggiring bola sebesar 0.559, dan hubungan antara mata kaki,
Ekstrakurikuler Sepakbola Di Smk kekuatan otot tungkai, dan kelincahan dengan keterampilan menggiring bola sebesar
Yappi Wonosari 0.832. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara X1, X2, dan X3 terhadap Y
signifikan
3 Romadhoni Pengaruh Latihan Skipping Dan Penelitian ini menggunakan 1) Ada pengaruh latihan skipping terhadap peningkatan tinggi loncatan pada atlet bola
Aprianto (2014) Naik Turun Bangku Terhadap metode eksperimen dengan voli putri usia 15-18 tahun Klub Baja 78, dengan t hitung 3.105 > t tabel 2.23, dan nilai
Tinggi Loncatan Atlet Bola Voli desain“two group pre test post signifikansi 0.011 < 0.05, kenaikan persentase sebesar 3.18%. (2) Ada pengaruh latihan
Putri Baja 78 Usia 15 – 18 Tahun. test design naik turun bangku terhadap peningkatan tinggi loncatan pada atlet bola voli putri usia
(Yogyakarta: UNY, 2014) 15-18 tahun Klub Baja 78, dengan nilai t hitung 2.324 > t tabel 2.23, dan nilai
signifikansi 0.042 < 0.05, kenaikan persentase sebesar 3.24%. (3) Latihan skipping
lebih baik daripada latihan naik turun bangku terhadap tinggi loncatan pada atlet bola
voli putri usia 15-18 tahun Klub Baja 78, dengan selisih rata-rata sebesar 0.45 cm
28
C. Kerangka Teoritis
Dalam permainan futsal bukan hanya teknik dan taktik yang di perlukan,
namun kekuatan otot tungkai yang di utamakan, karena dalam permainan futsal
keterampilan teknik dan kondisi fisik yang baik diketahui berpengaruh terhadap
Upaya yang harus dilakukan oleh guru atau pelatih dalam menanggulangi
rendahnya ketahanan fisik para atlet futsal , yakni dengan menerapkan suatu
latihan yang bisa meningkatkan ketahanan fisik pemain yaitu dengan latihan
yang sebahagian besar menggunakan aktivitas fisik, dalam melakukan latihan ada
dengan kekuatan otot tungkai, dan hanya mengutamakan pada keterampilan untuk
bermain seperti pada cabang futsal. Padahal cabang tersebut sangat memerlukan
kekuatan otot tungkai yang baik guna menghasilkan passing yang cepat & keras
sehingga dapat mengarahkan bola pada rekan yang jaraknya cukup jauh.
29
C. Hipotesis Penelitian
hipotesis dapat dijadikan sebagai awalan terhadap masalah penelitian. Selain itu
oleh penelitian; tetapi masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya21. Mengacu
pada kajian teoretis dalam bab II di atas, maka hipotesis yang penulis ajukan
21
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Bandung: Rosda Karya,2018) h.17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Informatika. Penelelitian dilakukan selama dua bulan, mulai dari awal bulan
C. Metode Penelitian
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu22. Artinya melalui
penggunaan metode serta pemilihan sebuah metode yang tepat maka akan
30
31
rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka metode yang akan digunakan dalam
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
mengungkap ada atau tidaknya pengaruh dari variabel-variabel yang telah dipilih
bahwa metode eksperimen adalah jenis metode penelitian yang dilakukan oleh
penulis bertujuan untuk mengetahui sejauh mana berhasil atau tidaknya penerapan
latihan skipping dengan jogging run pada keterampilan teknik dasar passing pada
atlet futsal.
penelitian ini hampir mirip dengan jenis penelitian klasik, namun lebih membantu
peneliti untuk melihat hubungan kausal dari berbagai macam situasi yang ada
23Ibid., h.107
24Prasetyo,B.,dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada. 2016) h.160
32
tersebut tidak dengan teknik random. Penelitian ini kontrolnya lebih baik daripada
dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “two
pretest dan postest. Kelompok I diberi perlakuan (treatment) latihan skipping) dan
T1
Pretest Posttest
T2
Gambar 3.1.
Pretest Posttest Group Desaign
Sumber: Dahlan
33
Keterangan:
perlakuan (treatment).
skipping
jogging
Post Test : tes terakhir yang dilakukan setelah subyek mendapat perlakuan
(treatment).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa populasi adalah objek atau
subjek yang berada dalam satu wilayah yang memenuhi syarat dalam sebuah
populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak terhingga)27. Populasi terbatas
adalah populasi yang mempunyai sumber data yang jelas batasannya secara
adalah populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat ditentukan
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang aktif
XI sebanyak 30 siswa.
Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel
seluruh populasi.
dimana jumlah sampel sama dengan populasi28, jadi yang dijadikan sampel adalah
seluruh jumlah siswa yang aktif mengikuti ekstrakurikuler futsal di SMK Tunas
E. Rancangan Perlakuan
sebagai berikut:
2. Menentukan populasi.
3. Menentukan sampel
28 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
7. Mengolah data yang diperlukan dari tes awal dan tes akhir serta menganalisis
instrumen penelitian
Latihan dilakukan tiga kali dalam satu minggu, yaitu pada hari senin,
kamis, dan sabtu selama 16 kali pertemuan. Menurut Ariani menjelaskan bahwa
“Frekuensi latihan merupakan jumlah latihan yang dilakukan dalam periode waktu
tertentu. Peningkatan kekuatan otot (body building) dengan frekuensi latihan baik
boleh istirahat lebih daripada 48 jam agar kebugaran fisik selalu siap. Frekuensi 6
Time, Tipe). Berikut dikemukakan resep “FITT” bagi mereka yang cukup bugar
dan sehat:
29 Ariani, Pelatihan Menarik Katrol Beban Lima Kg, dengan Duabelas Repetisi, Tiga Set Lebih Baik
Dibandingkan Dengan Pelatihan Menarik Katrol Beban Lima Kg, dengan Sembilan Repetisi, Empat Set
Dalam Meningkatkan Daya Ledak Otot Lengan pada Siswa Ekstrakurikuler Bulutangkis SMK-1.(Tesis).
Denpasar. Universitas Udayana. 2011) h. 45
30 Sharkley, Kebugaran dan Kesehatan. Desmarini, Eri, N. 2003 (ahli bahasa). Ed. 2, Cet 2. (PT Raja
tanpamenimbulkan sesak napas atau timbul keluhan (seperti nyeri dada atau
pusing).
d. T = Time (waktu): 15-60 menit latihan aerobik dengan cara terus menerus.
Sebelumnya didahului 3-5 menit pemanasan dan diakhiri oleh 3-5 menit
Frekuensi latihan paling sedikit tiga hari per minggu, baik untuk olahraga
seseorang akan menurun setelah empat puluh jam tidak melakukan latihan”. Dan
pada satu bahkan lebih komponen fisik. Untuk frekuensi latihan sebaiknya latihan
dilakukan tiga kali dalam seminggu misalnya senin, kamis, dan sabtu, dan
diselingi dengan satu hari istirahat untuk memberikan kesempatan bagi otot untuk
berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut31. Lama latihan
atau disebut prolonged Exercise adalah sampai lima minggu dan satu atau dua
31 Awan Hariono. Metode Melatih Fisik Pencak Silat. (Yogyakarta: FIK, 2018) h. 194
32 Sajoto. Peningkatan dan Pembinaan Keterampilan Teknik dalam Olahraga. (Semarang: Dahara
Prize,2019) h.139
37
pretest dan pertemuan yang terakhir (ke-16) untuk melaksanakan posttest setelah
Populasi
Sampel
Tes Awal
Keterampilan Passing
Kelompok A Kelompok B
Latihan Skipping Latihan Jogging
Tes Akhir
Keterampilan Passing
Pengolahan Data
Kesimpulan
Gambar 3.2
Alur Penelitian
sebagai berikut :
38
1. Pendahuluan
tubuh dan menyesuaikan kondisi tubuh untuk mempersiapkan otot-otot yang akan
a. Peregangan statis
secara perlahan-lahan hingga terjadi ketegangan dan mencapai rasa nyeri akibat
tarikan otot yang diregangkan. Posisi ini dipertahankan selama 8 sampai 16 detik.
1) Sikap berdiri dengan tungkai lurus, badan dibungkukkan sampai tangan meraih
belakang paha. Sikap ini dipertahankan tanpa gerakan lain selama 8 atau 16
detik.
2) Berdiri tegak, kedua tangan dikaitkan, kemudian tarik kedua tangan ke atas
sampai tubuh ikut tertarik ke atas. Pertahankan sikap ini selama 8 - 16 detik.
Kemudian tarik ke samping kiri selama beberapa detik, dan tarik ke samping
4) Angkatlah siku kanan ke atas, tarik siku kanan dengan tangan kiri dari
b. Jogging
Jogging adalah kegiatan berlari lebih lambat dari 6 mph (10 menit per mil
kecepatan). Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan
c. Peregangan dinamis
peregangan dinamic juga dapat dipakai untuk latihan fleksibilitas atau kelentukan
tubuh secara ritmis. Latihan Peregangan dinamis dapat dilakukan dengan gerakan-
2) Menyepakkan kaki kanan dan kiri ke atas secara bergantian setinggi mungkin
3) Berdiri tegak kemudian kaki kanan atau kiri diletakkan di depan sambil
kiri 4 kali.
4) Berdiri tegak, kaki di buka lebar 45 derajat, kedua tangan di pinggang dan
putar pinggul ke kanan dua kali, kemudian balik ke kiri dua kali. Ulangi
5) Tidur telungkup, sikap back up, kemudian angkat kepala dan dada setinggi-
hitungan ke delapan.
2. Inti
Pada dasarnya tujuan latihan inti dalam penelitian ini adalah kelompok A
latihan yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan kemampuan awal kondisi
3. Penutup
tubuh siswa pada keadaan semula sebelum melakukan latihan. Adapun progam
a. Pendinginan
Pendinginan atau cool down dengan melakukan peregangan ini perlu dan
pendinginan, maka akan membantu tubuh yang semula beraktivitas karena latihan
menjadi kembali tenang. Olahraga membuat tekanan darah dan detak jantung
berikut:
1) Duduklah di lantai beralas matras dengan posisi kedua kaki lurus ke depan.
Sambil sedapat mungkin menjaga posisi dada mengarah ke depan dan kedua
bahu ke belakang, raih ujung ibu jari kaki dan tahan selama 30-45 detik
2) Berdiri dengan posisi kedua kaki dan lengan berada di sisi tubuh. Untuk
tangan kiri dan genggam kaki kanan dengan posisi di belakang. Tahan selama
3) Sambil menjaga agar dada dan bahu ke belakang, tarik lengan kanan
menyilang melewati dada sampai merasakan tarikan yang cukup nyaman, lalu
4) Berdiri dengan kedua kaki, dada ke depan, dan bahu ke belakang. Julurkan
lengan kanan lurus ke atas, lalu jatuhkan ke belakang kepala. Gunakan lengan
kiri untuk menahan siku tetap di posisinya. Tahan posisi ini selama 30-45
5) Berdiri dengan kedua kaki dan angkat kedua lengan ke atas, setinggi yang
mampu dilakukan. Tahan posisi ini selama 10-15 detik. Ulangi 2-3 kali.
Penutup juga memuat evaluasi, yang berisi koreksi dari latihan yang
sudah dilaksanakan terkait materi yang disampaikan. Bentuk koreksi dapat berupa
TABEL 3.1
PROGRAM LATIHAN KELOMPOK A
(LATIHAN SKIPPING)
9 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Latihan skipping dengan cara:
tembok dengan cara memantul-mantulkan a. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
bola dilakukan secara bergantian direntangkan dengan memegang seutas tali yang
• Belajar menendang passing jarak pendek disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
kearah tembok yang sudah diberi nomor- b. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
nomor untuk melatih ketepatan sasaran c. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
passing jarak pendek hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
d. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
10 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Latihan skipping dengan cara:
tembok dengan cara memantul-mantulkan a. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
bola dilakukan secara bergantian direntangkan dengan memegang seutas tali yang
• Belajar menendang passing jarak pendek disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
kearah tembok yang sudah diberi nomor- b. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
nomor untuk melatih ketepatan sasaran c. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
passing jarak pendek hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
d. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
11 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Latihan skipping dengan cara:
dengan cara pada posisi diam ditempat saling a. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
memberikan umpan pendek dengan jarak direntangkan dengan memegang seutas tali yang
antara 3 - 5 meter disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
• Belajar teknik dasar Passing jarak pendek b. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
dengan bola c. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
• Siswa belajar mengarahkan bola passing pada hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
kardus melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
d. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
12 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Latihan skipping dengan cara:
dengan cara pada posisi diam ditempat saling a. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
memberikan umpan pendek dengan jarak direntangkan dengan memegang seutas tali yang
antara 3 - 5 meter disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
• Game futsal menggunakan setengah lapangan b. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
(10 menit x 2) c. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
• Belajar passing mengarahkan bola tepat pada hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
lubang ban melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
d. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
13 • Siswa belajar teknik dasar passing jarak Latihan skipping dengan cara:
pendek dimulai dari sikap awal: siswa dalam 1. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
posisi sikap diam, badan sedikit condong ke direntangkan dengan memegang seutas tali yang
46
depan, tangan berada di depan dengan posisi disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
disilang dengan posisi kaki, pandangan lurus 2. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
ke depan, posisikan kaki yang menendang 3. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
diayunkan ke belakang dengan lutut ditekuk, hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
pandangan diarahkan pada sasaran (rekan melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
yang akan menerima bola) kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
4. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
14 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Latihan skipping dengan cara:
dengan cara pada posisi diam ditempat saling a. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
memberikan umpan pendek dengan jarak direntangkan dengan memegang seutas tali yang
antara 2 - 3 meter disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
• Belajar teknik dasar passing jarak pendek b. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
dengan bola c. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
d. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
15 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Latihan skipping dengan cara:
tembok dengan cara memantul-mantulkan a. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
bola dilakukan secara bergantian direntangkan dengan memegang seutas tali yang
• Belajar menendang passing jarak pendek disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
kearah tembok yang sudah diberi nomor- b. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
nomor untuk melatih ketepatan sasaran c. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
passing jarak pendek hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
d. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
16 Tes Akhir
Tes keterampilan passing
47
TABEL 3.2
PROGRAM LATIHAN KELOMPOK B
(LATIHAN JOGGING)
lubang ban
7 • Siswa belajar teknik dasar passing jarak Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
pendek dimulai dari sikap awal: siswa dalam pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
posisi sikap diam, badan sedikit condong ke lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
depan, tangan berada di depan dengan posisi
disilang dengan posisi kaki, pandangan lurus
ke depan, posisikan kaki yang menendang
diayunkan ke belakang dengan lutut ditekuk,
pandangan diarahkan pada sasaran (rekan
yang akan menerima bola)
8 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
dengan cara pada posisi diam ditempat saling pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
memberikan umpan pendek dengan jarak lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
antara 2 - 3 meter
• Belajar teknik dasar passing jarak pendek
dengan bola
9 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
tembok dengan cara memantul-mantulkan pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
bola dilakukan secara bergantian lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
• Belajar menendang passing jarak pendek
kearah tembok yang sudah diberi nomor-
nomor untuk melatih ketepatan sasaran
passing jarak pendek
10 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
tembok dengan cara memantul-mantulkan pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
bola dilakukan secara bergantian lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
• Belajar menendang passing jarak pendek
kearah tembok yang sudah diberi nomor-
nomor untuk melatih ketepatan sasaran
passing jarak pendek
11 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
dengan cara pada posisi diam ditempat saling pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
memberikan umpan pendek dengan jarak lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
antara 3 - 5 meter
• Belajar teknik dasar Passing jarak pendek
dengan bola
• Siswa belajar mengarahkan bola passing pada
kardus
12 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
dengan cara pada posisi diam ditempat saling pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
memberikan umpan pendek dengan jarak lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
antara 3 - 5 meter
• Game futsal menggunakan setengah lapangan
(10 menit x 2)
• Belajar passing mengarahkan bola tepat pada
lubang ban
13 • Siswa belajar teknik dasar passing jarak Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
pendek dimulai dari sikap awal: siswa dalam pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
posisi sikap diam, badan sedikit condong ke lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
depan, tangan berada di depan dengan posisi
disilang dengan posisi kaki, pandangan lurus
ke depan, posisikan kaki yang menendang
diayunkan ke belakang dengan lutut ditekuk,
pandangan diarahkan pada sasaran (rekan
49
a. Jenis Instrumen
b. Definisi Konseptual
tempat tanpa melakukan gerakan berlari terlebih dahulu, dengan gerakan passing
jarak pendek siswa lebih terfokus dalam melakukan gerakan passing, hal ini
dikarenakan pada saat melakukan passing jarak pendek seorang atlet tidak
33
Lhaksana. Futsal Coaching Clinic Kelme Futsalismo. (Jakarta : Difamata Sport EO, 2016) h.56
50
c. Definisi Operasional
dan menghentikan bola baik dari arah depan maupun samping. Tes ini
b. Alat dan perlengkapan tes : Bola, sepatu futsal, meteran, kapur bubuk, dan
papan pantul.
c. Pelaksanaan tes :
posisi jarak 2 meter dari sasaran bola ditendang dari garis kearah pantulan.
e. Penskoran :
selama 30 detik.
kalau ada aba-aba "ya" testi melakukan lemparan pada angka-angka yang
Gambar 3.3
Diagram Tes Passing-Stoping
Sumber : Bambang Test (2008)
hipotesis sesuai dengan taraf nyata yang diajukan. Dalam penelitian ini penulis
35 Samsudar. Bambang. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Passing dan Stoping Futsal
X =
Xi
n
Keterangan :
Xi = jumlah skor
n = jumlah sample
(Xi − X )
2
Sd =
n −1
∑ = Jumlah dari
n = Jumlah sampel
53
a. Pengamatan X1, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku, Z1, Z2, …., Zn dengan
Xi – X
Zi =
S
Arti dari tanda-tanda rumus tersebut diatas adalah :
S = Standar deviasi
b. Untuk setiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, ….., Zn yang lebih kecil atau sama
dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar XIX (II) untuk taraf nyata 0.05.
54
Vb
F=
Vk
vb = varian terbesar
vk = varian terkecil
db1 = n1 – 1
db2 = n2 – 1
d. Menentukan homogenitas
nyata () = 0,01 dan derajat kebebasan (dk) = n1 – 1 , apabila F hitung lebih
kecil atau sama dengan F tabel, ( F < F ½ ( v1 – v2 ), maka data tes itu
Tes t
S2 = varian kelompok B
Kriteria pengujian :
H. Hipotesis Statistika
H0 : µ1 ≥ µ2
H1 : µ1 < µ2
Keterangan
dalam pengolahan data, kiranya perlu dilaporkan bahwa semua data dari sampel
Seperti yang telah dijelaskan dalam bab III, bahwa penulis mengumpulkan
data dari hasil tes keterampilan teknik dasar passing pada ekstrakurikuler futsal
untuk mengukur hasil latihan skipping dan latihan jogging di SMK Tunas Grafika
data yang telah diperoleh. Setelah data terkumpul penulis menghitung nilai rata-
rata (Average) dan simpangan baku. Hasil penghitungan nilai rata-rata dan
TABEL 4.1
HASIL PENGHITUNGAN RATA-RATA DAN SIMPANGAN BAKU
PERIODE SIMPANGAN
KELOMPOK RATA-RATA
TES BAKU
Tes Awal 18.13 2.85
Kelompok A
Tes Akhir 26.87 2.36
Tes Awal 18.33 2.47
Kelompok B
Tes Akhir 25.33 2.66
56
57
Pada kelompok A (latihan skipping), rata-rata hasil tes awal sebesar 18.13
dan rata-rata tes akhir sebesar 26.87. Sedangkan simpangan baku hasil tes awal
Pada kelompok B (latihan jogging), rata-rata hasil tes awal sebesar 18.33
dan tes rata-rata tes akhir sebesar 25.33. Sedangkan simpangan baku hasil tes awal
1. Pengujian Normalitas
Dalam hal ini ditetapkan hipotesis nol yaitu : tidak ada perbedaan hasil antara
latihan skipping dan latihan jogging terhadap keterampilan teknik dasar passing
menerima atau menolak hipotesis nol caranya membandingkan nilai L hitung (Lo)
TABEL 4.2
HASIL PENGHITUNGAN UJI NORMALITAS
TES AWAL DAN TES AKHIR KELOMPOK A DAN B
L Daftar
Kelompok Periode Tes Lo Hitung Hasil
0.05: 15
Tes Awal 0.155 0.220 Normal
Kelompok A
Tes Akhir 0.119 0.220 Normal
Tes Awal 0.152 0.220 Normal
Kelompok B
Tes Akhir 0.159 0.220 Normal
0.155 dan diperoleh Lo hitung tes akhir sebesar 0.119 dari perhitungan
diketahui bahwa nilai Lo hitung untuk tes awal dan tes akhir tersebut lebih
kecil dari L tabel 0.220. Maka dapat disimpulkan bahwa data tes awal dan tes
0.152 dan diperoleh Lo hitung tes akhir sebesar 0.159 dari perhitungan
diketahui bahwa nilai Lo hitung untuk tes awal dan tes akhir tersebut lebih
kecil dari L tabel 0.220. Maka dapat disimpulkan bahwa data tes awal dan tes
2. Pengujian Homogenitas
homogenitas data dari masing-masing variabel, hasilnya dapat dilihat pada tabel
TABEL 4.3
PENGHITUNGAN UJI HOMOGENITAS HASIL PEMBELAJARAN
KELOMPOK A DAN KELOMPOK B
kelompok A = 1.46 dan F hitung kelompok B = 1.16 lebih kecil daripada F tabel
0.05 (14 : 14) = 2.48, maka hipotesis dapat diterima, dengan kata lain dapat
penulis simpulkan bahwa distribusi data tes awal dan tes akhir dari kedua
TABEL 4.4
PENGHITUNGAN UJI SIGNIFIKANSI PENINGKATAN HASIL
PEMBELAJARAN KELOMPOK A DAN KELOMPOK B
Kriteria pengujian :
Tolak hipotesis nol (H0) , jika t hitung lebih besar dari pada t tabel (t hitung >t
tabel ) dengan (1-α); dk n-1 atau terima H0 , jika t hitung lebih kecil dari pada t tabel (t
hitung < t tabel (1-α); dk n-1. Atau dengan kata lain bila t hitung lebih besar dari pada t
tabel maka hipotesis alternatif diterima dan bila t hitung lebih kecil dari pada t tabel
skipping sebesar 13.27 berada di luar daerah t tabel pada tingkat kepercayaan 0.95
dan derajat kebebasan 14 yaitu 1.76, maka dengan demikian yaitu latihan skipping
11.07 berada di luar daerah t tabel pada tingkat kepercayaan 0.95 dan derajat
signifikan antara kelompok A latihan skipping sebesar 13.27 dan hasil latihan
jogging sebesar 11.07 (13.27 > dari 11.07) maka dapat disimpulkan bahwa
TABEL 4.5
HASIL PENGHITUNGAN UJI SIGNIFIKANSI PERBEDAAN HASIL
PEMBELAJARAN KELOMPOK A DAN KELOMPOK B
Dari hasil penghitungan terlihat bahwa perbedaan rata-rata antara tes awal
dan tes akhir terjadi secara signifikan terhadap kelompok A (latihan skipping)
pembelajaran 3.01 lebih besar dari ttabel 1.70. Dengan demikian kita bisa menolak
hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan hasil pembelajaran antara
latihan skipping dan latihan jogging (hipotesis nol) dan menerima hipotesis yang
pada saat kaki naik meloncat ke atas, dan gerakan otot memendek (konsentrik)
pada saat kaki turun melewati tali36. Pembebanan latihan yang tepat serta sesuai
Jogging sebagai kegiatan berlari lebih lambat dari 6 mph (10 menit per mil
cenderung cara lari –lari kecil. Istilah jogging sering digunakan dalam bahasa
Inggris untuk menjelaskan gerakakan cepat pendek, baik disengaja atau tidak
disengaja. Jogging adalah bentuk olahraga berlari atau berjalan pada keadaan
diketahui data tes awal dan tes akhir dari kedua variabel normal dan homogen.
Sedangkan dari hasil pengujian antara tes awal dan tes akhir pada kelompok siswa
yang diberikan perlakukan latihan skipping signifikan. Pengujian antara tes awal
dan tes akhir pada kelompok siswa yang diberikan perlakukan latihan jogging
signifikan. Dari hasil penghitungan perbedaan hasil dua rata-rata antara maka
36 Soetoto Pontjopoetro. Permainan Anak Tradisional Dan Aktivitas Ritmik. (Jakarta: Depdiknas,
2017) h. 21-24
37
George Sheehan. Cara Terbaik Olahraga Lari. (Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda,2017) h.56
63
A. Kesimpulan
analisis data dari hasil pengukuran, maka pada bagian ini penulis dapat
64
65
B. Saran
latihan skipping dan latihan jogging, karena dari ke dua program pembelajaran
Namun pengukuran hasil latihan skipping lebih baik dari pada latihan jogging
2. Kepada para pembaca pada umumnya hasil penelitian ini bisa dijadikan
melakukan penelitian lebih lanjut, dengan permasalahan yang lebih luas dan
C. Implikasi
jogging karena gerakan loncatt yang dilakukan memiliki intensitas yang cukup
tinggi. Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian latihan skipping lebih di
Daftar Pustaka
Awan Hariono. (2018) Metode Melatih Fisik Pencak Silat. (Yogyakarta: FIK)
George Sheehan. (2017) Cara Terbaik Olahraga Lari. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Perseda)
Lynne Brick. (2016) Bugar dengan Senam Aerobik. (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada)
LAMPIRAN 1
RANCANGAN PERLAKUAN
9 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Latihan skipping dengan cara:
tembok dengan cara memantul-mantulkan e. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
bola dilakukan secara bergantian direntangkan dengan memegang seutas tali yang
• Belajar menendang passing jarak pendek disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
kearah tembok yang sudah diberi nomor- f. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
nomor untuk melatih ketepatan sasaran g. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
passing jarak pendek hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
h. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
10 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Latihan skipping dengan cara:
tembok dengan cara memantul-mantulkan e. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
bola dilakukan secara bergantian direntangkan dengan memegang seutas tali yang
• Belajar menendang passing jarak pendek disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
kearah tembok yang sudah diberi nomor- f. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
nomor untuk melatih ketepatan sasaran g. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
passing jarak pendek hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
h. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
11 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Latihan skipping dengan cara:
dengan cara pada posisi diam ditempat saling e. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
memberikan umpan pendek dengan jarak direntangkan dengan memegang seutas tali yang
antara 3 - 5 meter disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
• Belajar teknik dasar Passing jarak pendek f. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
dengan bola g. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
• Siswa belajar mengarahkan bola passing pada hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
kardus melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
h. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
12 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Latihan skipping dengan cara:
dengan cara pada posisi diam ditempat saling
memberikan umpan pendek dengan jarak e. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
antara 3 - 5 meter direntangkan dengan memegang seutas tali yang
• Game futsal menggunakan setengah lapangan disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
(10 menit x 2) f. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
• Belajar passing mengarahkan bola tepat pada g. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
lubang ban hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
h. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
72
13 • Siswa belajar teknik dasar passing jarak Latihan skipping dengan cara:
pendek dimulai dari sikap awal: siswa dalam 5. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
posisi sikap diam, badan sedikit condong ke direntangkan dengan memegang seutas tali yang
depan, tangan berada di depan dengan posisi disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
disilang dengan posisi kaki, pandangan lurus 6. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
ke depan, posisikan kaki yang menendang 7. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
diayunkan ke belakang dengan lutut ditekuk, hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
pandangan diarahkan pada sasaran (rekan melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
yang akan menerima bola) kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
8. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
14 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Latihan skipping dengan cara:
dengan cara pada posisi diam ditempat saling e. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
memberikan umpan pendek dengan jarak direntangkan dengan memegang seutas tali yang
antara 2 - 3 meter disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
• Belajar teknik dasar passing jarak pendek f. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
dengan bola g. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
h. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
15 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Latihan skipping dengan cara:
tembok dengan cara memantul-mantulkan e. Sikap permulaan berdiri dengan kedua tangan
bola dilakukan secara bergantian direntangkan dengan memegang seutas tali yang
• Belajar menendang passing jarak pendek disesuaikan dengan ukuran postur tubuh siswa
kearah tembok yang sudah diberi nomor- f. Tali diayunkan dari arah belakang ke depan
nomor untuk melatih ketepatan sasaran g. Ketika tali yang diayunkan berada tepat di depan
passing jarak pendek hampir mendekati kaki kemudian lakukan gerakan
melompat ke depan dengan satu kaki, baik kaki
kanan maupun kaki kaki terlebih dahulu
h. Gerakan berikutnya siswa melanjutkan kembali
ayunan tali seperti semula, namun mencoba dengan
melompat dengan kaki yang berbeda bergantian kaki
kanan dan kiri
16 Tes Akhir
Tes keterampilan passing
73
7 • Siswa belajar teknik dasar passing jarak Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
pendek dimulai dari sikap awal: siswa dalam pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
posisi sikap diam, badan sedikit condong ke lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
depan, tangan berada di depan dengan posisi
disilang dengan posisi kaki, pandangan lurus
ke depan, posisikan kaki yang menendang
diayunkan ke belakang dengan lutut ditekuk,
pandangan diarahkan pada sasaran (rekan
yang akan menerima bola)
8 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
dengan cara pada posisi diam ditempat saling pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
memberikan umpan pendek dengan jarak lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
antara 2 - 3 meter
• Belajar teknik dasar passing jarak pendek
dengan bola
9 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
tembok dengan cara memantul-mantulkan pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
bola dilakukan secara bergantian lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
• Belajar menendang passing jarak pendek
kearah tembok yang sudah diberi nomor-
nomor untuk melatih ketepatan sasaran
passing jarak pendek
10 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
tembok dengan cara memantul-mantulkan pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
bola dilakukan secara bergantian lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
• Belajar menendang passing jarak pendek
kearah tembok yang sudah diberi nomor-
nomor untuk melatih ketepatan sasaran
passing jarak pendek
11 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
dengan cara pada posisi diam ditempat saling pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
memberikan umpan pendek dengan jarak lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
antara 3 - 5 meter
• Belajar teknik dasar Passing jarak pendek
dengan bola
• Siswa belajar mengarahkan bola passing pada
kardus
12 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
dengan cara pada posisi diam ditempat saling pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
memberikan umpan pendek dengan jarak lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
antara 3 - 5 meter
• Game futsal menggunakan setengah lapangan
(10 menit x 2)
• Belajar passing mengarahkan bola tepat pada
lubang ban
13 • Siswa belajar teknik dasar passing jarak Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
pendek dimulai dari sikap awal: siswa dalam pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
posisi sikap diam, badan sedikit condong ke lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
depan, tangan berada di depan dengan posisi
disilang dengan posisi kaki, pandangan lurus
ke depan, posisikan kaki yang menendang
diayunkan ke belakang dengan lutut ditekuk,
pandangan diarahkan pada sasaran (rekan
yang akan menerima bola)
75
14 • Belajar passing jarak pendek berpasangan Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
dengan cara pada posisi diam ditempat saling pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
memberikan umpan pendek dengan jarak lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
antara 2 - 3 meter
• Belajar teknik dasar passing jarak pendek
dengan bola
15 • Siswa belajar passing jarak pendek ke arah Peragaan jogging run dengan cara berlari atau berjalan
tembok dengan cara memantul-mantulkan pada keadaan lambat atau santai yang yang kecepatannya
bola dilakukan secara bergantian lebih lambat dari 6 mph (10 menit permil kecepatan).
• Belajar menendang passing jarak pendek
kearah tembok yang sudah diberi nomor-
nomor untuk melatih ketepatan sasaran
passing jarak pendek
16 Tes Akhir
Tes keterampilan passing
76
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN PENELITIAN SEBELUM UJI COBA
menendang dan menghentikan bola baik dari arah depan maupun samping.
Tes ini mempunyai r validitas 0,84 yang diperoleh dengan pendekatan uji
Liliefors38.
b. Alat dan perlengkapan tes : Bola, sepatu futsal, meteran, kapur bubuk, dan
papan pantul.
c. Pelaksanaan tes :
posisi jarak 2 meter dari sasaran bola ditendang dari garis kearah pantulan.
e. Penskoran :
38
Bangbang (2008:47)
77
selama 30 detik.
kalau ada aba-aba "ya" testi melakukan lemparan pada angka-angka yang
39Samsudar.Bambang.Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Passing dan Stoping Futsal
LAMPIRAN 3
HASIL UJICOBA INSTRUMEN
1. Uji Validitas
Uji coba instrument dilakukan kepada 10 orang subjek non sampel dengan hasil
uji coba sebagai berikut:
Passing 30 detik
No Nama
1 Subjek ujicoba 1 17
2 subjek ujicoba 2 24
3 Subjek ujicoba 3 7
4 Subjek ujicoba 4 8
5 Subjek ujicoba 5 10
6 Subjek ujicoba 6 11
7 Subjek ujicoba 7 13
8 Subjek ujicoba 8 15
9 Subjek ujicoba 9 22
10 Subjek ujicoba 10 13
Dari hasil tes di atas, siswa kemudian dibagi dua menjadi kelompok ganjil (X) dan
genap (Y) untuk dilakukan uji validitas sebagai berikut:
X Y X2 Y2 XY
17 24 289 576 408
7 8 49 64 56
10 11 100 121 110
13 15 169 225 195
22 13 484 169 286
69 71 1091 1155 1055
2
4761 5041
79
Data dari tabel di atas kemudian dimasukan ke dalam rumus sebagai berikut:
n XY − ( X )(Y )
rXY =
N X 2
− ( X ) N Y 2 − (Y )
2 2
10 1055 - 69 71
10 1091 4761 10 1155 5041
10550 - 4899
10910 - 4761 11550 - 5041
5651
6149 X 6509
5651
40023841
5651
6326.43984
0.893
Hasil uji validitas sebesar 0.893 yang berarti tingkat validitas ada pada tingkat
sangat tinggi.
2. Uji Reliabilitas
2 X rxy
rxy =
1 + rxy
2X 0.893
=
1+ 0.893
1.786
=
1.893
= 0.943
Nilai uji reliabilitas adalah 0.943 berarti tingkat reliabilitas instrument tersebut
sangat tinggi.
80
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN PENELITIAN SETELAH UJI COBA
menendang dan menghentikan bola baik dari arah depan maupun samping.
Tes ini mempunyai r validitas 0,84 yang diperoleh dengan pendekatan uji
Liliefors40.
b. Alat dan perlengkapan tes : Bola, sepatu futsal, meteran, kapur bubuk, dan
papan pantul.
c. Pelaksanaan tes :
Pada posisi jarak 2 meter dari sasaran bola ditendang dari garis kearah
pantulan.
e. Penskoran :
40
Bangbang (2008:47)
81
dahulu.
41Samsudar.Bambang.Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Passing dan Stoping Futsal
LAMPIRAN 5
HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR
kelompok A
1 AGUNG RADIYANSYAH 21
2 ASEP SUPRIYADI 15
3 DEWO SAPUTRA 16
4 DIMAS BRAMANTYA 14
5 FIKRI ANSORI 13
6 HAYYU HAFIDH ANUGRAH 22
7 IMAM TAUHID 21
8 MUFTI GUSTI RIO 18
9 MUHAMMAD SYAHRONI 19
10 NICKO SUGENTIKA 19
11 RENO SAPUTRA 15
12 RUDI HERMAWAN 19
13 SUGENG RAHMANTO 19
14 WELDI RAMA 20
15 YOGI SETIAWAN 21
jumlah 272
kelompok B
No Nama teknik dasar passing dalam 30 det Keterangan
1 ABDUL JALIL 18
2 BUDI SETIADI 18
3 DWIE ARIFIANTO 16
4 EKA M RICKY 19
5 GURUH SAH PUTRA 15
6 IHSAN MUBARAK 15
7 JIA ALI SAFRUDI 21
8 MUHAMAD NUR 19
9 NUROKHMAN RIYADI 17
10 ONGKO WIJOYO 18
11 RIO VIRGO FERNANDO 20
12 SUBIYANTORO 18
13 TIARA MARDIANA 16
14 YUDY SURYANTO 24
15 YUNUS SAYUKI 21
jumlah 275
83
kelompok A
1 AGUNG RADIYANSYAH 27
2 ASEP SUPRIYADI 24
3 DEWO SAPUTRA 25
4 DIMAS BRAMANTYA 29
5 FIKRI ANSORI 23
6 HAYYU HAFIDH ANUGRAH 28
7 IMAM TAUHID 29
8 MUFTI GUSTI RIO 25
9 MUHAMMAD SYAHRONI 27
10 NICKO SUGENTIKA 30
11 RENO SAPUTRA 24
12 RUDI HERMAWAN 31
13 SUGENG RAHMANTO 27
14 WELDI RAMA 28
15 YOGI SETIAWAN 26
jumlah 403
kelompok B
1 ABDUL JALIL 26
2 BUDI SETIADI 25
3 DWIE ARIFIANTO 22
4 EKA M RICKY 22
5 GURUH SAH PUTRA 23
6 IHSAN MUBARAK 23
7 JIA ALI SAFRUDI 24
8 MUHAMAD NUR 23
9 NUROKHMAN RIYADI 29
10 ONGKO WIJOYO 28
11 RIO VIRGO FERNANDO 26
12 SUBIYANTORO 26
13 TIARA MARDIANA 24
14 YUDY SURYANTO 30
15 YUNUS SAYUKI 29
jumlah 380
84
LAMPIRAN 6
DATA HASIL TES AWAL DAN TES AKHIR KELOMPOK A
Perhitungan Rata-Rata :
1. Tes Awal
=
X 1
=
272
= 18.13
n 15
2. Tes Akhir
=
X 2
=
403
= 26.87
n 15
3. Beda
= X B =
131
= 8.73
n 15
Perhitungan Rata-Rata :
1. Tes Awal X 1 275.00
= n
= = 18.33
15
2. Tes Akhir
=
X 2
=
380
= 25.33
n 15
3. Beda
= X B
=
105
= 7.00
n 15
LAMPIRAN 7
PENGUJIAN PRASYARAT ANALISIS
Dari data di atas maka dapat diambil nilai harga mutlak yang paling besar
yaitu 0.155 dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk Liliefors untuk ukuran
sampel sebanyak 15 dan ά = 0,05 maka, didapat L sebesar 0,220.
Oleh karena Lhitung lebih kecil dari L tabel (Lo = 0.155 < L ά = 0,220), maka
hipotesis diterima atau dengan kata lain dapat dirumuskan bahwa tes awal
kelompok A latihan skipping distribusi tersebut Normal.
87
Dari data di atas maka dapat diambil nilai harga mutlak yang paling besar
yaitu 0.152 dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk Liliefors untuk ukuran
sampel sebanyak 15 dan ά = 0,05 maka, didapat L sebesar 0,220.
Oleh karena Lhitung lebih kecil dari L tabel. (Lo = 0.152 < L ά = 0,220), maka
hipotesis diterima atau dengan kata lain dapat dirumuskan bahwa tes awal
kelompok B latihan jogging distribusi tersebut “Normal”
88
Dari data di atas maka dapat diambil nilai harga mutlak yang paling besar
yaitu 0.119 dengan bantuan table nilai kritis L untuk Liliefors untuk ukuran
sampel sebanyak 15 dan ά = 0,05 maka, didapat L sebesar 0,220.
Oleh karena Lhitung lebih kecil dari L tabel (Lo = 0.119 < L ά = 0,220), maka
hipotesis diterima atau dengan kata lain dapat dirumuskan bahwa tes akhir
kelompok A latihan skipping distribusi tersebut Normal.
89
Dari data di atas maka dapat diambil nilai harga mutlak yang paling besar
yaitu 0.159 dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk Liliefors untuk ukuran
sampel sebanyak 15 dan ά = 0,05 maka, didapat L sebesar 0,220.
Oleh karena Lhitung lebih kecil dari L tabel (Lo = 0.159 < L ά = 0,220), maka
hipotesis diterima atau dengan kata lain dapat dirumuskan bahwa data dari tes
akhir kelompok B latihan jogging distribusi nilai kelompok tersebut Normal.
90
F Hitung = 1.46
dk = n1-1 = 14
dk = n2-1 = 14
Maka nilai F hitung lebih kecil dari pada F tabel atau 1.46 < 2.48
maka data tersebut "Homogen".
91
Variansi Terbesar
F Hitung =
Variansi Terkecil
n X 12 − ( X 1 ) 2
Variansi =
n ( n − 1)
dimana :
X ,= nilai dari tes awal dan tes akhir
,= jumlah dari
n ,= jumlah sampel ,= 15
X 12 tes awal ,= 5127
( X 1 ) 2 tes awal ,= 75625
X 12 tes akhir ,= 9726
( X 1 ) 2 tes akhir ,= 144400
F Hitung = 1.16
dk = n1-1 = 14
dk = n2-1 = 14
Maka nilai F hitung lebih kecil dari pada F tabel atau 1.16 < 2.48
maka data tersebut "Homogen".
92
LAMPIRAN 8
UJI HIPOTESIS
B
t=
SB
n
( X B − X B ) 2
SB =
n −1
(X B − X B )2 = 90.93
n = 15
SB = 90.93
= 2.55
14
B =
B i = 131
= 8.73
n 15
8.73
t= = 13.27
2.55
15
B
t =
SB
n
( X B − X B ) 2
SB =
n −1
(X B − X B ) 2= 84.00
n = 15
SB = 84.00
= 2.45
14
B=
B i = 105
= 7.00
n 15
7.00
t= = 11.07
2.45
15
Dari daftar distribusi t dengan peluang 0,95 dan dk (n2-1)= 14 dapat diperoleh dari
t tabel = 1.76 Oleh karena nilai t = 11.07 berada di luar batas penerimaan hipotesis,
maka hipotesis nol ditolak, yang berarti kelompok B setelah melakukan latihan
jogging menunjukkan peningkatan yang berarti (signifikan).
94
UJI SIGNIFIKANSI
PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN KELOMPOK A DAN B
X1− X 2
t =
1 1
sg +
n1 n2
14 2.36 + 14 2.66
=
28
33.04 + 37.24
=
28
70.28
=
28
t= 3.01
LAMPIRAN 9
TABEL Z
Z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.0 0.0000 0.0040 0.0080 0.0120 0.0160 0.0199 0.0239 0.0279 0.0319 0.0359
0.1 0.0398 0.0438 0.0478 0.0517 0.0557 0.0596 0.0636 0.0675 0.0714 0.0754
0.2 0.0793 0.0832 0.0871 0.0910 0.0948 0.0987 0.1026 0.1064 0.1103 0.1141
0.3 0.1179 0.1217 0.1255 0.1293 0.1331 0.1368 0.1406 0.1443 0.1480 0.1517
0.4 0.1554 0.1591 0.1628 0.1664 0.1700 0.1736 0.1772 0.1808 0.1844 0.1879
0.5 0.1915 0.1950 0.1985 0.2019 0.2054 0.2088 0.2023 0.2157 0.2190 0.2224
0.6 0.2258 0.2291 0.2324 0.2357 0.2389 0.2422 0.2454 0.2486 0.2518 0.1549
0.7 0.2580 0.2612 0.2642 0.2673 0.2704 0.2734 0.2764 0.2794 0.2823 0.2852
0.8 0.2881 0.2910 0.2939 0.2967 0.2996 0.3023 0.3054 0.3078 0.3106 0.3133
0.9 0.3159 0.3186 0.3212 0.3238 0.3264 0.3289 0.3315 0.3340 0.3365 0.3389
1.00 0.3413 0.3438 0.3461 0.3485 0.3508 0.3534 0.3554 0.3577 0.3599 0.3621
1.10 0.3643 0.3665 0.3686 0.3708 0.3729 0.3749 0.3770 0.3796 0.3810 0.3830
1.20 0.3849 0.3869 0.3888 0.3907 0.3925 0.3944 0.3962 0.3980 0.3997 0.4015
1.30 0.4032 0.4019 0.4066 0.4082 0.4099 0.4115 0.4131 0.4147 0.4162 0.4177
1.40 0.4192 0.4207 0.4222 0.4236 0.4251 0.4265 0.4279 0.4292 0.4306 0.4319
1.50 0.4332 0.4345 0.4357 0.4370 0.4382 0.4394 0.4406 0.4418 0.4429 0.4441
1.60 0.4452 0.4474 0.4474 0.4484 0.4495 0.4505 0.4515 0.4525 0.4535 0.4545
1.70 0.4554 0.4564 0.4573 0.4582 0.4591 0.4599 0.4608 0.4616 0.4625 0.4633
1.80 0.4641 0.4649 0.4656 0.4664 0.4671 0.4678 0.4686 0.4693 0.4699 0.4706
1.90 0.4713 0.4719 0.4726 0.4733 0.4738 0.4744 0.4750 0.4756 0.4761 0.4767
2.00 0.4772 0.4778 0.4783 0.4788 0.4973 0.4798 0.4803 0.4808 0.4812 0.4817
2.10 0.4821 0.4862 0.4830 0.4334 0.4838 0.4842 0.4346 0.4850 0.4854 0.4857
2.20 0.4861 0.4864 0.4868 0.4871 0.4875 0.4878 0.4881 0.4884 0.4887 0.4890
2.30 0.4893 0.4896 0.4898 0.4901 0.4904 0.4906 0.4909 0.4911 0.4913 0.4915
2.40 0.4918 0.4920 0.4922 0.4925 0.4927 0.4929 0.4931 0.4932 0.4934 0.4936
2.50 0.4938 0.4940 0.4941 0.4943 0.4945 0.4946 0.4948 0.4949 0.4951 0.4952
2.60 0.4053 0.4955 0.4956 0.4957 0.4959 0.4960 0.4961 0.4962 0.4963 0.4964
2.70 0.4965 0.4966 0.4967 0.4968 0.4969 0.4970 0.4971 0.4972 0.4973 0.4974
2.80 0.4974 0.4975 0.4976 0.4977 0.4977 0.4978 0.4979 0.4979 0.4980 0.4981
2.90 0.4981 0.4982 0.4982 0.4983 0.4984 0.4984 0.4985 0.4985 0.4986 0.4986
3.00 0.4987 0.4987 0.4987 0.4988 0.4988 0.4989 0.4989 0.4989 0.4990 0.4990
3.10 0.4990 0.4991 0.4991 0.4991 0.4992 0.4492 0.4992 0.4992 0.4993 0.4993
3.20 0.4993 0.4993 0.4994 0.4994 0.4994 0.4994 0.4994 0.4995 0.4995 0.4995
3.30 0.4995 0.4995 0.4995 0.4996 0.4996 0.4996 0.4996 0.4996 0.4996 0.4997
3.40 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997 0.4997
3.50 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998
3.60 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998 0.4998
3.70 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999
3.80 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999 0.4999
3.90 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000 0.5000
96
LAMPIRAN 10
NILAI KRITIS UNTUK UJI LILIEFORS
LAMPIRAN 11
DAFTAR NILAI DISTRIBUSI t
t t t t t t t t t t
V 0.995 0.99 0.975 0.95 0.9 0.8 0.75 0.7 0.6 0.55
1 63.66 31.82 12.71 6.51 3.08 1.38 1.00 0.73 0.33 0.16
2 9.92 6.96 4.30 2.92 1.89 1.06 0.82 0.62 0.29 0.14
3 5.84 4.54 3.18 2.35 1.64 0.98 0.77 0.58 0.28 0.14
4 4.60 3.75 2.78 2.13 1.53 0.94 0.74 0.57 0.27 0.13
5 4.03 3.36 2.57 2.02 1.48 0.92 0.73 0.56 0.27 0.13
6 3.71 3.14 2.45 1.94 1.44 0.91 0.72 0.55 0.27 0.13
7 3.50 3.00 2.36 1.90 1.42 0.90 0.71 0.55 0.26 0.13
8 3.86 2.90 2.31 1.88 1.40 0.89 0.71 0.55 0.26 0.13
9 3.25 2.82 2.26 1.83 1.38 0.88 0.70 0.54 0.26 0.13
10 3.17 2.76 2.23 1.81 1.37 0.88 0.70 0.54 0.26 0.13
11 3.11 2.72 2.20 1.80 1.36 0.88 0.70 0.54 0.26 0.13
12 3.06 2.68 2.18 1.78 1.36 0.87 0.70 0.54 0.26 0.13
13 3.01 2.66 2.16 1.77 1.35 0.87 0.69 0.54 0.26 0.13
14 2.98 2.62 2.14 1.76 1.34 0.87 0.69 0.54 0.26 0.13
15 2.95 2.60 2.13 1.75 1.34 0.87 0.69 0.54 0.26 0.13
16 2.92 2.58 2.12 1.75 1.34 0.87 0.69 0.54 0.26 0.13
17 2.90 2.57 2.11 1.74 1.33 0.86 0.69 0.53 0.26 0.13
18 2.88 2.55 2.10 1.73 1.33 0.86 0.69 0.53 0.26 0.13
19 2.86 2.54 2.09 1.73 1.33 0.86 0.69 0.53 0.26 0.13
20 2.84 2.53 2.09 1.72 1.32 0.86 0.69 0.53 0.26 0.13
21 2.83 2.52 2.08 1.72 1.32 0.86 0.69 0.53 0.26 0.13
22 2.82 2.51 2.07 1.72 1.32 0.86 0.69 0.53 0.26 0.13
23 2.81 2.50 2.07 1.71 1.32 0.86 0.69 0.53 0.26 0.13
24 2.80 2.49 2.06 1.71 1.32 0.86 0.69 0.53 0.26 0.13
25 2.79 2.48 2.06 1.71 1.32 0.86 0.68 0.53 0.26 0.13
26 2.78 2.48 2.06 1.71 1.32 0.86 0.68 0.53 0.26 0.13
27 2.77 2.47 2.05 1.70 1.31 0.86 0.68 0.53 0.26 0.13
28 2.76 2.47 2.05 1.70 1.31 0.86 0.68 0.53 0.26 0.13
29 2.76 2.46 2.04 1.70 1.31 0.85 0.68 0.53 0.26 0.13
30 2.75 2.46 2.04 1.70 1.31 0.85 0.68 0.53 0.26 0.13
40 2.70 2.42 2.02 1.68 1.30 0.85 0.68 0.53 0.26 0.13
60 2.66 2.39 2.00 1.67 1.30 0.85 0.68 0.53 0.25 0.13
120 2.62 2.36 1.98 1.66 1.29 0.85 0.68 0.53 0.25 0.13
0 2.58 2.33 1.96 1.65 1.28 0.84 0.67 0.52 0.25 0.13
98
LAMPIRAN 12
DAFTAR NILAI DISTRIBUSI F
V2=dk
penyebut 11 12 14 16 20 24 30 40
2.43 2.44 2.45 2.46 2.48 2.49 2.5 2.51
1
60.82 61.06 61.42 61.69 60.28 62.34 62.58 62.86
19.40 19.41 19.42 19.43 19.44 19.45 19.46 19.47
2
99.41 99.42 99.43 99.44 99.45 99.46 99.47 99.48
8.76 8.74 8.71 8.69 8.66 8.64 8.62 8.60
3
27.13 27.05 26.92 26.83 26.69 26.60 26.50 26.41
5.93 5.91 5.87 5.84 5.80 5.77 5.74 5.71
4
14.45 14.37 14.24 14.15 14.02 13.93 13.83 13.74
5 4.70 4.68 4.64 4.60 4.56 4.53 4.50 4.46
9. 96 9.89 9.77 9.68 9.55 9.47 9.38 9.29
3.96 3.92 3.87 3.84 3.81 3.77 3.75 3.72
6
7.60 7.57 7.52 7.49 7.44 7.41 7.38 7.34
3.60 3.57 3.52 3.49 3.44 3.41 3.38 3.34
7
6.54 6.47 6.35 6.27 6.15 5.07 5.98 5.90
3. 31 3.28 3.23 3.20 3.15 3.12 3.08 3.05
8
5.74 5.67 5.56 5.48 5.36 5.28 5.20 5.11
3.10 3.02 3.98 2.93 2.90 2.86 2.82 2.80
9
5.18 5.11 5.00 4.92 4.80 4.73 4.64 4.56
2.94 2.91 2.86 2.82 2.77 2.74 2.70 2.67
10
4.78 4.71 4.60 4.52 4.41 4.10 4.25 4.17
2.82 2.79 2.74 2.70 2.65 2.10 2.57 2.53
11
4.46 4.40 4.29 4.10 4.10 4.02 3.94 3.86
2.72 2.69 2.10 2.60 2.55 2.50 2.46 2.42
12
4.22 4.16 4.05 3.98 3.86 3.78 3.70 3.10
2.67 2.63 2.60 2.55 2.51 2.46 2.42 2.38
13
4.02 4.96 3.85 3.78 3.67 4.59 4.51 4.42
2.56 2.53 2.48 2.44 2.39 2.35 2.31 2.27
14
3.86 3.80 3.70 3.62 3.51 3.43 3.34 3.26
2.21 2.28 2.28 2.18 2.12 2.08 2.04 1.99
20
3.30 3.30 3.23 3.05 2.94 2.86 2.77 2.69
2.22 2.18 2.13 2.09 2.02 1.98 1.94 1.89
24
3.09 3.03 2.93 2.85 2.74 2.66 2.58 2.49
2.20 2.16 2.11 2.06 2.00 1.96 1.92 1.87
25
3.03 2.99 2.89 2.81 2.70 2.81 2.54 2.45
2.14 2.10 2.05 2.00 1.94 1.90 1.85 1.80
29
2.92 3.87 2.77 2.68 2.57 2.49 2.41 2.32
2.12 2.09 2.04 1.19 1.93 1.89 1.84 1.79
30
2.90 2.84 2.74 2.66 2.55 2.47 2.38 2.29
99